God Eater 3
Marvelous
Bandai Namco
8 Februari 2019
PS4, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Digital
Rp 719.000 (Standard)
Rp 1.249.000 (Collector's Edition)
God Eater merupakan game bertema perburuan monster yang pernah dilabeli sebagai Monster Hunter Killer saat melakukan debutnya di PlayStation Portable (PSP) beberapa tahun silam. Menunjuk Marvelous menggantikan developer sebelumnya, Bandai Namco menginginkan perubahan yang signifikan karena kini ia tak lagi dirancang sebagai game handheld. Demi menjaga eksistensi umat manusia yang bertahan hidup dengan memburu Aragami, apa saja yang mereka tawarkan melalui God Eater 3 ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Alkisah terdapat sebuah tempat bernama Pennywort, yang mana sang protagonis dan beberapa orang lainnya dikurung dalam sebuah penjara. Mereka memiliki kemampuan yang disebut sebagai Adaptive God Eater (AGE), sebuah kemampuan untuk membasmi para Aragami (sebutan monster dalam game ini). Para God Eater ini diperlakukan layaknya budak dan harus menjalani tugas sesuai atasan mereka. Saat diberikan tugas membasmi aragami, tiba-tiba badai abu menyerang sang protagonis beserta dua rekannya, Hugo dan Zeke. Di saat itulah, sebuah kendaraan raksasa dari organisasi Chrysanthemum menyelamatkan mereka dan merekrutnya untuk membantu misi mereka. Organisasi ini memperlakukan mereka lebih manusiawi dari tempat mereka sebelumnya. Para God Eater baru ini mendapatkan misi untuk berhadapan dengan spesies Aragami baru yang lebih berbahaya.
Mampukah para God Eater menjalankan misinya dengan baik?
Temukan jawabannya dengan memainkan God Eater 3!
Gameplay
Sebelum memulai permainan, Anda akan diminta untuk menciptakan satu karakter avatar yang berperan sebagai protagonis dalam game ini. Anda bebas menentukan jenis kelamin, nama, warna kulit, bentuk mata, hidung, mulut, jenis dan warna rambut serta aksesoris yang menempel di bagian tubuh. Kustomisasi avatarnya sendiri tidak terlalu dalam karena Anda hanya perlu memilih dari stok yang tersedia saja. Setelah selesai, Anda baru akan dibawa ke permainan utamanya.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Sang protagonis akan memulai permainan dari dalam penjara sebagai tempat berkumpulnya para God Eater. Di tempat ini, ia akan berkenalan dengan dua God Eater lainnya, Hugo dan Zeke. Setelah berbicara dengan penghuni sel, Anda akan dibawa menuju misi tutorial untuk diperkenalkan pada mekanisme permainan. Sayangnya, misi tutorial ini tidak bisa di-skip dan memaksa Anda menjalaninya secara keseluruhan yang berjumlah enam. Seharusnya, enam misi tutorial yang terkesan repetitif ini bisa dikemas menjadi satu kesatuan agar lebih menghemat waktu permainan.
Setelah melewati enam misi tutorial, ketiga God Eater tersebut akan bergabung dengan sebuah organisasi bernama Chrysanthemum yang dipimpin oleh wanita seksi berambut pirang bernama Hilda. Organisasi ini mengumpulkan para God Eater untuk menjaga eksistensi manusia agar terhindar dari kepunahan. Sebagai seorang God Eater, tugas Anda adalah membasmi segala jenis Aragami (sebutan monster dalam game ini) yang tersebar di berbagai misi. Misinya sendiri bisa Anda pilih dari meja resepsionis yang dijaga oleh gadis bernama Amy. Misi terbagi atas beberapa kategori, dimana yang berlabel Story menjadi porsi utama dalam cerita.
Di setiap misi, Anda berhak membawa tiga anggota party lainnya yang akan membantu dalam pertempuran, dimana avatar Anda akan berperan sebagai pemimpin dan karakter yang Anda kendalikan. Sebelum memulai misi, Anda bisa mengakses sebuah terminal yang bisa digunakan untuk menyimpan permainan dan kustomisasi. Pada terminal ini, Anda bisa mengganti senjata utama, meng-upgrade equipment, crafting pakaian atau senjata hingga mengganti gaya rambut. Bahan baku untuk crafting bisa Anda dapatkan dari berburu monster di setiap misinya. Di tempat ini pula, Anda bisa mengakses mode Multiplayer Online untuk menyelesaikan misi terpisah bernama Assault Mission. Misi ini akan mengajak pemain untuk memburu monster kuat dengan slot party hingga delapan pemain. Uniknya, jika Anda tidak menemui kuota maksimal pemain yang online, misi akan tetap bisa dimainkan, dimana slot party yang tersedia akan diisi oleh AI.
Battle
Setelah memilih misi yang dituju, karakter Anda beserta anggota party akan dikirim menuju sebuah area yang terhitung tidak terlalu besar untuk memburu Aragami yang menjadi objektif misi. Tugas Anda cukup sederhana, yaitu mengalahkan semua Aragami yang berkeliaran di area tersebut. Para aragami ini terlihat cukup jelas dengan penanda merah pada peta Anda. Karakter Anda bisa menggunakan delapan jenis senjata jarak dekat, tiga senjata jarak jauh dan tiga jenis perisai. Jenis senjata ini hanya bisa Anda ganti sebelum misi dimulai.
Delapan jenis senjata jarak dekat, di antaranya pedang pendek, pedang panjang, pedang raksasa, pedang kembar, palu gada, tombak, sabit dan ring. Sementara, tiga jenis senjata jarak jauh, yaitu Rifle, Shotgun dan Sniper. Masing-masing senjata memiliki animasi serangan, daya rusak dan kecepatan yang berbeda-beda. Kendati demikian, berat dari senjata sama sekali tidak membuat permainan jadi tampak sulit seperti Monster Hunter.
Dari empat karakter yang ada dalam party, Anda hanya bisa mengendalikan karakter avatar saja tanpa adanya opsi untuk bertukar peran. Tiga karakter lain akan bergerak otomatis yang dikendalikan oleh AI. Pertarungan dalam game ini terjadi secara realtime layaknya Action RPG pada umumnya tanpa ada batasan giliran. Karakter Anda bisa melancarkan serangan lemah, serangan kuat, melompat, menghindar, menangkis hingga mengganti senjata dan menembak. Sayangnya, kontrol game ini terbilang agak unik dan tidak umum, dimana pada game lain umumnya menggunakan tombol L2 untuk membidik dan R2 untuk menembak, ia justru masih mempertahankan skema kontrol handheld yang mana mengharuskan pemain membidik dengan tombol L1 dan menembak dengan tombol kotak atau segitiga (sesuai jenis peluru).
Lalu, ada pula kombinasi aneh untuk melakukan dash dengan R2 + X yang seharusnya bisa dialokasikan pada satu tombol saja. Dan yang paling menjengkelkan adalah tumpang tindihnya fungsi antara tombol R1 dan O, dimana ia mengalokasikan tiga aksi berbeda antara bertahan, step (evade) dan mengambil item. Hal ini cukup membuat para pemain rentan melakukan kesalahan atau aksi yang tidak semestinya. Dengan berpindahnya dari platform handheld menuju konsol, seharusnya developer juga melakukan penyesuaian terhadap skema kontrolnya.
Terdapat tiga bar di atas kiri layar dengan tiga warna berbeda, merah untuk health, hijau untuk peluru dan putih untuk stamina. Stamina hanya berkurang saat karakter melakukan step (evade) atau Dash saja dan tidak membatasi jumlah serangan seperti Dark Souls. Sementara, bar berlabel OP berfungsi sebagai amunisi senjata jarak jauh dan dapat terisi kembali jika Anda melancarkan serangan fisik.
Selama bertarung, Anda bisa melancarkan serangan bernama Devour, yang mana senjata akan berubah menjadi kepala monster bergigi tajam untuk menghisap sumberdaya bernama Oracle Cell. Jika Anda berhasil mengumpulkan sejumlah Oracle Cell, maka karakter akan memasuki kondisi Burst yang membuka peluang untuk melancarkan serangan baru bernama Burst Art. Serangan ini terbagi lagi atas tiga kategori yang bisa dilancarkan selama karakter menginjak tanah (ground), berada di udara (air) atau saat melakukan gerakan menghindar. Jenis serangan Burst Art ini bisa Anda gonta-ganti selama di terminal sebelum pertarungan. Jenis baru pun akan terbuka seiring kenaikan level serangan yang dipakai terus menerus.
Selama pertarungan berlangsung, ada pula jenis-jenis buff yang bisa Anda aktifkan dengan memenuhi kondisi tertentu bernama Acceleration Trigger yang ditandai huruf A berwarna biru. Pun demikian dengan buff party bernama Engage, yang bisa Anda aktifkan dengan tombol L2+R2 saat bar kuning karakter terisi penuh. Kedua karakter yang melakukan Engage akan berbagi buff seperti peningkatan serangan atau pertahanan sebagai contoh. Aragami yang Anda hadapi pun bentuknya cukup variatif, mulai dari yang berukuran kecil sampai raksasa, dari jenis mamalia hingga burung atau serangga yang bisa terbang. Mereka punya kelemahan yang berbeda-beda terhadap elemen yang tentunya bisa Anda eksploitasi. Dengan memilih senjata dan elemen yang tepat, menghabisi mereka tentu bukan perkara sulit. Hanya saja, ada beberapa Aragami yang memiliki health cukup tebal, sehingga membutuhkan waktu untuk mengurasnya.
Setelah misi berhasil, akan muncul hitungan mundur sekitar 30 detik yang memberikan Anda kesempatan untuk mengeksplorasi area guna mengambil item yang tersisa. Setelah waktu habis, Anda akan kembali ke markas secara otomatis dan mendapatkan penilaian atas misi yang telah dijalani. Proses ini akan terus berulang, baik dalam misi cerita maupun opsional, yang membuatnya rentan menjadi repetitif.
Presentation
Visual
Bandai Namco menunjuk Marvelous sebagai developer God Eater 3 untuk menggantikan posisi Shift yang sebelumnya mengembangkan dua pendahulunya. Masih menggunakan gaya anime pada desain karakternya, God Eater 3 mengalami peningkatan visual yang cukup signifikan, walaupun belum bisa dibilang sempurna. Desain karakter dan aragami-nya patut kami acungkan jempol, terutama karakter wanitanya. Hal inilah yang membuat kami bertahan, walaupun disuguhi misi repetitif. Pun demikian dengan desain aragami yang cukup fenomenal dan tidak hanya sekedar copy-paste dari satu spesies ke spesies lainnya. Lingkungan dunianya tampil cukup mendetail, walaupun pada area yang terbatas tanpa adanya kebebasan bereksplorasi. Untungnya, performa game ini terhitung stabil tanpa adanya penurunan framerate yang berarti kendati aksi para karakter dan aragami tampak rusuh selama pertarungan. Satu hal yang cukup mengagumkan adalah video pembukanya yang digarap oleh studio animasi ternama Ufotable, dimana animasinya tampak cantik dan elegan.
Audio
Nilai plus bisa kami berikan pada presentasi musik dari game ini. Marvelous berhasil menghadirkan soundtrack keren yang intens selama pertarungan. Hal ini turut diperkuat dengan efek suara serangan destruktif hingga meramaikan suasana. Yang cukup mengejutkan adalah adanya opsi sulih suara berbahasa Inggris, selain bahasa Jepang. Biasanya, game-game niche seperti ini, hanya menyematkan sulih suara berbahasa Jepang saja, entah karena masalah budget atau memang menyesuaikan dengan gaya visual animenya.
Value
Inti dari permainan God Eater, kurang lebih mirip dengan apa yang ditawarkan Monster Hunter, yaitu menciptakan karakter, membentuk kelompok, berburu monster, menyelesaikan misi dan mencapai konklusi cerita, namun dalam versi yang lebih sederhana dan tempo permainan yang jauh lebih cepat. Dengan kata lain, God Eater merupakan pilihan alternatif bagi Anda yang menyukai konsep perburuan monster, akan tetapi tidak terlalu menyukai kerumitan mekanisme permainan. Ditambah lagi, ia menyimpan beragam karakter wanita yang pantas Anda jadikan waifu.
Conclusions
God Eater 3 memang bukanlah game yang sempurna. Walaupun memiliki kemiripan dengan serial Monster Hunter, ternyata butuh waktu untuk beradaptasi dengan mekanisme dan dunia yang ditawarkan. Dan meskipun ia memiliki cerita yang terpisah dengan dua pendahulunya, narasi ceritanya yang aneh membuat pemain sulit untuk mengerti plot yang diusung. Kendati demikian, game ini masih bisa Anda nikmati, baik secara marathon maupun perlahan sedikit demi sedikit. Tidak ada keharusan untuk memainkan dua seri sebelumnya untuk langsung terjun ke seri ketiga ini. Banyaknya pilihan gadis yang bisa dijadikan waifu, cukup menjadi alasan bagi kami bertahan dengan misi yang repetitif itu.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Pertarungan cepat dan menantang
+ Performa stabil
+ Desain karakter dan aragami variatif
+ Video pembuka yang cantik
+ Soundtrack keren
+ Dua opsi sulih suara
+ Banyak pilihan waifu
- Plot cerita sulit dimengerti
- Misi repetitif
- Skema kontrol tidak biasa