The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak
Nihon Falcom
NIS America
5 Juli 2024
PS4, PS5, Switch, PC
RPG
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
$59.99 (Standard)
$89.99 (Deluxe)
$129.99 (Ultimate)
Masih ingat dengan game JRPG The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel yang punya cerita sangat panjang dan membutuhkan empat seri dan satu epilog untuk mengakhirinya? Setelah menutup saga cerita Cold Steel, kini Nihon Falcom membuka lembaran cerita baru untuk serial Trails lewat game terbaru yang berjudul The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak.
Setelah menunggu hampir tiga tahun lamanya, game tersebut kini telah tersedia dalam versi Bahasa Inggris yang diterbitkan oleh NIS America. Saga baru, dunia baru, cerita baru, karakter baru, tentu saja gameplay dan visualnya juga baru. Apa saja yang ditawarkan oleh Nihon Falcom dalam seri Trails terbaru ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Trails Through Daybreak adalah sebuah saga cerita baru yang mengambil latar tempat di sebuah negara bagian bernama Calvard. Ceritanya sendiri berlangsung setahun setelah berakhirnya saga cerita sebelumnya di Trails into Reverie.
Sudut pandang cerita akan dilihat dari kacamata seorang Spriggan berambut biru bernama Van Arkride. Spriggan adalah sebuah profesi yang terlahir di Republik Calvard untuk mengerjakan semua pekerjaan apa saja yang tidak bisa diselesaikan oleh ihak berwajib. Van mempunyai sebuah kantor bernama Arkride Solutions yang terletak di ibukota Calvard, Edith.
Berkat reparasi pasca perang, negara bagian Calvard kini mengalami pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di samping itu, masyarakat Calvard sedang mengalami keresahan akibat reformasi radikal yang dilakukan oleh Presiden baru, Roy Gramheart.
Adanya desas-desus terkait resesi ekonomi dan kelompok rasis di masyarakat Calvard yang memunculkan kembali retorika anti-imigran, akhirnya memicu kerusuhan. Di lain pihak, organisasi mafia berinisial A yang memanfaatkan kerusuhan yang tengah terjadi untuk kepentingan mereka.
Pada suatu hari, seorang gadis SMA bernama Agnès Claudel, datang ke kantor Arkride Solutions untuk memberikan suatu pekerjaan. Van yang setuju menerima pekerjaan tersebut, akhirnya pergi membuntuti seorang pria paruh baya bernama Giacomo. Sayangnya, pekerjaan ini justru membawa malapetaka bagi Van dan Agnès sehingga keduanya menjadi buronan polisi.
Bagaimana nasib mereka selanjutnya?
Ikuti kisah petualangan Van dan Agnès dengan memainkan The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak!
Gameplay
The Legend of Heroes adalah sebuah franchise JRPG yang sudah cukup tua di industri video game. Franchise ini memiliki satu seri turunan bernama Trails yang terkenal dengan semesta dan ceritanya yang sangat kompleks. The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak adalah game ke-11 yang mengusung nama “Trails” sekaligus menjadi game pembuka arc cerita baru, setelah tiga arc sebelumnya usai.
Di layar judul, Anda akan dihadapkan pada layar judul yang menyediakan berbagai menu untuk memulai permainan dan pengaturan. Jika Anda memutuskan untuk memulai permainan, akan ada lima tingkat kesulitan yang bisa Anda pilih, mulai dari yang termudah dan hanya fokus di cerita saja seperti Very Easy dan Easy, kemudian ada tingkat Normal yang seimbang hingga tingkat kesulitan Hard dan Nightmare yang akan menyiksa Anda dalam sesi pertarungannya.
Seperti game-game Trails sebelumnya, terdapat menu “Backstory” di mana Anda bisa menemukan sinopsis cerita dari game-game Trails sebelumnya. Sayangnya, opsi ini hanya menyediakan kilas balik dalam bentuk teks cerita saja tanpa adanya cutscene, gambar atau video yang mendukung sehingga hanya mereka yang pernah memainkan game sebelumnya saja lah yang mungkin akan memahaminya. Jika Anda termasuk orang yang belum pernah menyentuh serial Trails sebelumnya, kami yakin Anda akan sulit mengerti dan melewatkannya begitu saja.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Secara garis besar, game ini masih menggunakan formula JRPG pada umumnya, di mana Anda akan berpetualang dan mengendalikan tokoh utama, menjalani misi utama untuk memajukan cerita, berkeliling kota untuk mencari misi sampingan hingga akhirnya bertarung melawan monster di dalam dungeon. Namun, karena ini adalah arc pembuka dari saga cerita baru, tentu saja ada banyak sekali lokasi baru yang belum pernah Anda temui dari game sebelumnya serta wajah-wajah baru yang akan terlibat dalam cerita.
Ceritanya sendiri disajikan dalam bentuk Chapter berurutan, yang mengingatkan kami pada game garapan Nihon Falcom lainnya seperti Ys dan Tokyo Xanadu. Jadi, selama Anda bermain dalam satu chapter tertentu, Anda bisa mengeksplorasi tempat tersebut tanpa batas Waktu, kemudian berinteraksi dengan para NPC, menjalani misi sampingan dan lain sebagainya.
Misi-misi ini biasanya ditandai dengan ikon berwarna yang ditandai pada peta seperti merah (Main Quest), biru (Side Quest) dan hijau (Sub Quest). Jika Anda adalah tipe pemain yang perfeksionis dan ingin menyapu bersih semua misi, misi sampingan adalah prioritas utama Anda dan harus diselesaikan sebelum berlanjut ke misi utama. Mengapa? Karena ketika Anda memutuskan untuk melanjutkan cerita, ada kemungkinan karakter Anda akan berpindah ke tempat lain dan misi sampingan jadi kadaluarsa. Selain itu, berapa banyak misi sampingan yang telah Anda selesaikan akan menentukan perolehan Ranking di akhir Chapter nanti.
Selama sesi eksplorasi, ada banyak sekali perbaikan dalam aspek petualangannya seperti dihilangkannya layar loading ketika Anda memasuki suatu bangunan saat eksplorasi hingga fitur Fast Travel yang mempercepat waktu tempuh Anda ke tempat yang pernah disinggahi. Selain itu, ada juga fitur High-Speed Mode yang bisa Anda aktifkan dengan menekan sisi kiri pada Touchpad yang dapat meningkatkan kecepatan pergerakan karakter.
LGC Alignments
Sebuah mekanik baru yang diperkenalkan dalam game ini, yang mana huruf LGC sendiri adalah singkatan dari Law, Gray dan Chaos. Implementasinya agak mirip dengan atribut karakter yang ada di game Persona, yang mana ketiga atribut ini akan bertambah sesuai dengan opsi yang Anda pilih saat menjalani quest, baik itu misi utama atau sampingan. Bedanya, mekanik ini berperan sebagai kompas moral bagi karakter utama kita, Van Arkride, yang nantinya akan menentukan cabang cerita di paruh akhir cerita.
Atribut Law biasanya akan bertambah ketika Anda memilih opsi yang taat aturan atau yang lurus-lurus saja, kemudian atribut Gray biasanya bertambah ketika Anda memilih jalur netral atau berada di ranah yang abu-abu antara benar dan salah, sementara atribut Chaos akan bertambah apabila Anda membuat Van memilih jalur yang melawan hukum dan menyelesaikan persoalan dengan cara yang brutal.
Selain memengaruhi jalan cerita, pilihan ini juga mempengaruhi statistik pada Van dan suatu kelompok yang akan berpihak dengan tim Anda. Misalnya, jika atribut Law Anda tinggi, maka kelompok Bracer Guild akan lebih mudah diajak bekerja sama. Sebaliknya, jika atribut Gray dan Chaos yang tinggi, maka ada kelompok selain Bracer Guild yang berafiliasi dengan Anda.
Connect Events
Fitur baru kedua yang diperkenalkan dalam game ini adalah Connect System, yang mana agak mirip dengan sistem Bonding yang ada di Trails of Cold Steel dulu. Dengan memicu fitur ini, Anda bisa mempererat hubungan antara Van dan karakter lainnya, baik itu rekan tim di dalam party maupun NPC yang jumlahnya lebih dari 20 orang.
Fitur ini dapat dipicu di sela-sela chapter saat Anda mendapatkan waktu bebas atau Free Time yang jumlahnya sangat terbatas. Dengan jumlah Free Time yang terbatas itu, tentu saja mustahil bagi Anda untuk memaksimalkan seluruh Connect yang ada hanya dalam satu playthrough. Meskipun jumlahnya terbatas, Anda berkesempatan menambah jumlah Free Time yang Anda miliki dengan menyelesaikan seluruh misi sampingan yang tersedia dalam suatu chapter.
Setiap karakter yang terdaftar dalam Connect System, akan memiliki level Connect Stages yang bisa naik menggunakan Connect Point. Poin ini bisa diperoleh dengan memicu event, memberikan suatu hadiah atau menonton film bersama. Dengan naiknya Connect Stage, maka akan ada efek bonus untuk karakter yang bersangkutan seperti kenaikan atribut.
Battle System
Setiap memulai arc cerita baru, biasanya Nihon Falcom selalu merombak sistem pertarungannya untuk membedakan dengan game-game sebelumnya. Namun, dari semua game Trails sebelumnya, game inilah yang membawa perubahan paling radikal yang pernah ada.
Game ini bisa dibilang punya dua sistem pertarungan, yaitu Command Battle dan Field Battle. Command Battle adalah sistem pertarungan Turn-based konvensional seperti game-game Trails sebelumnya, di mana Anda dapat memberikan perintah kepada karakter party Anda saat gilirannya tiba seperti menyerang, bertahan, menggunakan skill fisik (Crafts) atau sihir (Arts) hingga menggunakan item.
Menariknya, sistem turn-based di sini tidaklah kaku, karena sebelum Anda memberikan perintah, karakter yang Anda kendalikan bisa bergerak secara bebas sesuai dengan batas lingkaran. Dan apabila karakter Anda melepaskan serangan saat berada dalam posisi yang berdekatan dengan rekan tim, maka rekan tim yang di dekatnya itu bisa melancarkan serangan bantuan yang tentu saja memberikan kerusakan ekstra pada musuh.
Sistem pertarungan kedua yang baru diimplementasikan pada game ini adalah Field Battle, di mana sesi pertarungan ini bisa Anda lakukan ketika bertemu musuh di dungeon dan langsung menekan tombol serang (X), kurang lebih rasanya seperti Anda bermain game Ys atau Tokyo Xanadu.
Kelebihan Field Battle adalah Anda bisa langsung membunuh musuh-musuh kroco tanpa harus menunggu giliran karena sistem ini bertindak layaknya Hack-and-Slash. Tiap karakter juga punya jenis serangan yang berbeda-beda, misalnya Van yang bisa menyerang jarak dekat, sementara Agnes atau Feri bisa menyerang musuh dari jarak yang jauh.
Kekurangan Field Battle terletak pada keterbatasan jurus atau skill yang bisa Anda lancarkan. Jadi, Anda tidak bisa mengeluarkan jurus-jurus fisik dan sihir. Jadi, untuk mengakses skill tersebut, Anda harus memasuki sesi Command Battle yang bisa dipicu dengan tombol kotak. Sayangnya, Field Battle hanya berlaku untuk musuh-musuh kroco saja, sementara untuk pertarungan yang terikat dengan cerita atau Boss Battle, sistem pertarungan otomatis akan beralih menjadi Command Battle.
Di beberapa titik cerita (biasanya Boss Battle), Van akan bertransformasi menjadi makhluk yang diselimuti armor dan berambut panjang yang disebut Grendel. Saat kondisi ini terjadi sistem pertarungan masih tetap menggunakan Turn-based. Namun, terkadang susunan anggota party bisa berubah.
Saat berada dalam kondisi Grendel Battle, Van dapat menyerang dua kali dalam satu giliran. Bahkan, jika Anda mengaktifkan fitur S-Boost dengan tombol L1, ia bahkan bisa melepaskan tiga aksi sekaligus dalam satu giliran. Akan tetapi, anggota tim selain Van, tidak bisa menyerang lebih dari satu kali dan tetap seperti biasanya saja.
Presentation
Visual
Mengingat versi Jepang dari game ini sudah dirilis hampir tiga tahun yang lalu, tentu saja kualitas visual yang diusung oleh game ini masih menggunakan standar game keluaran tahun 2021. Kendati demikian, jika membandingkannya dengan game-game Trails maupun game Nihon Falcom lainnya, Trails through Daybreak jelas mengalami peningkatan yang signifikan.
Visualnya kini terasa jauh lebih tajam, mulai dari model karakter yang tampak lebih ekspresif dan detail, lingkungan yang lebih berwarna hingga pemandangan kota yang indah. Tampilan antarmuka seperti menu, HUD dan teks-teksnya juga mendapat pembaharuan jadi lebih stylish dan tidak kaku lagi. Sajian cutscene kini juga terasa lebih dinamis berkat animasi karakter yang lebih kaya dari seri-seri sebelumnya, sehingga meskipun durasinya panjang, namun tetap nyaman untuk disaksikan.
Namun, hal yang paling kami sukai adalah desain karakternya yang terasa naik level. Karakter-karakter penting dalam game ini sangat mudah dikenali hanya dari desain karakternya saja sehingga hanya dengan sekali lihat, kita bisa tahu apakah karakter ini adalah karakter penting atau hanya sekedar karakter minor yang numpang lewat saja. Desain wajah, gaya rambut dan desain kostumnya patut diacungi jempol, khususnya karakter-karakter wanita yang waifuable seperti Agnes, Elaine, Risette, Marielle dan Judith.
Audio
Bicara soal aspek audio, Nihon Falcom hampir tidak pernah gagal menyajikan soundtrack dalam setiap game garapannya. Serupa dengan karya-karya mereka dari game sebelumnya, soundtrack dalam game ini juga digarap dengan sangat luar biasa, mulai dari musik pembuka, musik saat eksplorasi, musik saat pertarungan hingga musik yang mengiringi setiap momen dalam cutscene cerita.
Dari sisi sulih suara, NIS America dan Nihon Falcom juga selalu berkomitmen untuk menghadirkan sulih suara berbahasa Inggris pada setiap game versi lokalisasinya. Kualitas sulih suara Bahasa Inggrisnya di sini benar-benar bagus dan layak diperhitungkan. Damien Haas yang berperan sebagai Van juga AmaLee yang berperan sebagai Agnes, sama-sama berhasil memberikan kontribusi terbaiknya untuk memerankan dua tokoh utama.
Secara keseluruhan, mungkin hanya ada satu keluhan terhadap aspek audio, yaitu sulih suara yang tidak lengkap. Ya, seringkali kami menemukan di banyak cutscene percakapan, di mana ada satu karakter yang percakapannya disulihsuarakan secara penuh, namun lawan bicaranya justru hanya membisu berbicara tanpa suara.
Jika karakter yang membisu itu adalah NPC atau karakter minor, kami mungkin masih bisa memakluminya. Tapi hal ini justru sering terjadi kepada karakter-karakter utama seperti Van dan Agnes, yang akhirnya mencederai aspek audio yang seharusnya hampir sempurna ini.
Value
Trails adalah sebuah seri game JRPG yang punya cerita berkelanjutan tiap serinya. Dengan semesta yang begitu luas dan cerita yang sangat panjang, tentu saja Anda harus meluangkan waktu ratusan jam agar menikmati seluruh serinya. Hal itu tentu saja cukup berat untuk gamer-gamer yang punya waktu sangat sedikit, apalagi mengingat game-game Trails terdahulu sudah tergolong uzur dari sisi teknis, mungkin saja membuat Anda enggan memainkannya.
Ada beberapa hal yang kami sukai dari Trails through Daybreak dibandingkan seri Trails sebelum-sebelumnya. Pertama, seri ini menghadirkan protagonis utama yang badass dan tidak selalu lurus-lurus saja seperti Rean Schwarzer. Hal ini sangat jarang terjadi untuk game-game JRPG, yang biasanya selalu menghadirkan karakter yang naif, selalu positif dan penuh semangat.
Kedua, tempo permainan game ini telah diperbaiki dari seri sebelumnya dan menjadi sangat nyaman untuk diikuti. Ceritanya yang bertahap dan tidak langsung memperkenalkan banyak karakter di awal, membuat kami bisa menginvestasikan rasa simpati terhadap karakter tertentu. Ketiga, adanya dua sistem pertarungan antara Field Battle dan Command Battle, memberikan opsi pada pemain sekaligus mempercepat proses eksplorasi dan grinding.
Pada dasarnya, Trails through Daybreak tetaplah game yang panjang dari sisi durasi, namun bedanya ia tampil lebih modern dan masih sangat relevan untuk dimainkan di tahun 2024 ini. Terlepas apakah Anda punya pengetahuan tentang serial Trails atau tidak, game ini sebenarnya sah-sah saja apabila Anda memainkan game ini sebagai pintu gerbang awal, karena pada dasarnya arc cerita dalam game ini adalah saga baru. Meskipun terkadang ada sedikit referensi terhadap karakter atau dunia dari game sebelumnya, namun hal tersebut masih bisa Anda tolerir dan jadikan motivasi untuk memainkan seri lamanya di masa depan.
Conclusions
The Legend of Heroes: Trails through Daybreak adalah sebuah evolusi besar-besaran dari Nihon Falcom untuk serial Trails yang selama ini sudah mulai terasa uzur karena pesatnya kemajuan teknologi. Meskipun, kami meyakini bahwa seri Trails of Cold Steel tetap menjadi salah satu JRPG terbaik yang pernah dibuat, namun game inilah yang membawa perubahan terbesar, baik dari sisi teknis maupun non-teknis.
Nihon Falcom berhasil memperbaiki segala kekurangan dari seri sebelumnya. Selain itu, mereka juga berupaya membuat game ini beranjak dewasa. Hal ini terlihat dari pemilihan protagonis pria dewasa yang tak lagi hanya bermodalkan semangat persahabatan. Kepribadian Van Arkride yang abu-abu itulah yang membuat kami teringat akan sosok protagonis favorit kami dari Tales of Vesperia, Yuri Lowell.
Meskipun bukan game yang sempurna, The Legend of Heroes: Trails through Daybreak adalah game yang wajib dimainkan oleh penggemar JRPG. Anda akan mendapatkan kepuasan ekstra dengan menginvestasikan puluhan jam untuk game ini. Apalagi sesaat sebelum game ini dirilis, NIS America sudah memastikan bahwa sekuelnya juga akan meluncur sekitar awal tahun depan, sehingga Anda tidak perlu menunggu lama untuk melanjutkan kisah petualangan Van Arkride.
+ Protagonis di ranah abu-abu
+ Tema cerita lebih dewasa
+ Alur yang enak diikuti
+ Pengembangan karakter yang menarik
+ Sistem pertarungan yang adiktif
+ L.G.C. sebagai kompas moral
+ Eksplorasi bermanfaat
+ Peningkatan visual dari seri Trails sebelumnya
+ Soundtrack yang memanjakan telinga
+ Kualitas sulih suara yang setara antara dua bahasa
+ Karakter waifu yang berlimpah
- Terbatasnya skill saat Field Battle
- Misi sampingan terikat oleh chapter
- Sulih suara tidak penuh
- Backstory hanya berupa teks panjang