Pro Evolution Soccer 2019
PES Productions
Konami
30 Agustus 2018
PS4, Xbox One, PC
Sports
Semua umur
Blu-ray, Digital
Rp 619.000 (R2/Standard)
Rp 669.000 (R3/Standard)
Rp 869.000 (R3/David Beckham Edition)
Usai Prancis menjuarai perhelatan akbar Piala Dunia 2018, kompetisi sepakbola kembali bergelora di seluruh dunia. Beberapa ajang Internasional seperti International Champions Cup, Asian Games dan liga-liga sepakbola Eropa, turut memberikan kontribusinya dalam rangka mempertontonkan olahraga yang paling digilai di jagat raya. Tidak hanya itu saja, perpindahan pemain top dunia pun turut memanaskan bursa transfer musim panas dan beberapa di antaranya berhasil memecahkan rekor nilai transfer. Akan tetapi, belum lengkap kehidupan sepakbola tanpa kehadiran game sepakbola virtual yang siap menemani hari-hari Anda. Apa saja yang Konami tawarkan dalam Pro Evolution Soccer 2019?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Gameplay
Monopoli lisensi yang dilakukan EA membuat Konami sadar bahwa lisensi bukanlah kekuatan utama mereka. Maka dari itu, mereka terus memperbaiki dan memperbaharui PES dari sisi gameplay. Berulang kali Konami menegaskan beragam fitur baru yang ditawarkan, namun tetap saja perubahan yang terjadi dalam satu tahun memang tidak terasa terlalu signifikan, khususnya para veteran. Masih ditenagai Fox Engine yang sudah memperkuatnya sejak PES 2014, berikut kami bahas secara lengkap tiap aspek gameplay dalam game ini:
Masih seperti pada versi demonya, tempo permainan terasa lebih cepat pada Game Speed default di angka 0. Jika Anda lebih terbiasa dengan PES 2018, kami menyarankan Anda untuk menurunkan angka Game Speed menjadi -1 melalui menu System Settings. Konami terus memoles pergerakan setiap pemain untuk menghadapi berbagai situasi, mulai dari menyerang hingga bertahan. Para pemain akan memberikan reaksi yang berbeda tergantung dari posisi tubuh dan bola. Operan, umpan dan tembakan dapat berkesinambungan satu sama lain jika Anda mendapatkan timing yang tepat menekan tombol. Umpan-umpan terobosan dan lambung yang Anda lancarkan terasa lebih akurat dan tepat pada sasaran. Identitas pemain bintang seperti Lionel Messi, Luis Suarez dan Mohamed Salah membuat mereka terasa lebih unik dibanding pemain lainnya.
Setelah berkali-kali mencoba memainkannya, kami menemukan fakta bahwa Konami telah memperbaiki segala kekurangan atau bug dari versi demo, khususnya performa penjaga gawang. Kini, mereka terasa lebih sigap dan agresif dalam mengantisipasi datangnya bola dari berbagai arah. Animasi kiper pun terasa lebih halus dan luwes dari seri sebelumnya. Hal ini tentu saja meningkatkan keseruan permainan agar tidak terlalu mudah mencetak gol atau kebobolan. Fitur baru yang diperkenalkan pada PES 2019 adalah Quick Subs, yang mana Anda diizinkan melakukan pergantian pemain pada saat bola mati tanpa melalui menu pause. Ketika bola keluar dari lapangan, terjadi pelanggaran atau offside, akan muncul tombol di sisi layar yang mengisyaratkan fitur tersebut. Sayangnya, fitur ini hanya mengizinkan Anda mengganti satu pemain dalam satu waktu.
Lisensi
Konami dan Electronic Arts (EA) adalah dua perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, yaitu video game sepakbola virtual. Lisensi bukan hanya soal emblem, logo, jersey atau nama saja, tetapi menyangkut seluruh properti yang berhubungan dengan klub, liga atau turnamen itu sendiri, seperti yel-yel, penyebutan nama klub oleh komentator, stadion, pelatih dan masih banyak lagi. Walaupun Konami telah menjalin kerjasama eksklusif dengan FC Barcelona, pada kenyataannya klub yang bermarkas di wilayah Catalonia itu tetap dapat muncul di game rivalnya. Hal tersebut dikarenakan EA memiliki lisensi resmi La Liga Santander secara keseluruhan yang juga mencakup Blaugrana.
Apa yang membuat Konami selalu kalah soal lisensi? Jawabannya adalah kekuatan finansial dan eksklusivitas. Setiap tahunnya masalah lisensi selalu menjadi momok tersendiri bagi Konami, entah itu berasal dari klub, liga hingga turnamen. Berakhirnya kerjasama dengan pihak UEFA tentu menjadi pukulan yang sangat berat bagi Konami. Bukan hanya itu saja, karena rivalnya dengan sigap merebut lisensi UEFA Champions League, UEFA Europa League dan UEFA Super Cup agar tidak dapat lagi muncul dalam PES dalam waktu dekat.
Meskipun diterpa badai, Konami tak hanya berdiam diri. Demi menarik minat penggila sepakbola dari benua biru, Konami menjalin kerjasama dengan tujuh liga top Eropa baru, di antaranya Jupiler Pro League (Belgia), Superliga (Denmark), Liga NOS (Portugal), Russian Premier League (Rusia), Raiffeisen Super League (Swiss), Ladbrokes Premiership (Skotlandia) dan Spor Toto Super Lig (Turki). Konami juga patut berterima kasih pada sukarelawan yang selalu setia membuat Option File PES tiap tahunnya. Berkat kepiawaian mereka meracik emblem, logo dan kit, PES masih dapat bernafas hingga detik ini.
myClub
Sebuah mode online yang menjadi bentuk usaha Konami untuk menyaingi FIFA Ultimate Team (FUT) milik EA dalam beberapa tahun terakhir. Pada mode ini, Anda diizinkan membentuk tim sepakbola impian Anda dengan mengandalkan mata uang Game Points (GP) atau myClub Coins. GP bisa Anda raih dengan menyelesaikan beragam objektif di luar mode myClub seperti mencetak Hattrick, sukses menceploskan bola melalui tendangan bebas, menyelamatkan penalti dan lain-lain, dengan catatan akun Anda telah terhubung ke server PES melalui jaringan internet. Sementara Coins bisa Anda dapatkan dengan menyelesaikan tugas-tugas yang tersedia pada opsi myClub Records atau membelinya menggunakan uang sungguhan melalui myClub Store atau aplikasi smartphone.
Fungsi kedua mata uang ini hampir sama seperti untuk membeli pemain baru, menyewa manager atau memperpanjang kontrak pemain. Jika pada PES 2018, dibutuhkan 10.000 GP atau setara dengan 250 koin untuk merekrut satu pemain, maka jumlah ini sedikit menurun di PES 2019 menjadi 100 koin saja. Bahkan, akan ada agen khusus dimana Anda bisa memborong tiga pemain hanya bermodalkan 25.000 GP atau 250 koin. Yang perlu Anda perhatikan dalam memainkan myClub adalah masa kontrak para pemain, dimana mereka hanya akan bermain 10 laga per kontrak. Semakin baik kemampuan pemain, semakin mahal pula nilai kontraknya. Fitur baru lainnya yang diimplementasikan adalah pemain duplikat, dimana dalam satu tim, Anda bisa memiliki dua atau lebih pemain yang sama. Jika Anda memiliki tiga pemain yang sama dalam satu tim, mereka bisa ditukarkan dengan satu pemain kelas dunia.
Tak hanya pemain, keberadaan manager juga sangat penting untuk menuai prestasi tim. Tiap manajer memiliki atribut bernama Management Skills yang ditandai dengan angka. Atribut ini berfungsi untuk menampung jumlah Total Cost seluruh pemain dalam tim. Jika, angka Total Cost lebih besar dari Management Skills, maka Team Spirit akan merosot yang akan berimbas pada menurunnya performa tim. Untuk meningkatkan daya jualnya, Konami sengaja membangun relasi yang baik dengan para pemain legendaris kelas dunia yang namanya sudah pasti sangat familiar di telinga pencinta sepakbola, di antaranya David Beckham, Diego Maradona, Johan Cruyff, Roberto Carlos, Ruud Gullit, Cafu, Paolo Maldini, Pavel Nedved, Oliver Kahn, Lothar Matthäus dan Patrick Vieira. Mereka dapat Anda gunakan pada mode myClub dengan penampilan dan tentunya kemampuan yang sangat otentik dengan aslinya.
Presentation
- Visual
Konami pernah berucap bahwa sebelum ada platform baru dengan spesifikasi yang lebih canggih, mereka masih akan tetap setia menggunakan Fox Engine sebagai pondasi utama PES. Dengan demikian, Anda tidak perlu berharap lebih pada peningkatan kualitas visual yang ditawarkan PES 2019. Akan tetapi, bukan berarti ia tidak menawarkan hal baru dalam game ini. Konami terus berbenah memperbaharui tampilan antarmuka, gerakan animasi, detail stadion dan yang pasti kemiripan para pemain dengan identitas aslinya, mulai dari gaya rambut hingga tato yang menempel di bagian tubuh kasat mata.Untuk menghilangkan kesan kaku pada menu utama, Konami memberikan sentuhan baru pada tiap sudut opsi menu. Mereka membuat sudutnya lebih bulat, memadatkan konten teks dari tiap kotak, menambahkan animasi teks berjalan pada nama menu serta memberikan efek animasi polkadot biru untuk memberikan kesan modern. Beralih ke presentasi pemilihan tim dan pengaturan strategi, keduanya tidak mengalami banyak perubahan dan hampir sama persis dengan PES 2018. Hanya sedikit pemain yang mengalami perubahan potret wajah. Perubahan besar terjadi pada saat presentasi pembukaan sebelum pertandingan. Konami mendesain ulang HUD (Heads-up Display) menjadi lebih elegan dan tak lagi meniru pola warna pastel milik Premier League. - Audio
Seakan tak pernah belajar dari pengalaman, Konami kerap kali mengabaikan aspek audio pada setiap pengembangan seri PES. Sejak era komentator kawakan Jon Champion hingga digantikan oleh Peter Drury, komentar mereka tak pernah berkembang dari tahun ke tahun. Anda yang juga memainkan judul pesaingnya, mungkin akan merasa bahwa komentator PES terasa sangat hambar, kurang menyematkan data dan fakta yang akhirnya berujung pada pengulangan kalimat. Bagi penggemar sepakbola, suara komentator merupakan nyawa dari permainan yang membuat laga menjadi seru. Mungkin kita harus sabar menunggu hingga Konami mengganti engine terbaru. Tak hanya dari sisi komentator, suara sorak sorai penonton pun masih terasa seperti suara rekaman yang diputar berulang kali, terutama bagi tim-tim yang tak berlisensi resmi.Dari sisi musik sendiri, PES memasukkan lagu-lagu yang dibawakan The Chainsmokers, Vance Joy, Beck, Echosmith, The Score dan lain-lain yang akan menemani Anda selama pemilihan menu atau mengubah properti selama Edit Mode. Berikut kami berikan playlist-nya via Spotify:
Value
Percaya atau tidak, para gamer yang kini menyebrang ke sisi rival, nyatanya masih mempertahankan skema kontrol yang dimiliki PES. Hal tersebut merupakan bukti tak terbantahkan bahwa PES pernah mengisi waktu luang mereka selama ini. Akan tetapi, dengan konten yang bisa dibilang hampir mirip dengan pendahulunya, seharusnya PES tidak dijual dengan harga penuh layaknya sebuah game yang benar-benar menyajikan konten berbeda. Hal ini tentu saja memicu para penggemarnya untuk menunda membeli PES di hari pertamanya. Kendati demikian, penggemar yang sudah terlanjur jatuh hati padanya, tetap akan membelanya habis-habisan karena game ini akan mereka nikmati selama setahun ke depan.
Conclusions
Terlepas dari fakta bahwa penjualannya masih laris manis di pasaran, Konami tengah memasuki fase krisis inovasi dalam persaingan. Mereka enggan keluar dari zona nyamannya dengan hanya menawarkan perubahan yang tak terlalu signifikan di setiap tahunnya. Hal ini dapat berdampak buruk bagi pemain dengan budget pas-pasan atau mereka yang memang menuntut konten baru untuk setiap Rupiah yang keluarkan. Bahkan, PES masih sulit menandingi angka penjualan rivalnya di daratan Eropa maupun Amerika. Kami berharap Konami dapat terus mempertahankan franchise PES di masa depan, bukan hanya untuk kebaikan mereka, namun agar rivalitas yang sehat tetap terjaga demi melecut semangat pesaingnya.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Pergerakan dan animasi semakin halus
+ Pembaharuan tampilan antarmuka
+ 7 Liga Eropa baru yang berlisensi
+ myClub yang semakin kompleks
+ Visual semakin menawan
+ Wajah pemain yang otentik
- Tidak ada mode baru
- Hilangnya lisensi UEFA
- Komentator masih hambar