Persona 3: Dancing in Moonlight & Persona 5: Dancing in Starlight
P-Studio
SEGA
Atlus
4 Desember 2018
PS4, PS Vita
Rhythm
Remaja
Blu-ray, Digital
9 GB (P3D)
9 GB (P5D)
Rp 768.000 (Standard)
Rp 998.000 (PSVita - Digital Bundle Pack)
Rp 1.427.000 (PS4 - Endless Night Collection)
Popularitas serial Persona memang kian meroket di kalangan milenial berkat kesuksesan ketiga seri terakhirnya. Tak hanya menyajikan kualitas cerita dan gameplay yang luar biasa, jajaran soundtrack-nya yang mengiringi permainannya pun terasa sangat berkesan. Sadar akan potensi musiknya yang digemari para gamer, Atlus melahirkan genre baru bagi serial Persona, yakni Rhythm. Kesuksesan Persona 4: Dancing All Night (P4D) menginspirasi terciptanya dua seri lainnya bergenre serupa, di antaranya Persona 3: Dancing in Moonlight (P3D) dan Persona 5: Dancing in Starlight (P5D) yang masing-masing dibintangi para protagonis tiap serinya. Apa saja yang ditawarkan Atlus pada dua seri Persona Dancing terbarunya?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Pada suatu hari ketika anggota SEES (P3D) dan Phantom Thieves (P5D) tengah tertidur lelap, mereka terbangun di sebuah ruangan misterius yang disebut Velvet Room. Seluruh anggota termasuk sang protagonis pun terheran-heran dan saling bertanya satu sama lain terkait apa yang sebenarnya terjadi. Mereka pun disambut oleh penjaga ruang tersebut, yakni Elizabeth (P3D) dan si kembar Caroline/Justine (P5D).
Selain Makoto Yuki dan Ren Amamiya, semua orang belum pernah bertemu penjaga tersebut sebelumnya. Namun, berkat perjanjian kontrak istimewa, mereka kini diperbolehkan untuk bertemu. Elizabeth dan Caroline/Justine menjelaskan bahwa mereka kini tengah berada di alam mimpi yang tak akan mempengaruhi kehidupan nyata. Ketika terbangun nanti, ingatan mereka semua akan dihapus dan menjalani aktivitas seperti biasa. Namun sebelum itu, Elizabeth dan Caroline/Justine meminta semua orang untuk berdansa mengikuti irama lagu. Mereka hanya cukup membayangkan gerakan apa yang ingin dilakukan agar tubuh mereka bergerak sesuai imajinasi. Apa alasan sebenarnya yang membuat SEES dan Phantom Thieves terjebak di alam mimpi?
Temukan jawabannya dengan memainkan Persona 3: Dancing in Moonlight dan Persona 5: Dancing in Starlight!
Gameplay
Atlus kembali menghidupkan dua seri Persona sekaligus yang mengusung genre rhythm. Masih menggunakan mekanisme gameplay yang serupa dengan P4D, perbedaan kedua game ini hanya terletak pada jajaran karakter, cerita dan deretan lagu dari masing-masing seri yang bersangkutan. Merasa bahwa mode cerita kurang relevan dengan tema yang ditawarkan, Atlus mengganti Story Mode yang ada pada seri sebelumnya menjadi Social Link, sebuah sistem yang akan membawa pemain untuk mengenal lebih dekat dengan tiap karakternya dalam sebuah percakapan interaktif.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Dancing
Mode permainan utama pada game ini bernama Dancing Mode. Di awal permainan, Anda hanya dapat memainkan beberapa lagu perdana dengan opsi tiga tingkat kesulitan. Seiring penyelesaian tiap lagu, Anda dapat membuka lagu baru dan tingkat kesulitan tertinggi bernama All Night. Sayangnya, karakter playable dalam kedua game ini terikat pada lagu tertentu, sehingga Anda tidak diberikan kebebasan untuk menggantinya.
Tugas Anda sebenarnya cukup mudah, yakni menekan setiap rangkaian not lagu yang muncul dari layar secara tepat hingga lagu selesai. Layout tombol terbagi atas dua sisi, kiri dan kanan, yang masing-masing mengalokasikan tiga jenis tombol berbeda. Pasa layout kiri, terdapat tiga tombol arah D-Pad, yaitu atas, kiri dan bawah, sementara layout kanan dialokasikan untuk tombol Segitiga, O dan X. Kendati demikian, prakteknya tak semudah teorinya. Total terdapat empat tingkat kesulitan, yaitu Easy, Normal, Hard dan All Night, dimana semakin tinggi tingkatannya, maka kecepatan dan jumlah not yang harus Anda tekan pun bertambah.
Game ini sejatinya akan menguji sinkronisasi antara mata, otak dan jari Anda. Dibutuhkan ketenangan dan konsentrasi yang cukup tinggi untuk meraih hasil terbaik. Faktor kegagalan dalam penekanan not bisa memicu buyarnya konsentrasi Anda. Masih sama dengan pendahulunya, terdapat tiga jenis not berbeda yang akan muncul untuk Anda tekan, yaitu not standar, unison dan hold.
Untuk not standar, Anda hanya perlu menekan tombol sesuai polanya. Untuk Not jenis Unison (warna pink), Anda diminta untuk menekan dua tombol bersebrangan secara bersamaan, seperti atas dan segitiga, kiri dan O atau bawah dan X. Selanjutnya, ada not jenis Hold (warna hijau) yang harus Anda tahan dan lepas sesuai ritme. Selain itu, ada pula satu jenis not baru bernama Double, yang mana menuntut Anda untuk menekan satu tombol yang sama secara cepat.
Ketepatan penekanan tombol terbagi atas tiga tingkatan, mulai dari Good, Great hingga Perfect. Not yang luput akan dihitung sebagai Miss. Jika Anda berhasil mendapatkan predikat Great atau Perfect di setiap not, hal tersebut akan memicu kombo yang berimbas pada akumulasi total skor. Jika mendapatkan predikat Good atau Miss, maka angka kombo akan terputus dan mengulang dari 0. Di pojok kiri atas layar, terdapat satu bar bernama Hype Gauge yang berfungsi layaknya Health. Setiap not yang luput akan menguras bar tersebut. Andai bar itu kosong, maka lagu akan terhenti dan Anda dinyatakan gagal.
Selain jenis not yang telah kami jelaskan di atas, ada lingkaran yang bersifat opsional, yaitu Scratch. Mengapa kami menyebutnya opsional? Karena jika Anda lewatkan pun, ia tidak akan memutus angka kombo yang telah Anda rangkai. Namun, jika berhasil, ia akan menambah angka kombo dan masuk perhitungan skor. Berbeda dengan not, Anda harus menggerakkan analog atau menekan tombol L1/R1 untuk menekannya.
Selain jenis Scratch, ada juga lingkaran bertulisan Fever yang jika berhasil Anda tekan, maka akan menambah bintang pada sisi bawah kanan. Saat tiga bintang telah terisi, maka Anda akan memasuki kondisi Fever Time, yang ditandai dengan kemunculan karakter partner. Pada kondisi ini, not yang berpredikat Good, akan dihitung masuk ke dalam kombo dan tidak akan memutus rantai kombo.
Setelah lagu selesai, jumlah not yang berhasil Anda raih akan diakumulasi menjadi total skor. Tingkatan kesuksesan terbagi menjadi tiga, yaitu Stage Cleared, Brilliant dan King Crazy. Stage Cleared adalah tanda bahwa Anda telah menyelesaikan lagu dengan skor rata-rata. Brilliant bisa Anda dapatkan jika mendapat skor tinggi dengan not Miss yang sedikit, sedangkan King Crazy baru bisa Anda dapatkan jika tidak ada satupin not yang gagal dan minimal berpredikat Great.
Customization
Selain tingkat kesulitan, game ini juga mengizinkan pemain untuk mengustomisasi permainan dengan buff yang bisa mempermudah dan mempersulit. Serupa dengan apa yang diimplementasikan pendahulunya, buff terbagi menjadi dua kategori, yaitu Support dan Challenge. Pada kategori Support, Anda bisa mendapatkan bantuan seperti kecepatan not yang lebih lambat, predikat Good yang tidak memutus kombo, lagu akan tetap berjalan meski Hype Gauge kosong dan lain sebagainya. Hanya saja, total skor yang Anda peroleh akan mendapat pengurangan berbanding lurus dengan banyaknya buff yang Anda aktifkan. Sebaliknya, kategori Challenge akan mempersulit permainan dengan beragam tantangannya seperti Scratch yang bisa merusak kombo jika gagal, peningkatan kecepatan not dan lain-lain. Tentu saja ada penambahan skor pada jumlah tertentu jika Anda berhasil menyelesaikannya.
Kustomisasi selanjutnya terletak pada kosmetik karakter, mulai dari gaya rambut, pakaian dan aksesoris. Berbeda dengan P4D yang menyertakan fitur mata uang, perolehan item kosmetik dalam dua game ini lebih dipermudah dan digabungkan dengan fitur Social. Dengan membuka Social dari karakter tertentu, maka item kosmetik juga akan ikut terbuka. Sayangnya, beberapa kostum lainnya juga dijual terpisah dalam bentuk DLC berbayar.
Social
Absennya Story Mode, kini digantikan dengan fitur SOCIAL. Fitur ini dibuat demi memberikan fan-service terbaik pada penggemar Persona dalam bentuk percakapan yang lebih intim dengan tiap karakternya (selain protagonis Makoto Yuki dan Ren Amamiya). Tiap karakter memiliki delapan level Social Link yang bisa dibuka dengan menyelesaikan objektif tertentu, seperti berhasil menekan tombol dengan sempurna dalam jumlah tertentu, menyelesaikan sejumlah lagu, mendapat ranking tertentu dan lain-lain. Mirip dengan Persona 5, setiap percakapan nantinya akan memiliki opsi jawaban yang akan memicu reaksi berbeda para karakter. Setelah berhasil memenuhi lima level Social, mereka akan mempersilakan Anda untuk masuk ke kamar pribadinya dan mengeksplorasinya, sebuah akses yang tidak ada pada seri RPG nya.
Collection
Mode ini menyimpan database para karakter seperti kostum, suara, pose dan rekor skor yang telah Anda dapatkan. Pada mode ini, Anda dapat mendengarkan seluruh voice line yang ada atau sekedar ingin melihat mereka dengan balutan kostum yang sudah Anda dapatkan. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan P4D, mode ini terasa mendapat pemangkasan konten sehingga terasa cukup sepi.
Presentation
Visual
Masih menggunakan teknik yang serupa dengan Persona 5 dan Persona 4: Dancing All Night, seluruh model karakter dalam kedua game ini dirender dalam bentuk cel-shading yang sangat halus untuk mendapatkan kesan anime yang kental. Untuk karakter P5D sendiri, perubahan visualnya tidak terlalu terasa, karena pada dasarnya mereka dibangun atas kualitas yang setara dengan Persona 5. Namun, alangkah bahagianya penggemar Persona 3 karena kini mereka dapat melihat para anggota S.E.E.S. dalam bentuk baru yang lebih proporsional dan penuh warna. Membandingkannya dengan P4D, kedua game ini memiliki animasi koreografi yang jauh lebih bervariasi dan atraktif. Bahkan, dengan memasangkan karakter yang berbeda, Anda akan menemukan kombinasi tarian yang sangat menarik. Selain itu, latar tempat yang menjadi lantai dansa pun lebih beragam yang diadaptasi dari tempat atau dungeon pada seri RPG-nya.
Audio
Atlus sangat memahami bahwa daya tarik Persona bukan hanya terletak pada gameplay atau ceritanya saja, tetapi juga pada jajaran soundtrack berkelas garapan Shoji Meguro dan timnya. Hampir seluruh track yang tersedia mengalami aransemen ulang, yang mana P3D mempersembahkan 25 track, sementara P5D menyertakan 26 track.
Lagu-lagu tersebut diaransemen ulang oleh Ryota Kozuka yang sebelumnya bertanggung jawab pada P4D, di bawah arahan komponis aslinya Shoji Meguro, Atsushi Kitajoh dan Toshiki Konishi. Warna musiknya sendiri dimodifikasi sedemikian rupa untuk menyesuaikan ritme dansa, namun tetap mempertahankan irama aslinya. Dari sisi sulih suara, baik P3D maupun P5D mendapatkan sulih suara dua bahasa, Inggris dan Jepang yang dilengkapi dengan subtitle Bahasa Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Spanyol.
Value
Hadirnya dua game Dancing ini membuat Persona seri ketiga, keempat dan kelima kini berada dalam posisi yang setaraf. Banyak yang beranggapan bahwa Atlus terlalu menganakemaskan Yu Narukami dan kawan-kawan berkat superiotas jumlah judul yang mereka bintangi dibanding seri Persona lainnya. Harus kami akui bahwa dihapusnya mode cerita, turut membuat game ini mengnalami penurunan isi konten.
Fitur Social Link yang memang diperuntukkan untuk menggantikannya pun, masih jauh dari harapan. Selain itu, jika pada P4D, Anda akan menemukan para Persona memainkan alat musik di akhir lagu, maka hal tersebut tidak dapat Anda temukan pasa kesua game ini. Untungnya, beberapa lagu khusus menghadirkan banyak karakter dalam satu venue yang seolah-olah menceritakan isi lagu yang bersangkutan.
Satu hal lain yang menjadi perhatian kami adalah konten DLC berbayar yang jumlahnya cukup banyak. Konten tersebut meliputi lagu, kostum dan aksesoris baru yang harganya tentu saja tidak murah. Hal inilah yang membuat deretan lagu default terasa ramping, padahal masing-masing seri originalnya menyimpan jumlah lagu yang cukup banyak. Versi PS4 unggul pada dukungan fitur PlayStation VR yang membuat para pemainnya bisa melihat karakter lebih dekat, sementara versi PS Vita unggul pada fitur Touchscreen yang bisa Anda gunakan selama permainan.
Conclusions
Persona kini telah menjadi fenomena budaya yang berkembang cukup pesat dalam dua dekade terakhir, terutama di negara asalnya, Jepang. Tak hanya video game, ia telah merambah ke berbagai media lain, seperti manga, anime, merchandise, konser dan lain-lain. Akan tetapi, fakta tersebut tidak menjamin bahwa Anda akan menyukai atau cocok memainkan game ini.
Genre rhythm memang bukan untuk semua orang, terhitung hanya beberapa judul saja yang sukses di pasaran seperti Guitar Hero, Rock Band, Dance Dance Revolution atau Just Dance. Kami pun sebenarnya bukan penggemar fanatik genre ini, akan tetapi Persona adalah pengecualian. Di samping deretan lagu yang memang berkesan, kami sudah terlanjur peduli akan apapun terkait perkembangan cerita dan karakter Persona. Jika Anda memutuskan untuk meminangnya, kami merekomendasikan untuk membeli versi bundle yang berisi keduanya.
+ Gameplay yang intens dan menantang
+ Kualitas musik jempolan
+ Visual yang memanjakan mata
+ Karakter Persona 3 tampil modern
+ Fitur Social yang menghibur
+ Dihapusnya sistem mata uang
+ Dukungan PlayStation VR untuk PS4
+ Dukungan Touchscreen Vita
- Tanpa mode cerita
- Penari utama terikat pada lagu
- Terlalu banyak DLC