Die by the Blade
Grindstone
Triple Hill Interactive
Toko Midori Games
Grindstone
16 Mei 2024
PC
AMD Ryzen 7 7800X3D
Asus ROG Strix RTX 4080 Super
Fighting
Dewasa
Digital
13 GB
Menjadi salah satu indie game yang memiliki potensi yang menarik, Die by the Blade akhirnya menjadikan tahun 2024 ini sebagai window release-nya setelah selama kurang lebih satu tahun dalam tahap demo. Dikembangkan oleh developer Grindstone dan Triple Hill, Die by the Blade tidak hanya menawarkan aksi duel pedang yang challenging, namun juga kualitas visual dan animasi yang cukup mumpuni.
Apa yang membuat game ini berbeda dari game fighting lainnya?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Gameplay
Die by the Blade mengangkat konsep game fighting yang cukup unik. Game ini mengedepankan premis duel satu lawan satu di mana Anda akan bertarung menggunakan senjata khas tradisional Jepang seperti Katana dan Odachi. Apa yang membuat game ini berbeda dari game fighting yang lain adalah mekanisme pertarungannya itu sendiri.
Jika di game fighting lain, Anda harus melancarkan beberapa kombo serangan hingga Health Bar lawan habis, maka dalam game ini Anda hanya perlu melancarkan satu serangan saja. Dengan mekanisme pertarungan ini, ia menawarkan pertarungan yang menantang sekaligus menguji refleks Anda untuk dapat dengan cepat melancarkan satu serangan fatal.
Berlatar belakang di dunia Samurai-Punk yang futuristis, Anda dapat memilih berbagai jenis petarung lengkap dengan persenjataan yang dapat Anda buka. Konten dalam game ini memang hanya berfokus pada pertarungan satu lawan satu, tanpa dibumbui plot cerita. Ya, Anda dapat langsung terjun ke dalam arena pertarungan baik secara single player maupun multiplayer.
Tujuan Anda adalah untuk mencapai rank setinggi-tingginya dengan memenangkan setiap pertarungan. Konten-konten dalam game ini, baik level ataupun karakter dan kustomisasi-nya akan bertambah seiring naiknya level karakter Anda. Ada persyaratan level tertentu untuk membuka konten-konten tersebut, dan aspek ini memang terasa sangat repetitif.
Sebelum Anda memulai pertarungan, ada baiknya jika Anda terlebih dahulu melakukan latihan agar dapat menguasai Teknik-teknik bertarung. Latihan sendiri terdiri dari beberapa tahapan mulai dari pergerakan karakter, kombo-kombo serangan dengan berbagai jenis senjata, dan satu Final Battle sebagai konklusinya.
Kombo-kombo serangan pedang terbagi menjadi tiga stance, Low, Mid dan High Stance. Selain bacis attack, Anda pun dapat melancarkan serangan pamungkas. Namun perlu Anda perhatikan bahwa Anda harus melakukan beberapa combo dan mengenai musuh Anda pada kombo terakhir jika Anda ingin melihat animasi gerakan serangan pamungkas ini.
Anda juga dapat melakukan Parry dan Dodge untuk menghindari serangan lawan. Jalannya adu pedang dalam game ini sedikit mirip dengan yang ada pada Ghost of Tsushima, terutama pada momen ketika Jin Sakai mengaktifkan Ghost Stance di mana ia dapat membunuh lawan dengan satu kali tebasan. Mekanik satu tebasan inilah yang membuat karakter Anda maupun lawan tidak memiliki Health Bar. Sebagai gantinya, Anda memiliki bar Resolve sebagai indikator stamina. Jika resolve ini habis, maka karakter Anda tidak dapat melancarkan aksi.
Yang kami cukup sayangkan adalah animasi gerakan pada karakter yang sangat kaku. Tidak jarang juga antara input yang kami berikan dengan gerakan yang dihasilkan terasa delay yang cukup lama sehingga kami tidak dapat mengantisipasi serangan lawan.
Presentation
Visual
Dikembangkan dengan menggunakan Unreal Engine, kualitas visual game ini terasa cukup mengagumkan. Dengan menggunakan setting rata kanan, tampilan lingkungan dan stage yang ada memberikan detail yang mengagumkan dengan ditambah adanya fitur ray-tracing. Bercak darah dan potongan tubuh yang tertebas divisualkan dengan baik sehingga terasa sadis.
Performa dan kualitas FPS yang tinggi memberikan pertarungan yang smooth. Namun sayangnya, detail model wajah dan karakter kurang memberikan detail yang bagus dan terlihat seperti karakter pada game-game generasi lawas.
Audio
Kualitas audio pun terasa sangat minim dan hanya seperlunya saja. Tidak ada sulih suara atau musik latar yang benar-benar berkesan. Hanya suara efek adu pedang saja yang menjadi hiburan telinga Anda sepanjang permainan.
Conclusions
Die by the Blade memberikan sensasi pertarungan adu pedang yang sangat realistis. Ada banyak elemen yang mengesankan, namun secara bersamaan ada beberapa aspek yang seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi. Yang jelas, mekanisme pertarungan pada game ini cukup memberikan tantangan yang berbeda dibanding game fighting lainnya.
+ Pertarungan 1 lawan 1 yang seru dan menegangkan
+ Elemen gore yang cukup sadis
+ Detail lingkungan yang mengagumkan
+ Konten single player dan multiplayer cukup bervariasi
+ Performa stabil
- Tanpa plot cerita
- Animasi gerakan masih kaku
- Detail wajah dan model tidak mencerminkan game modern
- Audio yang tidak mengesankan