Kitaria Fables
Twin Hearts
PQube
2 September 2021
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Action RPG, Farm Simulation
Semua umur
Blu-ray, Cartridge, Digital
Apakah Anda masih ingat, saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak, kita seringkali mendengar atau membaca cerita dongeng tentang hewan yang berperilaku seperti manusia dan memberikan pesan moral di dalamnya? Kisah semacam itu disebut sebagai fabel dan kerap kali kita temui dari buku bacaan atau cerita dari Ibu Guru.
Berawal dari kenangan masa kecil itu, developer asal Yogyakarta yang bernama Twin Hearts, mengangkat cerita fabel dalam bentuk video game yang mereka beri judul, Kitaria Fables. Dengan perkembangan industri video game tanah air yang begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir, seperti apa game yang digadang-gadang sebagai Rune Factory dengan kearifan lokal ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Dahulu kala, negeri Canoidera menghadapi sebuah malapetaka besar. Monster-monster yang mulanya hidup damai berdampingan dengan para penduduk, tiba-tiba menjadi ganas karena dirasuki kekuatan misterius. Para prajurit pemberani berkumpul demi melindungi orang-orang dari bahaya yang mengancam.
Masa-masa kelam sudah lama berlalu. Dan sejak saat itu, orang-orang kembali menjalani kehidupan mereka yang damai, setidaknya itu yang mereka harapkan. Desas-desus malapetaka yang telah lama hilang, kini kembali menghantui. Namun, kali ini, tiada lagi yang dapat melindungi mereka.
Apa penyebab dari kembalinya kekuatan kegelapan yang misterius ini?
Akankah kedamaian kembali ke negeri Canoidera?
Temukan jawabannya dengan memainkan Kitaria Fables!
Gameplay
Menjadi game lokal yang sangat diantisipasi tahun ini, developer Twin Hearts punya segudang tanggung jawab untuk memenuhi ekspekstasi para gamer. Mengawinkan dua genre yang berbeda antara Action RPG dan Farm Simulation tentu saja bukan tugas mudah karena sudah ada serial Rune Factory yang terjun lebih dulu di industri ini, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, franchise besutan Marvelous itu akan selalu menjadi perbandingan yang ideal.
Tidak seperti game sejenisnya yang memberikan Anda kebebasan untuk menciptakan karakter sendiri, mengatur gaya rambut, wajah dan pakaian hingga memberinya nama, game ini memaksa Anda untuk memerankan satu karakter yang sudah ditentukan developer, yaitu seekor kucing berpedang bernama Nyanza von Whisker atau biasa dipanggil Nyan. Jadi, apabila Anda adalah seorang dog-person yang lebih menyukai anjing daripada kucing, sepertinya Anda harus kecewa karena tidak ada opsi untuk menggantinya.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Action RPG
Seperti yang sudah kami utarakan sebelumnya, game ini punya dua genre berbeda yang artinya juga punya dua mekanisme permainan yang saling bertolak belakang. Dari sisi Action RPG, game ini akan membawa Anda berpetualang mengarungi wilayah Canoidera seperti mencari item, menyelesaikan quest, memasuki dungeon, membasmi monster dan sejenisnya.
Pertarungan melawan monster terjadi di waktu nyata saat Anda berada di ruang terbuka. Anda bisa bertarung menggunakan senjata jarak dekat seperti pedang, senjata jarak jauh seperti busur, hingga memanfaatkan mantra sihir yang terbagi atas empat elemen berbeda, yaitu api, air, angin dan tanah.
Mekanisme pertarungannya menurut kami cukup sederhana atau malah cenderung dangkal karena Anda hanya bisa melakukan beberapa aksi standar seperti menyerang, menghindar dan mengeluarkan skill. Bahkan, untuk melancarkan kombo saja, Anda hanya perlu menahan tombol kotak saja tanpa perlu menekannya berulang kali.
Untuk melancarkan skill, Anda membutuhkan sejumlah bar biru di bawah Health Bar yang akan terkonsumsi saat melepaskan skill. Sayangnya, setelah dipakai, skill tersebut membutuhkan waktu Cooling Down sebelum bisa dipakai kembali, meskipun bar biru Anda masih cukup.
Monster yang Anda hadapi cukup bervariasi. Bahkan, ada monster yang bentuknya mirip dengan Poring dari Ragnarok Online, hanya berbeda warna saja. Monster yang pasif, akan diam saja ketika Anda melewatinya, sementara monster yang agresif akan menghampiri Anda dan menyerang tanpa aba-aba. Setiap musuh yang Anda hadapi punya indikator serangan dan area jangkauan serang, sehingga Anda bisa segera mengambil ancang-ancang untuk menghindar ke arah mana.
Jika Anda sudah bisa memahami ritme permainannya, semua monster yang ada bisa Anda kalahkan dengan mudah. Anda bisa memperoleh senjata baru dengan melakukan upgrade/crafting di Blacksmith. Dengan memberikan sejumlah uang dan bahan baku yang diperlukan, senjata Anda akan berubah menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Kitaria Fables sebenarnya game yang cukup memikat kami sejak pandangan pertama, akan tetapi ia juga tidak luput dari beberapa kekurangan yang menurut kami agak sedikit fatal. Permasalahan utama game ini terletak pada siklus yang sangat repetitif. Anda akan menjumpai fetch quest berulang kali dari satu tempat ke tempat lain. Objektif quest tidak akan jauh-jauh dari mengumpulkan item, mengantarkan item atau mengalahkan monster.
Kekurangan lain yang cukup fatal adalah absennya level karakter. Padahal, bagi penikmat game RPG, Levelling/Grinding adalah salah satu aktivitas yang sangat memuaskan untuk dilakukan berulang kali. Dengan absennya sistem level karakter, Anda tentu akan lebih cepat kehilangan motivasi untuk bertarung melawan monster. Oleh karena itu, tujuan Anda mengalahkan monster hanya untuk mengumpulkan item semata demi upgrade senjata atau armor.
Lalu, ada lagi fitur Map yang terasa kurang intuitif. Map berisikan peta dunia secara menyeluruh tanpa detail legenda. Padahal seharusnya map bisa menjadi tempat di mana Anda mendapatkan informasi detail soal dunianya, bentuk area hingga letak titik penting seperti Save Point, Checkpoint, Teleporter, toko, dungeon dan sejenisnya. Informasi yang bisa Anda dapatkan hanya di mana posisi karakter berada saat ini.
Kekurangan lainnya yang kami temukan adalah absennya fitur Ensiklopedia, yang seharusnya menjadi fitur paling esensial dalam sebuah RPG. Padahal, informasi soal karakter, monster, kota, dungeon dan item bisa sangat membantu pemain untuk lebih mengenal gamenya secara mendalam dan menyeluruh.
Farm Simulation
Anda punya rumah beserta ladang di Paw Village yang bisa digarap kapanpun Anda inginkan. Dengan ukuran ladang yang tidak terlalu luas, Anda bisa mencangkul, menanam bibit dan menyiramnya setiap hari agar bisa memanen hasilnya. Hasil panen dari ladang bisa Anda jual di kotak samping rumah atau dikonsumsi sendiri sebagai item pemulih.
Sayangnya, elemen bercocoktanam dalam game ini terasa seperti pelengkap saja karena terasa kurang esensial. Anda bisa melewatkan fitur ini begitu saja karena memang tidak ada kewajiban untuk menggarapnya. Seperti halnya senjata dan armor, Anda juga bisa meng-upgrade peralatan pertanian lewat pandai besi dengan memberikan sejumlah item yang diperlukan dan uang.
Game ini menggunakan sistem hari dan waktu yang mempengaruhi siang dan malam. Waktu akan terus berjalan selama Anda berada di luar ruangan dan akan terhenti ketika Anda memasuki bangunan atau ruangan. Namun, berbeda serial Harvest Moon/Story of Seasons yang punya siklus musim semi, panas, gugur dan dingin, game ini justru tidak menggunakannya sehingga membuat semua hari terlihat sama. Perubahan cuaca justru hanya terjadi di beberapa tempat saja yang memang punya tema tersendiri.
Presentation
Visual
Dengan statusnya sebagai game indie, tentu kita harus menurunkan ekspektasi terhadap Kitaria Fables yang notabene adalah game perdana yang digarap oleh Twin Hearts. Sebagai bentuk presentasinya, game ini menggunakan gaya chibi untuk model karakternya agar kesan dongeng atau fabelnya lebih tepat sasaran. Pun demikian dengan dunianya yang memang dibuat warna-warni agar atmosfer cerianya terbangun dengan baik, seperti dari hutan, gua, pantai berpasir, gunung es dan lain-lain.
Meskipun begitu, kami cukup mempertanyakan optimalisasi performanya, terutama untuk versi Next-Gen seperti PS5. Alih-alih bisa menghilangkan proses loading dengan memanfaatkan SSD, Anda justru masih akan sering bertemu dengan layar loading tiap kali berpindah area. Padahal, dengan ukuran game yang tidak sampai 1 GB ini, seharusnya proses loading ini bisa dipangkas demi pengalaman bermain yang lebih lancar.
Audio
Untuk menghidupkan suasana yang riang gembira, Anda akan disuguhi oleh musik-musik yang easy-listening dengan nada yang lembut. Akan tetapi, variasi musiknya sendiri tidak terlalu banyak, sehingga Anda harus rela mendengarkan musik yang sama berulang kali dari satu area ke area lain. Absennya fitur sulih suara juga membuat percakapan terasa kurang hidup dan memaksa Anda untuk membaca teks demi memahami konteks ceritanya lebih dalam.
Value
Membandingkannya langsung dengan Rune Factory tentu terasa tidak adil karena game ini baru memulai seri pertamanya, sementara RF sudah punya lima seri utama dan beberapa spin-off. Sebagai game karya anak bangsa, nilai jual utamanya justru terletak padaa opsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Bahasa Indonesia yang dibawakan oleh game ini terhitung sangat baik dan tidak terasa seperti terjemahan Google Translate.
Jadi, bagi Anda yang kurang fasih berbahasa Inggris, game ini sangat cocok untuk Anda mainkan. Selain fitur Bahasa Indonesia, game ini juga punya fitur Local Co-op yang mengizinkan Anda untuk bermain berdua dalam satu layar yang sama.
Conclusions
Digadang-gadang sebagai Rune Factory versi lokal, Anda tentu tidak bisa berharap terlalu tinggi pada developer yang belum banyak memiliki jam terbang karena pada kenyataannya game ini masih jauh dari harapan kami. Meskipun secara keseluruhan game ini masih layak untuk dimainkan, namun pertanyaannya adalah berapa lama Anda bisa bertahan dengan siklus permainannya yang repetitif itu. Jika Anda tidak masalah dengan hal tersebut, berarti Anda kemungkinan akan cocok memainkan game yang satu ini.
+ Gameplay mudah dipahami
+ Karakter yang imut
+ Visual penuh warna
+ Tersedia opsi Bahasa Indonesia
+ Bisa Local Co-op
- Cerita kurang menarik
- Quest repetitif
- Farm Simulation hanya pelengkap
- Musik yang itu-itu saja
- Tanpa sulih suara
- Masih ada loading di versi PS5
- Map kurang intuitif
- Tanpa sistem Levelling