Bulan Februari ini menjadi bulan yang sangat menyenangkan karena akhirnya saya bisa merasakan sendiri bagaimana sensasi menggunakan perangkat terbaru untuk PS5, yaitu PlayStation®VR2. Dan setelah menggunakannya selama kurang lebih seminggu terakhir, saya akan mencoba mengulasnya lebih detail untuk Anda.
Ulasan ini hanya membandingkan penggunaannya PSVR generasi sebelumnya karena saya belum pernah menggunakan perangkat VR lainnya seperti Oculus Quest atau sejenisnya. Ulasan ini adalah opini pribadi berdasarkan pengalaman saya sendiri. Perangkat PlayStation®VR2 (PSVR2) ini juga milik saya pribadi tanpa sponsor dari pihak manapun.
PSVR2 menggunakan teknologi rendering image yang lebih canggih dari PSVR1, yaitu foveated rendering yang teroptimasi khusus untuk PS5. Perangkat ini digadang-gadang menjadi “The Next Gen Virtual Reality” memang sudah membuat saya jatuh hati sejak awal pengumumannya.
Motivasi utama yang membuat saya penasaran adalah selain dari sisi teknis, saya ingin mencoba memainkan game balap favorit saya, Gran Turismo 7 dalam mode VR. Apalagi ditambah dengan Set up Steering Wheel Thrustmaster T248 yang saya miliki, tentunya saya ingin merasakan pengalaman simulasi yang lebih maksimal lagi.
Selain GT7, sebenarnya ada juga judul game lain yang menarik perhatian saya, di antaranya adalah Horizon: Call of Mountain dan The Dark Pictures: Switchback VR. Hal inilah yang meyakinkan saya untuk meminang PlayStation®VR2 sejak hari pertama peluncurannya.
Penasaran apa saja kelebihan dan kekurangan PlayStation®VR2?
Berikut ulasannya berdasarkan pengalaman pribadi saya!
Kelebihan
1. Fitur Scanning dan See-Through View yang Game-changing
Menurut saya, ini adalah fitur yang sangat berguna, khususnya jika Anda memiliki ruang bermain yang terbatas. PSVR2 bisa memindai ruangan tempat Anda bermain dengan segala isinya, kemudian setelah itu Anda bisa mengatur seberapa luas area bermain mu. Dengan demikian, hasil pengaturan ini nantinya akan membentuk sebuah “kandang” sebagai area bermain Anda.
Ketika PSVR2 mendeteksi adanya sentuhan atau pergerakan di luar dari area yang sudah ditentukan, maka akan ada peringatan khusus sehingga Anda bisa segera mengantisipasi dan memitigasi potensi risiko kecelakaan yang tidak Anda inginkan.
Jika dalam sesi permainan, Anda ingin beristirahat sejenak, mudah sekali untuk melakukannya tanpa harus ribet melepas perangkatnya. Ini adalah fitur favorit saya karena dengan begitu, saya merasa lebih bebas saat bermain menggunakan PSVR2 tanpa takut menyenggol furnitur atau benda di sekitar.
2. Haptic Feedback, Adaptive Trigger dan 3D Audio
Anda mungkin sudah pernah merasakan ketiga fitur di atas lewat kontrol DualSense atau Headset favorit Anda. Namun, ternyata fitur-fitur tersebut juga diimplementasikan pada perangkat PSVR2. Fitur-fitur ini tidak hanya hadir sebagai gimmick, tetapi memang dirancang secara khusus agar game dapat menyampaikan pengalaman yang akurat pada pemainnya.
Saat saya memainkan Horizon: Call of Mountain, fitur Adaptive Trigger-nya benar-benar memberikan sensasi yang berbeda saat saya menyentuh objek-objek seperti batu, kayu, besi, tali atau busur panah. Rasanya seperti benar-benar sedang memegang objek aslinya. Bahkan, ketika melihat Thunderjaw lturf-war dan Stormbird, fitur Haptic Feedback yang ada di perangkat PSVR2 benar-benar ikut menggetarkan kepala saya, seolah-olah saya sedang berada di antara kedua robot yang sedang bergelut itu. Fitur ini menawarkan imersivitas yang jauh lebih baik dari apa yang saya rasakan di PSVR1.
Terakhir, dengan kualitas 3D Sound yang ditawarkan, ia membuat suasana semakin nyata, apalagi jika sedang memainkan game horor seperti Resident Evil Village. Saya serasa sedang ikut acara uji nyali karena merasakan kengerian yang begitu nyata. Oh iya, PSVR2 juga mendukung pemakaian Wired-Headset yang Anda miliki karena ia masih menyediakan port 3.5mm Jack Audio sehingga Anda tidak harus menggunakan headset bawaannya.
3. Intelligent Eye Tracking
Ini juga menjadi salah satu fitur yang sangat mantap. PSVR2 secara cerdas bisa mendeteksi pergerakan bola mata kita dan punya beragam fungsi. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur bagaimana visual yang ada akan selalu terlihat fokus. Hal ini menjadi sangat penting karena visual yang fokus dan detail akan membantu Anda menikmati jalannya permainan.
Selain itu, fitur ini juga dapat digunakan untuk memilih objek atau bahkan menjadi bagian dari permainan. Sebagai contoh dari di game Horizon: Call of Mountain, Anda dapat memilih objek atau menu dialog hanya dengan mengarahkan pandanganmu. Nantinya di game horor The Dark Pictures: Switchback VR, fitur ini bisa membuat hantu-hantu mendekati posisi Anda hanya dengan kedipan mata. Hebat, bukan?
4. Desain yang manis dan bobot yang lebih ringan
Dengan segala improvisasi yang ditawarkan, saya cukup terkejut saat mengetahui bahwa berat PSVR2 ini lebih ringan dari PSVR1. Bobot PSVR2 hanya sekitar 560 gram saja, sementara PSVR1 dulu sampai 600 gram. Bagi Anda yang berkacamata, desain PSVR2 sangat nyaman untuk dipakai bersamaan dengan kacamata sehingga saya tidak merasakan kendala yang berarti. Di sisi kiri atas perangkat PSVR2, terdapat dial yang bisa digunakan untuk mengatur jarak lensa sehingga mata Anda terasa nyaman saat memainkannya.
Oh iya, PSVR2 hanya membutuhkan satu kabel USB Type-C saja sehingga proses Set up nya sangat mudah dibandingkan dengan PSVR1. Hanya dalam waktu kurang dari lima menit saja, PSVR2 sudah siap untuk dimainkan. Panjang kabelnya sendiri lumayan panjang, sekitar 4.5 meter sehingga sangat cukup untuk menjangkau ruang bermain yang berukuran kurang lebih 2m x 2m.
Selain perangkat PSVR2, ada juga sepasang PSVR2 Sense Controller sebagai aksesoris pendamping. Bobotnya terasa sangat ringan sampai-sampai seperti tidak ada beban. Oleh karena itulah, ia menyediakan Strap untuk mencegah pemain melemparnya secara tidak sengaja.
Sense Controller ini dirancang sedemikian rupa agar bisa menyimulasikan berbagai macam objek yang bisa dipegang tangan manusia, mulai dari busur, tongkat, pistol dan lain-lain. Hal ini tentu saja memberikan kenyamanan ekstra saat Anda bermain game tembak-tembakan atau tebas-tebasan pedang. Selain pegangan yang ergonomis, desain cangkang yang melingkari pergelangan tangan juga memberikan keamanan saat tangan kita tidak sengaja menyentuh objek keras seperti tembok misalnya.
5. Visual yang lebih jernih dan Framerate yg stabil
Musuh terbesar saat bermain menggunakan perangkat PSVR1 adalah Motion Sickness alias mabuk. Namun, setelah mencoba PSVR2, anggapan ini perlahan sirna. Dengan dukungan visual dan framerate yang stabil hingga 120 Hz, PSVR2 bisa membuat saya betah berlama-lama menggunakannya.
Namun, satu hal yang perlu diingat adalah pengalaman yang saya dapatkan bisa saja berbeda dengan Anda karena banyak faktor yang menentukan Motion Sickness, seperti kondisi mata, fisik dan lain sebagainya. Untuk itu, ada baiknya sebelum menggunakan PSVR2, kondisi fisik Anda cukup prima, sudah makan terlebih dahulu dan siap untuk minum 15 menit sekali demi menjaga fokus.
Sebagai perbandingan, dulu saya pernah memainkan game Farpoint di PSVR1. Namun, baru berjalan setengah jam saja, kepala saya sudah kunang-kunang dan keluar keringat dingin karena Motion Sickness. Satu-satunya yang membuat saya bertahan lama bermain PSVR1 adalah game Summer Lesson yang memang sangat memanjakan para pria.
Bicara soal visual, harus kami akui bahwa sejernih-jernihnya visual di PSVR2, tentu saja belum bisa mengalahkan kejernihan TV OLED. Tetap ada kesan buram saat melihat objek yang berada di kejauhan. Awalnya, saya pikir ini masuk menjadi salah satu kekurangan, namun ternyata ini adalah ciri dari Favoeted Rendering yang memang membuat gambar menjadi sangat detail pada objek yang sedang kita lihat.
6. Fitur Cinematic Mode
Tahukah Anda bahwa sebenarnya Anda tidak membutuhkan TV jika sedang menggunakan perangkat PSVR2? Karena Anda bisa melihat seluruh layar permainan hanya dari perangkat PSVR2 saja, bahkan untuk game-game yang belum mendukung fitur VR Mode. Saya sendiri sudah mencoba memainkan game Hogwarts Legacy dan hasilnya benar-benar luar biasa, serasa sedang bermain di dalam bioskop.
Selain bermain, Anda juga bisa menggunakan PSVR2 untuk menonton film di Netflix atau YouTube. Fitur ini membuat Anda serasa punya bioskop pribadi di rumah. Akan tetapi, tentu saja kepala Anda akan terasa pegal apabila menggunakannya terlalu lama dari batas waktu yang Anda sanggupi.
7. Ramah Streamer
Untuk Game-streamer pemula seperti saya, PSVR2 terbilang cukup ramah untuk digunakan. Berhubung PSVR2 sudah tidak membutuhkan PS Camera lagi sebagai perangkat pendukung, alhasil PS Camera bisa Anda gunakan sebagai Face Cam agar wajah Anda bisa ikut masuk dalam sesi permainan. Dengan demikian, para penonton Anda bisa melihat pergerakan dan reaksi Anda saat memainkan game VR. Fitur ini jelas sangat berguna dan asyik untuk seru-seruan, apalagi jika digunakan oleh streamer yang latah.
Kekurangan
1. Tidak Mendukung Game PSVR1
Dengan segudang fitur yang telah diimprovisasi, sangat disayangkan ketika mengetahui bahwa perangkat PSVR2 tidak bisa digunakan untuk game-game PS4 yang mendukung VR Mode. Sony beralasan karena PSVR1 dan PSVR2 memiliki teknologi yang berbeda. Jadi, koleksi game PSVR Anda terdahulu, tidak bisa lagi digunakan menggunakan perangkat PSVR2. Padahal, saya sudah mengidam-idamkan memainkan kembali game Summer Lesson menggunakan PSVR2 untuk mendapatkan pengalaman yang lebih imersif.
2. Tidak Semua Game PSVR2 Menyediakan Demo
Berhubung game PSVR2 masih sangat sedikit saat peluncurannya, seharusnya Sony bisa memberikan demo-demo game yang akan dirilis di masa mendatang untuk menarik minat para gamer membelinya nanti. Karena seperti yang kita ketahui bersama, harga game saat ini sudah sangat mahal dan sudah masuk dalam satuan juta, sehingga jika ada game yang kita inginkan tetapi ternyata tidak cocok, hal ini menjadi sangat merepotkan gamer.
3. Usia Baterai PSVR2 Sense Controller
Dengan desain yang ergonomis dan sebesar genggaman pistol, baterai Sense Controller harus menjadi korban. Dari kondisi baterai penuh sekitar tiga bar, ia akan masuk ke dalam kondisi Low Battery hanya dalam waktu kurang lebih tiga jam saja, jauh lebih singkat dari usia baterai DualSense Edge yang baru dirilis akhir Januari kemarin.
Bahkan, Sony menjual Charging Base untuk Sense Controller secara terpisah dengan harga yang lumayan mahal. Dan saat ulasan ini ditulis, aksesoris tambahan itu belum tersedia di toko-toko retail Indonesia sehingga mau tidak mau, saya terpaksa men-charge nya menggunakan kabel USB Type-C dari PS5. Dan karena Sense Controller ini terdiri dari dua unit, Anda harus men-charge keduanya agar bisa digunakan.
4. Tidak bisa overlay saat streaming.
Di balik kemudahan streaming yang saya sebutkan di atas, sayangnya ada satu fitur yang belum tersedia saat menggunakan PSVR2, yaitu Overlay. Jadi, ketika Anda sedang streaming game ke channel YouTube, Anda masih belum bisa melihat komentar-komentar yang muncul di layar saat memainkan game sehingga menyulitkan Anda untuk berinteraksi secara langsung dengan penonton. Semoga saja Sony menambahkan fitur Overlay di masa depan untuk memudahkan para streamer.
Kesimpulan
Jadi, apakah PlayStation®VR2 layak untuk dibeli dengan harga Rp 10.599.000 ?
Untuk masalah harga, saya tidak memasukkannya ke bagian kelebihan dan kekurangan karena menurut saya soal harga itu relatif. Jika membandingkan dengan perangkat VR lainnya, harga PS VR2 sendiri jelas sudah termasuk kompetitif. Awalnya, jiwa “Mendang-Mending” langsung bergejolak saat harga resminya diumumkan. Namun, setelah mencobanya sendiri, saya seolah-olah lupa bahwa perangkat PSVR2 ini lebih mahal dari harga konsol PS5-nya sendiri.
Setelah melihatnya dari berbagai aspek, PlayStation®VR2 bagaikan pedang bermata dua. Anda bisa suka sekali bahkan cinta dengannya atau membencinya karena satu dan lain hal. Saran saya, bagi Anda yang belum pernah memainkan game menggunakan VR, ada baiknya untuk mencoba unit demo yang disediakan oleh toko retail kesayangan Anda atau meminjam dari teman yang sudah membelinya. Namun, jika Anda sebelumnya sudah pernah memainkan PSVR1 atau perangkat VR lainnya, saya yakin Anda akan dibuat ketagihan dengan segala improvisasi yang ditawarkan.
Untuk saat ini saya hanya bisa merekomendasi tiga game yanng wajib Anda mainkan menggunakan PSVR2, yaitu Horizon: Call of Mountain, Gran Turismo 7 dan Resident Evil Village.
So, are you ready for new era of Virtual Reality?
Feel the New Real!
Berikut penilaian pribadi saya untuk PlayStation®VR2:
- Desain: 9 / 10
- Fitur dan Aksesibilitas: 10 / 10
- Performa: 8 / 10
- Harga: 7 / 10
- Value: 9/10
Overall: 8.5 / 10