Adore
Cadabra Games
Cadabra Games
QUByte Interactive
3 Agustus 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Action RPG
Remaja
Digital
Pokemon dan Diablo adalah dua judul game fenomenal yang menginspirasi banyak developer untuk menciptakan game serupa demi mencuri perhatian para gamer. Ciri khas Pokemon yang membebaskan pemainnya untuk mengumpulkan monster sebanyak mungkin menjadi adiksi tersendiri. Sementara, Diablo selalu sukses mengimplementasi gaya RPG isometriknya yang masih terus digemari hingga kini.
Cadabra Games dan QUByte Interactive yang berasal dari Brazil, terinspirasi kedua judul game tersebut dan ingin meleburnya ke dalam satu game hingga akhirnya lahirlah proyek kolaborasi mereka yang berjudul ADORE. Apakah penggabungan dua formula yang sukses bisa menjadi jaminan sukses di pasaran?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Di dunia misterius bernama Gaterdrik, terdapat seorang Dewa bernama Draknar kehilangan kekuatannya. Akibatnya, kutukan pun menyebar dan menguasai semua makhluk yang akhirnya menumbuhkan konspirasi untuk membunuh Draknar. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah Lukha, seorang murid dari salah satu desa Pemuja.
Mampukah Lukha menyelamatkan dan mengembalikan kekuatan Draknar?
Temukan jawabannya dengan memainkan Adore!
Gameplay
Adore adalah sebuah game Action RPG bertemakan pengumpulan monster yang nantinya bisa Anda gunakan untuk membantu melawan musuh-musuh yang menghadang. Anda akan berperan sebagai seorang anak laki-laki bernama Lukha yang diutus oleh dewa Draknar untuk mengembalikan kekuatannya yang telah hilang. Premis cerita yang terkesan menarik ini sayangnya hanya berhenti sampai di sini. Ya, setelah titik ini, lore ceritanya benar-benar tidak menarik untuk diikuti lagi.
Pada dasarnya, Anda hany berpetualang untuk menyelesaikan berbagai macam quest, mengumpulkan monster, kemudian melawan boss. Tidak ada keterikatan yang terjalin antara Lukha, monster yang Anda tangkap dan para NPC di dalamnya. Para NPC di sini hanya sekedar sebagai pemberi quest saja tanpa ada kedalaman cerita. Bahkan, Lukha sang karakter utama juga seperti tidak punya emosi dan hanya bisa meng-iya-kan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Sungguh, karakter yang membosankan.
Sebagai seorang Adorer, Lukha punya kemampuan untuk menangkap monster yang ia temui selama perjalanannya. Game ini punya beberapa jenis sumber daya yang dibutuhkan untuk menangkap monster, membuka slot baru di inventory hingga mendapatkan item baru. Sayangnya, game ini tidak banyak menyediakan sumber daya berguna seperti item pemulihan dan sejenisnya sehingga eksplorasinya terasa kurang bermanfaat.
Mekanik penangkapan monster di sini terbilang cukup aneh dan agak sulit dilakukan. Ketika target sudah terkunci, Anda perlu menahan tombol L1 sambil menunggu bar yang ada di bawah monster terisi penuh. Namun, saat bar ini terisi, monster tersebut atau monster lainnya bisa saja menyerang Anda dan membuat bar yang sudah hampir penuh ini terinterupsi dan menjadi kosong lagi. Jadi, selama proses penahanan tombol ini, Lukha harus terus bergerak menghindari serangan. Sungguh proses yang menjengkelkan.
Setelah monster berhasil ditangkap, Anda bisa langsung menggunakannya sebagai partner. Penggunaannya sendiri cukup sederhana, di mana terdapat empat alokasi tombol yang merepresentasikan monster milik Anda. Cukup tekan tombol kotak, segitiga, X atau O untuk memanggil mereka dan monster akan menyerang secara otomatis. Monster-monster yang sudah Anda keluarkan, akan kembali ke kantong Anda setelah selesai menyerang. Namun, Anda juga bisa memanggil mereka secara manual dengan tombol yang bersangkutan, atau memanggil mereka sekaligus dengan tombol L2. Sekilas, mekanik seperti ini mungkin tampak menarik. Namun, lama kelamaan, ia menjadi repetitif dan tak lagi menantang.
Presentation
Visual
Sulit menggambarkan presentasi visual dari game ini karena kami menilai adanya inkonsistensi. Visual game ini menggunakan gaya cat air dengan warna-warni yang membuatnya terlihat hidup. Namun, desain karakter dan monsternya tidak mendukung teknik pewarnaan tersebut karena tampilan mereka tidak terkesan imut layaknya Pokemon. Lingkungannya juga terasa diulang-ulang dan hambar sehingga sulit bagi kami untuk terpikat olehnya.
Audio
Terlepas dari visual yang inkonsisten, game ini juga dilengkapi dengan soundtrack yang menyenangkan untuk didengar. Sayangnya, ia tidak didukung oleh sulih suara, baik untuk karakter maupun narator sehingga percakapannya terkesan sepi tanpa ekspresi.
Value
Dari seluruh aspek yang ditawarkan, tidak ada satupun hal yang menonjol dari game ini. Ceritanya sangat umum, presentasi visual yang inkonsisten, belum ada dukungan sulih suara hingga pondasi gameplay yang belum terasa solid. Bahkan, jika Anda penggemar game Monster-collecting pun, game ini tidak punya banyak variasi monster untuk Anda karena total monsternya hanya berjumlah 39 saja, sebuah angka yang tanggung.
Conclusions
Sebenarnya, Adore menawarkan ide yang cukup menarik di atas kertas, namun implementasinya masih terasa jauh dari harapan. Mekanisme gameplay-nya terasa dangkal, lingkungan yang repetitif, jumlah monster yang bisa Anda kumpulkan hanya 39, plot cerita yang tak lagi menarik setelah prolog, sistem penangkapan monster yang merepotkan hingga sistem penalti yang menjengkelkan. Kami sendiri adalah penggemar game-game bertema monster seperti Pokemon dan Digimon, namun game ini gagal memikat kami sehingga tak ada kesan yang berarti setelah memainkannya.
+ Gameplay unik, tapi repetitif
+ Hadiah yang sesuai dengan tantangan
+ Visual cat air terlihat bagus
+ Soundtrack enak didengar
- Cerita yang terlalu umum
- Presentasi visual inkonsisten
- Tidak ada sulih suara
- Jumlah monster hanya sedikit
- Tekstur lingkungan hambar
- Sistem pertarungan terlalu dangkal
- Sistem penangkapan monster yang susah
- Adanya penalti saat karakter mati