FIFA 19
Electronic Arts
Electronic Arts
28 September 2018
PS4, PS3, Xbox One, Xbox 360, Switch, PC
Sports
Semua umur
Blu-ray, Cartridge, Digital
Rp 759.000 (Standard)
Rp 1.079.000 (Champions)
Rp 5.799.000 (PS4 Slim Bundle Pack)
Sepakbola merupakan olahraga sejuta umat yang paling populer di seluruh penjuru dunia. Dari masa ke masa, cabang olahraga ini selalu melahirkan banyak bintang di tiap generasinya, sebut saja, Alfredo di Stefano, Eusebio, Pele, Diego Maradona, Johan Cruyff, Marco van Basten, Ronaldo Nazario, David Beckham, Zinedine Zidane, Ronaldinho hingga rivalitas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang kian memanas dalam sepuluh tahun terakhir. Terus mendengarkan masukan dari komunitasnya, kini Electronic Arts mempersembahkan UEFA Champions League bagi para penggemarnya dalam seri terbaru FIFA 19. Inovasi baru apa lagi yang mereka hadirkan pada seri terbaru sepakbola virtualnya?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Dua musim yang lalu, Alex Hunter memulai debut profesionalnya dengan menginjakkan kaki di liga paling bergengsi, Premier League. Setelah ambisinya tercapai di ranah Britannia Raya di musim perdananya, ia melebarkan sayap karirnya ke kancah Eropa dan dunia, dengan mencicipi hingar bingar Major League Soccer di negeri Paman Sam. Terinspirasi dari kesuksesan sang kakek kala masih berseragam Manchester City dulu, Alex merasa masih ada yang kurang dalam perjalanan karirnya. Mendapatkan tawaran kontrak selama lima musim dari Los Blancos, tentu membuatnya sangat bergairah dan bersemangat untuk mewujudkan mimpinya. Memasuki musim ketiganya, Alex Hunter yang dielu-elukan sebagai The Next Ronaldo, bertekad memenangkan trofi Kuping Besar pada perhelatan terakbar di benua biru, yakni UEFA Champions League. Mampukah ia meraih gelar paling bergengsi di daratan Eropa itu? Temukan jawabannya dengan memainkan FIFA 19!
Gameplay
Sejak pertama kali diperkenalkan pada publik, Electronic Arts (EA) selalu mendengungkan UEFA Champions League sebagai nafas baru bagi serial FIFA. Wajar saja karena pesona kompetisi benua biru tersebut memang selalu menyedot perhatian penggila sepakbola yang membuat gengsinya setara dengan Piala Dunia. Selain itu, EA juga mengonfirmasi bahwa tahun ini akan menjadi klimaks dari saga perjalanan karir Alex Hunter yang sudah melanglang buana untuk mengejar mimpinya. Masih diperkuat Frostbite Engine dengan mengedepankan teknologi Real Player Motion Technology, membuat pergerakan animasi di atas lapangan akan berubah secara dinamis, tergantung dari situasi dan kondisi pertandingan. Dari sisi gameplay, ada beberapa fitur baru yang diperkenalkan pada game ini, di antaranya Active Touch System, Dynamic Tactics dan Timed Finishing.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Active Touch System
Sebuah fitur baru yang diimplementasikan pada game ini yang dapat mempermudah pemain dalam melakukan trik-trik cantik dan unik untuk mengecoh lawan. Eksekusinya terhitung sangat mudah, di mana Anda hanya perlu menekan tombol R3 (Analog kanan) saat pemain sedang menggiring atau akan menerima operan bola. Sang pemain yang Anda kendalikan akan melakukan juggling menggunakan tempurung kaki atau lututnya dan bisa diarahkan menggunakan analog kiri. Fitur ini juga dapat dikombinasikan dengan beberapa gerakan lain seperti operan atau tembakan yang membuatnya semakin indah untuk dipandang. Mudah dipelajari, namun sulit dikuasai.
Dynamic Tactics
Keseriusan EA membenahi aspek strategi tampak begitu serius dengan meminta masukan dari juru taktik terkemuka seperti Pep Guardiola (Manchester City) dan Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur). Seri terbaru ini menawarkan kedalaman strategi yang bisa mengubah alur pertandingan dalam hitungan menit. Fitur taktik dinamis ini bisa Anda atur sebelum memulai pertandingan pada menu Team Management. Dengan perencanaan taktik yang matang, nantinya Anda dapat mengubah formasi yang Anda inginkan hanya dengan menekan tombol arah pada D-Pad tanpa perlu masuk ke menu Team Management.
Meskipun taktik telah menjadi bagian penting dari franchise FIFA sebelumnya, fitur ini akan merombak seluruh sistem yang telah ada untuk membuat pengaturan tim lebih akurat. Tim Anda akan mengeksekusi taktik dengan cara yang jelas, sehingga Anda bisa mendapatkan gambaran visual tentang cara kerjanya di lapangan. Sebagai contoh, jika Anda memilih taktik yang menitikberatkan pada possession, maka rekan setim lainnya juga akan menyesuaikan permainan dengan memberikan operan atau umpan yang aman untuk diterima. Dan jika tim Anda memilih untuk bertarung secara menyerang, maka pemain lainnya akan terus berlari ke depan dan mencoba menciptakan peluang terbaik untuk mencetak skor. EA juga menyediakan opsi taktik baru untuk menghadapi tim defensif dengan taktik “Parkir Bus” yang dipopulerkan oleh Jose Mourinho. Jika bertemu dengan lawan seperti ini, Anda dapat menggempur pertahanannya terus menerus hingga memaksa mereka keluar dari zona amannya.
Timed Finishing
Sebuah fitur baru yang diimplementasikan pada FIFA 19 untuk membuat tembakan ke arah gawang lebih akurat dan bertenaga dengan cara menekan tombol Shoot dua kali saat pemain hendak melancarkan tembakan. Yang paling menentukan adalah penekanan tombol yang kedua, di mana ia membutuhkan waktu yang tepat. Terdapat sebuah bar khusus di atas kepala pemain yang akan menembak yang terbagi atas tiga warna berbeda, merah, kuning dan hijau. Jika Anda berhasil menekannya pada warna hijau, maka persentase tembakan menjadi gol akan lebih tinggi. Tentu saja, faktor skill pemain juga akan memengaruhi tepat atau melencengnya bola. Seandainya tidak menyukai fitur ini, Anda dapat menon-aktifkannya dari menu pengaturan sebelum atau saat pertandingan berlangsung.
UEFA Champions League
Usai kerjasama eksklusif UEFA dan Konami berakhir, Electronic Arts tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dengan demikian, kompetisi bergengsi UEFA Champions League (UCL) bisa hadir dalam FIFA 19 ini. Menjadi salah satu daya tarik utamanya, EA memberikan mode terpisah untuk UCL agar pemain bisa merasakan atmosfer pertandingan yang lebih megah dan otentik. Tersedia beberapa pilihan fase seperti fase grup, semifinal hingga partai final yang bisa Anda mainkan.
Serupa dengan apa yang pernah ditawarkan Konami pada seri PES, Anda dapat memilih satu tim Eropa untuk beradu dengan tiga puluh satu tim Eropa lainnya dengan melewati fase grup dan fase gugur sebelum menginjakkan kaki di partai final. Dengan aturan yang sama dengan aslinya, di mana tim yang Anda kendalikan minimal harus berada di posisi runner up grup setelah bertanding enam kali dengan sistem kandang dan tandang untuk lanjut ke fase gugur. Enam belas tim terbaik akan kembali diacak untuk saling berjibaku merebut tiket ke fase selanjutnya dengan sistem kandang dan tandang, yang mana gol tandang terkadang akan menjadi penentu kemenangan.
The Journey: Champions
Memasuki tahun ketiganya, mode dinamika kehidupan sepakbola Alex Hunter kian kompleks dan penuh intrik. Di awal chapter, Anda akan diperkenalkan pada tiga protagonis yang menjalani karirnya sebagai pesepakbola. Sebagai Alex Hunter, Anda berhak memilih satu dari tiga klub awal yang menjadi tempat persinggahan sementara, sebelum ia hengkang ke Real Madrid. Sementara itu, Anda juga berhak memilih satu dari dua puluh klub Premier League yang harus dibelanya dengan misi yang beragam, seperti memenangkan liga, bertahan di papan tengah atau menghindari degradasi. Dan terakhir, Anda akan membela timnas sepakbola wanita Amerika Serikat sebagai adik Alex, yaitu Kim Hunter, untuk lolos dari babak kualifikasi menuju Piala Dunia Wanita 2019 di Prancis.
Anda dapat memilih salah satu dari mereka setelah melewati chapter pertama The Journey: Champions. Developer mengizinkan pemain mengganti peran di pertengahan cerita dan memberikan penanda rekomendasi karakter untuk digunakan seiring berjalannya cerita agar pemain dapat memahami alurnya dengan baik. Serupa dengan apa yang ditawarkan EA pada FIFA 18, Anda bisa membentuk kepribadian karakter dengan memilih reaksi jawaban yang Anda inginkan saat sesi tanya jawab seperti reaksi Cool yang bisa meningkatkan rasa hormat pelatih kepada pemain atau reaksi Fiery yang bisa meningkatkan dukungan dari para fans. Sayangnya, pilihan jawaban yang Anda berikan tidak terlalu berpengaruh pada performa karakter di lapangan dan akhir cerita. Menyelesaikan objektif pada pertandingan jauh lebih penting daripada sesi tanya jawab tersebut. Penampilan tiap karakter bisa dimodifikasi seperti gaya rambut, tato, baju, celana dan aksesoris lainnya.
New Kick Off
Yang cukup menarik perhatian kami adalah menu Kick Off yang baru, di mana terdapat banyak opsi baru yang bisa Anda mainkan, seperti House Rules, Champions League, Cup Final. Pada House Rules, Anda bisa memilih aturan tertentu yang akan meningkatkan tantangan selama di atas lapangan. Sebagai contoh, dengan aturan Survival, setiap tim yang berhasil mencetak satu angka akan kehilangan satu pemainnya secara acak (selain kiper) dan berlaku hingga empat kali. Selain itu, Anda juga bisa kehilangan pemain dengan batas dua kartu merah. Ada pula aturan lain yang hanya mengizinkan pemain untuk mencetak gol dari luar kotak penalti atau dengan cara menembak di atas udara, seperti menyundul atau tendangan voli. Sedangkan, pada mode Cup Final, Anda dapat merasakan atmosfer laga final dari setiap kompetisi, mulai dari penonton yang lebih riuh hingga penyerahan trofi juara.
Career & Pro Clubs
Jika Anda salah satu penggemar dari dua mode ini, Anda harus bersiap-siap kecewa. EA menganaktirikan keduanya yang membuatnya kurang mendapat perhatian khusus. Kedua mode ini masih stagnan pada formula yang sama dengan seri sebelumnya tanpa ada inovasi yang revolusioner. Hanya ada tambahan kompetisi UEFA Champions League pada mode Career yang memang sedang mendapat sorotan berlebihan dari EA. Sedangkan, pada mode Pro Clubs, Anda masih akan mengendalikan satu pemain seperti pada seri-seri sebelumnya.
FIFA Ultimate Team (FUT)
Bagi Anda yang belum tahu, FIFA Ultimate Team (FUT) adalah mode online yang mengizinkan Anda dapat membentuk skuad impian yang mengandalkan fitur microtransaction, di mana uang sesungguhnya dari dunia nyata memberikan andilnya pada permainan. EA mengimplementasikan sistem Divisions, sebuah fitur baru di mana para pemain dapat berjumpa dengan lawan yang memiliki kemampuan yang setara. Pertandingan perdana akan menentukan penempatan divisi yang sesuai dengan kemampuan pemain. Selanjutnya, Anda akan memainkan rangkaian pertandingan untuk meraih hadiah dan lolos ke turnamen akhir pekan.
Mode ini begitu matrealistis dan sudah menjadi ladang uang bagi EA dalam beberapa tahun terakhir. FUT memang terasa cukup mahal bagi pemain dengan finansial pas-pasan karena sistem Pay-to-Win nya yang cukup menguras kantong. Tak ada keharusan untuk menikmati mode ini karena ia bersifat opsional. Anda yang kurang tertarik dengannya, bisa melewatkan mode ini. Mode ini juga dapat terintegrasi dengan aplikasi FUT yang ada pada smartphone Android/iOS Anda.
Presentation
- Visual
Berkaca dari pengalaman di masa lalu, kini EA lebih memerhatikan render model karakter dengan memoles wajah serta memperbaiki proporsi tubuh para pemain. Kerja keras tim EA terbukti membuahkan hasil, di mana pada FIFA 19, pesepakbola yang Anda idolakan dapat hadir dalam penampilan terbaiknya. Berkat efek visual yang luar biasa dan didukung pencahayaan yang sangat baik, Anda akan merasa benar-benar seperti di dalam stadion dan menyaksikan mereka secara langsung. Sebuah peningkatan yang pantas mendapat acungan jempol. Atas kepemilikan lisensi beberapa liga top Eropa, EA berhak menggunakan properti mulai dari presentasi Heads-up Display (HUD), stadion, pelatih, emblem, trofi, chant penonton dan lain-lain. Maka dari itu, akan ada penyajian otentik pada Premier League, Ligue 1, La Liga Santander, Bundesliga hingga yang terbaru seperti Serie A dan UEFA Champions League, jika Anda mempertemukan dua klub dari liga yang sama. Sebuah prestasi yang sulit dicapai oleh rivalnya. - Audio
Menggenggam lisensi UEFA Champions League (UCL), turut membuat EA dapat menghadirkan lagu tema beserta dua komentator resminya, di antaranya komentator asal Skotalndia, Derek Rae serta mantan bek kanan Arsenal era 90-an, Lee Dixon. Walaupun hanya muncul pada mode UCL, mereka kian melengkapi dan memberi angin segar bagi Anda yang sudah jenuh mendengarkan komentar Martin Tyler dan Alan Smith selama pertandingan. Salah satu komposer film Hollywood ternama, Hans Zimmer, juga turut menyumbangkan karyanya untuk mengisi soundtrack FIFA 19. Bagian paling menarik pada mode The Journey adalah kehadiran para pesepakbola papan atas seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, Kevin de Bruyne dan Paulo Dybala yang turut menyumbangkan suaranya dalam percakapan. Hal ini menjadi nilai tambah yang semakin meninggalkan rivalnya dalam persaingan. Berikut kami lampirkan deretan soundtrack FIFA 19 yang bisa Anda nikmati melalui aplikasi Spotify:
Value
Satu tahun merupakan waktu yang cukup sempit untuk mengembangkan sebuah game, di mana penggemarnya menuntut inovasi besar tiap serinya. Eksistensi PES dari Konami adalah pelecut semangat EA untuk terus mengerahkan kemampuan terbaiknya agar tidak kalah dalam persaingan. Menjadikan UEFA Champions League dan mode The Journey sebagai nilai jual utama, tentu berimbas pada minimnya inovasi mode lain, seperti Career Mode misalnya. Mereka mendaur ulang aset yang telah mereka bangun bertahun-tahun dengan komposisi yang hampir sama setiap tahunnya. Kendati demikian, komunitasnya yang sangat besar dan setia, dapat membuat EA sedikit bernafas lega karena walaupun masih jauh dari kata sempurna, setidaknya mereka boleh berharap lebih atas angka penjualannya yang selalu fantastis. Nilai replayability-nya yang sangat tinggi, membuatnya akan terus dimainkan berulang kali dalam satu tahun ke depan, baik dimainkan secara single-player maupun multiplayer.
Conclusions
Saat Cristiano Ronaldo mengumumkan kepindahannya dari Real Madrid ke Juventus, EA menjadi salah satu pihak yang paling dipusingkan dan kewalahan. Bagaimana tidak? Trailer, poster, iklan dan media promosi lainnya yang sudah mereka publikasikan sebelumnya, menampilkan CR7 menggunakan jersey Real Madrid. Polemik ini tentu saja membuat konsumen bertanya-tanya mengenai cover FIFA 19, apakah mereka akan menggantinya dengan bintang Real Madrid lain atau tetap mempertahankan Ronaldo dengan mengganti jersey yang dikenakannya? Demi memenuhi keinginan penggemar setia, EA harus bekerja ekstra keras untuk melakukan opsi kedua. Alhasil, mereka tetap mempertahankan Sang Mega Bintang yang memang punya nilai jual yang sangat kuat sebagai wajah persepakbolaan modern. Sebuah dedikasi yang patut kami apresiasi. Sebagai penggemar Pro Evolution Soccer (PES), kami harus mengakui bahwa FIFA 19 terasa lebih superior di berbagai aspek. EA sangat paham bagaimana mematikan langkah sang rival dengan terus berinovasi. Hal ini tentu saja tak lepas dari kekuatan finansial mereka yang tampak seperti tanpa batas serta dukungan basis fans yang besar dan tersebar di seluruh dunia. FIFA 19 adalah game yang wajib hadir ketika berkumpul bersama teman-teman dan keluarga. Ia meninggalkan kesan mendalam di setiap momen yang Anda lewati bersamanya.
Pre-order game ini di Play Inc. Store
+ UEFA Champions League
+ Presentasi visual yang fantastis
+ Dua komentator baru, Derek Rae dan Lee Dixon
+ Lisensi yang semakin banyak
+ New Kick Off memberikan pengalaman baru
+ Kisah penutup Alex Hunter
+ Fitur baru yang membuat permainan semakin atraktif
+ Pemain yang semakin mirip dengan aslinya
- Timed Finishing hanya gimmick
- Career Mode stagnan
- Pro Clubs minim inovasi