Lost Sphear
Tokyo RPG Factory
Square Enix
24 Oktober 2017
PS4, Switch, PC
RPG
Remaja
Cartridge, Digital
3 GB
Rp 470.000 (PS4)
Rp 470.000 (Steam)
US$ 49.99 (Switch)
Sukses membangkitkan cita rasa RPG klasik lewat I am Setsuna, Tokyo RPG Factory kembali dipercaya oleh Square Enix untuk meracik game RPG klasik terbaru yang mengusung tema bulan dan memori berjudul Lost Sphear. Apakah game ini bisa jauh lebih baik dari I am Setsuna?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Seorang pemuda bernama Kanata, menemukan sebuah fenomena aneh yang belum pernah dilihat sebelumnya. Fenomena ini membuat kampung halamannya Elgarthe, berubah sepenuhnya menjadi putih dan perlahan-lahan menghancurkan dunia serta memori orang-orang di sekitarnya. Untuk mengembalikannya seperti semula, Kanata harus mengumpulkan memori yang hilang bersama kedua sahabatnya, Lumina dan Locke.
Apakah Kanata berhasil menyelamatkan dunia dari kehancuran?
Temukan jawabannya dengan memainkan Lost Sphear!
Gameplay
Berbeda dengan I am Setsuna yang lingkungannya selalu dipenuhi oleh salju, Lost Sphear melakukan perubahan besar dengan menghadirkan lingkungan yang lebih beragam. Tidak hanya itu saja, kini Anda tidak lagi berperan sebagai seorang pembunuh bayaran, melainkan seorang pemuda yang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia, sebuah formula yang sudah menjadi ciri khas game JRPG.
Dalam game ini, Anda akan berperan sebagai Kanata, seorang pemuda dari desa Elgarthe. Awalnya, ia ditugaskan oleh kepala desa untuk memburu monster bersama kedua sahabatnya, Lumina dan Locke. Sekembalinya dari perburuan tersebut, Kanata mendapati desanya telah dipenuhi oleh kabut putih yang menutupi lingkungan. Bahkan, para penduduk yang ada di dalamnya pun turut hilang bersama kabut putih tersebut.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Adventure
Hampir serupa dengan I am Setsuna, game ini juga menuntut Anda untuk berpetualang dari satu kota ke kota lainnya, lalu menjelajahi dungeon hingga akhirnya bertemu dengan karakter boss yang harus Anda libas untuk melanjutkan cerita. Game ini juga masih menggunakan sistem World Map yang membuat lanskap dunianya terlihat jelas. Sebuah formula yang sudah tidak asing bagi penikmat JRPG.
Namun, yang membuatnya unik adalah di sepanjang permainan, Anda akan menemukan banyak memori berupa kata-kata atau item, yang nantinya bisa Anda gunakan untuk memulihkan objek-objek yang terkena fenomena kabut putih. Pengumpulan memori ini akan mempengaruhi beberapa mekanisme permainan, mulai dari sistem pertarungan hingga perkembangan cerita.
Dengan membuka memori tertentu, Anda berkesempatan untuk mendapatkan Spritnite dan Artefak baru. Awalnya, mekanisme ini cukup menarik karena dengan memulihkan berbagai landmark di peta, membeirkan efek buff pada tim party Anda. Namun, setelah permainan semakin jauh, mekanik ini mulai terasa repetitif dan efeknya pun mulai tidak terlalu berguna untuk menunjang petualangan Anda.
Game ini menyisipkan mini-game memancing saat Anda melakukan eksplorasi. Biasanya tempat memancing ini ditandai oleh papan nama kayu di pinggir kolam, sungai atau danau. Mini-gamenya sendiri cukup mudah, karena Anda hanya perlu menekan satu tombol saja saat umpanmu ditarik oleh ikan. Namun, tidak selalu ikan yang Anda dapat, karena bisa saja ia hanyalah sebuah sampah tak berguna.
Satu penambahan fitur baru yang tidak ada dalam I am Setsuna adalah Party Talk. Dengan menekan tombol R1 saat melakukan eksplorasi, Anda bisa mengobrol dengan karakter party sambil menanyakan ke mana arah dan tujuan objektif selanjutnya. Menurut kami, fitur ini sangat berguna bagi pemain yang sudah meninggalkan permainannya dalam waktu lama dan ingin melanjutkannya kembali di suatu hari.
Battle
Pertemuan dengan musuh tidak berlangsung secara acak karena mereka akan terlihat di layar sebelum Anda melakukan kontak fisik dengannya. Seperti JRPG modern lainnya, ada keuntungan jika Anda berhasil menyentuh mereka dari samping atau belakang, seperti memulai pertarungan dengan ATB atau Momentum yang telah terisi.
Lost Sphear masih menggunakan sistem pertarungan Turn-based yang menggunakan Active Time Battle (ATB) seperti I am Setsuna, namun dengan beberapa improvisasi yang membuatnya lebih dinamis. Perubahan pertama adalah jumlah karakter party yang terlibat dalam pertarungan, di mana kini jumlahnya menjadi empat karakter.
Perubahan kedua adalah Anda diizinkan untuk menempatkan karakter sesuka hati sebelum ia mengeksekusi perintah seperti menyerang atau menggunakan item. Perpindahan karakter ini terasa cukup krusial untuk menghindari serangan musuh, terutama boss, agar tidak semua karakter terkena serangan secara bersamaan. Apalagi, dengan adanya karakter yang bisa menyerang dari jarak jauh seperti Locke dan Van, hal ini membuat mobilitas mereka lebih praktis.
Fitur Momentum juga kembali hadir di game ini, yang bisa terisi hingga 3 slot per karakter. Fitue ini dapat membuat serangan karakter menjadi lebih kuat jika Anda menekan tombol kotak sesaat sebelun perintah dieksekusi. Indikator kilatan cahaya di atas kepala karakter menjadi penanda bahwa Anda bisa memicu fitur ini. Fitur Momentum ini disarankan untuk digunakan sesering mungkin karena ia akan terus terisi sepanjang pertarungan.
Sistem skill juga masih mengadopsi gaya I am Setsuna, yang mana Anda dapat memasangkan equip bernama Spritnite agar karakter yang bersangkutan bisa menggunakan skill dalam pertarungan. Spritnite bisa didapat dari peti harta, toko atau Crafting mengggunakan memori.
Pada suatu titik cerita, nantinya karakter Anda akan memperoleh kemampuan untuk berubah menjadi robot. Dengan melakukan perubahan ini, nantinya karakter Anda dapat mengakses jurus dan kemampuan baru, serta atribut yang jauh lebih kuat dari versi manusianya.
Presentation
Visual
Presentasi visual dan musik merupakan aspek terpenting dari game-game garapan Tokyo RPG Factory. Berkat kedua aspek inilah, developer bisa menggambarkan perasaan karakter-karakternya melalui visual yang menawan serta alunan musik yang melankolis. Satu hal yang patut kami acungi jempol adalah kini lingkungannya yang terasa lebih variatif dari I am Setsuna yang hanya beralaskan salju di mana-mana.
Meskipun datang dari publisher ternama Square Enix, namun sebagai game yang biaya pengembangannya terbatas, Anda tidak bisa mengharapkan visual realistis yang memukau seperti halnya game-game Final Fantasy. Akan tetapi, untuk membangun cita rasa klasiknya, game ini cukup berhasil mempresentasikannya dengan baik. Model 3D karakternya dibuat sesederhana mungkin agar terlihat simpel. Namun, art style karakternya dibuat menggunakan gambaran tangan agar terlihat bak lukisan.
Audio
Soundtrack dalam game ini terasa lebih menyenangkan untuk didengarkan dari I am Setsuna karena punya nuansa yang lebih ceria. Meskipun tema yang dibawakan cukup berat dan kelam, namun berkat alunan musik orkestranya yang begitu indah, membuat suasananya terasa lebih istimewa.
Value
Sebagai penikmat game JRPG klasik, Lost Sphear jelas merupakan pilihan game yang wajib Anda miliki. Apalagi, jika Anda begitu mencintai I am Setsuna, maka game ini adalah jawaban dari rasa penasaran Anda akan game bercitarasa klasik. Kualitas ceritanya memang patut dipertanyakan, akan tetapi presentasinya yang begitu indah dari sisi visual dan audio, setidaknya masih dapat menyelamatkan wajah game ini.
Conclusions
Entah I am Setsuna yang terlalu bagus atau memang potensi Lost Sphear yang belum tergali maksimal sepenuhnya, secara keseluruhan, game ini memang masih berada di bawah I am Setsuna. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, Lost Sphear tetap memiliki berbagai kelebihan seperti dunianya yang terasa jauh lebih menarik, improvisasi sistem pertarungannya yang menjadi lebih dinamis.
+ Sistem pertarungan dinamis
+ Kembalinya sistem World Map
+ Artwork yang indah
+ Durasi permainan cukup
+ Dialog yang mengalir
+ Alunan lagu yang merdu
- Plot cerita agak membingungkan
- Pengumpulan memori terasa repetitif
- Minim inovasi