Yakuza: Like a Dragon
Ryu Ga Gotoku Studio
SEGA
10 November 2020
PS4, Xbox One, Xbox Series, PC
RPG
Dewasa
Blu-ray, Digital
45 GB
Rp 799.000 (Day Ichi)
Rp 949.000 (Hero)
Rp 1.249.000 (Legendary Hero)
Lima belas tahun berkiprah di industri video game, franchise Ryu Ga Gotoku atau yang lebih dikenal dengan nama YAKUZA di wilayah barat, telah mengukir tinta emas dan menjelma sebagai salah satu seri andalan milik SEGA. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sang ikon Kazuma Kiryu kini telah pensiun dan kisah tentangnya telah berakhir di seri ke-6. Akan tetapi, dengan popularitas YAKUZA yang sudah diraih dengan susah payah, rasanya sangat tidak mungkin SEGA menghentikan seri ini begitu saja.
Memasuki seri ke-7 nya, SEGA mencoba bereksperimen sambil mempertaruhkan nama besar Yakuza itu sendiri dengan menghadirkan seorang protagonis baru bernama Ichiban Kasuga. Tidak hanya itu saja, mereka juga melakukan perombakan besar-besaran pada elemen gameplay-nya. Dengan perubahan yang cukup signifikan itu, apakah para fans Yakuza masih bisa menerimanya dengan tangan terbuka?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Ichiban Kasuga, seorang Yakuza rendahan dari keluarga yang juga berpangkat rendah di Tokyo, harus menghadapi hukuman penjara selama 18 tahun demi membalas budi pada Masumi Arakawa yang sudah menyelamatkan nyawanya di masa lalu. Tidak pernah kehilangan kepercayaan atas kepala keluarganya, Ichiban yakin bahwa kebebasan dirinya sangat dinantikan oleh Arakawa.
Saat hari kebebasannya tiba, tidak ada seorang pun yang menjemputnya untuk pulang. Ichiban yang masih naif, menemukan fakta bahwa keluarga Arakawa yang sangat ia hormati, kini telah berkhianat dari klan Tojo dan beralih ke aliansi Omi. Tidak bisa menerima kenyataan tersebut, akhirnya Ichiban pun berafiliasi dengan mantan polisi, Koichi Adachi, untuk mencari kebenaran yang ia lewatkan selama 18 tahun terakhir.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga Arakawa?
Apakah Ichiban bisa menemukan tempat untuk kembali?
Temukan jawabannya dengan memainkan Yakuza: Like a Dragon!
Gameplay
Yakuza: Like a Dragon adalah seri terbaru dari franchise Yakuza yang untuk pertama kalinya tidak dibintangi oleh Kazuma Kiryu. Meskipun tidak berbagi semesta yang sama dengan Kiryu, namun ia tetap dianggap sebagai seri utama dan bukan spin-off, karena nama pada versi jepangnya sendiri mengusung angka 7 pada judulnya.
Like a Dragon bisa dikatakan sebagai lembaran baru bagi SEGA dan franchise YAKUZA, karena setelah 15 tahun lamanya, akhirnya mereka merombak total formula gameplay berikut dunia dan karakternya yang selama ini sudah sangat melekat dengan para gamer. Mereka sadar bahwa franchise ini tidak bisa stagnan pada formula yang sama dan harus melakukan perubahan, walaupun risikonya sangat besar. Apakah perubahannya berdampak positif atau negatif?
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Adventure
Serial Yakuza merupakan salah satu game yang cukup konsisten menawarkan sensasi Open-world. Meskipun petanya tidak seluas game-game dari developer barat, namun RGG Studio membuat dunianya begitu padat sehingga tidak ada ruang yang terbuang percuma.
Di chapter awal, Anda masih akan bertemu kembali distrik Kamurocho yang sudah menjadi taman bermain serial Yakuza. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama karena pada beberaa chapter selanjutnya, Anda akan tiba di sebuah kota yang benar-benar baru dan belum pernah dihadirkan sebelumnya, yaitu Isezaki Ijincho. Kota ini adalah plesetan dari Isezakichou yang merupakan nama sebuah tempat yang terdapat di Yokohama. Ia memiliki ukuran kurang lebih 2.5x dari Kamurocho. Kota ini dikuasai oleh tiga organisasi hitam yang berasal dari Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok, di mana ketiganya saling bersaing untuk memperebutkan kekuasaan.
Masih sama seperti seri-seri sebelumnya, Anda masih akan menelusuri kota dengan berjalan kaki. Ada pula taksi yang berfungsi sebagai Fast Travel untuk berpindah tempat dengan cepat. Namun, berbeda dengan seri Yakuza sebelumnya, di mana Anda bisa langsung bebas menggunakan taksi. Di game ini, untuk membuka titik Fast Travel, Anda harus menaiki taksi dari tempat yang bersangkutan agar titik tersebut bisa dipilih untuk proses Fast Travel selanjutnya.
Hadirnya kota baru, tentu saja membawa perubahan yang sangat banyak dari sisi eksplorasi, terutama dari sisi mini-game. RGG Studio paham bahwa untuk mengusir kejenuhan pemain dari cerita utama, mereka menghadirkan mini-game dan misi sampingan yang sangat menarik untuk diikuti.
Game ini punya banyak sekali pilihan mini-game yang jumlahnya bisa mencapai 20 jenis. Meskipun tidak semuanya baru, ada beberapa mini-game yang patut menjadi sorotan utama, di antaranya adalah Dragon Kart, Movie Theater, Can Collection dan Property Management. Sementara, mini-game lawas seperti Arcade, Shogi, Mahjong, Cabaret, Batting, Darts, Golf dan Karaoke masih akan menghibur para pemain.
Dragon Kart adalah sebuah mini-game baru, di mana Anda akan balapan di Ijincho atau Kamurocho menggunakan mobil Go-Kart. Terinspirasi dari serial sukses Mario Kart, mini-game ini menawarkan banyak gimmick yang membuat balapan msemakin seru seperti tong peledak, area berlistrik dan rintangan lainnya. Anda juga bisa memodifikasi mobil kart Anda untuk meningkatkan performanya di sirkuit dengan mengalokasikan sejumlah uang. Kami menilai, RGG Studio sangat serius menggarap mini-game yang satu ini seperti sebuah game baru.
Selanjutnya ada Can Collection, yang menuntut Anda untuk mengendarai sepeda demi mengumpulkan kaleng-kaleng kosong yang tersebar di jalan. Jika sudah memenuhi kuota kaleng yang dibutuhkan, Anda bisa membawanya ke titik goal. Akan tetapi, tentu saja pengumpulan kaleng ini tidak semudah yang Anda pikirkan karena akan ada rival-rival lainnya yang juga mengumpulkan kaleng. Bahkan, ada mobil sampah yang bisa menabrak dan menjatuhkan kaleng-kaleng yang telah Anda kumpulkan.
Movie Theater merupakan mini-game baru, di mana Anda harus menekan tombol-tombol yang muncul dalam bentuk kambing iblis di belakang kursi ketika Ichiban menonton film klasik di bioskop. Hal ini bertujuan untuk mencegah Ichiban tertidur pulas saat film berlangsung.
Terakhir ada Property Management, Sebuah simulasi bisnis di mana Ichiban akan berperan sebagai Presiden Direktur. Anda akan memiliki aset berupa properti, lengkap dengan karyawan, hutang dan lain sebagainya. Untuk Anda yang senang berinvestasi, mini game ini pastinya akan sangat menarik untuk didalami.
Ia bisa menghasilkan pundi-pundi yang sangat banyak jika Anda memahami trik-trik dalam berbisnis. Akan tetapi, ia juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk dialokasikan selama Anda memainkannya. Bagi kami, satu-satunya alasan untuk menekuni mini-game ini adalah untuk merekrut Eri Kamataki sebagai karakter party.
Mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Atlus pada serial Persona, Kasuga juga memiliki atribut khusus sebagai karakter utama, yaitu Personality. Atribut ini terbagi atas enam kategori berbeda seperti Passion, Confidence, Charisma, Kindness, Intellect dan Style. Keenam atribut ini bisa Anda tingkatkan dengan menyelesaikan beragam quest. Seiring naiknya keenam atribut ini, Anda bisa membuka fitur-fitur baru atau bisa memulai percakapan dengan orang tertentu.
Tidak sampai di situ saja, developer juga memasukkan fitur Bonding yang mirip dengan Social Link ala Persona, di mana Ichiban bisa menjalin kedekatan dengan karakter party dengan cara hangout bersama atau sering mengajaknya bertarung dalam tim. Saat level Bonding naik, maka akan ada kisah ekstra yang menceritakan kedekatan sang karakter dengan Ichiban. Seiring meningkatnya level Bonding, maka terbuka pula skill baru yang bisa membantu Anda dalam pertarungan.
Battle
SEGA melakukan pertaruhan besar dengan mengubah sistem pertarungan game ini dari Action menjadi Turn-based RPG. Awalnya, banyak pihak yang berpandangan skeptis dan merasa perubahan ini akan berdampak buruk pada franchise Yakuza. Namun, setelah mencobanya secara langsung, anggapan tersebut bisa kami pastikan adalah keliru.
Cara Anda memulai pertarungan sebenarnya masih sama dengan seri Yakuza sebelumnya, di mana ketika karakter Anda bertemu dengan musuh yang memiliki indikator merah di atas kepalanya, maka saat itu pula terjadi transisi menuju pertarungan. Tidak hanya di kota, kini Ichiban dan kawan-kawan juga bisa masuk ke sebuah dungeon seperti ruang bawah tanah atau markas musuh dengan peta bagaikan labirin. Di dalamnya, Anda akan bertemu dengan banyak musuh atau harta karun yang menjadi ciri khas JRPG.
Seperti JRPG pada umumnya, tiap karakter Anda memiliki dua bar utama, yaitu HP dan MP. Bar MP akan terkonsumsi ketika Anda mengeluarkan Skills, baik untuk menyerang, support atau healing. Mengadopsi gaya satu tombol ala Persona 5, di mana Anda dapat memberikan perintah hanya dengan menekan satu tombol saja, lalu menentukan target yang ingin diserang/di-support. Tim Anda berisikan maksimal 4 karakter, sedangkan tim musuh tidak memiliki batasan. Keempat karakter Anda baru akan bergerak saat Anda memberikan perintah padanya. Untungnya, para musuh tidak akan bergerak ketika Anda berpikir untuk memberikan perintah.
Meskipun Anda tidak bisa menggerakkan karakter secara bebas selama pertarungan, namun baik tim Anda maupun lawan akan terus bergerak secara dinamis. Hal ini terkadang menguntungkan, namun bisa juga merugikan. Sebagai contoh, jika musuh berkerumunan dan berdekatan satu sama lain, Anda bisa menghajar mereka secara bersamaan menggunakan satu skill yang punya daya jangkau luas. Di lain pihak, jika Anda menargetkan musuh di barisan belakang, ada risiko proses penyerangan Anda dibatalkan oleh rekannya yang menghalanginya dari depan.
Dalam fase menyerang maupun bertahan, Anda tetap harus aktif menekan tombol dan tidak bisa berleha-leha. Pada saat mengeluarkan Skill, terdapat tombol-tombol seperti kotak atau segitiga yang muncul di layar, yang mana jika berhasil ditekan tepat waktu, maka dapat meningkatkan daya rusak pada musuh. Sementara, saat karakter bertahan, Anda diharuskan untuk menekan tombol X dengan tepat untuk meminimalisir daya rusak yang diterima dengan cara menangkis serangan.
Saat menekan tombol kotak (Etc.), Anda bisa menggunakan item atau bahkan memanggil Summon yang disebut Poundmate. Para Summon ini bisa Anda dapatkan dengan menyelesaikan beragam Side Quest. Pemanggilan pertama mereka akan diberikan secara gratis, namun pemanggilan berikutnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Dan seperti game JRPG lainnya, Anda juga akan menemukan beragam serangan elemental pada karakter seperti serangan api, es, listrik atau status abnormal seperti Burn dan sejenisnya. Perubahan sistem pertarungan ini kami nilai sangat positif dan memberikan warna baru pada franchise Yakuza dan untuk genre JRPG. Akan tetapi, waktu pertarungannya bisa sangat lama apabila musuh Anda memiliki HP yang tebal atau bahkan memanggil temannya yang lain untuk membantu pertarungan.
Job System merupakan sebuah fitur yang lumrah Anda temui pada game-game JRPG seperti Dragon Quest atau Final Fantasy di masa lalu. RGG Studio mencoba meminjam fitur tersebut dan menyuntikkannya pada game ini. Hasilnya benar-benar di luar dugaan karena Anda tidak akan menemukan job-job standar seperti Swordman, Black Mage, White Mage, Thief atau job-job JRPG pada umumnya.
Developer memasukkan nama-nama pekerjaan yang ada di dunia nayata seperti detektif, chef, musisi, idol, bodyguard dan lain-lain, sehingga ia tampak lebih realistis. Perubahan setiap job akan berdampak pada kostum maupun atribut karakter. Setiap job karakter memiliki Rank Job nya masing-masing yang akan naik level jika Anda sering menggunakannya dalam pertarungan.
Presentation
Visual
Dragon Engine semakin menunjukkan tajinya dalam game ini. Anda akan merasakan banyak perubahan dari segi physics, di mana dunianya tampak lebih interaktif ketika rumput dan pohon bereaksi terhadap ledakan atau gerakan di sekitarnya. Detail setiap lingkungannya masih terlihat sangat baik untuk menggambarkan suasana kota di Jepang. Selain itu, RGG Studio menyuntikkan beragam efek visual yang penuh warna demi mewujudkan fantasi mereka dan memberikan fan-service pada fans JRPG.
Dari pengambilan gambarnya sendiri, Anda sudah tidak perlu meragukan kemampuan sang developer karena mereka sudah paham betul bagaimana cara membuat setiap momen menjadi dramatis dan sinematik. Yang membuat kami takjub dari tim RGG adalah bagaimana mereka mempresentasikan ekspresi wajah karakternya dengan sangat baik. Dengan demikian, Anda bisa ikut merasakan emosi karakter saat mereka meluapkan perasaannya.
Satu hal yang patut kami apresiasi adalah bagaimana sang developer meracik animasi untuk Skills dan Poundmate (Summon) yang tampak sangat menarik untuk diikuti. Dengan demikian, mereka berhasil suasana pertarungan menjadi lebih epik, dinamis dan humoris di saat yang bersamaan.
Audio
Keseriusan SEGA menggarap Like a Dragon untuk pasar barat, sangat terlihat dari aspek audio, khususnya sulih suara. Meneruskan tradisi yang telah mereka lakukan pada JUDGMENT, kini akhirnya Yakuza kembali memiliki dua pilihan bahasa untuk sulih suaranya, yaitu Jepang dan Inggris. Tidak hanya sampai di situ saja, developer juga sangat memperhatikan gerak bibir untuk kedua bahasa, sehingga Anda tidak akan merasa canggung saat menggunakan bahasa Inggris maupun Jepang saat bermain, karena gerak bibir karakter akan mengikuti bahasa yang Anda pilih. Bahkan, lagu karaoke pada mini-game kini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Sayangnya, tidak semua karakter diisikan suara berbahasa Inggris karena beberapa NPC masih terdengar menggunakan bahasa Jepang saat Anda menggunakan Bahasa Inggris sebagai pilihan. Dari sisi musik sendiri, game ini masih menghadirkan musik yang sangat epik untuk membangun atmosfer cerita. Selain itu, musik pengiring selama pertarungan juga sangat berkesan di telinga kami.
Value
Membuat sekuel dari sebuah judul yang sudah punya nama besar, tentu bukan pekerjaan mudah. Apalagi jika seri sebelumnya sudah memiliki wajah yang ikonik dan dikenal secara luas. Sebagai fans Yakuza garis keras, kami sudah mengikuti serial ini sejak tahun 2005 di era PS2, kami berani mengatakan bahwa game ini sungguh luar biasa.
Menghadirkan latar kota yang sama sejak seri pertamanya, game Yakuza selalu berhasil memikat para game berkat daya tarik ceritanya yang sangat mendalam dan penuh misteri. Pada seri terbaru ini, banyak perubahan yang diberikan oleh RGG Studio di berbagai aspek, akan tetapi mereka masih mampu menjaga kualitas ceritanya. Sebagian besar perubahan yang dilakukan oleh SEGA dan RGG Studio, kami nilai justru berdampak positif dan sangat adiktif.
Satu hal menarik yang kami temukan selama permainan adalah RGG Studio tidak sungkan untuk menyebut nama “Dragon Quest” dan mengakui bahwa mereka memang sangat fenomenal di negeri sakura. Padahal, seperti kita ketahui bersama, franchise Yakuza sendiri merupakan keluaran dari SEGA, sementara Dragon Quest adalah franchise milik tetangga mereka, yaitu Square Enix. Tentu saja, SEGA melakukannya atas izin dari pihak yang bersangkutan.
Conclusions
Di luar dugaan, Yakuza: Like a Dragon (Quest) bisa menjadi sebuah JRPG yang berhasil menggabungkan elemen klasik dan modern di saat yang bersamaan. Meskipun Ichiban Kasuga adalah karakter yang bukan benar-benar baru, namun ia merupakan karakter yang tak kalah menarik dari Kazuma Kiryu. Sosoknya perlahan mulai bisa menggantikan sebagai wajah dari serial ini.
Kota baru, cerita baru, sistem pertarungan baru, mini-game baru hingga sulih suara berbahasa Inggris memberikan pengalaman bermain yang berbeda dari seri Yakuza sebelumnya. Semua elemen baru itu membuat seri Yakuza terasa menyegarkan. Bahkan, bagi Anda yang selama ini tertarik dengan seri Yakuza, tapi bingung dan ragu harus memulai darimana, Like a Dragon adalah jawabannya. Tak heran jika game ini dinominasikan sebagai kandidat Best RPG dalam ajang penghargaan The Game Awards tahun ini.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Ichiban Kasuga wajah baru Yakuza
+ Cerita yang membuat penasaran
+ Sistem petarungan solid
+ Peningkatan visual signifikan
+ Job System atraktif
+ Animasi Skill dan summon yang kocak
+ Jajaran karakter pendukung keren
+ Aneka ragam aktivitas sampingan
+ Dua pilihan sulih suara
+ Musik yang keren
+ Selamat tinggal, Kamurocho!
- Tingkat kesulitan naik turun
- Waktu pertarungan kadang terlalu lama