Dissidia Final Fantasy NT
Team Ninja
Square Enix, Koei Tecmo
30 Januari 2018
PS4
Fighting
Remaja
Blu-ray, Digital
Rp 669.000
Final Fantasy, sebuah nama yang telah berhasil mengukir sejarah di industri video game hingga menjadi kiblat untuk genre sejenisnya. Pada tahun 2008, Square Enix mencoba sesuatu yang berbeda dengan franchise andalannya ini dengan mengusung genre fighting untuk mempertemukan para karakter beda semesta melalui handheld milik Sony. Tiga tahun setelahnya, Dissidia mendapatkan sekuel dengan ragam karakter yang lebih variatif dari sebelumnya dan masih berada pada mesin yang sama. Seiring bertambahnya seri utama, Square Enix pun memutuskan untuk mengembangkan seri Dissidia dalam skala yang lebih besar lagi. Apakah kiprah Dissidia Final Fantasy NT di konsol sejuta umat ini mampu meneruskan kesuksesan pendahulunya?
Simak ulasannya berikut ini!
Story
Cerita game ini berlatarkan jauh setelah dua seri Dissidia sebelumnya. Dimensi Dunia B tengah menghadapi konflik antara Dewi Perlindungan, Materia, dan Dewa Kehancuran, Spiritus. Masing-masing dari mereka, memanggil para protagonis dan antagonis dari semesta Final Fantasy untuk berperang satu sama lain. Berbeda dari peristiwa sebelumnya, kali ini para karakter tersebut tetap mempertahankan ingatannya, baik dari peristiwa sebelumnya, maupun ingatan dari semestanya. Pertemuan yang telah ditakdirkan tersebut, akhirnya membawa peperangan baru antara kubu Cosmos dan Chaos.
Gameplay
Setelah sukses dengan dua seri Dissidia yang dirilis untuk PSP beberapa tahun silam, Square Enix mempercayakan pengembangannya pada Team Ninja dari Koei Tecmo. Perpindahan tanggung jawab ini, tentu saja memberikan dampak perubahan yang cukup signifikan pada gameplay yang diusung. Tak seperti pendahulunya yang fokus pada duel satu lawan satu, Dissidia Final Fantasy NT mengubah format pertarungan menjadi tiga lawan tiga. Dengan tetap mempertahankan berbagai elemen RPG dalam game fighting, berikut kami bahas secara lengkap tiap aspek gameplay dalam game ini:
Characters
Dari seluruh karakter playable yang ada, masing-masing telah dikunci pada satu jenis kelas dari empat kelas yang tersedia, di antaranya Vanguard, Assassin, Marksman dan Specialist. Tiap karakter memiliki level yang dapat berkembang jika mendapatkan poin dari pertarungan. Berikut penjelasan tiap kelasnya:
- Vanguard
Kelas ini dapat memberikan kerusakan yang besar kepada lawan dan memiliki pertahanan yang tinggi. Kelas ini sangat kuat ketika melawan kelas Assassin. Sayangnya, pergerakannya yang cukup lambat adalah sasaran empuk bagi kelas Marksman yang bisa menyerang dari jarak jauh. Contoh karakter dari kelas ini adalah Warrior of Light, Cloud Strife dan Sepiroth. - Assassin
Ia memiliki kecepatan dan mobilitas serangan yang sangat tinggi, ia sangat cocok untuk menghalau serangan kelas Marksman. Namun, pertahanannya yang cukup lemah membuatnya menjadi bulan-bulanan kelas Vanguard dalam duel. Contoh karakter dari kelas ini seperti Tidus, Lightning dan Noctis Lucis Caelum. - Marksman
Ia memiliki keuntungan jangkauan serangan yang cukup jauh dan efektif. Kendati demikian, ia membutuhkan waktu untuk melancarkannya sehingga rentan digagalkan oleh lawan. Marksman superior terhadap kelas Vanguard, namun inferior terhadap Assassin. Contoh karakter dari kelas ini seperti Terra Branford, Y’shtola dan Ace. - Specialist
Kelas ini cukup unik karena memiliki atribut yang seimbang antara serangan, pertahanan dan jangkauan serang. Ia tidak superior atau inferior terhadap kelas lainnya. Contoh karakter kelas ini seperti Vaan, Onion Knight dan Bartz Klauser.
Battle
Tidak seperti game lain yang bertarung bergantian satu lawan satu, seluruh anggota tim akan langsung terjun dalam medan pertempuran dan tidak ada opsi untuk mengganti karakter yang sedang Anda kendalikan. Setiap karakter memiliki tiga jenis serangan, di antaranya Bravery Skill, HP Skill dan EX Skill. Selain itu, Anda juga dapat melakukan aksi dasar yang sama seperti Dash, Evade atau Tree/Wall Run. Maka, aksi kejar-kejaran di darat dan udara pun tak ayal menjadi momen yang akan sering terjadi.
Bravery Skill berguna untuk menguras kesehatan lawan hingga health bar mereka berkedip dan memasuki kondisi Broken. Namun pada kondisi tersebut, kesehatan karakter masih dapat pulih. Saat kondisi Broken itulah, Anda harus melancarkan serangan spesial bernama HP Attack untuk mencegah pemulihan kesehatan lawan. EX Skill dapat Anda lancarkan untuk memberikan efek status seperti peningkatan kekuatan, pertahanan, poison, slow atau efek-efek lainnya yang serupa dalam seri RPG-nya. Anda hanya dapat menargetkan satu sasaran, namun tidak menutup kemungkinan bahwa dua atau tiga karakter menargetkan satu lawan yang sama. Di sinilah mulai terjadi kerusuhan yang sulit terelakkan. Fokus Anda akan mulai buyar ketiga karakter ketiga dan seterusnya, turut campur tangan dalam sebuah duel. Selama pertarungan berlangsung, terkadang akan muncul sebuah kristal, yang mana jika tim yang berhasil menghancurkannya berpotensi memanggil Summon untuk membantu pertarungan. Kehadiran Summon tentu saja akan membuat pertarungan berat sebelah, karena jangkauan serang mereka yang sangat luas dengan kerusakan yang membesar, bisa mengubah kedudukan dalam sekejap.
Game ini memiliki tiga jenis pertarungan, di antaranya Standard Battle, Core Battle dan Summon Battle. Pada Standard Battle, kedua tim yang masing-masing terdiri tiga anggota, berlomba-lomba untuk menumbangkan lawannya yang dijatahi tiga nyawa per tim. Jika salah satu tim kehabisan stok nyawa, maka pertarungan akan berakhir. Anggota tim yang tumbang dapat kembali ke pertempuran selama stok nyawa masih tersedia. Jika strategi dan komposisi tim benar, maka pertarungan bisa diselesaikan dengan sangat cepat.
Berbeda halnya pada Core Battle, dimana tiap tim akan memiliki kristal yang masing-masing dinaungi batas aura berwarna merah atau biru. Anda cukup menghancurkan kristal lawan untuk memenangkan pertarungan tanpa adanya batasan nyawa. Kristal akan berada dalam kondisi kebal jika minimal ada satu anggota tim yang bersangkutan di dalam aura lingkaran tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka Anda harus mengusir mereka dengan mementalkannya, kemudian baru menyerang kristal mereka. Sayang, terdapat ketidakseimbangan pada jenis pertarungan ini, dimana tipe karakter Marksman sangat diuntungkan karena hanya dengan spam proyektil dari jarak jauh, mereka dapat memenangkan pertarungan dengan cepat.
Jenis pertarungan ketiga adalah Summon Battle. Sesuai namanya, Anda tidak akan berhadapan dengan para karakter lain seperti biasa, melainkan Summon seperti Ifrit, Shiva, Ramuh, Leviathan, Alexander dan Odin. Walaupun Anda menang jumlah, namun para Summon ini tetap tidak mudah untuk dikalahkan. Mereka memiliki serangan dan daya tahan yang sangat kuat untuk ditaklukkan. Mereka dapat melibas anggota tim dengan serangan yang dahsyat.
Mode
- Story Mode
Berangkat dari mesin arcade, antusiasme penggemar Final Fantasy membumbung tinggi saat game ini diumumkan menuju konsol. Berharap setidaknya memiliki Story Mode sinematik yang berkesinambungan terhadap gameplay seperti halnya Mortal Kombat, Injustice atau Street Fighter, Team Ninja justru menciptakan mode utama layaknya sebuah mode Gallery. Untuk menikmati satu cutscene cerita, Anda harus membelinya menggunakan sumber daya bernama Memoria, yang justru harus Anda dapatkan di luar Story Mode itu sendiri. Pendekatan seperti ini tentu saja terasa sangat aneh untuk sebuah game fighting yang dirilis di konsol. - Offline Battle
Pertarungan secara offline hanya menyediakan dua jenis saja, yaitu Gauntlet Mode dan Sparring Mode. Gauntlet Mode bisa disetarakan dengan Arcade Mode yang berisi beragam jenis Trial yang akan terbuka satu per satu setelah Anda membeli cutscene pada Story Mode. Sedangkan, Sparring Mode hanyalah mode bebas seperti Versus Mode. Satu hal yang cukup mengejutkan untuk sebuah game fighting adalah absennya mode local multiplayer yang seharusnya bisa Anda mainkan bersama teman atau keluarga dalam satu ruangan yang sama. Tingkat kesulitan dalam mode ini akan semakin meningkat jika Anda berhasil memenangkan pertarungan. - Online Battle
Mode online yang menjadi harapan bermain secara multiplayer, justru menjadi mimpi buruk para pemainnya. Bayangkan jika proses matchmaking menemukan kawan dan lawan bahkan berlangsung lebih lama ketimbang waktu pertarungannya sendiri. Hal ini juga semakin dicederai karena Anda tidak pernah tahu karakter tipe apa yang akan dipilih oleh kawan satu tim, sehingga kordinasi tim bisa dibilang hampir mustahil.
- Tutorial Mode
Mode yang seharusnya menjadi panduan bagi para pemula, akhirnya harus berakhir sebagai petaka. Alih-alih dibimbing untuk melakukan aksi bertahap, Anda justru disuguhi teks panjang di tiap aspeknya dan harus mencobanya sendiri tanpa informasi yang jelas. Jika membandingkannya dengan game fighting lainnya, desain mode Tutorial game ini sangat buruk dan kurang informatif. - Treasure & Shop Mode
Ketika memainkan sebuah game, perlu adanya hadiah atau unlockables yang dapat memotivasi para pemainnya untuk bertahan lebih lama, tak terkecuali mode ini. Alih-alih memberikan sesuatu yang berguna, nyatanya mode ini hanya menyediakan item berupa kosmetik seperti kostum, senjata atau bahkan icon yang sama sekali tidak mempengaruhi permainan. Terlebih harganya yang cukup mahal, tidak sepadan dengan jumlah uang yang didapat dari pertarungan. Untungnya, setiap kali mendapatkan harta karun yang sama, maka item tersebut akan dikonversi menjadi uang. Kendati demikian, jumlahnya yang tidak seberapa tetap saja memaksa Anda untuk terus memainkan mode yang sama berulang kali.
Presentation
- Visual
Penggemar serial Dead or Alive atau Ninja Gaiden, pasti tak akan meragukan kepiawaian Team Ninja dalam meracik visual. Pasalnya, seluruh karakter dari seri lawas maupun teranyar seperti Noctis sekalipun, dibuat sedemikian menawan untuk memuaskan hasrat para penggemar dari berbagai generasi. Pun demikian dengan tempat-tempat berkesan dari setiap serinya yang dijadikan sebagai arena pertempuran seperti Cornelia, Midgar, Alexandria, Besaid Island hingga Eden, seluruhnya dibangun dengan detail visual yang memanjakan mata. Tidak ketinggalan pula, kehadiran para Summon dengan desain yang sangat keren juga menjadi pemanis dalam pertarungan. Untungnya, perubahan format tiga lawan tiga tidak sampai mengorbankan performa sehingga Anda tetap dapat menikmati pertarungan dalam tempo cepat, sekalipun menggunakan PS4 original. Satu hal yang kami keluhkan justru terletak pada tampilan antarmuka yang cukup membingungkan. Terlalu banyak bar dan angka yang tampil bersamaan, berakhir mengganggu fokus pertarungan yang sudah terlalu rusuh sejak awal. Selain itu, terdapat pula pemilihan istilah membingungkan yang menggantikan nama karakter sebenarnya. Sebagai contoh, Warrior of Light akan tampil sebagai Nameless Warrior pada layar pertarungan, kemudian nama Tidus justru diasosiasikan sebagai Nameless Dream, dan masih banyak istilah membingungkan lainnya. Hal ini juga diperburuk dengan desain Shortcut Chat yang sulit diakses dan tak banyak membantu untuk kordinasi tim. Terlalu banyak informasi dalam satu waktu, akhirnya membuat pemain tidak terlalu peduli dengan apa yang ditampilkan.
- Audio
Satu aspek yang kami apresiasi sangat tinggi dari game ini adalah musik. Menghadirkan beragam soundtrack Final Fantasy, mulai dari seri lawas hingga teranyar dalam aransemen baru, gubahan Takeharu Ishimoto, Keiji Kawamori dan Tsuyoshi Sekito ini, memberikan nuansa pertarungan klasik sekaligus modern di saat yang sama. Pun demikian halnya dengan dua opsi sulih suara bahasa Inggris dan Jepang yang tetap terjaga. Fitur ini memberikan rasa nostalgia tersendiri bagi para veteran RPG-nya.
Value
Masih ingat bagaimana kritikan pedas terhadap Street Fighter V di awal rilisnya? Hanya bermodalkan konten yang sangat minim, game fighting andalan Capcom itu menjadi bulan-bulanan penggemarnya, baik di dunia nyata maupun maya. Walaupun menambahkan Story Mode, tampaknya Team Ninja tidak sepenuh hati dalam proses porting dari versi arcade-nya. Bahkan kualitas ceritanya pun terhitung klise dan standar untuk game sekelas Final Fantasy. Roster yang ada memang sudah cukup banyak, namun secara keseluruhan hanya karakter protagonis dan antagonis utama saja yang hadir dalam game ini. Satu-satunya karakter tritagonis yang tergabung, hanyalah Kain Highwind dari Final Fantasy IV. Bagaimana dengan karakter populer lainnya seperti Yuna, Tifa, Balthier, Vivi atau bahkan Ignis? Mungkin saja mereka akan berakhir sebagai karakter berbayar dengan harga yang tidak bisa dibilang murah, namun hingga saat ini belum ada kepastian siapa saja yang akan bergabung berikutnya. Pun demikian dengan unlockables yang tidak terlalu berguna dalam pertarungan. Berharap setidaknya bisa mendapatkan buff yang berguna, mereka hanya memasukkan kosmetik, title dan icon yang tidak lebih sebagai ajang pamer belaka. Dan puncaknya adalah absennya fitur local multiplayer. Bagaimana mungkin sebuah game fighting tidak menghadirkan sebuah mode dasar yang seharusnya bisa dinikmati bersama tanpa koneksi internet? Hal ini tentu saja akan menjadi pertimbangan penting bagi pemain yang tidak memiliki koneksi internet yang cukup baik untuk bermain secara online.
Conclusions
Pertanyaan besar yang muncul untuk game ini adalah untuk siapa sebenarnya game ini ditujukan? Bagi penggila genre fighting, mekanisme pertarungannya yang dangkal serta kordinasi tim yang buruk, membuat game ini kurang mendapat perhatian mengingat jarak rilisnya yang sangat berdekatan dengan Dragon Ball FighterZ. Bagi fans Final Fantasy, pemilihan roster yang hanya berpusat pada protagonis dan antagonis utama, tentu saja menjadi bahan pertimbangan yang berat. Bahkan, Square Enix tidak memasukkan tokoh antagonis dari lima seri FF terakhir, seperti Caius atau Ardyn. Hal ini justru menguatkan argumen bahwa kiprah mereka kurang berkesan seperti para antagonis dari seri lawas. Alih-alih menjadi game fighting yang solid, game ini tampil kurang memuaskan dengan minim konten. Dissidia Final Fantasy NT hanya berakhir sebagai fan-service semata yang mempertemukan para protagonis dan antagonis dari semesta RPG andalan Square Enix tersebut.
Dissidia Final Fantasy NT telah tersedia di Play Inc. Store
+ Roster melimpah
+ Visual menawan
+ Soundtrack berkualitas
+ Summon yang keren
- Story Mode yang dipaksakan
- Mekanisme dangkal
- Tanpa Offline Multiplayer
- Tampilan antarmuka membingungkan
- Matchmaking online lambat