Tunic
Andrew Shouldice
Finji
27 September 2022 (PS4, PS5, Switch)
22 Maret 2022 (Xbox One, Xbox Series, PC)
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Action-adventure
Semua Umur
Digital
1.2 GB
US$ 29.99
Di zaman pra-internet saat Nintendo dan SEGA masih perang konsol, gamer dituntut untuk mencari tahu sendiri informasi dari dalam game sehingga menemukan keseruannya dari proses tersebut. Namun, akhir-akhir ini, kami merasa bahwa para developer game terlalu berlebihan memanjakan para pemain lewat tutorial, panduan dan pilihan tingkat kesulitan sehingga tidak lagi membuat para pemain merasa tertantang untuk menyelesaikan permainan?
Hal inilah yang menjadi keresahan Andrew Shouldice, seorang developer indie asal Kanada yang merupakan fans berat game Zelda. Selama tujuh tahun terakhir, ia meracik sebuah game petualangan yang dibintangi oleh seekor rubah kecil bersenjatakan pedang dan tameng. Setelah dirilis untuk Xbox dan PC pada bulan Maret lalu, akhirnya kini TUNIC juga mampir ke platform PS4, PS5 dan Switch.
Penasaran seperti apa game TUNIC ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Game ini bercerita tentang seekor rubah tanpa nama yang terbangun di sebuah tempat misterius. Tanpa petunjuk dan pendamping, sang rubah seorang diri menelusuri tempat ini sambil mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di tempat tersebut.
Di tempat ini, ia bertemu dengan banyak musuh-musuh jahat nan berbahaya yang ingin menghabisinya. Sang rubah tidak kehilangan akal karena di sepanjang perjalanannya, ia menemukan beragam peralatan seperti pedang dan tameng untuk melindungi dirinya.
Tempat apa yang sebenarnya dilalui oleh sang rubah?
Dan siapakah jati diri Si Rubah sebenarnya?
Temukan jawabannya dengan memainkan TUNIC!
Gameplay
Anda akan mengendalikan seekor rubah kecil tanpa nama, yang terdampar di sebuah tempat misterius tanpa penjelasan apapun. Setelah memilih menu New Game, Anda akan langsung diterjunkan pada permainan tanpa adanya informasi apapun seperti tutorial maupun petunjuk. Bahkan, tidak ada video pembuka maupun narasi cerita yang menjelaskan tentang apa yang membuat sang rubah terdampar di tempat tersebut.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
TUNIC adalah game petualangan yang menitikberatkan pada eksplorasi, mirip dengan apa yang disajikan game Zelda klasik terdahulu. Bahkan, senjata utama yang digunakannya pun sangat terinspirasi oleh Link, yaitu pedang dan tameng. Selain kedua senjata itu, nantinya Anda juga akan memperoleh beragam item lainnya untuk mendukung petualangan seperti dinamit, misalnya.
Lewat eksplorasi, Anda akan menemukan lembaran-lembaran kertas yang jika dikumpulkan akan membentuk buku instruksi manual yang berisikan informasi tentang game ini, seperti mekanisme permainan, peta, HUD, objektif dan lain sebagainya. Bahkan dari buku manual inilah, kami baru mengetahui bahwa si rubah ternyata bisa berlari dengan menahan tombol X karena hal ini sama sekali tidak dijelaskan dalam skema kontrol.
Sebagian besar kertas manual ini bertuliskan teks dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti dan hanya ada sedikit teks berhuruf alfabet. Meskipun begitu, tetap ada ilustrasi yang intuitif sehingga diharapkan para pemain bisa memahami konteks yang disuguhkan dalam manual tersebut.
Keseruan sebenarnya dalam game ini justru bukan datang dari jenis musuh atau boss yang Anda hadapi, melainkan dari desain peta dan sudut pandang kamera isometrik yang disajikan. Sudut pandang ini memang membuat Anda punya jarak pandang yang lebih luas dari game-game Zelda klasik, namun di balik itu, penggunaan kamera seperti ini juga secara cerdas bisa menyembunyikan jalan-jalan pintas yang benar-benar tidak kasat mata berkat sudut pandang ini. Hal inilah yang membuat Anda tertantang untuk terus mencari dan menemukan rahasia di setiap tempat yang Anda kunjungi.
Battle
Selain eksplorasi, pertarungan adalah hal yang sulit terhindarkan selama petualangan. Si Rubah kecil ini punya tiga bar yang terletak di sudut kiri bawah, merah untuk Health, hijau untuk Stamina dan biru untuk Magic. Stamina? Ya benar sekali, game ini sedikit meminjam elemen Soulslike untuk membatasi mobilitas sang rubah. Stamina akan berkurang ketika Anda menghindari serangan dan menangkis serangan menggunakan tameng. Stamina ini akan pulih secara otomatis ketika Anda tidak melakukan aktivitas seperti berlari, menangkis atau minum dari botol.
Apabila stamina terkuras habis, maka pergerakan sang rubah akan tertatih-tatih yang mengakibatkan dirinya bisa menerima kerusakan yang lebih besar saat menerima serangan. Untungnya, bar stamina ini tidak berkurang saat si rubah melancarkan serangan, sehingga pengaturan staminanya sendiri masih tergolong ramah.
Anda akan memulai parameter bar di atas dengan ukuran yang cukup mini. Akan tetapi, Anda bisa meng-upgrade-nya di checkpoint selama permianan untuk membuat sang rubah menjadi lebih kuat. Selain meng-upgrade atribut, checkpoint juga dapat memulihkan kesehatan dan mengembalikan sumber daya seperti flask. Akan tetapi, tentu saja ada harga yang harus Anda bayarkan karena musuh yang sudah Anda taklukkan sebelumnya, akan kembali hidup.
Bicara soal musuh, game ini punya banyak variasi musuh dengan pola serangan yang sulit ditebak. Ada yang bisa menyerang dari jarak dekat, melempar proyektil hingga serangan berputar yang sulit dihindari. Namun, jika sudah memahami pola serangan mereka, menghindari dan mengalahkannya bukanlah suatu kendala berarti.
Pertarungan boss jelas akan menjadi sebuah tantangan tertinggi dalam game ini. Kami tidak menceritakan terlalu jauh tentang pertarungan boss, namun kemunculan mereka selalu mengejutkan tanpa ada aba-aba maupun pertanda apapun sebelumnya. Ketika Anda masuk ke sebuah ruangan atau menjangkau tempat tinggi, tiba-tiba akan muncul Health Bar dan nama mereka di layar yang menandakan bahwa mereka adalah karakter boss.
Presentation
Visual
Satu kata yang bisa menggambarkan desain dunia dan visualnya adalah ESTETIS. Visual dan dunianya dihiasi oleh palet warna cerah sehingga terlihat lembut di mata. Tampilannya mengingatkan kami pada mainan anak-anak yang secara tidak alngsung mengundang imajinasi Anda untuk menghidupkan segalanya. Sebagai fans berat game Zelda, Andrew Shouldice sangat paham bagaimana cara meracik dunia yang begitu indah untuk membuat pemain terkagum-kagum sepanjang permainan.
Audio
Musik yang disajikan benar-benar cocok dengan suasana yang dibawakannya. Sebagian besar musiknya terdengar begitu tenang dan akan berubah secara dinamis seiring area yang Anda jelajahi. Keindahan dunianya kian terasa hidup berkat suara-suara yang mengelilinginya. Hal ini benar-benar membantu Anda merasakan aroma petualangan ajaib dari si Rubah kecil.
Value
Datang sebagai game indie, kualitasnya secara keseluruhan tidak main-main. Sekilas, Anda mungkin mengira bahwa TUNIC adalah game anak-anak karena tampilan visualnya yang imut dan penuh warna. Namun, di balik itu semua, ia menyimpan banyak sekali rahasia yang menunggu untuk Anda ungkap.
Kebalikan dari game modern yang membutuhkan banyak pengetahuan untuk memahaminya, memainkan TUNIC justru akan terasa lebih seru ketika Anda memiliki pengetahuan seminimal mungkin tentangnya. Atas dasar rasa penasaran itulah, Anda dipaksa untuk menjelajahi setiap sudut tempat untuk mencari petunjuk tentangnya. Rasa puas yang kami dapatkan ketika menemukan rahasia atau berhasil mengalahkan boss benar-benar terasa begitu mewah dan berharga.
Conclusions
TUNIC adalah sebuah mahakarya yang patut mendapat perhatian dan apresiasi tertinggi untuk tahun ini. Game ini mengembalikan semangat petualangan yang telah lama hilang dari game di era modern. Kami sendiri masih tidak menyangka bahwa game sebagus ini dikerjakan oleh satu orang saja bernama Andrew Shouldice. Meskipun memakan waktu pengembangan hingga tujuh tahun lamanya, namun kami rasa ini adalah pencapaian yang luar biasa untuk seorang developer.
+ Cerita yang penuh misteri
+ Petualangan yang berkesan
+ Eksplorasi bermanfaat
+ Teka-teki penguji logika
+ Pertarungan sederhana, namun efektif
+ Musuh yang variatif
+ Boss yang menantang
+ Presentasi visual atraktif
+ Musik yang menenangkan
+ Efek suara pendukung atmosfer dunia
- Teks berbahasa alien di buku manual