Tidak terasa setelah sekitar lima tahun, akhirnya seri Battlefield kembali lagi ke setting perang modern. Dimana dalam lima tahun terakhir para fans Battlefield seakan-akan terjebak di masa lalu dengan dua seri Battlefield yang mengambil setting perang dunia. Yang berarti pengalaman bermain dengan senjata-senjata yang tergolong kuno seperti Bayonet dan Martini Henry.
Saya sendiri harus mengakui walopun saya menikmati kedua game tersebut, racking up sekitar 1200+ jam total playtime dari kedua game tersebut, namun saya tidak merasakan level excitement serta melihat level kepopuleran yang sama seperti yang saya rasakan dan lihat dari seri Battlefield sebelumnya yang mengusung tema perang modern seperti Battlefield 3 dan Battlefield 4.
Sebagai salah satu fans seri Battlefield, saya sendiri masih tidak percaya saya bisa kembali melihat dan menggunakan senjata serta kendaraan-kendaraan perang modern seperti Helicopter, Pesawat Jet, dll. Jadi kalo bicara soal excitement, setting perang modern nya saja sudah cukup untuk membuat saya sangat excited dengan Battlefield 2042 ini.
So, gimana impression saya setelah mencoba open betanya?
Perlu diingat bahwa kami sendiri hanya diberikan waktu yang terbatas untuk mencoba build betanya, namun saya akan sebisa mungkin merangkum apa saja yang menjadi highlight selama play session beta yang saya mainkan.
Jadi di beta kali ini, kita dikasih kesempatan untuk mencoba salah satu map dari Battlefield 2042 ini yaitu Orbital di mode All Out Warfare Conquest, dengan total player count sebanyak 128 players, 64 players per team. Untuk para fans Battlefield, mungkin sudah paham dengan game mode yang satu ini, yaitu Conquest.
Sebelumnya mungkin perlu saya jelaskan secara singkat apa itu Conquest. Conquest ini merupakan mode classic Battlefield yang sudah ada sejak Battlefield 1942. Basically, mode ini berfokus kepada peperangan skala besar dimana dua tim memperebutkan kendali atas beberapa objective atau control points yang ada pada sebuah map yang berujung pada berkurangnya jumlah ticket dari tim lawan, objektif dari mode ini yaitu mengurangi jumlah ticket tim lawan untuk memenangkan game.
Nah pada Battlefield 2042 ini, ada beberapa perubahan utama yang perlu diketahui dari mode Conquest ini, yaitu Clustering dan Sectors. Clustering adalah sebuah konsep desain level yang diperkenalkan DICE ke Battlefield 2042 ini dimana map dibagi ke dalam beberapa bagian yang saling berbatasan, membentuk medan-medan perang kecil pada map.
Seperti yang bisa kalian lihat diatas pada overview map orbital ini, dibagi menjadi 6 bagian yang berbeda. Nah 6 bagian inilah yang disebut dengan Sectors. Berbeda dengan seri-seri Battlefield sebelumnya, Sectors ini memiliki 1 atau lebih flags, sebuah tim harus bisa merebut serta mempertahankan kontrol atas semua flags yang ada di dalam sebuah sectors untuk bisa merebut sebuah sector secara keseluruhan.
Di open beta ini, kita diberi kesempatan untuk mencoba 4 Specialist dengan keunikan Specialty dan Traits nya masing-masing. Specialty pada dasaranya merupakan istilah untuk Active Skill, sedangkan Traits adalah Passive Skill. Sebagai contoh Specialist bernama Maria Falck yang Specialty nya adalah S21 Syrette Pistol yang berfungsi untuk melakukan heal teammate dari jarak jauh, serta Traits yang memungkinkan dia untuk bisa menghidupkan kembali teammate yang ada di downed state kembali ke full health. Atau Specialist bernama Webster Mackay yang Specialtynya adalah Grappling Hook yang bisa menempel ke permukaan-permukaan tertentu, memungkinkan dia untuk bisa memanjat gedung ataupun object lainnya. Untuk Traitsnya sendiri, Mackay ini mendapatkan bonus speed atau agility ketika dia melakukan aim down sight (ADS).
Salah satu hal yang berbeda juga dari Battlefield 2042 ini adalah kemampuan tiap specialist untuk bisa menggunakan semua senjata dan gadget yang tersedia tanpa batasan class. Hal ini tentunya sempat menuai pro dan kontra, terutama untuk masalah balancing pada gamenya. Namun dari play session saya yang terbatas, sejauh ini saya belum merasakan adanya masalah balancing dengan diterapkannya perubahan ini. Hal ini mungkin disebabkan karena penerapannya yang menurut saya cukup pintar dari DICE, salah satunya yaitu mengumpulkan semua gadget ke dalam satu slot saja, sehingga player hanya bisa memilih satu dari sekian banyak gadget yang ada.
Di Battlefield 2042 ini juga kita diperkenalkan dengan sistem yang baru yang dinamakan Plus System. Dimana Plus System ini memungkinkan kita untuk mengganti attachment senjata yang sudah kita tentukan sebelum match untuk tiap senjata secara seamless saat berada di medan perang. Misalnya disaat kita sementara ada di sebuah gedung dimana encounter dengan musuh akan lebih cenderung ke encounter jarak dekat, kita bisa menggunakan Plus System untuk mengganti scope yang sedang kita gunakan menjadi Iron Sight ataupun scope lain dengan level zoom yang kecil.
Dan ketika kita keluar dari gedung dan masuk ke open area, kita bisa menggantinya ke scope dengan zoom level yang lebih besar untuk encounter jarak menengah atau jauh. Begitu juga dengan attachment lainnya seperti Grip ataupun Ammo Type. Dengan adanya system ini, akan meningkatkan chance kita untuk survive serta beradaptasi dengan keadaan perang di sekitar kita tanpa harus kembali ke spawn screen atao menu utama.
Untuk visual atau kualitas grafiknya sendiri menurut saya sangat baik. Battlefield sendiri dengan Frostbite Enginenya memang terkenal dengan kualitas grafik yang cukup mewah. Dari kurang lebih 3 jam play session yang saya mainkan, setidaknya untuk saya, saya tidak ada keluhan berarti dengan masalah visual dan performance. Begitu pula dengan sound designnya yang menurut saya sangat baik. Seri Battlefield sendiri dalah hal sound design, menjadi salah satu game military shooter multiplayer denga track record yang baik.
Namun sama halnya dengan seri-seri Battlefield terdahulu, dan game apapun yang masih pada tahap Beta, Battlefield 2042 ini sendiri tak lepas dari adanya Bug. Selama play session saya, saya sempat menemukan beberapa bug. Sebagai contoh Plus System yang tidak berfungsi menggunakan Controller, bug dimana visual effect tertentu tidak hilang dari layar sepanjang match, serta sedikit performance drop di beberapa momen tertentu, dan lain-lainnya. Namun untuk saya ini bukan merupakan suatu masalah besar karena saya cukup yakin ini akan di perbaiki ketika full gamenya rilis november nanti.
Overall dari 3 jam play session saya, saya cukup puas dan menikmati pengalaman setting perang modern dari Battlefield 2042 ini dan eventnya berakhir dengan saya berharap bisa memainkannya lebih lama. Penantian 5 tahun para fans Battlefield untuk perang dengan setting modern akan terobati sebentar lagi.
Bicara soal penantian, seharusnya saat artikel ini up, buat kalian yang sudah melakukan Pre Order Battlefield 2042 atau merupakan subscriber aktif EA Play, kalian sudah bisa langsung mengakses beta dari Battlefield 2042 ini di platform kesayangan kalian.
Untuk kalian yang belum Pre Order atau bukan subscriber EA Play, dan ingin mencoba betanya dan menentukan sendiri apakah game ini buat kalian, jangan sedih, karena Battlefield 2042 Open Beta akan bisa diakses secara publik mulai tanggal 8 Oktober 2021 hingga 10 Oktober 2021 nanti.
Battlefield 2042 sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 19 November 2021 nanti untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S dan PC.