Caligula 2
FuRyu
Historia
Clouded Leopard Entertainment
NIS America
24 September 2021
PS4, Switch
RPG
Dewasa
Blu-ray, Cartridge, Digital
7.4 GB
Rp 829.000
Mungkin tidak banyak yang mengenal serial JRPG Caligula yang datang dari developer FuRyu karena harus kami akui teknik pemasarannya yang memang kurang menggigit. Pertama kali rilis untuk handheld PSVita di tahun 2017, versi Remastered-nya yang berjudul Caligula: Overdose sempat mampir ke platform PS4, Switch dan PC dua tahun setelahnya dengan beberapa perbaikan. Meskipun tidak terlalu meledak di pasaran, akan tetapi FuRyu tidak putus asa untuk mengembangkan sebuah sekuel dengan cerita, karakter dan dunia yang berbeda dari pendahulunya.
Lantas, apa saja yang mereka tawarkan pada Caligula 2?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story
Caligula 2 bercerita tentang seorang Virtuadoll bernama Regret yang menciptakan dunia baru bernama REDO untuk menyelamatkan orang-orang dari penyesalan mereka di masa lalu. Namun, tanpa sadar, orang-orang tersebut justru terjebak dalam sebuah simulasi.
Setelah itu, seorang Virtuadoll lain bernama X, mencoba menerobos dunia Redo sambil mengembalikan ingatan seorang siswa tentang dunia nyata. Untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalam Redo, mereka pun mendirikan kembali sebuah kelompok bernama Go-Home Club untuk melawan Regret.
Mampukah sang protagonis dan teman-temannya membawa pulang orang-orang yang terjebak dalam REDO?
Temukan jawabannya dengan memainkan Caligula 2!
Gameplay
Caligula 2 di wilayah Jepang dan Asia atau yang lebih dikenal dengan The Caligula Effect 2 di wilayah Amerika Utara dan Eropa adalah dua game yang sama dan hanya memiliki perbedaan nama pada judulnya saja. Pada proses review ini, kami sendiri menggunakan game versi Asia yang diterbitkan oleh Clouded Leopard Entertainment.
Meskipun pada versi digitalnya pada PlayStation Store tidak mencantumkan label bahasa Inggris, namun pada kenyataannya game ini telah mendapatkan update patch resmi dari developer yang menambahkan subtitle berbahasa Inggris, sehingga Anda tidak perlu khawatir akan salah membeli game ini pada Region 3 Asia.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Sebelum memulai permainan, Anda akan diminta untuk memilih tingkat kesulitan terlebih dahulu dari empat opsi yang tersedia. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena hal ini sama sekali tidak mempengaruhi alur cerita sehingga dengan tingkat kesulitan terendah pun, Anda bisa menikmati cerita dan permainan dengan baik.
Oh ya, karena game ini tidak memiliki keterkaitan langsung dengan prekuelnya, jadi Anda bisa langsung memainkan seri kedua ini dengan aman. Setelah itu, Anda akan diminta untuk memilih jenis kelamin dari sang karakter protagonis. Yang mana pun Anda pilih tidak jadi soal, karena keduanya akan berbagi kisah yang sama.
Caligula 2 mengambil latar tempat yang disebut Redo, sebuah dunia virtual yang diawasi oleh seorang virtuadoll bernama Regret. Penduduk di dalam Redo menjalani kehidupan tanpa beban seolah-olah mereka terbebas dari kenangan menyakitkan dari kehidupan nyata mereka.
Sang tokoh utama bertemu dengan χ (dibaca: Key), seorang virtuadoll lainnya yang berencana menghancurkan Redo sekaligus menumbangkan Regret. Setelah ingatan sang protagonis tentang dunia nyata kembali, mereka pun bergabung untuk merekrut teman sekolah lainnya demi mencapai tujuan yang sama, yaitu pulang ke dunia nyata.
Untuk Anda yang belum tahu, Caligula adalah game JRPG yang menggunakan sistem pertarungan Turn-based, di mana pertarungan baru akan terpicu ketika karakter kita melakukan kontak fisik dengan musuh saat berada di dungeon. Sekilas, game ini punya atmosfer yang mirip dengan serial Persona karena mengambil latar yang serupa, yaitu masa sekolah. Namun, secara keseluhan, game ini punya formula yang sedikit berbeda.
Uniknya, saat Anda memilih target untuk skill, game ini memiliki fitur bernama Imaginary Chain, yang mana ia akan menampilkan pratinjau dari hasil semua serangan, baik yang dilakukan kawan maupun lawan. Namun, apabila Anda sudah terlalu lelah atau malas menjalani pertarungan, terdapat fitur Auto-Battle, di mana ia mengizinkan anggota party Anda untuk menjalankan perintah secara otomatis sesuai dengan taktik yang telah Anda tentukan sebelumnya.
Sistem pertarungannya sendiri sebenarnya tidak murni Turn-based seperti Dragon Quest atau Persona, karena ia merupakan gabungan Turn-based dan Real-time, di mana alur pertarungan akan terhenti ketika Anda sedang memilih perintah yang akan dijalankan, tetapi semua jenis serangan akan berjalan secara simultan.
Selama pertarungan berlangsung, jika Anda memenuhi satu kondisi tertentu, χ akan bernyanyi di medan tempur untuk memberi boost pada anggota party dengan efek yang berbeda-beda, sesuai dengan lagu yang ia nyanyikan.
Fitur Causality Link dari seri sebelumnya juga kembali hadir di seri kedua ini. Fitur ini mirip dengan Sphere Grid milik Final Fantasy X, di mana node-node karakter NPC saling terhubung sebagai indikator persahabatan. Anda bisa mempelajari lebih banyak tentang karakter NPC via berbicara dengan mereka sambil menerima misi sampingan. Namun, sebagian besar misi sampingannya terbilang membosankan karena hanya bertipe fetch quest saja.
Presentation
Visual
Dibangun di atas pondasi yang kokoh bernama Unreal Engine, Caligula 2 punya estetika visual yang atraktif. Dari sisi tampilan antarmuka, game ini punya gaya minimalis dengan paduan warna yang enak dipandang. Sementara, dari segi art style, tampilan karakternya benar-benar cantik dan berhasil memberikan kesan anime.
Dibandingkan pendahulunya, seri kedua ini mendapatkan cukup banyak improvisasi mulai dari animasi karakter yang lebih luwes selama eksplorasi maupun pertarungan, bibir yang bergerak selama percakapan hingga tekstur lingkungan yang lebih mendetail. Kendati demikian, secara keseluruhan game ini masih tampak seperti game low-budget sehingga potensinya tidak keluar sepenuhnya.
Audio
Caligula 2 menawarkan soundtrack yang fantastis. Di sepanjang permainan, Anda dapat mendengarkan lagu-lagu pop Jepang yang dinyanyikan oleh Vocaloid. Akan tetapi, kekecewaan terbesar justru datang dari pilihan sulih suara yang hanya menyediakan bahasa Jepang saja.
Menurut kami, kehadiran sulih suara berbahasa Inggris untuk game-game yang naratif tergolong krusial agar membantu para gamer untuk bisa memahami semestanya lebih mendalam karena informasi yang disampaikan lewat telinga bisa lebih mengena dari sekedar membaca teks saja.
Value
Sebagai orang yang pernah memainkan Caligula: Overdose, kami sendiri tidak menyangka bahwa FuRyu akan melanjutkan serial ini karena angka penjualan seri sebelumnya yang tidak bisa dibilang memuaskan. Kami sendiri tidak yakin akan banyak gamer yang melirik game yang satu ini, apalagi jika mereka tidak pernah memainkan seri pertamanya. Namun, satu hal yang perlu kami garisbawahi adalah FuRyu telah bekerja keras agar Caligula 2 naik level dari pendahulunya dengan biaya pengembangan yang terbatas.
Conclusions
Secara keseluruhan, Caligula 2 jelas lebih baik dari pendahulunya, Caligula: Overdose, terutama dari sisi narasi dan jajaran karakternya. Namun, kedua hal itu saja tidak cukup untuk mengangkat kualitas game ini sampai ke level berikutnya karena masih ada beberapa masalah yang seharusnya bisa dipoles lebih baik lagi seperti sistem pertarungan dan misi sampingan. Seandainya FuRyu berniat untuk mengembangkan seri berikutnya, kami harap, mereka dapat mempertahankan hal-hal positif dari seri kedua ini sambil memperbaiki apa yang menjadi kelemahannya untuk bisa menjadi judul JRPG yang diperhitungkan.
+ Improvisasi narasi
+ Jajaran karakter variatif
+ Art Style 2D yang indah
+ Tampilan antarmuka minimalis
+ Performa cukup solid
+ Soundtrack yang keren
+ χ karakter yang menarik
- Sistem pertarungan kurang improvisasi
- Model karakter 3D kurang dipoles
- Misi sampingan yang repetitif