KILL la KILL - IF
A+ Games
Arc System Works
26 Juli 2019
PS4, Switch, PC
Fighting
Dewasa
Blu-ray, Cartridge, Digital
10.32 GB
Rp 793.000
Cukup banyak game fighting yang beredar di pasaran dan beberapa di antaranya merupakan adaptasi dari serial animanga. Kini giliran KILL la KILL, manga hasil karya Kazuki Nakashima dan Hiroyuki Imaishi yang pertama kali dipublikasikan tahun 2013 silam, yang akan unjuk gigi. Mengisahkan seorang gadis bernama Ryuko Matoi yang mencari pembunuh ayahnya untuk menuntut balas dendam. Akan tetapi, berbeda dengan serial animanganya, game yang dikembangkan oleh A+ Games dan dipasarkan oleh Arc System Works ini, justru menyajikan cerita original yang dilihat dari sudut pandang sang antagonis, Satsuki Kiryuin. Seperti apa game fighting KILL la KILL – IF yang dipresentasikan dengan teknik visual ala Dragon Ball FighterZ ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Akademi Honnouji adalah sebuah sekolah yang menciptakan Ultima Uniform, sebuah seragam yang memiliki Life Fiber, yaitu sebuah benang yang memberikan kekuatan super kepada pneggunanya. Pada setiap seragam itu, terdapat bintang yang mewakili jumlah Life Fiber dan peringkat dari murid tersebut. Sekolah ini dipimpin oleh gadis ketua OSIS yang sangat kuat bernama Satsuki Kiryuin. Ia memiliki empat anak buah berbintang tiga yang setia padanya.
Ryuko Matoi, murid pindahan yang sedang mencari pembunuh ayahnya, memiliki sebilah pedang yang menjadi satu-satunya penduduk. Ia yakin bahwa sekolah ini mengetahui pelaku sebenarnya yang membunuh ayahnya. Ryuko pun menantang Satsuki untuk berduel untuk mencari jawabannya. Lalu, Satsuki mengadakan sebuah ajang pemilihan yang dilakukan dengan pertarungan. Apabila Ryuko ingin menantangnya, ia harus mengalahkan seluruh siswa terlebih dahulu sebelum berhadapan dengan Satsuki.
Mampukah Ryuko mendapatkan jawabannya dari Satsuki?
Misteri apa yang sebenarnya tengah menyelimuti di akademi Honnouji?
Temukan jawabannya dengan memainkan KILL la KILL – IF!
Gameplay
Bagi Anda yang sudah terbiasa memainkan Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm atau Dragon Ball Xenoverse, mungkin tidak akan menemukan kesulitan berarti memainkan game ini, karena kontrolnya cukup sederhana dan Anda tidak perlu khawatir menghafalkan command list rumit seperti Tekken atau Street Fighter misalnya. Hanya dengan mengarahkan analog dan menekan tombol kotak berulang kali, karakter Anda akan melancarkan variasi kombo secara otomatis. Yang cukup kami sayangkan adalah total karakter playable yang bisa Anda mainkan. Game ini hanya menyediakan sepuluh karakter saja, di mana dua di antaranya adalah variasi dua pedang dari Satsuki dan Ryuko. Sementara itu, rencananya A+ Games hanya menyiapkan dua karakter DLC yang akan dirilis di masa depan.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Battle
KILL la KILL – IF merupakan game fighting yang akan mempertemukan dua karakter (atau lebih) di dalam arena 3D. Gameplay-nya sendiri cukup sederhana tanpa ada kerumitan yang berarti. Tempo pertarungan pun cukup cepat dengan framerate yang relatif stabil. Saat memasuki mode cerita Satsuki, Anda akan dibawa menuju sesi tutorial dan akan diperkenalkan pada sistem pertarugnan. Setiap karakter memiliki tiga tombol serang, di mana tombol kotak untuk serangan jarak dekat, tombol segitiga untuk serangan jarak jauh dan tombol lingkaran untuk Guard Break atau serangan penghancur pertahanan.
Selain menyerang, Anda juga bisa melompat dengan tombol X, bertahan dengan menahan tombol R1 dan dash dengan menekan R1 + X. Di bawah health karakter, terdapat berwarna biru yang disebut SP Gauge yang bisa digunakan untuk melancarkan serangan spesial karakter saat terisi minimal 50%. Dengan memadukan tombol L1 dan tombol aksi, Anda bisa melancarkan serangan spesial yang diperlihatkan dalam bentuk sinematik.
Satu mekanisme yang membuat pertarungan kian menarik adalah Bloody Valor, yang bisa Anda picu dengan tombol R1 + L1 saat SP Gauge terisi minimal 50%. Fitur ini bisa Anda gunakan kapan pun, bahkan untuk melakukan counter sekalipun. Saat seranganini masuk, Anda akan dibawa menuju sebuah mini game batu gunting kertas yang sinematik. Mini game ini punya tiga fase maksimal yang akan terus berlanjut jika Anda berhasil mengalahkan input tombol lawan. Tombol kotak mengalahkan lingkaran, tombol lingkaran mengalahkan segitiga dan tombol segitiga mengalahkan kotak.
Dengan berlanjut ke fase berikutnya, Anda bisa mendapatkan buff seperti pemulihan HP, SP atau peningkatan daya rusak serangan. Jika berhasil menyelesaikan tiga fase tersebut, Anda akan mendapatkan akses untuk melancarkan serangan pamungkas One-Hit Kill bernama Sen-i-Soshitsu dengan tombol R1 + L1. Tidak hanya itu saja, serangan ini juga akan mempermalukan karakter lawan dengan mengoyak pakaian mereka hingga tersisa pakaian dalam saja.
Dari seluruh karakter yang kami rasakan, Satsuki memang terasa sedikit overpowered dibanding karakter lainnya. Bahkan, mode cerita Ryuko terasa jauh lebih sulit karena perbedaan jangkauan serang. Selain itu, karakter Elite Four lainnya juga terasa cukup sulit untuk dikuasai karena perbedaan kecepatan maupun jumlah kombo yang bisa mereka lancarkan. Perlu adanya strategi menangkis dan menghindar dengan tepat untuk menghindari kombo dari musuh.
Di beberapa kesempatan, terkadang pertarungan melibatkan lebih dari dua karakter. Anda bisa saja berhadapan dengan dua musuh atau lebih dalam satu arena yang sama. Bahkan, tak jarang Anda juga mendapatkan bala bantuan dari karakter lainnya yang dikendalikan oleh AI. Hal inilah yang membuat pertarungan terasa dinamis dan tidak tertebak.
Mode
Game ini didominasi oleh mode offline seperti Story Mode, Free Battle, Training dan Challenge. Akan tetapi, ia juga masih memiliki mode Online standar seperti Player Match dan Ranked Match. Implementasi mode pada game ini terhitung cukup unik. Tidak seperti game fighting pada umumnya, di mana sebagian besar modenya sudah terbuka sejak awal, game ini justru mengunci seluruh mode selain Story. Dengan demikian, Anda secara tidak langsung dipaksa untuk memainkan mode cerita terlebih dahulu untuk membuka mode lainnya. Mode lain seperti Free Battle, Player Match, Ranked Match, Training hingga Gallery, baru akan terbuka setelah Anda menyelesaikan chapter cerita Satsuki.
Dengan menyelesaikan cerita Satsuki, nantinya Anda bisa membuka arc baru yang berfokus pada Ryuko. Kedua karakter sentral ini mengambil porsi sangat banyak dalam cerita, sehingga membuat karakter lainnya terasa seperti figuran saja. Masing-masing mode cerita terdiri dari sepuluh episode saja, di mana ceritanya disuguhkan dalam bentuk cutscene sinematik dengan visual yang memanjakan mata. Pada setiap episode, performa Anda akan dinilai untuk mendapatkan ranking. Sayangnya, waktu permainannya sendiri terhitung cukup singkat dan bisa Anda selesaikan secara marathon.
Mode lainnya yang bisa Anda mainkan adalah Challenge. Pada mode Survival Challenge, Anda akan diuji untuk mengalahkan karakter CPU menggunakan karakter pilihan Anda. Sisa Health dari tiap pertarungan akan dibawa ke pertarungan selanjutnya dengan sedikit pemulihan. Permainan baru akan selesai jika Anda kalah dalam pertarungan.
Mode tantangan selanjutnya ada Covers Challenge, di mana Anda akan berhadapan dengan puluhan atau ratusan karakter COVERS. Berbeda dengan karakter biasa, musuh jenis Covers terasa seperti karakter dummy, namun dalam jumlah banyak. Terdapat tiga jenis tantangan yang tersedia, yaitu One-Minute Challenge, yang menguji berapa banyak musuh yang bisa Anda kalahkan dalam waktu satu menit, lalu 100-Man Challenge yang berperan seperti Time Attack, di mana Anda harus mengalahkan 100 musuh dalam waktu sesingkat-singkatnya dan terakhir ada Endless Battle yang baru akan berakhir jika Anda tumbang dalam pertarungan.
Pada mode Free Battle, Anda bisa bertarung secara lokal melawan AI atau Player 2. Untuk bertarung secara online, Anda bisa memilih Player Match untuk pertarungan kasual atau Ranked Match untuk pertarungan kompetitif. Servernya sendiri kami nilai cukup baik, namun sayangnya sulit sekali menemukan lawan di wilayah Region 3. Terakhir, ada mode Gallery yang menyimpan beragam item unlockables seperti cutscene anime, sound test, digital figure dan lainnya. Opsi Digital Figure meminjam konsep yang dimiliki Guilty Gear Xrd, yang mengizinkan Anda membuat diorama berdasarkan karakter, pose, ekspresi dan stage yang Anda inginkan.
Presentation
Visual
Berada di bawah pengarahan Arc System Works, A+ Games diizinkan meminjam teknik visual ala Guilty Gear -Xrd dan Dragon Ball FighterZ untuk merepresentasikan game ini. Teknik cel-shading ini merender model karakter 3D yang menyerupai 2D. Berkat sinematografi yang tepat, mereka mampu menyamarkan batas visual antara 2D dan 3D. Efek-efek yang dihasilkan dari setiap serangan pun tampak sangat mengagumkan. Untuk presentasi cutscene-nya, ia ditangani oleh Studio Trigger yang juga bertanggungjawab atas produksi animenya demi menjaga kualitasnya. Mereka tampak sangat serius menggarapnya dan memang tidak perlu diragukan lagi.
Tak lengkap rasanya jika KILL la KILL tidak menyajikan fan-service. Mereka mengeksploitasi beberapa bagian tubuh karakter wanitanya dengan baik, namun tidak berlebihan terutama pada karakter Satsuki, Ryuko dan Ragyo. Hal ini tentu saja menjadi daya tarik sendiri bagi para penggemar setianya. Dari sisi performa sendiri, versi PS4 dan PC menyuguhkan kualitas visual maksimal 1080p dengan 60 fps yang berjalan cukup stabil. Sementara, versi Switch hanya mampu berjalan pada performa 30fps saja.
Audio
Awalnya, kami berpikir bahwa game ini mungkin hanya memiliki satu sulih suara berbahasa Jepang saja. Akan tetapi, secara mengejutkan, A+ Games justru menghadirkan opsi suara bahasa Inggris yang kualitasnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Yang agak disayangkan adalah implementasi gerak bibir karakter yang kadang kala tidak sinkron dengan suara karakter. Dari sisi soundtrack, game ini menyajikan musik-musik rock yang mampu membakar adrenalin pemain. Sayangnya, Anda tidak bisa memilih soundtrack saat pemilihan stage, seperti yang biasa kita temukan pada game Arc System Works lainnya, BlazBlue atau Guilty Gear. Untuk membangkitkan memori penggemarnya, mereka menghadirkan lagu pembuka dari versi animenya yang dinyanyikan oleh Eir Aoi yang berjudul Sirius.
Value
KILL la KILL – IF bukanlah game yang cukup ramah jika Anda tidak mengikuti serialnya. Dengan alur yang tidak biasa serta penjelasan yang minim, cerita dalam Story Mode-nya tergolong cukup sulit untuk dipahami. Sebenarnya, game ini punya mekanisme pertarungan yang cukup solid dan mudah dikuasai, namun sayangnya, harga yang ia tawarkan tergolong cukup mahal untuk game yang bisa Anda tamatkan dalam waktu singkat. Apalagi, variasi karakter yang ditawarkan bisa dibilang sangat sedikit jika dibandingkan game fighting pada umumnya. Tidak perlu terburu-buru untuk memiliki game ini karena ia akan terasa lebih layak dibeli saat harganya sudah turun nanti.
Conclusions
Beruntung A+ Games diarahkan oleh Arc System Works yang memang ahli di bidang game fighting, karena tanpa mereka, kami cukup yakin bahwa KILL la KILL – IF hanya akan menjadi game kelas dua yang terlupakan begitu saja. Secara kualitas, game ini mampu menyajikan mekanisme yang solid serta visual yang memanjakan mata. Bahkan, kualitas dua sulih suara dan soundtrack-nya, kami berikan acungan jempol. Sayangnya, konten yang ditawarkan sangat minim, sehingga potensinya terasa kurang maksimal.
+ Mekanisme pertarungan solid
+ Visual yang memanjakan mata
+ Mode Challenge cukup menantang
+ Fan-service yang cukup
+ Dua bahasa sulih suara
+ Soundtrack keren
- Cerita yang sulit dipahami
- Total roster sedikit
- Story Mode relatif singkat
- Minim konten
- Harganya relatif mahal