Wanted: Dead
Soleil
110 Industries
14 Februari 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC
Action, Hack and Slash
Dewasa
Blu-ray, Digital
26 GB
Rp 829.000
Action mungkin menjadi genre yang paling banyak yang ada di industri video game. Genre ini punya banyak peminat di pasaran hingga melahirkan banyak sub-genre baru di dalamnya, seperti Action-adventure, Action RPG, Action-sidescrolling, Soulslike hingga Hack-and-Slash. Tak heran jika banyak developer yang tergiur untuk membuat game aksi sekeren-kerennya guna memuaskan para gamer.
Setelah berhasil membangkitkan serial Valkyrie Elysium tahun lalu, developer Soleil ternyata sudah menyiapkan satu game aksi baru hasil kerjasamanya dengan publisher 110 Industries, yaitu Wanted: Dead. Dua tahun setelah pengumuman perdananya, akhirnya game ini resmi dirilis ke pasaran untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series dan PC.
Apakah Wanted: Dead berhasil memikat hati para penggemar game Hack-and-Slash?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Wanted: Dead menceritakan tentang pasukan polisi elit Hong Kong bernama Zombie Squad dalam misinya untuk mengungkap konspirasi perusahaan besar. Letnan Hannah Stone, seorang polisi wanita yang keras kepala dipercaya untuk memimpin tim ini berkat kemampuannya yang mahir dalam berpedang dan senjata api. Namun, karena sifatnya yang keras kepala itu, Letnan Stone sering kali bertindak di luar prosedur, sehingga kerap kali mendapat teguran dari atasannya.
Apakah Letnan Stone dan tim Zombie Squad dapat memenuhi misi selanjutnya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Wanted: Dead!
Gameplay
Wanted: Dead adalah sebuah game Action Hack and Slash tradisional yang menggabungkan unsur melee dan shooter di saat yang bersamaan. Game ini dikembangkan oleh developer Soleil yang sebelumnya menangani game Valkyrie Elysium. Di balik layar, ada beberapa orang yang dahulu terlibat dalam pembuatan game Ninja Gaiden dan Dead or Alive di masa lalu, seperti sang sutradara Hiroaki Matsui dan produser Yoshifuru Okamoto.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Combat
Mengusung genre Action Hack and Slash dengan konsep tradisional, Anda akan berpetualang maju ke depan secara linear dari satu area ke area lainnya sambil menghabisi musuh-musuh yang menghadang. Anda akan berperan sebagai Letnan Hannah Stone, seorang wanita bertato yang sangat mahir menggunakan pedang Katana dan senjata api untuk mengeksekusi lawan-lawannya. Ia merupakan pemimpin dari Zombie Squad, sebuah tim elit yang bekerja di luar bidang kepolisian biasa.
Di awal permainan, Anda akan langsung dibekali pedang katana sebagai senjata jarak dekat, pistol handgun untuk senjata jarak jauh. Kontrol permainannya sendiri sebenarnya cukup sederhana dan seperti game Action pada umumnya. Kotak untuk tebasan pedang, segitiga untuk tembakan pistol handgun, X untuk menghindar, lingkaran untuk reload, L1 untuk menangkis, R1 untuk melempar granat, L2 untuk membidik senjata api dan R2 untuk menembak. Dengan menggabungkan tombol kotak dan segitiga, maka Anda bisa melancarkan variasi kombo yang mampu membelah musuh sampai tubuhnya tercerai berai.
Sayangnya, pergerakan saat Anda melakukan tebasan pedang benar-benar terasa kaku. Apalagi jika Anda menggabungkan kombonya dengan pistol atau senjata api lainnya, ia terasa sangat kikuk dan aneh. Jangan berharap animasinya bisa seluwes Devil May Cry karena perbandingannya bagaikan bumi dan langit.
Game ini mengandung unsur gore yang cukup eksplisit, sehingga potongan-potongan tubuh yang berceceran menjadi hal yang sering Anda temui di sini. Bagian paling menarik dari gameplay-nya adalah jurus pamungkas Letnan Stone yang bisa Anda lancarkan ketika tubuh musuh bersinar atau dalam kondisi Staggering. Dengan menekan tombol segitiga dan lingkaran secara bersamaan, Letnan Stone akan menghabisi mereka dalam animasi khusus. Animasi jurus ini juga sangat tergantung dari lingkungan yang ada, misalnya Anda berada di dekat tembok, maka ia akan mendorong musuh dan menghabisinya di sana.
Sayangnya, lagi-lagi developer gagal membuat jurus pamungkas ini terasa hebat dan memuaskan. Alih-alih seperti seperti Ryu Hayabusa yang selalu epik saat memenggal musuh-musuhnya, animasi jurus spesial Hannah Stone justru terasa seperti serangan biasa tanpa ada kemegahan di dalamnya. Satu-satunya alasan Anda menggunakan jurus ini karena ia bisa memulihkan sedikit Health Bar karakter.
Game ini menyediakan Skill Tree untuk Hannah Stone yang terbagi atas tiga kategori, yaitu Offense, Defense dan Utility. Skill Tree-nya sendiri terasa standar dan tidak ada sesuatu yang patut dibicarakan. Semuanya hanya seputar membuka skill baru, menambah rangkaian kombo, meningkatkan atribut karakter atau memperbanyak amunisi saja.
Letnan Stone juga tidak bertempur sendirian karena ia sering kali ditemani satu hingga tiga orang pasukan Zombie Squad. Di awal permainan, kami merasa tingkat kesulitannya terlalu mudah sampai-sampai tidak pernah menggunakan item pemulih. Namun, seiring berjalannya waktu, musuh yang Anda hadapi semakin banyak dan sulit, apalagi jika skuad Anda terpisah selama perjalanan. Anda tidak bisa lagi asal tebas musuh karena pola serangan mereka semakin beragam. Sayangnya, Anda tidak bisa mengandalkan mereka karena menurut kami, AI dalam game ini cukup bodoh dan kurang responsif dalam membantu Anda di pertempuran.
Enemies
Musuh di game ini terbagi atas tiga tipe, yaitu Basic, Elite dan Bosses. Musuh tipepertama adalah Basic Enemies, di mana biasanya mereka bergerombol dan punya tampilan yang mirip seperti pasukan bersenjata, pekerja kontraktor dan sejenisnya. Musuh jenis ini sebenarnya cukup mudah untuk ditaklukkan, namun tidak jarang mereka juga bisa menyulitkan Anda karena jumlahnya yang cukup banyak dalam satu pertemuan.
Musuh tipe kedua adalah Elite Enemies, yang mana bisa juga disebut Mini-Boss. Jenis musuh ini biasanya jauh lebih kuat dari musuh biasa dan punya pola serangan yang sulit ditebak. Ada yang berbentuk seperti ninja yang sangat lincah, ada juga yang berbadan besar dan membawa Machine Gun. Bahkan, musuh tipe Elite juga punya serangan spesial yang bisa menguras Health Bar Anda dengan cepat.
Terakhir adalah musuh tipe Boss, yang mana ia memiliki Health Bar sendiri di atas layar. Dan sesuai namanya, tentu saja musuh tipe boss jauh lebih sulit dari tipe lainnya karena mereka sangat bertenaga dan berbahaya. Perlu strategi khusus untuk mengalahkan mereka, karena jika salah langkah sedikit saja akan fatal akibatnya.
Mini Game
Menghadirkan mini game selalu menjadi cara bagi developer untuk memberikan variasi pada gameplay. Kita bisa melihat begitu banyak mini-game pada game Grand Theft Auto (GTA) atau Yakuza yang terkadang membuat kita lupa waktu untuk menjalankan misi utama. Namun, hal itu biasanya bersifat opsional dan tidak harus Anda kerjakan untuk memajukan cerita.
Developer Soleil juga melakukan hal serupa dengan memasukkan mini-game ke dalam game ini berupa permainan ritmik yang mirip dengan mini-game karaoke dalam game Yakuza. Bedanya, mini-game di sini bukan bersifat opsional, melainkan suatu kewajiban untuk memajukan cerita. Ya, jadi jika Anda bukan pemain yang gemar memainkan game ritmik, bersiaplah untuk frustasi menghadapinya.
Menurut kami, seharusnya mini-game semacam ini dijadikan aktivitas sampingan saja daripada harus tergabung dalam cerita utama karena tidak semua orang suka dengan hal yang memaksa semacam ini karena ia bisa menjadi momok yang membuat pemain enggan melanjutkan permainan.
Presentation
Visual
Datang di generasi PS5, presentasi visual game ini benar-benar membuat sakit mata. Menjual aksi kekerasan sebagai daya tariknya, Wanted: Dead justru gagal dalam mempresentasikan kekejaman Letnan Stone. Anda memang bisa mencabik-cabik tubuh mereka menjadi berapa bagian, tapi ia terlihat konyol dan seperti sudah ada garis pola yang membelah tubuh mereka.
Untuk desain level sendiri, kami masih bisa memberikan nilai positif padanya karena tekstur lingkungannya terlihat cukup menarik untuk dilihat. Sayangnya, kami sering kali menemukan pop-in texture yang kerap kali mengganggu kenyamanan. Padahal, dengan kekuatan hardware PS5 dalam pengolahan data, seharusnya hal semacam ini tidak boleh terjadi, apalagi game ini bukanlah open-world yang punya banyak aset untuk dimuat dalam sekejap.
Hal yang paling parah dari visualnya adalah model karakter yang tampak tertinggal dua generasi ke belakang. Ekspresi wajah karakternya pun sangat kaku dan tidak bisa menunjukkan emosi apapun. Bahkan, game-game PS3 pun banyak punya model karakter yang jauh lebih baik dari ini.
Satu-satunya karakter yang punya model karakter layak untuk dilihat hanyalah sang karakter utama, Letnan Hannah Stone. Sementara karakter lainnya hanya terlihat seperti boneka saja. Dengan adanya game ini, model karakter dalam game Star Ocean jadi terlihat sedikit lebih baik.
Untungnya, game ini masih punya cutscene ala anime yang setidaknya bisa menolong presentasi ceritanya. Walaupun ceritanya sendiri tidak terlalu menarik, setidaknya hal ini menunjukkan bahwa developer Soleil punya sedikit niat untuk memperindah visualnya lewat anime.
Audio
Sulih suara game ini digarap sangat buruk. Intonasi pada setiap percakapannya terasa begitu datar sehingga emosi yang seharusnya keluar, tidak tersampaikan dengan baik. Hal ini juga semakin diperburuk dengan sinkronisasi bibir yang tidak pas, di mana ketika karakter mengucapkan kalimat yang panjang, bibirnya hanya bergerak beberapa kali saja. Dialog-dialog musuhnya juga terasa repetitif. Anda akan berkali-kali mendengar mereka meneriakkan kata “Grenade!” di hampir setiap area yang Anda lewati. Satu-satunya yang masih bisa menyelamatkan aspek audio hanyalah musik pengiringnya yang walaupun tidak istimewa, namun masih bisa diterima di telinga kami.
Value
Sebagai seorang gamer, biasanya kami berharap bisa melampiaskan segala kejenuhan dari rutinitas lewat aksi dalam sebuah video game. Menebas dengan pedang, menembak dengan pistol atau memukul musuh sekuat tenaga adalah hal-hal yang bisa membuat kami merasa puas. Sayangnya, hal ini benar-benar tidak bisa kami dapatkan dalam game Wanted: Dead.
Menebas lawan dengan pedang atau menembak musuh tepat di kepalanya benar-benar tidak memberikan kepuasan yang hakiki. Bahkan, ceritanya pun tidak membuat Anda termotivasi untuk terus maju karena rasanya begitu hambar tanpa punya daya tarik khusus.
Conclusions
Wanted: Dead adalah game pertama yang membuat kami sangat kecewa di tahun 2023 ini. Daripada PS5 dan Xbox Series X, seharusnya game ini lebih cocok dirilis untuk PS3 dan Xbox 360. Ia adalah game aksi tradisional yang dipresentasikan dengan cara yang kuno. Seluruh aspeknya terasa setengah matang dan tidak ada aspek yang benar-benar menonjol. Gameplay kaku, cerita hambar, tampilan visualnya terasa usang hingga sulih suaranya benar-benar hancur berantakan.
Sulit bagi kami untuk merekomendasikan game ini karena harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan konten yang Anda dapatkan. Jika Anda masih ingin memainkannya, lebih baik tunggu sampai game ini masuk ke layanan berlangganan seperti PlayStation Plus atau Xbox Game Pass.
+ Hannah Stone yang memanjakan mata
+ Cutscene ala anime
+ Desain level cukup menarik
+ Elemen gore yang eksplisit
- Cerita hambar
- Aksi pertarungan yang kaku
- Transisi antara pedang dan pistol terasa kikuk
- Model karakter bagai boneka
- Sering terjadi Pop-in Texture
- Ekspresi wajah tidak menunjukkan emosi
- Animasi jurus pamungkas tidak epik
- Musuh elit terkadang lebih susah dari boss
- Sulih suara hancur berantakan
- Mini-game bersifat memaksa