[Review] Poison Control

Nippon Ichi Software adalah salah satu publisher dan developer yang punya banyak sekali game berkonsep unik. Proyek terbaru mereka yang berjudul Poison Control, resmi dilepas ke pasaran pada 13 April 2021 untuk platform PS4 dan Switch.

Memposisikan tema Neraka sebagai latar tempat bermain serta mengusung genre Third-person Shooter yang cukup jarang diadaptasi game bertema anime, apakah Poison Control mampu bersinar terang seperti franchise NIS lainnya?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

Belle’s Hells adalah alam spiritual yang tercipta dari delusi yang kuat dari berbagai gadis. Namun, delusi tersebut bermanifestasi dalam wujud fisik dan mencoba menghentikan sang protagonis untuk mencuri tubuh mereka. Salah satu wujud delusi tersebut adalah Poisonette, yang berhasil mencuri tubuh sang protagonis. Sebagai dua jiwa dalam satu tubuh, hal ini justru membuatnya bekerja sama dengan sang protagonis demi memurnikan delusi lain demi menyelamatkan gadis-gadis tersebut.

Siapakah sebenarnya Poisonette?
Mampukah mereka menyelamatkan gadis-gadis delusi lainnya?

Temukan jawabannya dengan memainkan Poison Control!

Gameplay

Poison Control adalah sebuah IP baru dari NIS America yang mengusung genre Action RPG. Secara garis besar, game ini akan menceritakan seorang anak laki-laki/perempuan yang tersesat di Neraka yang tercipta dari emosi dan hasrat manusia yang masih hidup dan sudah mati. Tubuhnya dikuasai oleh seorang gadis berambut pink bernama Poisonette.

Sebelum memulai permainan, Anda diminta untuk memilih karakter protagonis yang akan Anda kendalikan. Anda bisa memberi nama, memilih jenis kelamin dan terakhir memilih jenis suara. Sayangnya, Anda tidak diizinkan memodifikasi penampilan atau wajah sang protagonis.

Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:

Game ini menggunakan sistem berbasis Mission, di mana setiap misinya Anda diminta untuk menyelamatkan seorang gadis yang terperangkap di neraka. Setiap misi sendiri memiliki bentuk level yang bagaikan labirin. Sang protagonis dibekali sebuah senjata api di tangannya, persis seperti Mega Man.

Bedanya, senapan tangan ini memiliki batas amunisi sehingga Anda tidak bisa menembak terus menerus. Amunisi akan terisi kembali jika habis, namun pengisian ini tidak berlangsung secara instan dan butuh waktu. Anda juga bisa bergonta-ganti jenis senapan dengan jumlah peluru yang berbeda-beda.

Sekilas, game ini mungkin terlihat seperti game Third-person Shooter biasa, namun yang membuatnya unik adalah tugas Anda yang sebenarnya bukanlah membunuh semua musuh yang menghadang, melainkan membersihkan lumpur beracun yang berserakan di labirin.

Dengan menahan tombol L1, Poisonette akan keluar dari tubuh protagonis dan meninggalkan tengkorak saja untuk menyapu bersih lumpur beracun. Kehadiran Poisonette sendiri dibatasi oleh waktu, sehingga Anda harus segera menggerakkan dirinya untuk membentuk garis putus-putus. Pembersihan lumpur beracun ini akan mempercepat proses pengisian ulang amunisi Anda.

Akan tetapi, pembersihan ini tentu saja tidak mudah karena Poisonette tidak bersenjata dan lemah. Anda harus lihai mengendalikannya agar tidak terkena serangan musuh. Apabila ia terkena serangan, health bar karakter akan berkurang cukup banyak. Setelah pembersihan lumpur telah mencapai angka persentase yang telah ditentukan, Anda baru bisa berlanjut ke misi berikutnya.

Setelah misi selesai, biasanya Poisonette akan mengajak Anda untuk menjawab pertanyaan pada sesi Heart-to-Heart. Anda diberikan tiga pilihan jawaban yang masing-masingnya akan memberikan experience point pada lima atribut karakter, yaitu Synergy, Empathy, Insight, Toxicity dan Trust. Setiap kenaikan level atribut akan memberikan buff seperti penambahan Health Bar, amunisi atau sejenisnya.

Presentation

Visual

Game ini memiliki ukuran file yang cukup kecil dibanding game modern lainnya. Bahkan, membandingkannya dengan game anime sejenisnya, ia juga masih terhitung mini. Namun, ukuran bukanlah suatu patokan akan kualitas visual yang dihadirkan karena sang developer justru mampu menghadirkan presentasi yang nyentrik sekaligus artistik. Dengan dominasi warna pink dan menu yang eksentrik, presentasi menunya mengingatkan kami pada Persona 5.

Selain presentasi yang cukup mewah, salah satu daya tarik yang diusung game ini adalah kehadiran karakter Poisonette yang memang erat kaitannya dengan fan-service. Wajah yang imut lengkap dengan tubuh yang proporsional, tak pelak membuat mata pemain akan termanjakan oleh penampilannya.

Audio

Selain presentasi visual yang memanjakan mata, musik di dalam game ini pun patut mendapatkan perhatian lebih. Selama permainan berlangsung, telinga Anda akan dimanjakan oleh musik yang mampu memacu adrenalin. Pun demikian dengan sulih suara berbahasa Jepang yang menghibur saat percakapan berlangsung. Sayangnya, sang protagonis sendiri lebih banyak membisu sehingga tidak banyak hal yang bisa dibicarakan.

Value

Poison Control tidak datang dengan harga penuh seperti game AAA pada umumnya. Kendati demikian, ia tetap memiliki konten yang sangat baik di kelasnya, bahkan mungkin melebihi apa yang ditawarkan game harga penuh belakangan ini. Selain penampilan Poisonette yang memesona, kehadiran sosok karakter rival juga membuat permainan kian seru dan penasaran. Anda tidak hanya dimanjakan oleh tampilan visual yang penuh warna, tetapi juga latar belakang cerita yang cukup mendalam pada setiap gadis yang Anda selamatkan.

Conclusions

Poison Control sebenarnya punya segudang potensi untuk menjadi game yang keren dengan tema dan konsep yang unik, baik dari sisi cerita maupun presentasi. Sayangnya, mekanisme gameplay-nya terlalu dangkal dan variasi misinya terhitung repetitif sehingga Anda bisa saja sudah mulai merasa jenuh ketika baru memasuki misi kedua atau ketiga. Padahal dari segi cerita, ia dibangun cukup solid dengan tempo yang tepat. Kemungkinan besar, developer juga akan menghadirkan banyak konten DLC di masa depan, entah dalam bentuk cerita maupun kostum.