Cross Tails
Rideon
KEMCO
20 Juli 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Strategy RPG
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
Rp 285.000 (PS5)
US$ 29.99 (Switch)
Siapapun pasti tahu bahwa dua kelompok hewan karnivora dari ras anjing dan kucing selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Berdasarkan fakta tersebut developer game asal Jepang bernama Rideon, tertarik untuk mengangkat kisah perseteruan anjing dan kucing ke dalam game strategi RPG terbarunya yang berjudul Cross Tails.
Berkat bantuan dari publisher KEMCO, akhirnya game ini resmi dirilis untuk pasar global pada tanggal 20 Juli 2023 untuk secara multiplatform. Seperti apa perseteruan ras anjing dan kucing dalam game ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Alkisah di sebuah dunia fiksi, terdapat dua negara yang sudah saling berseteru selama satu dekade terakhir, yaitu Kerajaan Ranverfurt yang menjadi rumah bagi para Hundian, sebutan untuk suku ras anjing dan Republik Hidiq yang menjadi tempat bermukimnya bangsa suku kucing Felis. Kedua negara ini terus berperang karena tidak ada pihak yang mampu mengakhirinya. Kebencian antara kedua bangsa ini begitu dalam hingga mendarahdaging.
Pada suatu hari, pemimpin muda dari Kerajaan Ranverfurt yang bernama Felix Arens, ditugaskan ke Pangkalan Mauer setelah lulus dari akademi militer. Dalam misi pertamanya, ia diberi tugas untuk membasmi para bandit yang muncul di sepanjang jalan raya. Berkat keberhasilannya menjalani banyak misi, ia tumbuh sebagai seorang prajurit yang dapat diandalkan.
Di sisi Republik Hidiq, terdapat seorang gadis bernama Shaimaa Jerbi yang merupakan putri semata wayang dari salah satu klan terkemuka di sana. Ia pergi berkelana untuk memusnahkan para bandit bersama teman masa kecilnya, Nisrine. Ketika ia tiba di tempat kejadian, muncul musuh yang tak terduga. Namun, setelah melalui pertempuran yang sulit, ia pun tumbuh sebagai putri penguasa wilayah. Perlahan tapi pasti, Felix dan Shaimaa pun akhirnya ditakdirkan untuk bertemu satu sama lain.
Apakah perseteruan kedua negara ini bisa segera berakhir?
Temukan jawabannya dengan memainkan Cross Tails!
Gameplay
Cross Tails adalah sebuah game RPG berbasis strategi yang dikembangkan oleh developer Rideon. Cross Tails sendiri bukanlah game strategi pertama yang dikembangkan oleh Rideon karena sebelumnya mereka sudah mengerjakan game serupa berjudul Mercenaries.
Permainan dimulai dengan pemilihan satu dari dua karakter protagonis. Anda bisa bermain sebagai Felix atau Shaimaa yang punya perspektif cerita yang berbeda. Felix yang berasal dari ras anjing adalah seorang kapten dari pasukan Kerajaan Ranverfurt, sementara Shaimaa yang merupakan ras kucing adalah putri kepala klan di Republik Hidiq. Kami sendiri memilih Felix untuk playthrough pertama.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Battle System
Seperti kebanyakan game strategi RPG pada umumnya, tugas utama Anda dalam sebelum mulai bertempur adalah pengaturan atas unit karakter, seperti menentukan siapa saja yang terjun ke medan tempur, meletakkan mereka di posisi yang tepat hingga mengganti perlengkapan, kelas dan lainnya.
Setelah pertempuran dimulai, para unit akan bergerak secara bergantian sesuai giliran mereka. Anda bisa memberikan perintah pada mereka untuk berpindah tempat, menyerang, bertahan, menggunakan item atau bahkan tidak melakukan apa-apa sama sekali.
Ada satu atribut unik yang diterapkan dalam game ini bernama Hate, di mana ia tampil berupa angka yang menentukan seberapa besar kemungkinan musuh menargetkan seorang unit tertentu. Atribut Hate ini akan terus bertambah apabila seorang unit karakter melakukan serangan, pemulihan atau skill. Menurut kami, fitur ini menambah tantangan tersendiri karena dengan demikian, Anda harus terus merotasi peran masing-masing karakter agar tidak ada satu karakter yang dominan sehingga diincar oleh banyak musuh sekaligus.
Tiap karakter Anda punya kelas atau job yang berbeda-beda, seperti Warrior, Wizard, Priest, Archer, di mana mereka punya keterampilan dan tugas yang berbeda-beda. Warrior biasanya adalah karakter yang berada di garda terdepan untuk melepaskan serangan fisik sebesar-besarnya. Tipe unit ini bisa Anda lepas sendirian saja tanpa perlu khawatir berlebihan. Sementara, kelas Archer adalah unit taktikal yang bisa menyerang dari jarak jauh, namun pertahanannya cukup lemah.
Sementara, unit Wizard lebih berfokus pada serangan sihir dan sangat rentan terkena serangan fisik. Lain halnya dengan unit Priest, di mana mereka punya skill untuk menyembuhkan diri dan rekannya, namun serangannya sangat kecil sehingga lebih cocok mendampingi karakter lain seperti Wizard. Seiring berjalannya permainan, nantinya akan terbuka kelas-kelas baru yang bisa Anda pilih yang punya Skill Tree yang lebih beragam.
Untuk karakter-karakter penting, biasanya posisi mereka terkunci dalam cerita. Namun, untuk memenuhi kuota pasukan yang ada, Anda bisa merekrut unit sampingan yang tampilan wajahnya sama semua. Yang membedakan, mungkin hanya bentuk kostum sesuai kelas yang Anda pilihkan untuknya.
World Map
Di tiap pergantian Chapter cerita, biasanya Anda diberi kesempatan untuk mengakses World Map yang berisikan banyak menu di samping kiri. Menu-menu ini punya banyak fungsi seperti mengatur formasi, merekrut unit baru, membeli item di toko, modifikasi, menyimpan data permainan hingga mengikuti Free Battle untuk sekedar grinding level.
Di Cross Tails uang adalah segalanya. Selain digunakan untuk membeli berbagai senjata, peralatan dan item, uang di sini juga dialokasikan untuk mempelajari skill karakter. Sayangnya, dengan model pemilihan menu yang sudah cukup usang seperti ini, membuat ruang eksplorasi Anda menjadi sangat minim terhadap dunianya sehingga Anda hanya bisa bertempur, bertempur dan bertempur saja setelah melewati proses cerita.
Presentation
Visual
Presentasi visual Cross Tails sebenarnya tidak terlalu impresif dan cenderung biasa saja, namun masih dalam tahap enak dilihat. Ilustrasi 2D ala anime akan banyak menghiasi layar Anda saat percakapan cerita berlangsung, diikuti dengan render model karakter 3D bergaya chibi di belakangnya. Namun, entah mengapa kami kurang menyukai gaya render karakter 3D-nya karena adanya garis tebal yang menyelimuti tubuh karakter. Menurut kami, seharusnya garis ini bisa dipertipis agar tidak terlalu mencolok.
Audio
Untuk sebuah game modern yang menyampaikan ceritanya lewat visual novel, seharusnya game ini bisa didukung fitur sulih suara untuk karakter-karakter kuncinya. Jika memang tidak bisa sampai dialog penuh, minimal mereka bisa mengeluarkan sepatah dua patah kata saja agar terasa lebih hidup dan tidak membisu. Untungnya, game ini punya kualitas soundtrack yang bisa menutupi kekurangan sulih suaranya sehingga Anda masih bisa ikut merasakan atmosfer ceritanya lewat melodi yang mengalun merdu.
Value
Cross Tails menawarkan dua protagonis dalam satu game dengan perspektif cerita yang berbeda. Hal ini mengingatkan kami pada game Fire Emblem Birthright dan Conquest yang pernah menerapkan konsep serupa, hanya saja ia dibagi menjadi dua game berbeda layaknya game Pokemon.
Sebagai pecinta game strategi seperti ini, kami cukup senang apabila ada judul-judul baru yang berpartisipasi dalam genre ini. Selain menambah variasi, kehadiran banyak IP baru juga memberikan persaingan sehat agar genre ini bisa berkembang lagi di masa depan.
Conclusions
Bicara soal kualitas, Cross Tails jelas masih sangat jauh jika dibandingkan dengan game sekelas Fire Emblem. Kendati demikian, KEMCO dan Rideon telah menuju ke arah yang benar dalam meracik game strategi RPG karena pondasi gameplay-nya terhitung cukup solid. Menurut kami, aspek yang perlu diperbaiki di masa mendatang adalah bagaimana cara mereka menyampaikan cerita, menambahkan sulih suara agar penjiwaan karakter lebih mengena serta perbaikan penerjemahan dalam Bahasa Inggris.
+ Dua pilihan protagonis
+ Pondasi gameplay yang solid
+ Hate jadi atribut yang unik
+ Menantang, namun tetap rasional
+ Ilustrasi 2D yang atraktif
+ Musik yang bisa dinikmati
- Cerita kruang menarik
- Garis tebal pada model karakter 3D
- Kualitas terjemahan buruk
- Font teks yang tidak konsisten