[Review] Ganryu 2: Hakuma Kojiro

Di medio 1980 hingga 1990an, mesin arcade mendominasi industri video game dengan Capcom dan SNK sebagai pionir utamanya yang menghasilkan banyak judul legendaris. Ketika nama Strider Hiryu dan Samurai Shodown terus dikenang hingga sekarang, nama Ganryu justru seperti hilang ditelan bumi.

Setelah hiatus selama lebih dari dua dekade, developer Storybird Studio akhirnya membangkitkan serial lawas ini dengan sebuah sekuel yang berjudul Ganryu 2: Hakuma Kojiro. Apakah serial ini masih bisa diterima oleh gamer generasi baru?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

Setelah kemenangannya melawan Kojiro, Musashi memutuskan untuk bermeditasi dan mencoba berseni di utara Jepang, di provinsi Hokkaido. Dalam salah satu meditasinya, seorang roh menghubunginya dan mengatakan: “Miyamoto Musashi, pertarungan kita belum selesai. Aku menunggumu untuk menyelesaikan pertarungan kita sekali lagi untuk selamanya. Seluruh Jepang akan penghinaan ini. Aku menunggumu Miyamoto Musashi!”.

Tanpa ada keraguan di dalamnya, Musashi yakin bahwa suara tersebut adalah milik rival abadinya, Sasaki Kojiro. Meskipun raganya telah dikalahkan, ternyata semangatnya tetap membara untuk terus bertarung. Musashi pun akhirnya terpaksa melakukan perjalanan melintasi Jepang dari utara menuju selatan ke pulau Ganryu-jima, tempat di mana ia pertama kali mengalahkan Kojiro.

Apakah di pertarungan selanjutnya Musashi bisa mengalahkan Kojiro lagi?

Temukan jawabannya dengan memainkan Ganryu 2: Hakuma Kojiro!

Gameplay

Sejujurnya, kami sendiri belum pernah memainkan seri prekuelnya terdahulu. Namun, saat pertama kali menginjakkan kaki dalam sekuelnya, game ini mengingatkan kami pada game-game sidescrolling bertema ninja seperti Shinobi atau Ninja Gaiden versi klasik. Bedanya, di sini kita tidak akan berperan sebagai ninja, melainkan seorang samurai bernama Musashi Miyamoto, seorang tokoh terkenal yang namanya sudah berulang kali diadaptasi ke dalam cerita, film maupun video game.

Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:

Setelah memilih menu New Game, Anda akan langsung dihadapkan pada cuplikan kisah yang menceritakan bagaimana awal mulanya Musashi memulai perjalanan dari utara menuju selatan. Saat sedang bermeditasi, ia mendengar suara bisikan sang rival Kojiro yang menantang dirinya sekali lagi untuk berduel. Plotnya sendiri terbilang cukup sederhana yang berpusat pada harga diri seorang lelaki.

Selanjutnya, Anda langsung dibawa menuju Stage 1 yang berada di Pulau Hokkaido. Seperti game-game retro pada umumnya, game ini akan menuntut Anda untuk langsung beraksi tanpa adanya tutorial terlebih dahulu. Anda akan bergerak dari kiri ke kanan, menebas musuh-musuh yang menghadang sambil mengumpulkan item di sepanjang jalan.

Musashi menguasai beberapa aksi dasar seperti menebas lawan dengan pedang katananya, melempar kunai dari jarak jauh, dash, double jump serta wall jump untuk memanjat dua dinding yang berdekatan. Di pojok kiri atas, terdapat skor dan penunjuk waktu, batas amunisi kunai serta health bar yang menunjukkan kesehatan karakter.

Masih menggunakan standar retro, game terbagi atas lima stage, yang mana di setiap stage, Anda akan berpetualang melawan musuh-musuh, lalu berhadapan dengan Sub Boss dan ditutup dengan pertarungan melawan boss utama. Di perjalanan pertama, stage akan terasa panjang karena titik checkpoint-nya sendiri terbilang cukup jarang.

Tingkat kesulitan game ini sendiri terhitung normal, tidak terlalu susah tapi juga tidak mudah. Untungnya, berkat kontrol yang responsif, semua tindakan yang dilakukan Musashi terasa luwes. Nyawa karakter juga sangat terbatas, sehingga jika Anda kehabisan nyawa, maka layar Game Over akan menyapa Anda dan membawa Anda kembali ke stage pertama.

Pertarungan boss dalam game ini juga terhitung menantang. Kunci suksesnya adalah kesabaran. Anda hanya perlu bersabar memerhatikan pola serangan mereka, lalu meresponsnya dengan serangan yang cermat sampai mereka tumbang. Bagi gamer generasi baru, hal ini mungkin bisa membuat frustasi, namun bagi kami yang tumbuh di era tersebut, hal ini sudah biasa kami rasakan di game-game sejenis ini.

Presentation

Visual

Untuk membangkitkan rasa nostalgia, developer sengaja memilih gaya visual retro yang serupa dengan prekuelnya. Kendati demikian, gaya visual yang disajikannya benar-benar tampak menarik dengan perpaduan warna cerah yang diperkuat oleh animasi luwes. Desain tiap stage-nya pun terlihat sangat menarik dan berbeda satu sama lain sehingga penggemar retro mungkin akan merasa dimanjakan di sini.

Audio

Dengan keterbatasan hardware di era lampau, soundtrack selalu menjadi kekuatan utama dalam pembangunan atmosfer dunia dalam game. Hal inilah yang tetap dipertahankan pada Ganryu 2, di mana aspek audio tetap memainkan peranan penting dan mendapatkan perhatian khusus dari developer. Hasilnya Anda akan merasa seperti kembali ke era 80-90an, di mana musiknya sungguh berkesan.

Value

Pasar game Action Side-scrolling seperti ini jelas ditujukan pada gamer-gamer lawas yang tumbuh di era NES, SNES dan SEGA Genesis karena perlahan ia mulai tergerus zaman saat memasuki era PlayStation. Kami sendiri cukup merindukan game-game sederhana seperti ini karena tidak perlu memikirkan banyak hal seperti cerita, misi sampingan dan hal-hal merepotkan lainnya. Cukup tebas semua lawan yang ada di hadapan sampai bertemu dengan boss utama.

Conclusions

Ganryu 2: Hakuma Kojiro bagaikan mesin waktu yang membawa kami kembali ke masa kecil. Game ini bisa dimainkan kapan saja dan sewaktu-waktu Anda akan kembali lagi atas nama nostalgia. Pada jenis game seperti ini, selalu perasaan tertantang untuk memainkannya dari ulang, meskipun Anda telah menamatkannya berulang kali karena di situlah letak keajaiban game 2D Side-scrolling yang tidak lekang oleh waktu.