[Review] Sherlock Holmes: The Awakened

Sebagai penggemar serial misteri dan detektif dalam bentuk manga dan film, kami cukup kesulitan untuk menemukan game-game bertema detektif. Sejauh mata memandang, hanya ada dua judul game detektif yang benar-benar menarik untuk dimainkan.

Game pertama adalah L.A. Noire, namun sayangnya ia tidak diteruskan karena tim developernya sudah dibubarkan. Oleh karena itu, harapan kami hanya tinggal pada satu judul lainnya yang masih terus konsisten melahirkan judul baru, yaitu Sherlock Holmes. Pada bulan April lalu, developer Frogwares baru saja merilis game Sherlock Holmes ke-10 yang kembali mengusung judul The Awakened. Game ini adalah remake dari game berjudul sama yang dirilis tahun 2007 lalu.

Apakah Sherlock Holmes: The Awakened bisa memuaskan hasrat para penggemar detektif yang haus akan misteri?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

The Awakened mengambil latar waktu di awal-awal karir Sherlock Holmes, di mana saat itu Sherlock dan Watson hanya sekedar teman sekamar saja. Berkat kasus yang dihadapinya bersama-sama, mereka pun bergabung menjadi duo pemecah kejahatan di kota London.

Saat ini, mereka tengah menyelidiki serangkaian misteri kehilangan yang tampaknya terkait dengan kultus pemuja Dewa Kuno. Namun, kasus yang mereka hadapi kali ini sedikit berbeda. Jika biasanya Holmes dan Watson dihadapkan pada kasus-kasus yang masih rasional dan masuk akal secara logika, kini mereka justru dihadapkan pada mitos Cthulhu yang sarat akan elemen supranatural.

Kasus ini membuat Holmes benar-benar merasa ketakutan untuk pertama kali dalam hidupnya karena biasanya ia selalu bisa berpikir secara rasional menggunakan nalarnya. Sementara, kini ia harus berhadapan dengan sesuatu yang sulit diterima akal sehat dan menentang semua logikanya.

Apakah Sherlock Holmes dan Dr. John Watson dapat memecahkan kasus legendaris ini?

Temukan jawabannya dengan memainkan Sherlock Holmes: The Awakened!

Gameplay

Sherlock Holmes: The Awakened adalah game ke-10 dari franchise game Sherlock Holmes sekaligus menjadi seri remake dari game berjudul sama yang dirilis tahun 2007 silam. Bedanya, kali ini The Awakened diposisikan sebagai sekuel dari game Sherlock Holmes: Chapter One yang baru saja rilis dua tahun lalu.

Berangkat dari pengalaman kami memainkan Sherlock Holmes: Chapter One sebelumnya, game ini masih menggunakan pondasi gameplay yang serupa dengannya. Hal ini jelas mempermudah kami dalam beradaptasi, mulai dari kontrol dasarnya hingga langkah-langkah untuk mengumpulkan petunjuk dan sejenisnya.

Kontrolnya sendiri cukup sederhana, X untuk berinteraksi, Options untuk membuka buku catatan kasus, L1 untuk menganalisis lingkungan dan R1 untuk berkonsentrasi. Sayangnya, game ini belum memanfaatkan fitur-fitur DualSense seperti Haptic Feedback dan Adaptive Triggers. Padahal, jika developer bisa menghadirkan fitur tersebut, ketegangan saat permainan bisa terasa lebih imersif.

Holmes memiliki buku untuk mencatat petunjuk yang diperoleh dari TKP. Setelah petunjuk atau bukti sudah cukup dikumpulkan, Sherlock dapat merekaulang peristiwa di masa lalu melalui Concentration Mode dalam imajinasinya. Sherlock dapat berinteraksi dengan imajinasinya itu yang memungkinkan Anda untuk menyusun kembali kejadian berdasarkan bukti yang dikumpulkan. Jika berhasil menyusun peristiwa yang seharusnya, nantinya akan ada petunjuk baru yang didapatkan sebelum ia menarik kesimpulan.

Setelah memiliki cukup bukti, Anda bisa masuk ke dalam pikiran Sherlock yang disebut sebagai Mind Palace. Fitur ini bisa diakses melalui menu, di mana tugas Anda adalah menghubungkan bukti-bukti yang sudah terkumpul atas kasus yang sedang dihadapi. Setelah itu, Anda akan menjawab pertanyaan yang ingin dijawab. Anda dapat melihat berapa banyak bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Bukti-bukti ini terbagi atas tiga kategori berdasarkan warna, yaitu barang, dokumen dan pengamatan. Di sela-sela menjawab pertanyaan ini, kami kerap kali tidak memiliki bukti yang cukup, sehingga penyelidikan pun harus kembali dilanjutkan agar bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Karena jika bukti yang dikumpulkan dirasa masih kurang, progress cerita Anda untuk menyelesaikan Mind Palace akan terhambat.

Presentation

Visual

Game ini memang tidak datang dengan status sebagai game AAA, oleh karena itu ekspektasi kami terhadap game ini jelas tidak terlalu tinggi. Dengan dunia yang sudah dibangun sedemikian bagus, sayangnya model karakter di sini sering sekali hilang dan muncul ketika Anda melakukan investigasi. Animasi pergerakan karakter juga terasa masih agak tersendat sehingga kurang sedap dipandang. Namun, yang paling menyebalkan adalah sinkronisasi bibir karakter yang kerap kali tidak sesuai dengan percakapan yang sedang berlangsung, membuat kami agak malas menyaksikan adegan percakapannya.

Audio

Akting suara dan soundtrack game ini kami nilai sangat bagus untuk membangun suasana supranatural yang mencekam. Saking bagusnya, Anda akan berkali-kali merasakan ketegangan yang seharusnya selama permainan berlangsung. Nilai minusnya hanya terletak pada sinkronisasi bibir yang kurang sesuai dengan dialog yang sedang dibawakan. Jika hal ini bisa diperbaiki, pengalaman bermain Anda jelas akan lebih baik lagi.

Value

Meskipun game ini dilabeli sebagai sebuah seri remake, namun pada dasarnya ia sama sekali berbeda dengan Sherlock Holmes: The Awakened (2007) karena setiap aspek seperti gameplay, desain dunia, visual hingga sudut pandang kameranya telah disesuaikan seperti The Chapter One. Satu-satunya yang tetap mereka pertahankan adalah plot ceritanya yang kurang lebih mirip dengan pendahulunya.

Conclusions

Sebagai sebuah sekuel, ruang lingkup Sherlock Holmes: The Awakened terasa lebih kecil dari prekuelnya. Namun, sebagai sebuah seri remake, game ini mampu memberikan pengalaman yang menyegarkan dari The Awakened versi originalnya.

Terlepas dari tema cerita yang cukup mengerikan, game ini cukup menyenangkan untuk dimainkan. Sebagai salah satu atau mungkin satu-satunya game detektif yang masih bertahan, kami berharap serial game ini bisa semakin berkembang ke depannya.