Call of Duty: Vanguard
Sledgehammer Games
Activision
5 November 2021
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC
First-person Shooter
Dewasa
Blu-ray, Digital
54 GB
Rp 879.000 (PS4)
Rp 1.025.000 (Cross-Gen)
Empat tahun setelah Call of Duty WW2 dan masih dengan tema perang dunia ke-2, Sledgehammer Games kembali lagi dengan Call of Duty: Vanguard yang kali ini dengan cerita yang baru tapi dengan cerita yang lebih pendek dibandingkan seri Call of Duty sebelumnya (durasi hampir sama dengan Black Ops Cold War), Multiplayer Mode dengan Customization lebih lengkap dan jumlah Map lebih banyak, serta Zombie Mode dengan Story terbaru yang lumayan menarik tapi terasa biasa saja. Seperti apa Call of Duty untuk tahun ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
COD: Vanguard bercerita tentang sebuah misteri yang ada di antara para tentara Nazi bernama Project Phoenix. Untuk mengungkap misteri tersebut, terbentuklah sebuah pasukan khusus yang berisi prajuri dari negara sekutu untuk melakukan penyusupan. Pasukan khusus ini terdiri dari para prajurit unggulan seperti Kingsley (Inggris), Riggs (Australia), Jackson (USA) dan Petrova (Uni Soviet).
Jadi, apa sebenarnya Project Phoenix itu?
Apakah pasukan khusus ini mampu menyelesaikan misinya tanpa hambatan?
Temukan jawabannya dengan memainkan Call of Duty :Vanguard!
Gameplay
Kurang lebih sekitar empat setengah jam untuk saya menamatkan Campaign mode di PS4 Slim. Vanguard kali ini masih menampilkan Gameplay Mechanic serupa yang sebelumnya sudah pernah ada di Modern Warfare 2019. Sebagai contoh kalian bisa “Mounting” senjata yang kalian pakai di balik Cover, berinteraksi dengan pintu, dan melakukan Execution atau Takedown dari belakang musuh.
Fitur Gameplay yang baru di seri Vanguard kali ini, kalian bisa melakukan “Blind Fire” dari belakang Cover, menerobos Destructible Environment dengan cara menembaknya atau memukulnya dengan bagian Buttstock senjata, dan kalian bisa mencari jalur baru untuk menyelesaikan Objective kalian dengan memanjat dinding.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Campaign
Merupakan sekuel dari Call of Duty WW2 di tahun 2017. Vanguard akan membawa kalian kembali ke tahun 1941-1945. Tapi untuk cerita di seri Vanguard kali ini, kalian akan memainkan semua misi dalam format Flashback untuk setiap karakternya, alias tidak berurutan sesuai kronologi.
Berkisah tentang misi rahasia sekelompok tentara pasukan khusus dengan Callsign “Vanguard” di Hamburg, Jerman. Untuk mencari informasi mengenai “Project Phoenix” yang merupakan sebuah program rahasia Nazi yang dijalankan oleh Freisinger, karakter antagonis utama di seri Vanguard.
Di sini kalian akan bertemu dengan lima karakter yang nantinya kalian bisa mainkan masing-masing. Karakter-karakter tersebut punya masing-masing Ability dan beragam cerita latar belakang mulai dari negara asal dan ras yang berbeda. Sayangnya di Vanguard kali ini, hampir kebanyakan Cutscene yang ada tidak terasa imersif ketimbang Modern Warfare 2019.
Di seri Call of Duty sebelumnya, kalian bisa menikmati momen-momen yang epik ini dengan kamera First Person Perspective ciri khas Call of Duty. Perpindahan Cut-Scene dari Loading hingga masuk ke Game yang menggunakan pre-rendered CGI di sini malah membuat Vanguard terasa biasa saja, tidak bagus tapi juga tidak jelek.
Multiplayer
Kalian mungkin akan merasa ini adalah Modern Warfare 2019 dengan skin WW2 setelah memainkan 1 Match saja. Mulai dari segi Gunplay yang terasa hampir sama, Killstreak seperti Spy Plane dan Cruise Missile yang hanya berganti nama menjadi Recon Plane dan Glide Bomb.
Mode ciri khas Call of Duty seperti Team Deathmatch, Kill Confirmed, Domination dan Search and Destroy kembali lagi di seri Vanguard. Tapi di Vanguard kali ini ada tambahan beberapa mode baru, seperti Champion Hill dan Patrol yang menurut saya cukup menarik dan seru untuk dimainkan selagi bosan dengan mode Team Deathmatch yang biasa saya mainkan.
Mode Champion Hill mirip seperti kalian bermain Gunfight dengan elemen Warzone. Di mana kalian harus bertahan di Map yang tidak terlalu luas hingga menjadi tim terakhir yang selamat. Kalian yang nantinya harus bergabung dengan tim yang terdiri dari dua atau tiga orang, masuk ke dalam suatu Arena, dan kalian harus Survive hingga menjadi tim terakhir yang hidup. Total ada 10 tim di dalam 1 Match, masing-masing dengan secara acak akan bertarung satu sama lain 2v2 atau 3v3, hingga hanya satu tim yang tersisa.
Selama pertandingan kalian bisa mendapatkan uang yang kalian dapat untuk membeli Upgrade seperti Weapons, Perks dan Buffs. Sedangkan untuk Patrol yang mirip seperti Hardpoint, di mana kalian harus melindungi Objective berupa 1 lingkaran kecil yang bisa bergerak di sepanjang Map.
Untuk di bagian senjata, jumlah senjata yang disediakan tidak jauh berbeda dengan Call of Duty WW2. Tapi untuk di bagian Customization, masih sama persis dengan Modern Warfare 2019. Hanya saja berbeda di bagian Weapon Attachment, di mana kalian bisa menambahkan Attachment mulai dari bagian Barrel hingga bagian Buttstock senjata hingga 10 slot, dibandingkan dengan Modern Warfare 2019 yang hanya bisa menambahkan Attachment hingga 5 slot saja.
Map yang disajikan di Vanguard kali ini terbilang cukup banyak sejak waktu rilis dibandngkan seri Call of Duty sebelumnya. Total ada 20 Maps saat rilis dan tambahan 1 Map lagi dari Update yang terbaru. 17 Maps untuk mode yang biasa dan 4 Maps untuk Champion Hills mode. Saya lumayan suka tapi sekaligus membuat saya kesal dengan Map yang agak sempit seperti Das Haus, Dome, dan Shipment yang baru saja ditambahkan di Update yang terbaru. Tapi sangat disayangkan untuk sistem Spawn yang terkadang saya bisa Respawn langsung di depan musuh.
Zombies
Saya sebelumnya belum pernah mencoba mode Zombie di Black Ops Cold War. Tapi untuk mode Zombie di Vanguard kali ini, lumayan Fun untuk dimainkan. Tapi di saat yang bersamaan, mode Zombie ini cukup membosankan untuk saya jika dimainkan secara Solo atau sendirian.
Kembali ke tahun 1940-an di mana kita memusnahkan Zombies dari Reich Ketiga di medan perang Eropa untuk pertama kalinya sejak Call of Duty WW2.
Sledgehammer Games kali ini bekerja sama dengan Treyarch untuk menghadirkan Zombie mode sebagai perluasan dari cerita Dark Aether, dan bertindak sebagai prolog dari cerita Zombie mode di Black Ops Cold War.
Vanguard menampilkan mode baru berjudul “Der Anfang” yang menggabungkan aspek Survival dan Objective-based dari Outbreak dan Onslaught, yang sudah diperkenalkan sebelumnya di Black Ops Cold War. Elemen Gameplay dari Black Ops Cold War juga kembali lagi di Vanguard, seperti Essence dan Salvage sebagai in-game currency, dan Field Upgrades bertenaga Dark Aether. Buffs klasik seperti Pack-a-Punch, serta fitur baru berupa Altar of Covenants, yang memberi kalian Buff secara acak di setiap Match.
Presentation
Visual
Masih menggunakan Game Engine yang sama dengan Modern Warfare 2019, grafik yang ditampilkan juga tidak jauh berbeda. Tekstur yang terkadang tidak terlihat tajam dan Frame Rate yang terkadang tidak stabil di beberapa bagian seperti banyaknya ledakan atau di saat kalian berada di area yang terbuka dan luas. Tapi fitur Motion Blur yang ada di Vanguard kali ini lumayan membantu menutupi kekurangan yang ada, sehingga tetap terlihat mulus walau pun saya memainkannya di konsol PS4 Slim.
Audio
Untuk di bagian Audio kali ini, terutama di mode Campaign. Saya beberapa kali menemukan Audio Bug seperti suara Gunshot yang tidak terdengar ketika saya menukar senjata hingga suara Footstep musuh yang kecil dan bahkan hampir tidak terdengar sama sekali. Mudah-mudahan di Update Patch berikutnya, Sledgehammer Games bisa membetulkan masalah Audio ini.
Di samping kekurangan yang ada, Audio Mix di Vanguard kali ini lebih terasa imersif. Suara tembakan, suara teriakan Callout dari Teammate atau musuh dari segala arah dan setiap jarak lebih terdengar dengan jelas. Untuk suara Gunshot, Killstreak, Callout, Hitmark hingga Headshot, mereka masih menggunakan suara dari Call of Duty WW2. Yang menurut saya tidak ada perbedaan signifikan.
Conclusions
Call of Duty Vanguard tidak seepik seri Call of Duty sebelumnya. Di samping kekurangan yang ada, Vanguard berhasil dengan menghadirkan Campaign dengan cerita yang walau pun pendek dan tidak memberi kesan yang mendalam ketika saya selesai memainkannya, tapi tetap memberikan cerita ala film-film perang dunia ke 2 dengan sudut pandang yang berbeda-beda, mulai dari protagonis dan antagonis.
Multiplayer yang disajikan juga lumayan menyenangkan untuk dimainkan Solo atau bersama teman kalian walaupun fitur baru yang dihadirkan masih belum banyak dan mayoritas masih terasa sama saja ketika kalian bermain Modern Warfare 2019. Sayangnya untuk mode Zombie, untuk saat ini tidak terlalu Fun dan cenderung cukup membosankan ketika dimainkan dalam waktu yang lama ketimbang mode Zombie di seri Call of Duty sebelumnya.
+ Visualisasi penuh detail
+ Alur cerita yang menarik
+ Multiplayer cukup menyenangkan
- Tidak ada sesuatu yang revolusioner
- Framerate kurang stabil
- Terdapat audio bug di beberapa pertempuran
- Mode Zombie kurang menarik