Darksiders III
Gunfire Games
THQ Nordic
27 November 2018
PS4, Xbox One, PC
Action-adventure
Dewasa
Blu-ray, Digital
Rp 599.000 (Standard)
Rp 2.499.000 (Collector's Edition)
Rp 7.799.000 (Apocalypse Edition)
Mendapat angka review yang positif dalam dua seri, menumbuhkan harapan baru bagi THQ yang sempat bangkrut dan kini bergabung Nordic Games untuk melanjutkan sekuel Darksiders. Setelah kedua saudaranya beraksi lebih dulu, kini giliran saudari dari Four Horsemen of the Apocalypse, Fury, yang akan unjuk gigi di seri ketiganya. Mempercayakan pengembangannya pada developer baru, Gunfire Games, apakah Darksiders III bisa sesukses pendahulunya?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Cerita pada seri ketiga ini terjadi secara paralel dengan peristiwa seri sebelumnya. Fury, salah satu anggota Four Horsemen of the Apocalpyse yang juga seorang penyihir ini, sangat piawai menggunakan cambuk rantai dan perilakunya sulit ditebak. Ia sedang menjalankan sebuah misi dari Charred Council untuk menghabisi seluruh anggota Seven Deadly Sins demi mengembalikan keseimbangan bumi antara kebaikan dan kejahatan. Sebelum menjalankan tugas tersebut, Fury bertemu dengan Dewa Hollow untuk mendapatkan kekuatan Malaikat dan Iblis. Akan tetapi, Dewa Hollow mengingatkan bahwa Fury tengah dimanipulasi oleh Dewan Arwah karena intrik di antara mereka. Mampukah ia menghabisi seluruh anggota Seven Deadly Sins? Misteri apa yang sebenarnya tengah menunggu Fury?
Gameplay
Pada awal pengembangannya, game ini direncanakan akan digarap oleh Vigil Games yang juga menangani kedua seri pendahulunya. Akan tetapi, berkat masalah finansial yang dihadapi THQ tahun 2012 silam, sang developer terpaksa harus gulung tikar. Pada tahun 2016, setelah Nordic Games mengakuisisi THQ, sekuel Darksiders pun diumumkan dengan menunjuk Gunfire Games sebagai developer barunya. Peralihan developer ini sedikit banyak mengubah konsep dasar gameplay Darksiders yang telah Anda kenal sebelumnya. Tak lagi mengadopsi gaya open-world dengan peta yang luas, kini dunia yang Anda hadapi akan berbentuk sebuah labirin yang saling terhubung satu sama lain. Konsep dunia seperti ini mengingatkan kami pada serial Dark Souls atau Bloodborne yang sudah terbukti sukses di pasaran.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Fury
Saat pertama kali diberikan kendali atas Fury, Anda akan langsung dihadapkan pada pertempuran dengan para iblis yang dipandu teks tutorial untuk menyerang dan menghindari serangan. Misi awalnya pun terasa sangat mudah, hanya dengan mengikuti koridor dungeon yang linear dan melawan musuh-musuh yang bisa dibilang kurang tanggap. Bergantinya konsep open-world menjadi labirin besar, mungkin akan mengecewakan penggemar seri sebelumnya. Bahkan, kami sempat berpikir, seandainya alur permainan seperti ini berulang terus menerus, maka rasa jenuh akan cepat menghampiri pemain.
Beruntung, perkiraan kami salah besar. Bahwa dibalik kesederhanaan awal permainannya, ternyata Darksiders III menyimpan banyak rahasia seiring berjalannya permainan. Seperti halnya konsep Metroidvania dan Mega Man, Fury akan mendapat kemampuan, senjata dan bentuk baru yang nantinya bisa Anda gunakan untuk membuka tempat baru yang sebelumnya tidak bisa diakses. Permainan juga akan semakin menantang berkat variasi musuh dan peningkatan tingkat kesulitan yang bertahap.
Tak lagi menggunakan Skill Tree, kini semua move list dari tiap senjata, bisa Anda gunakan setelah mendapatkannya. Anda akan menerima sumber daya Souls yang berfungsi sebagai mata uang dan experience dalam game ini. Pengembangan karakter kini dibuat lebih sederhana, dimana setiap kenaikan level karakter, Anda akan memperoleh Skill Point (SP) yang bisa distribusikan pada tiga atribut dasar, yakni Health, Strength dan Arcane. Health untuk memperpanjang Health Bar, Strength untuk memperkuat serangan fisik dan Arcane untuk meningkatkan efek serangan spesial.
Combat
Perubahan cukup besar terjadi pada mekanisme pertarungannya. Jika Anda menganalogikan dua seri pendahulunya dengan serial God of War lawas, maka seri ketiga ini bagaikan gabungan antara Bayonetta dan Dark Souls. Menggunakan kamera perspektif orang ketiga, pertarungan kini terasa lebih taktis dan menantang. Fury dibekali tiga bar utama, yaitu Health, Wrath dan Havoc Bar. Jika Health bar terkuras, Anda akan kembali ke titik checkpoint dan menjatuhkan sejumlah Souls yang telah Anda dapatkan. Untungnya, Anda bisa mengklaim kembali Souls tersebut di titik tempat karakter mati sebelumnya.
Fury memiliki satu form dasar dan empat form Hollow yang bisa Anda ubah selama permainan. Cambuk rantai akan menjadi senjata utamanya, sementara empat senjata lainnya akan terikat pada form tertentu, seperti flail pada form Fire Hollow, tombak pada form Storm Hollow atau palu gada pada form Force Hollow. Perubahan bentuk Fury ditandai dengan perubahan warna rambutnya.
Seperti yang sering Anda jumpai pada serial Devil May Cry, Anda dapat melakukan serangkaian kombo dengan menekan tombol serang secara berulang atau dengan jeda waktu tertentu. Tak hanya itu saja, Anda juga dapat menggabungkan kombo dua senjata jika salah satu form sedang aktif. Selain Health Bar, Fury juga masih memiliki Wrath Bar dan Havoc Bar. Keduanya akan terisi seiring serangan yang Anda berikan pada musuh. Wrath Bar berguna untuk melancarkan serangan spesial dari tiap form, sementara Havoc Meter dapat mengubah Fury menjadi iblis raksasa yang kebal terhadap serangan untuk sementara waktu. Sayangnya, developer menghapus sistem Finishing Move sinematik yang biasanya dapat digunakan untuk mengakhiri nyawa musuh.
Anda akan sering menunggu waktu yang tepat untuk melakukan dodge dan menghajar musuh dari samping atau belakang. Seperti halnya Bayonetta, akan ada efek slow-motion ketika Anda berhasil melakukan dodge pada waktu yang tepat. Bahkan, ada beberapa jurus yang hanya bisa dieksekusi jika Anda menekan tombol serang setelah Perfect Dodge. Dari semua mekanisme yang ada, kami justru mempertanyakan fungsi Lock-on yang ada pada game ini. Bukannya mempermudah, ia justru mempersulit permainan dengan perubahan kamera yang mendekat ke arah karakter. Hal ini membuat pandangan Anda menjadi terbatas, terlebih jika bertarung di area yang sempit. Padahal, tak jarang segerombolan musuh menyerang Anda secara bersamaan dari berbagai arah dengan daya rusak yang signifikan. Bahkan, beberapa kali kami mendapatkan kuncian target justru mengarah pada musuh terjauh, alih-alih musuh terdekat. Alhasil, kematian karakter pun sering kali terjadi karenanya.
Yang paling menarik dari pertarungannya, tentu saja pertarungan boss. Setiap boss memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan pola serangan yang tidak biasa. Ada kalanya Anda akan menunggu momen yang tepat sebelum menghajar mereka hingga babak belur. Tak bisa asal serang, alih-alih justru Anda akan menjadi bulan-bulanan mereka. Momen-momen inilah yang membuat kami cukup tegang setiap kali berhadapan dengan para boss. Akan sangat memuaskan rasanya ketika berhasil mengalahkan mereka dengan taktik yang sudah Anda susun sebelumnya.
Exploration, Puzzle & Upgrade
Absennya fitur Mini-map, kini digantikan oleh kompas berbentuk garis di tengah layar, seperti yang digunakan pada serial Batman Arkham. Anda hanya perlu bergerak menuju titik objektif yang tersedia untuk melanjutkan cerita dan berhadapan dengan para boss. Bagian paling menarik dari eksplorasi, tentu saja teka-teki yang tak jarang akan menguji logika Anda untuk membuka suatu area baru. Perjalanan Anda tidak akan mudah karena kerap kali menemukan rintangan yang belum bisa dilewati dengan kemampuan seadanya. Banyak tempat-tempat yang membutuhkan kekuatan Hollow untuk membuka area tersebut, misalnya jaring laba-laba yang harus dibakar menggunakan api, bebatuan yang harus dihancurkan menggunakan Force Hollow. Hal inilah yang akan membuat Anda rajin mengunjungi tempat sebelumnya, hanya untuk menghapus rasa penasaran.
Di beberapa titik area, Anda akan menemukan sebuah platform lingkaran yang akan memanggil Vulgrim yang berperan sebagai merchant. Ia menjual item-item yang akan mendukung petualangan Anda dan juga berperan sebagai Checkpoint serta titik Fast Travel, jika Anda ingin berpindah tempat secara instan. Di area tempat bermukimnya para manusia yang selamat, terdapat seorang pandai besi yang bisa menempa senjata Anda dengan memberikan sejumlah item tertentu. Tidak hanya menempa, ia juga dapat memperkuat equip yang bisa dipasangkan pada senjata. Equip ini akan menambah atribut tertentu seperti regenerasi health, memperbanyak pendapatan souls dan lain-lain.
Presentation
Visual
Game action tempo cepat seperti ini, sejatinya lebih membutuhkan performa yang konsisten dibandingkan visual yang mewah. Akan tetapi, keduanya mungkin tidak bisa Anda dapatkan dalam game ini. Banyaknya game lain yang dirilis di tahun yang sama dengan performa yang apik, membuat game ini terasa mulai usang. Walaupun diperkuat Unreal Engine 4, kualitas visual dan performanya tidak bisa dibilang istimewa. Selain tata cahaya yang terasa sangat standar, masalah yang terjadi pada game ini adalah kendala teknis. Game ini sering kali mengalami hal tersebut ketika Anda sedang mengeksplorasi atau bahkan sedang bertarung. Tak jarang layar permainan terhenti sejenak, hanya untuk memuat tekstur objek dan lingkungan yang belum dirender secara sempurna. Saat kami memainkannya menggunakan PS4 tipe Fat, performa game ini hanya mampu berjalan dalam maksimal 30 framerate per second (fps). Performanya pun terhitung masih kurang stabil dan sering kali terjadi penurunan fps di tengah permainan. Bahkan, patch terbaru versi 1.02 pun tidak banyak membantu memperbaiki masalah yang ada. Padahal, secara desain karakter, dunia dan tampilan antar muka, game ini menghadirkan sesuatu yang bisa diacungi jempol. Sayangnya, masalah teknis seakan menutupi kelebihan tersebut dan menjadi sorotan utama.
Audio
Sulit untuk menjelaskan kualitas audio dalam game ini. Gunfire Games terasa kurang berani menyertakan musik pengiring, hingga berimplikasi pada sepi dan hambarnya petualangan Fury. Latar musik hanya muncul sesekali di momen tertentu, yang tak jarang bisa Anda lewatkan begitu saja. Padahal, musik adalah salah satu elemen penting yang bisa membangun atmosfer dunia dan permainan dalam video game. Pernah satu kali kami alami, dimana seluruh suara, efek dan musik tiba-tiba hilang begitu saja saat pertarungan, hingga memaksa kami melakukan restart game untuk mengembalikannya. Untungnya, kualitas voice acting yang mumpuni yang mengisi jajaran karakternya, masih bisa menolong aspek ini. Tiap karakter diperankan cukup baik, terutama Fury dan Vulgrim.
Value
Terlepas dari perubahan yang ada, kelanjutan cerita merupakan daya tarik utama dari game ini. Akan tetapi, kami justru lebih tertarik melihat sepak terjang Fury yang sangat tangguh dan lebih badass dibanding rekan-rekannya. Dengan cambuk rantai dan segala perubahan bentuknya, Fury menjadi salah satu karakter wanita paling keren. Apalagi, dengan konsep permainan ala serial Dark Souls, aroma petualangan dan kematian menjadi lebih sensasional. Namun, tanpa dukungan fitur multiplayer, tampaknya game ini akan dipandang sebelah mata.
Conclusions
Gunfire Games memikul beban yang cukup berat atas kesuksesan dua seri sebelumnya. Penggemarnya pasti akan merasa bahwa peralihan dari dunia terbuka menjadi dunia tertutup adalah sebuah kemunduran, namun tidak demikian dengan kami. Bahwa di balik kesederhanaan mekanisme yang dimilikinya, tersimpan adiksi tersendiri yang membuat kami sulit untuk melepaskan kontroler. Berkat hal itulah, pemain menjadi tidak perlu memikirkan hal-hal yang mengalihkan fokus utama seperti pengembangan karakter yang rumit, misi sampingan atau hal-hal yang sifatnya memperpanjang waktu permainan saja. Seandainya ia tidak dicederai oleh masalah teknis yang cukup mengganggu, Darksiders III bisa menjadi game yang solid dan adiktif. Jika Anda bukan penggemar berat serial ini, ada baiknya menunggu hingga harganya turun, setidaknya hingga diskon akhir tahun dimulai.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Sistem pertarungan yang adiktif
+ Variasi musuh yang menantang
+ Pertarungan boss menegangkan
+ Cerita yang cukup menarik
+ Teka-teki yang mengasyikkan
+ Kemampuan tiap form Hollow
+ Voice acting yang mumpuni
+ Penyederhanaan pengembangan karakter
- Tak lagi Open-world
- Masalah teknis sering terjadi
- Visual yang kurang istimewa
- Framerate naik turun
- Musik yang jarang muncul
- Sistem Lock-on pengacau kamera