Assassin's Creed: Origins
Ubisoft Montreal
Ubisoft
27 Oktober 2017
PS4, Xbox One, PC
Action-adventure, Stealth
Dewasa
Blu-ray, Digital
Rp 639.000 (Standard)
Rp 689.000 (Deluxe)
Rp 1009.000 (Gold)
Rp 2.999.000 (Gods)
Dari belasan judul Assassin’s Creed yang telah dirilis, seri mana yang paling berkesan di hati Anda? Kami yakin, mayoritas dari Anda akan tertuju pada kisah Ezio Auditore da Firenze dalam Assassin’s Creed II. Sebagai salah satu judul andalan Ubisoft, serial Assassin’s Creed memang banyak menuai kritik ketika pindah ke konsol generasi terkini. Tak hanya Unity, bahkan serial Syndicate yang kami nilai sudah sangat baik pun, masih gagal memenuhi ekspektasi para penggemarnya. Memutuskan untuk vakum selama satu tahun, Ubisoft mencoba meracik ulang formula game ini untuk melahirkan Assassin’s Creed yang baru. Apakah antusiasme gamer yang telah dibangun sebegitu hebatnya mampu dijawab dengan baik oleh Ubisoft?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Cerita dalam game ini berlatarkan Mesir Kuno pada masa pemerintahan Cleopatra dan berpusat pada seorang protagonis bernama Bayek yang bekerja sebagai Medjay, pasukan elit yang mengabdi pada Fir’aun dan bertugas melindungi Mesir. Di awal cerita, pemerintah Mesir menangkap Bayek dan putranya, Khemu, untuk menggali informasi darinya. Sayangnya, atas insiden yang terjadi, Bayek secara tidak sengaja merengut nyawa anaknya sendiri dan meninggalkan trauma berkepanjangan.
Sang Fir’aun, Ptolemy XIII, berjuang untuk mempertahankan pemerintahannya dan menyimpan ambisi untuk meperluas kerjaannya. Sedangkan saudarinya, Cleopatra, yang tahtanya baru saja digulingkan, mulai mengumpulkan kekuatan baru untuk mengudeta Ptolemy. Kisah Bayek akan mengarah pada terciptanya kelompok Assassin’s Brotherhood. Setelah itu, Bayek meninggalkan desa Siwa dan bertekad untuk mencari keadilan pada pemerintahan yang korup. Bersama Cleopatra dan Julius Caesar, mereka siap menghentikan kekuasaan Ptolemy.
Gameplay
Mayoritas gamer hampir pasti menyetujui bahwa The Witcher 3: Wild Hunt adalah salah satu mahakarya terbaik yang pernah dimiliki industri video game dalam satu dekade terakhir. Hal itulah yang mendorong Ubisoft untuk mengadopsi beberapa formulanya ke dalam game terbaru mereka, Assassin’s Creed: Origins. Saat pertama kali memulai permainan, Anda akan merasa bahwa nuansa The Witcher sangat terasa, mulai dari mekanisme pertarungan, presentasi menu hingga perlengkapan yang memiliki tingkatan level.
Dunia Assassin’s Creed dipresentasikan berdasarkan Mesir Kuno dan Libya Timur. Ukuran dunianya sangat luas dan dapat Anda jelajahi tanpa layar loading, kecuali saat melakukan Fast Travel atau tewas dalam pertarungan. Tak hanya sekedar luas, Ubisoft juga menerapkan beragam kultur di setiap wilayah yang berbeda. Tak seperti judul Assassin’s Creed sebelumnya, Origins tidak menyertakan fitur mini-map dan menggantinya dengan fitur kompas linear seperti pada serial Batman: Arkham atau Skyrim. Game ini masih menghadirkan sistem menara atau viewpoint seperti pada seri sebelumnya, namun kini fungsinya tak lagi membuka area tertentu dan hanya sebagai aktivasi titik Fast Travel saja.
Berikut kami bahas secara mendalam aspek gameplay dalam game ini:
- Combat
Ubisoft melakukan perombakan besar-besaran pada mekanisme pertarungan dalam game ini. Mekanismenya mengingatkan kami pada The Witcher 3: Wild Hunt dan The Legend of Zelda: Breath of the Wild, yang mengutamakan ritme dengan tepat. Terdapat dua jenis serangan jarak dekat, yaitu Light Attack dan Heavy Attack. Light Attack cenderung lebih cepat, namun daya serangnya tidak besar. Sedangkan, Heavy Attack cenderung lebih lambat, namun ia dapat membongkar pertahanan lawan. Bagi Anda yang sudah terbiasa memainkan game Assassin’s Creed sebelumnya, pasti akan merasa kurang nyaman dengan kontrol default game ini yang mengalokasikan tombol serang menggunakan R1 dan R2. Kami sendiri lebih memilih skema kontrol alternatif daripada skema default yang membuat jari cepat pegal.Anda dapat memasang kuda-kuda bertahan untuk siap siaga menerima serangan. Setelah mengatur ritme dengan tepat, Anda perlu mencari celah dengan berguling ke samping atau belakang lawan, sebelum menyerangnya. Daya rusak dan jangkauan serangan sangat bergantung dari senjata yang Anda gunakan. Dalam game ini, tersedia beberapa kategori senjata seperti pedang, pedang kembar, gada, tombak, busur dan bom. Tiap senjata memiliki atributnya masing-masing dengan tingkat kelangkaan yang berbeda, mulai dari Common hingga Legendary, seperti halnya The Witcher 3 atau Shadow of War. Anda juga masih dapat bertarung dengan tangan kosong, seperti yang diimplementasikan pada Syndicate.Salah satu elemen baru yang diadopsi dari serial Far Cry adalah penjinakan hewan buas. Proses ini membutuhkan skill khusus dan panah bius yang berfungsi untuk menidurkan hewan buas, seperti singa, hyena, buaya dan kudanil. Setelah berhasil dibius, mereka dapat dijinakkan untuk membantu Anda dalam pertarungan. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengalihkan perhatian atau mengurangi jumlah musuh yang dirasa cukup banyak dan menyulitkan dalam satu area. Namun, Anda hanya dapat menjinakkan hewan yang levelnya lebih rendah dari Anda.
- Stealth
Salah satu pondasi utama yang menjadi titik vital serial Assassin’s Creed ini, justru semakin kehilangan esensinya. Kami berharap aksi Stealth Bayek bisa sekeren dan sekompleks Agent 47 dari Hitman. Sayangnya, mekanisme Stealth dalam game ini sudah mulai terasa usang. Eksekusi Stealth Kill justru semakin mudah tanpa ada kendala berarti selain perbedaan level karakter. Dengan Hidden Blade yang tidak di-upgrade sekalipun, Anda dapat melakukan One-Hit-Kill musuh-musuh berlevel setara atau di bawah Bayek. Bahkan, Anda dapat dengan mudahnya memanggil musuh ke posisi bersembunyi, seperti semak-semak, hanya dengan satu siulan. Musuh sama sekali tidak menyadari keberadaan Anda, kendati Bayek hanya berjarak beberapa meter saja dari tempatnya berdiri. Eksekusi Stealth memang meminimalisir risiko yang akan Anda terima, namun ia menyita akan banyak waktu Anda, hanya untuk satu misi infiltrasi yang sebenarnya tidak memberikan banyak experience.
- Senu
Bayek tidak dibekali dengan kemampuan Eagle Vision seperti protagonis lainnya. Ia memiliki partner seekor burung elang, yang berperan bertugas memata-matai keadaan sekitar dari udara. Ia berguna untuk mendeteksi posisi lawan, harta karun, mengalihkan perhatian musuh bahkan menyerangnya. Sebagai pengganti, Bayek memiliki kemampuan Animus Pulse, yang berguna untuk menandai objek. Berkat adanya Senu, titik viewpoint tak lagi membuka informasi mengenai legenda pada peta. Ia berfungsi untuk meningkatkan kemampuan deteksi Senu dan mengaktifkan titik fast travel.
- Movement
Salah satu ciri khas utama yang dimiliki seri ini selain Stealth adalah Parkour. Anda masih dapat melakukan beragam aksi parkour, panjat memanjat, berguling dan lainnya yang memanfaatkan keadaan sekitar. Hanya dengan menahan satu tombol saja, Anda dapat memanjat bangunan setinggi apapun tanpa harus takut kehilangan stamina seperti Link dari The Legend of Zelda. Walaupun Anda dapat dengan mudah menaiki bangunan, justru Anda akan sedikit kesulitan saat ingin turun dari atap atau tempat tinggi. Terkadang tombol untuk turun kurang responsif dan justru bisa membuat posisi Bayek ketahuan saat melakukan penyelinapan. Fitur lainnya yang diperdalam oleh Ubisoft adalah berenang. Jika dalam Syndicate, Anda hanya dapat berenang di atas permukaan air, maka dalam Origins, Anda dapat menyelami dunia bawah laut selama nafas Bayek masih terjaga. Perlu diingat bahwa daerah berair bukanlah tempat yang aman, karena hewan-hewan seperti buaya dan kudanil, bisa menyerang Anda kapan saja dan di mana saja secara bergerombol.
- Vehicle
Berkat ukuran dunianya yang sangat luas, tentu saja Anda membutuhkan tunggangan untuk menempuh jarak yang tidak bisa dibilang dekat. Bayek dapat memanggil seekor unta atau kuda yang telah ia miliki sebagai kendaraan pribadinya. Salah satu fitur yang patut kami acungi jempol adalah Follow Road, dimana saat Anda menunggangi unta atau kuda, Anda cukup menahan satu tombol selama dua detik agar mereka berlari otomatis mengikuti penanda pada peta. Sayangnya, fitur ini kami nilai masih belum sempurna, karena para hewan tunggangan tersebut sering kali berbelok ke arah yang salah ketika menemui persimpangan. Tak hanya kendaraan darat, Anda juga dapat berlayar menggunakan perahu untuk mengarungi samudera yang luas. Bagi Anda yang merupakan penggemar berat Assassin’s Creed IV: Black Flag, pertempuran kapal laut kembali dalam game ini. Beberapa misi tertentu akan menempatkan Anda pada pertempuran yang memanfaatkan kapal beserta awaknya.
- Abilities
Serupa dengan Syndicate, Anda akan memperoleh sejumlah experience usai pertarungan, menyelesaikan misi dan beragam aktivitas lainnya. Anda akan memperoleh satu Ability Point tiap kenaikan level. Nantinya poin tersebut dapat Anda alokasikan pada pohon skill yang terbagi menjadi tiga cabang untuk dikuasai, yaitu Warrior, Hunter dan Seer. Kategori Warrior akan memperkuat karakter dari sisi pertarungan melee, kategori Hunter akan berfokus pada senjata jarak jauh dan stealth, sedangkan kategori Seer akan mengasah kemampuan karakter dalam memanfaatkan peralatan dan memanipulasi lingkungan. - Crafting & Upgrade
Selain kemampuan diri, Bayek juga dapat memperkuat dan merakit peralatan khusus yang dapat mendukung pertarungannya. Ubisoft menyuntikkan sistem Crafting sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang bisa didapat dari lingkungan sekitar seperti hewan. Bahan bakunya sendiri sudah ditentukan dan Anda tidak dapat meraciknya secara acak. Sedangkan, untuk memperkuat senjata, Bayek harus mengunjungi pandai besi di desa atau kota dengan membayar sejumlah uang yang tidak sedikit. Cukup sulit untung mendapatkan uang dalam game ini. Untungnya, Anda dapat menjual item-item sampah sekaligus hanya dengan menahan tombol D-Pad bawah untuk mempersingkat waktu.
 Â
- Side Mission
Membutuhkan banyak experience dalam proses grinding, Side Mission menjadi jalan yang harus Anda tempuh. Misi sampingan kini dirancang jauh lebih baik dengan menyertakan beragam cutscene cerita dan kompleksitas misi yang beragam. Tak hanya memberikan hadiah berupa experience, terkadang ia juga memberikan informasi khusus yang berkaitan dengan misi utama. Misi sampingan dalam game ini mirip yang disajikan CDProjeckt dalam The Witcher 3: Wild Hunt, namun minus pilihan dialog. Tak jarang misi sampingan justru menyita waktu yang lebih panjang dari misi utama. - Micro-transactions
Seperti yang diterapkan EA dan Warner Bros pada game-gamenya, Ubisoft juga mulai menerapkan transaksi mikro ini ke dalam Assassin’s Creed. Mereka membagi dua jenis mata uang dalam game, Drachma dan Helix Credits. Drachma bisa Anda kumpulkan dalam game, sementara Helix Credits bisa Anda beli menggunakan uang sebenarnya. Pada fitur ini, Anda dapat membeli sejumlah konten tambahan atau item level tinggi seperti pakaian, senjata, tameng, tunggangan dan lainnya secara instan. Tak berhenti sampai di situ, Ubisoft juga bekerjasama dengan Twitch, dimana mereka akan memberikan item khusus jika Anda berlangganan menjadi anggota premium Twitch. Untungnya, item-item yang mereka tawarkan, bisa Anda dapatkan secara manual di dalam game. Opsi ini hanya mempercepat bagi Anda yang tidak memiliki banyak waktu bermain.
Presentation
- Visual
Salah satu alasan mengapa franchise Assassin’s Creed sempat vakum satu tahun adalah penyempurnqan engine mereka bernama AnvilNext 2.0 agar mendukung resolusi 4K dan HDR pada PS4 Pro dan Xbox One X. Beberapa perkembangan yang cukup signifikan terlihat dari dinamika cuaca, pergantian siang dan malam, peningkatan kecerdasan AI dan lain-lain. Dunia Mesir Kuno dalam game ini dipresentasikan dengan sangat baik. Tata cahayanya begitu mengagumkan hingga menghasilkan kualitas visual yang menawan. Presentasi menu dalam game ini mengalami perubahan yang cukup drastis, dimana Anda mau tak mau harus menggunakan pointer berupa mouse untuk menyorot quests, abilities, gears dan lain-lain. Kendala visual yang kerap kali kami alami adalah komposisi warna ikon dan latar warna pada peta yang patut dipertanyakan. Ikon yang berwarna putih akan sulit dilihat, terlebih ukurannya yang cukup kecil. Dan seperti game open-world pada umumnya, masalah performa inkonsistensi framerate dan pop up objek menjadi hal yang terhindarkan, mengingat luasnya dunia yang diusung dan banyaknya objek yang harus dirender. Bahkan, kami beberapa kali menemukan bug yang membuat karakter atau musuh terdiam sejenak yang kadang menguntungkan, namun kadang pula merugikan. Semoga Ubisoft segera memperbaiki kekurangan ini via patch.
- Audio
Mengambil Mesir sebagai latar tempat utamanya, lagu-lagu bernuansa Timur Tengah sudah pasti akan Anda temui. Musik dalam game ini digubah oleh Sarah Schachner, yang juga menangani Assassin’s Creed IV: Black Flag dan Unity. Sentuhan musik Sarah tak banyak menghadirkan nada-nada baru dari karya sebelumnya. Justru, kami lebih merindukan sentuhan musik karya Austin Wintory pada seri Syndicate yang terasa lebih kaya dan mampu merepresentasikan suasana dengan baik.
Dari sisi sulih suara, Ubisoft menyediakan beragam opsi bahasa selain Inggris yang bisa Anda download secara terpisah. Beberapa aksen bahasa Inggris dalam game ini bahkan terdengar cukup aneh di telinga. Di awal permainan, Anda akan mengira bahwa mereka menggunakan aksen British, namun ternyata ia lebih terdengar seperti orang yang baru belajar percakapan berbahasa Inggris. Musik-musik gubahan Sarah Schachner bisa Anda dengarkan di bawah ini.
Value
Vakumnya franchise ini selama satu tahun, ternyata tidak disia-siakan oleh Ubisoft. Mereka benar-benar serius membangun sebuah dunia sejarah yang sangat besar, lengkap dengan beragam aktivitas kehidupan di dalamnya dengan mempertaruhkan nama Assassin’s Creed. Game ini tidak memiliki fitur online multiplayer yang mempertemukan pemain lainnya secara langsung. Namun, ia menyediakan fitur Avenge yang mengizinkan Anda untuk membalaskan dendam teman Anda yang terbunuh oleh musuh tertentu, seperti yang diimplementasikan Monolith pada Middle-earth: Shadow of War. Fitur lain yang tak kalah menarik dan siap menyita waktu Anda adalah Photo Mode. Fitur ini setidaknya akan membuat Anda sibuk mengambil angle terbaik untuk mengabadikan pemandangan dan momen dramatis yang tercipta secara kebetulan. Mengingat skala dunianya yang sangat luas dan kontennya yang begitu padat, Assassin’s Creed Origins membutuhkan waktu lebih dari 30 jam untuk diselesaikan. Satu bagian yang akan Anda lupakan dalam game ini adalah keberadaan Layla Hassan. Perannya yang menggantikan Desmond Miles, terasa sangat kurang dan tidak ada ikatan emosional di dalamnya.
Conclusions
Origins menjadi langkah besar yang diambil oleh Ubisoft untuk franchise utama mereka, Assassin’s Creed. Satu dekade malang melintang di industri video game, ia tak hanya berfungsi sebagai penghasil uang, tetapi ia juga menjadi wajah dari Ubisoft itu sendiri. Sayangnya, ekspansi besar-besaran yang mereka lakukan, sedikit demi sedikit terus mengikis identitas Assassin’s Creed itu sendiri. Kami setuju dengan kebijakan mereka yang mengistirahatkan franchise ini tahun lalu, dengan alasan waktu pengembangan yang lebih panjang demi kualitas yang lebih baik. Begitu banyak cerita sejarah yang telah mereka abadikan dalam Assassin’s Creed, namun kami masih berharap di masa depan, mereka mau mengabadikan sejarah Asia pada game selanjutnya. Secara keseluruhan, Assassin’s Creed Origins mampu memenuhi ekspektasi Anda yang dikecewakan dua judul terakhirnya, Unity dan Syndicate. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Ubisoft yang telah berusaha ekstra keras untuk kembali membuat kami ketagihan memainkan Assassin’s Creed. Satu hal yang belum berubah dari Assassin’s Creed adalah Leap of Faith yang dramatis.
Assassin’s Creed: Origins telah tersedia di Play Inc. Store
+ Cerita yang mengundang rasa penasaran
+ Dunia yang indah dan mengagumkan
+ Visual menawan
+ Pertarungan menantang
+ Side Mission berkesan
+ Photo Mode
- Masalah teknis
- Sistem Stealth terasa usang
- Aksen bahasa yang aneh
- Layla Hassan terlupakan