Sword Art Online: Alicization Lycoris
Aquaria
Bandai Namco
10 Juli 2020
PS4, Xbox One, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Digital
45.21 GB
Rp 749.000
Sword Art Online (SAO) adalah salah satu franchise anime dengan perkembangan paling pesat selama satu dekade terakhir. Berkat popularitas yang meroket itu, ia melahirkan banyak produk di sektor lain, seperti video game dan merchandise. Dalam tujuh tahun terakhir saja, terhitung sudah ada tujuh game SAO yang dirilis ke pasaran, namun sayangnya belum ada yang mencapai kualitas maksimal. Untuk melengkapi cerita arc Alicization dari animenya yang telah ditayangkan sejak 2018 lalu, Bandai Namco menunjuk developer Aquaria untuk mengangkat semesta yang sama ke dalam video game. Dengan budget besar yang digelontorkan oleh Bandai Namco, Apakah Sword Art Online: Alicization Lycoris bisa menjadi game yang berkualitas?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Mengadaptasi arc cerita Alicization dari musim ketiga animenya, game ini menambahkan beberapa karakter baru untuk membentuk cerita alternatif. Seorang pemuda dari dunia nyata yang bernama Kirito, tiba-tiba terbangun di sebuah dunia virtual misterius bernama Underworld. Dunia yang asing itu di saat yang bersamaan juga terasa familiar baginya, di mana AI berperilaku layaknya manusia.
Kirito bertemu dengan pemuda lain bernama Eugeo yang memiliki nasib serupa. Beberapa tahun sebelumnya, Eugeo kehilangan sahabat tercintanya yang bernama Alice. Namun, orang-orang terdekatnya seakan menganggap Alice tidak pernah ada dan hilang begitu saja. Kendati demikian, Eugeo tidak pernah melupakan Alice dan ia yakin bahwa sahabatnya itu masih hidup. Untuk itu, Kirito pun berjanji akan maju bersama Eugeo demi mengungkap misteri di dunia virtual itu.
Bagaimana kelanjutan kisah Kirito dan Eugeo?
Temukan jawabannya dengan memainkan Sword Art Online: Alicization Lycoris!
Gameplay
Belajar dari kesalahan di masa lalu, kini Aquaria mencoba memberi pengalaman baru melalui game ini. Alih-alih hanya menyelesaikan quest dan memburu monster, kini developer memfokuskan diri dalam membangun cerita yang bersinggungan dengan animenya dalam arc Alicization.
Masih mengusung konsep MMORPG seperti pendahulunya, game ini akan menempatkan Anda sebagai Kirito sejak awal permainan. Bagi Anda yang kurang menyukai keberadaan Kirito tidak perlu khawatir karena di pertengahan permainan nanti, Anda bisa melakukan kustomisasi terhadap sang karakter untuk menjadikannya karakter ciptaan Anda sendiri. Progress cerita sendiri disajikan dalam bentuk Chapter yang masing-masingnya terbagi atas beberapa episode. Anda akan menjalani misi-misi yang biasanya menuntut Anda ke sebuah titik objektif yang telah ditentukan, kemudian mengumpulkan item atau mengalahkan musuh tertentu.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Adventure
Aquaria menyajikan dunianya dengan konsep terbuka yang mengizinkan Anda untuk bisa menjelajahi kota atau field sesuai keinginan. Tidak perlu takut tersesat di suatu tempat karena developer telah menyediakan penunjuk arah yang akan menuntun Anda menuju titik tujuan. Selain itu, tersedia pula pilar-pilar bercahaya yang berfungsi sebagai titik Fast Travel.
Namun, di sinilah awal mula terjadinya masalah klasik yang sering Anda temui pada game-game adaptasi anime, khususnya yang diterbitkan oleh Bandai Namco. Entah kenapa, pada setiap game yang mereka buat, banyak sekali berisikan layar loading saat Anda berpindah area. Bahkan, untuk melakukan Fast Travel di satu area yang sama pun, Anda harus melalui layar loading yang cukup lama. Padahal, baru-baru ini kami juga memainkan game adaptasi anime Fairy Tail dengan genre serupa, yaitu RPG. Game tersebut justru bisa memininalisir waktu loading untuk meningkatkan pengalaman bermain.
Berangkat dari pengalaman kami yang sebelumnya memainkan serial Persona atau The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel, kami sama sekali tidak keberatan dengan game yang menyajikan cerita dalam bentuk dialog panjang hingga bermenit-menit. Meskipun disajikan dalam bentuk Visual Novel atau Skit ala Tales, namun entah mengapa penulisan naskah dialognya terasa sangat membosankan untuk diikuti. Terlalu banyak percakapan yang bertele-tele, sehingga membuat kami kerap kali mempercepat obrolan mereka dan ingin segera beraksi saja.
Seperti game RPG pada umumnya, biasanya selain menjalani cerita utama, Anda juga bisa menyelesaikan misi sampingan selama permainan. Akan tetapi, rancangan misi sampingannya sendiri patut dipertanyakan karena Anda akan cepat merasa bosan menyelesaikan misi yang berulang seperti mengalahkan monster atau mengumpulkan item saja.
Daya tarik SAO justru terletak pada sistem Dating Simulation-nya, di mana Anda dapat menjalin kedekatan dengan para karakternya, tidak terkecuali karakter pria seperti Eugeo. Jika Anda berhasil membangun keintiman karakter dengan memilih opsi percakapan yang ada, nantinya Anda bisa membawa mereka ke tenda Kirito untuk tidur di atas ranjang yang sama. Dan sebagai hadiahnya, Anda berhak melihat para karakter ini berpenampilan seksi di atas ranjang sambil mengekspresikan dirinya pada Kirito.
Battle
Sword Art Online punya sistem pertarungan yang sederhana sekaligus rumit di saat yang bersamaan. Masih mengadopsi sistem pertarungan pendahulunya yang berjalan secara Real-time Action, di mana ketika Anda bertemu dengan musuh di field, maka pertempuran bisa langsung terjadi di tempat yang sama tanpa transisi layar loading. Sistem pertarungannya sendiri masih mengadopsi gaya Hollow Realization, namun dengan tempo yang sedikit lebih lambat.
Anda bisa membawa empat anggota dalam satu party, di mana Anda hanya mengendalikan satu karakter saja, sementara tiga lainnya akan dikendalikan oleh AI. Anda bisa mengganti karakter di tengah pertarungan dengan fitur Partner, namun anehnya fitur ini hanya terkunci pada dua karakter saja. Misalnya, Anda sedang mengendalikan Kirito dan partner Anda adalah Eugeo. Dengan tombol L2, Anda hanya bisa berganti antara Kirito dan Eugeo saja, tanpa bisa berganti ke karakter ketiga dan keempat. Jika salah satu dari pasangan tersebut tumbang, label “Partner” ini baru akan berpindah pada karakter selanjutnya. Akan tetapi anehnya, ketika Kirito kembali bangkit, label “Partner” ini sendiri tidak kembali kepadanya, sehingga Anda justru tidak bisa mengendalikan Kirito kembali sampai pertempuran selesai.
Setiap karakter memiliki kemampuan dasar untuk melakukan Attack, Jump Attack, Dodge, Block, Parry dan Skill. Anda bisa menekan tombol Attack berulang kali untuk menghasilkan kombo yang diakhiri dengan sebuah Combo Finish, sementara Jump Attack akan membuat karakter Anda melompat sambil menyerang. Anehnya, tombol untuk Jump Attack justru saling tumpang tindih dengan tombol Dodge, yang tak jarang membuat kami salah melakukan aksi. Untuk melakukan Dodge, Anda harus menekan tombol Jump Attack sambil mengarahkan analog kiri.
Karakter Anda juga dibekali dengan tombol Block untuk menangkis serangan dan aksi Parry untuk menyanggah serangan yang masuk. Kami sendiri jarang sekali menggunakan Block dan Parry selama bertarung karena adanya input lag dalam game ini. Berkat hal itu, sangat sulit untuk menyamakan tempo serangan musuh dengan penekanan tombol hingga akhirnya kami lebih memilih untuk melakukan Dodge.
Health karakter ditunjukkan menggunakan bar warna hijau, sementara di sampingnya ada bar MP yang berguna untuk melancarkan Skill. Selain kedua bar itu, satu bar tambahan berwarna jingga yang bernama Risk, yang menjadi indikator pengali daya rusak yang Anda terima dari musuh. Tiap musuh yang Anda hadapi juga memiliki bar Risk tersebut yang fungsinya serupa. Semakin tinggi angka pada Risk, semakin besar pula daya rusak yang diterima.
Tiap karakter memiliki 4 slot skill aktif, 4 slot skill support/item dan 4 slot untuk skill pasif. Di sinilah kerumitan permainan akan mulai Anda rasakan, karena untuk melancarkan skill aktif maupun support, Anda harus menahan tombol R1, sebelum menambahkannya dengan satu tombol aksi. Bahkan, untuk penggunaan item, Anda harus mengaturnya sebelum pertarungan sehingga jika Anda lupa menaruh item pemulih atau mengganti persediaan yang telah habis, maka tertutuplah kemungkinan untuk memakainya saat pertarungan.
Sekali skill aktif dan support, karakter Anda juga bisa mengeluarkan serangan sihir berelemen atau yang biasa disebut Sacred Arts dalam game ini. Serangan ini terbagi atas delapan elemen di antaranya Light, Wind, Heat, Steel, Darkness, Crystal, Ice dan Water. Untuk melancarkan serangan ini, Anda perlu menahan tombol R2 untuk melakukan Casting, setelah itu Anda harus menekan tombol R2 kembali untuk melepaskannya.
Masih belum cukup sampai di sana, karakter Anda juga masih punya jurus pamungkas bernama Super Arts dan Finish Arts yang bisa Anda picu menggunakan tombol segitiga. Setelah Anda tekan, permainan akan berlangsung secara slow-motion sampai Anda menekan salah satu tombol atau membatalkannya.
Terlalu banyaknya pilihan skill yang bisa Anda gunakan, justru membuat kami bingung dan akhirnya memilih cara klasik dengan cara melakukan kombo saja sampai musuh tumbang. Karena, tutorial penggunaannya sendiri kurang begitu jelas sehingga mudah sekali bagi pemain untuk melupakan beberapa fitur yang seharusnya bisa menjadi kunci permainan.
Presentation
Visual
Membandingkannya dengan Hollow Realization yang merupakan game SAO terakhir yang digarap oleh Aquaria sebelumnya, grafis dalam game ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, terutama pada model karakternya. Hampir seluruh karakter penting dalam game ini disajikan dalam desain yang cantik sekaligus keren. Selain karakter, desain monster dalam game ini juga patut kami apresiasi karena mereka tampak begitu keren hingga kami bersemangat untuk bertarung dengannya. Kami begitu terpesona dengan kualitas cutscene FMV-nya yang begitu indah dan sedap untuk dipandang.
Sayangnya, terlalu fokus memoles karakter, Aquaria tampaknya lupa untuk menata lingkungan dan dunianya. Kualitas tekstur lingkungannya terasa sangat rendah untuk game keluaran tahun 2020. Hal inilah yang sedikit menodai keindahan estetika visualnya. Tidak berhenti sampai di situ, yang menjadi sorotan utama dari game ini adalah performa framerate-nya yang jarang sekali dalam kondisi stabil. Untuk mencapai 30 fps saja, game ini sangat tampak kesulitan untuk mencapainya hingga akhirnya Anda harus rela memainkan game ini dengan tempo patah-patah. Meskipun Bandai Namco sudah merilis patch update untuk memperbaiknya, sayangnya hal tersebut belum bisa mengatasi masalah ini sepenuhnya.
Kendala lain yang kami alami dalam game ini adalah presentasi HUD (Heads-up Display) yang kurang intuitif. Menu yang bertumpuk satu sama lain dan terlalu banyak informasi yang disajikan dalam satu layar pada akhirnya merusak pengalaman bermain Anda. Bahkan, seharusnya bisa mengakses apa yang Anda butuhkan dengan cepat, seperti Fast Travel atau informasi tentang Quest misalnya, hanya dalam satu aksi saja. Sedangkan game ini menuntut Anda untuk berpindah dari satu menu ke menu lainnya yang berujung merepotkan.
Audio
Biasanya sebuah game JRPG memiliki musik yang indah nan merdu agar para pemainnya betah berlama-lama memainkan game tersebut. Sayangnya, hal tersebut tidak akan Anda temui di sini karena mayoritas soundtrack dalam game ini kurang berkesan dan mudah dilupakan. Satu-satunya lagu yang bisa kami apresiasi adalah lagu tema pembuka berjudul “Scar/let” yang dinyanyikan oleh penyanyi JPop ReoNa.
Dari segi sulih suara, game ini hanya menyediakan satu opsi bahasa saja yaitu Bahasa Jepang. Penyulih suaranya sendiri diambil dari versi animenya, maka dari itu kualitasnya tidak perlu Anda ragukan lagi karena mereka dapat menyampaikan emosi karakternya dengan sangat baik, akan tetapi sayangnya tidak semua percakapan direkam dengan suara karena beberapa di antaranya hanya diisi sepatah dua patah kata saja.
Value
Memiliki anggaran pengembangan yang cukup besar dan berpotensi menjadi yang terbaik di antara franchise SAO lainnya, pada kenyataannya SAO:AL justru tampil jauh dari harapan. Aquaria tampaknya masih belum mampu memaksimalkan potensi Unreal Engine. Masalah teknis seperti penurunan framerate selama permainan kerap kali kami temui hingga mencederai pengalaman bermain. Tidak sampai di situ saja, seperti game keluaran Bandai Namco lainnya, Anda akan bertemu banyak layar loading dengan durasi yang cukup lama, yang tentu saja berimplikasi pada waktu tunggu yang lebih lama.
Hal lain yang juga membuat game ini semakin buruk adalah pacing permainan yang tidak konsisten, di mana cutscene bisa jauh lebih panjang daripada gameplay. Sebagai contoh, Anda akan bertemu dengan cutscene atau percakapan yang durasinya bisa mencapai 30-60 menit dan jumlahnya pun sangat banyak. Setelah itu, Anda diberikan misi untuk mengalahkan monster atau boss yang mungkin bisa Anda kalahkan hanya dalam kurun waktu 5-10 menit saja. Kemudian, permainan kembali beralih ke cutscene lagi yang durasinya tidak sebentar. Maka tak heran jika Anda (termasuk kami), akan sering mengantuk atau bahkan ketiduran di tengah-tengah permainan.
Sebagian besar fitur baru akan terbuka saat Anda memasuki Chapter 2 pada cerita, seperti Character Creation, Online Multiplayer dan Dating Simulation. Bahkan, sebagian karakter waifu pun baru akan bergabung pada saat Chapter 2 dimulai. Namun, untuk mencapainya, Anda harus melewati prolog yang sangat panjang dengan tutorial dan percakapan yang seakan tidak ada habisnya.
Dengan demikian, Anda harus bisa bersabar melewati ujian Chapter 1 ini untuk bisa menikmati game ini secara penuh dan bebas. Alasan kami tetap bertahan untuk memainkannya, tak lain dan tak bukan karena pesona para waifunya yang memang menggugah selera. Jika mereka absen, mungkin para pemainnya tak akan mau melirik game yang dibintangi oleh Kirito ini.
Conclusions
Bandai Namco punya ambisi besar untuk menjadikan Alicization Lycoris sebagai game SAO terbaik, namun tampaknya Aquaria masih belum mampu memenuhinya. Padahal, Bandai Namco sudah menggelontorkan anggaran yang cukup besar agar terjadi perubahan yang signifikan pada franchise ini, seperti aspek visual dan gameplay misalnya. Sebenarnya, SAO punya banyak potensi untuk menjadi game JRPG berkualitas seperti Tales. Meskipun mereka telah menjanjikan perbaikan melalui patch, kami tetap sulit untuk merekomendasikan game ini pada gamer yang bukan fans berat serial SAO. Masih banyak game Action RPG lain yang jauh lebih baik yang juga dirilis tahun ini seperti Trials of Mana atau Sakura Wars misalnya. Tampaknya, Bandai Namco sudah harus memikirkan konsep baru demi keberlangsungan franchise SAO di masa depan.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Sistem pertarungan cukup bagus
+ Visual FMV fantasis
+ Desain kostum menarik
+ Waifu Material
+ Dating Simulation
+ Alice & Medina
+ Lagu tema yang keren
- Tampilan antarmuka kurang intuitif
- Performa framerate naik turun
- Visualisasi lingkungan beresolusi rendah
- Prolog terlalu panjang
- Pacing permainan buruk
- Dialog bertele-tele
- Soundtrack di bawah standar JRPG
- Input lag
- Tutorial yang kurang jelas