Pecinta game horor patut bersyukur karena pada tahun 2017 ini, terdapat tiga game horor berkualitas yang bisa Anda nikmati. Di awal tahun, Resident Evil 7 yang memulai langkah besar yang ditandai dengan penggunaan engine baru bernama RE Engine. Capcom merombak seluruh gameplay dari pendahulunya dengan mengubah perspektif sudut pandangnya menjadi orang pertama. Di bulan April, kita kedatangan sekuel game horor psikologis, Outlast 2. Karena dinilai terlalu sadis, beberapa negara seperti Australia, melarang peredaran game ini. Dan baru-baru ini di bulan Oktober, kita kedatangan sekuel game garapan Shinji Mikami, yang dikenal sebagai bapak Resident Evil, yaitu The Evil Within 2. Anda akan melanjutkan kisah detektif Sebastian Castellanos yang telah kehilangan keluarganya dalam sebuah peristiwa kebakaran.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada Outlast 2, pada rubrik Head-to-Head kali ini, kami hanya akan membahas dua game saja, yaitu Resident Evil 7 dan The Evil Within 2 karena keduanya memiliki kemiripan. Simak perbandingan keduanya secara mendalam berikut ini:
1. Cerita
Resident Evil 7 dan The Evil Within 2 memiliki cerita yang serupa tapi tak sama, dimana keduanya melibatkan masalah pribadi sang protagonis. Ethan Winters mencari istrinya yang telah hilang selama tiga tahun dan Sebastian Castellanos mencari putrinya yang ia kira telah tewas dalam kebakaran.
Pengembangan cerita Resident Evil 7 mungkin kurang begitu baik, namun memecahkan misteri keluarga Baker tentu lebih menarik dibanding pencarian anak hilang, Lily Castellanos. Walaupun premis ceritanya sama-sama dalam sebuah misi pencarian, keduanya memiliki persiapan yang sama sekali berbeda. Sebastian yang telah berhasil bebas dari Rumah Sakit Jiwa Beacon di prekuelnya, tentu saja memiliki kesiapan yang lebih matang dengan segala kemampuan fisik dan amunisi mumpuni. Sedangkan, Ethan hanyalah masyarakat sipil yang sangat awam yang tidak tahu apa yang sedang ia hadapi. Ia tergerak oleh surat yang dikirimkan Mia dan hanya ingin menyelamatkan istrinya dalam keadaan utuh.
Sejak awal, The Evil Within 2 memiliki tujuan yang sangat jelas, namun penyusunan cerita terlihat agak berantakan. Sedangkan, ketidaktahuan Anda akan asal usul keluarga Baker dan hubungannya dengan Mia, menjadi faktor yang sangat menarik untuk ditelusuri hingga akhir.
Pemenang: Resident Evil 7
2. Gameplay
Bicara soal gameplay, Resident Evil 7 dan The Evil Within 2 punya perbedaan yang mendasar soal perspektif sudut pandang. Kendati demikian, keduanya memiliki fitur upgrade yang berguna untuk memperkuat sang protagonis. Resident Evil 7 mengadopsi perspektif orang pertama, dimana pandangan Anda sangat terbatas dan suasana menjadi lebih menyeramkan. Adegan pertarungan dan tembak-tembakan juga terasa lebih menegangkan berkat kemampuan Ethan yang pas-pasan, mengingat ia bukanlah orang yang terlatih dalam bidang tersebut. Tapi, justru di situ lah faktor yang meningkatkan level horornya. Sayangnya, Anda hanya akan merasakan pengalaman linear sepanjang permainan dan hanya sedikit dibumbui teka-teki standar. Di awal permainan, Ethan akan lebih banyak menghindar dan bersembunyi, namun seiring bertambahnya jumlah senjata dan amunisi, ia akan terasa sedikit overpowered.
Di lain pihak, The Evil Within 2 mengadopsi perspektif orang ketiga dengan konsep semi open world. Tak ada kewajiban untuk menyelesaikan misi sampingan yang tersedia, namun beragam hadiah yang akan Anda dapatkan, setidaknya akan mempermudah jalannya misi utama. Konsep open world mungkin terasa sedikit aneh untuk game bertema survival horor, kendati demikian konsep ini terhitung berhasil dan terasa menghasilkan. Dunia yang bisa dieksplorasi juga terasa pas, tidak terlalu luas tetapi juga tidak terlalu kecil. Uniknya, konsep terbuka ini sama sekali tidak merusak tempo permainan, ia bahkan justru memperkaya informasi mengenai dunia Union.
Fitur lain yang tak dimiliki Resident Evil 7 adalah Crafting dan pengembangan Skills. Kedua fitur ini membuat permainan semakin berkembang dan layak untuk dikejar. Terbatasnya ketersediaan sumber daya membuat Anda harus mengatur pengembangan karakter sesuai dengan gaya bermain. Selain itu, situasi yang ada juga sangat mendukung Sebastian menghemat amunisi, seperti genangan air, listrik dan lain-lain.
Pemenang: The Evil Within 2
3. Atmosfer Horor
Ketika berbicara soal atmosfer horor, ia tak lepas dari desain, sinematografi dan imajinasi di dalamnya. Faktor-faktor esensial tersebut lah yang menentukan tingkat keseraman dari sebuah game horor. Desain antagonis dan dunia Resident Evil 7 sangatlah menjijikan dan mengerikan di saat yang bersamaan, terutama Keluarga Baker. Mereka adalah sekumpulan psikopat dengan tingkah laku primitif tanpa kenal belas kasihan. Sejauh mata memandang, Anda akan bertemu sejumlah hal menjijikan, seperti Keluarga Baker yang memakan serangga, tidak pernah mandi dan masih banyak hal menjijikan lainnya. Selain itu, penggunaan RE engine juga membuat raut wajah karakter terlihat sangat mengerikan, terlebih jika saat posisi close-up. Desain suara dalam Resident Evil 7 juga sangat istimewa. Ketika Anda masuk ke kediaman keluarga Baker, rumah tersebut serasa hidup dan berusaha menakuti Anda dengan segala isinya. Setiap erangan, deritan atau suara sekecil apapun, cukup untuk memacu adrenalin Anda hingga batas maksimal, terlebih jika Anda memainkannya menggunakan perangkat PlayStation VR dan headset.
Tak ada yang lebih menyeramkan dari melawan sesuatu yang tidak bisa Anda lihat. The Evil Within 2 tidak mengandalkan elemen jumpscare untuk menakuti Anda. Dunia imajiner bernama Union sendiri terus menawarkan hal baru di tempat-tempat yang dikunjungi Sebastian. Terkadang dunia Union mengacaukan pikiran Sebastian yang meningkatkan kewaspadaan Anda tentang apa yang akan terjadi berikutnya. Teknik pencahayaan dan sinematografi yang mumpuni, sangat mempengaruhi sisi psikologis pemain hingga membuat Anda cukup takut hanya untuk membalikkan badan Sebastian. Sayangnya, semakin sering Anda bertemu musuh yang serupa, membuat tingkat horornya pun semakin berkurang.
Pemenang: Resident Evil 7
4. Waktu Permainan
Dengan harga jual perdana yang relatif sama, Resident Evil 7 dan The Evil Within 2 menyajikan konten yang sangat berbeda. Mengingat petulangan Ethan di Resident Evil 7 sangat linear, Anda bisa menyelesaikan cerita utamanya kurang dari 10 jam. Saat ini, rekor waktu tercepat menyelesaikan Resident Evil 7 yang telah tercatat adalah 1 jam 32 menit. Sedangkan, waktu rata-rata pemain normal untuk menyelesaikan game ini mencapai 8 hingga 10 jam.
Rekor dunia yang tercatat saat ini untuk waktu penyelesaian tercepat The Evil Within 2 adalah 2 jam 31 menit. Sedangkan, pemain normal membutuhkan waktu yang bervariasi untuk menyelesaikan game ini dalam kisaran 10 hingga 20 jam. Jika Anda tipikal pemain perfeksionis yang ingin menyapu bersih seluruh progress, setidaknya membutuhkan waktu lebih dari 20 jam.
Pemenang: The Evil Within 2
5. Popularitas
Resident Evil dan The Evil Within memiliki sebuah persamaan, yang tak lain adalah terlahir dari orang yang sama, yaitu Shinji Mikami. Resident Evil pertama kali muncul ke permukaan pada tahun 1996 di konsol PlayStation. Sedangkan, The Evil Within baru hadir pada tahun 2014 di konsol PlayStation 3 dan Xbox 360, setelah Shinji Mikami tak lagi menjadi bagian dari Capcom dan mendirikan studionya sendiri, Tango Gameworks. Lebih dari dua puluh tahun malang melintang di industri video game, popularitas Resident Evil terus meroket dengan merilis puluhan judul game dan telah diadaptasi ke berbagai media seperti film layar lebar, animasi, komik dan novel. Untuk aspek ini, The Evil Within harus mengakui keunggulan Resident Evil yang telah berumur dua dekade.
Pemenang: Resident Evil 7
Kesimpulan
Dari kelima aspek di atas, Resident Evil 7 unggul tipis atas The Evil Within 2 dan kami nobatkan sebagai pemenang dalam Head to Head kali ini. Kendati demikian, kedua game tersebut kami nilai sangat memuaskan dan berhasil memenuhi hasrat pecinta game survival horror tahun ini. Penilaian kami murni berdasarkan pengalaman bermain dan fakta-fakta yang kami kumpulkan. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika masih ada kekurangan dari rubrik ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.