Battlefield 2042
DICE
Electronic Arts
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC
First-person Shooter
Dewasa
Blu-ray, Digital
42.71 GB
Rp 849.000 (Standard)
Rp 1.009.000 (Cross-Gen)
1.699.000 (Ultimate)
Battlefield 2042 merupakan usaha EA DICE untuk membawa kembali seri Battlefield ke masa keemasannya seperti pada era Battlefield 3 dan Battlefield 4. Ini semua bisa kita lihat dengan seberapa banyak studio yang dialokasikan untuk merealisasikan game ini.
Sebagai fans Battlefield, saya sendiri sangat excited dengan Battlefield 2042 ini. namun setelah menghabiskan hampir 200 jam dalam kurun waktu dua minggu terakhir di game ini, hingga mencapai S-Level, saya harus menyimpulkan bahwa pengalaman bermain saya dengan Battlefield 2042 ini lebih seperti Love & Hate Relationship. Mengapa?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Seperti yang mungkin beberapa kalian sudah ketahui, Battlefield 2042 ini merupakan seri Battlefield yang sama sekali tidak menyediakan traditional Campaign atau Single Player story mode. Game ini merupakan game Multiplayer Only yang berarti buat kalian yang senang dengan Story atau Campaign mode Battlefield, ini tentu saja menjadi poin negatif.
Namun, bukan berarti game ini tidak mempunyai story sama sekali.
Seperti halnya game-game Multiplayer Only ataupun Live Service serupa, story dari Battlefield 2042 ini di sajikan dengan cara yang berbeda. Untuk Battlefield 2042 sendiri, story dan lorenya disajikan dalam berbagai macam format. Berupa article yang di publish menjelang rilis, audio lore yang di publish di platform audio streaming, playercards, video Exodus yang dirilis menjelang launch, serta yang unik dimana kita bisa mendengarkan lore dibalik event yang terjadi pada tiap map melalui stasiun radio yang bisa kita dengarkan di dalam mobil yang ada pada tiap map Battlefield 2042. Sebagai game live service, game ini tentu saja storynya akan terus berkembang seiring waktu.
Anyway, with that being said, untuk story sendiri kita diajak oleh EA DICE ke setting near future. Battlefield 2042 ini sendiri merupakan sekuel dari Battlefield 4, dimana dalam rentang waktu tersebut terjadi perubahan iklim yang ekstrim yang ditandai dengan munculnya Category Six Hurricane yang dinamakan Hurricane Zeta, naiknya permukaan laut, krisis sumber daya secara global serta jatuhnya pemerintahan-pemerintahan negara besar. Hal ini membuat sebagian besar orang menjadi terlantar. Orang-orang inilah yang akhirnya membentuk suatu kelompok yang disebut dengan Non-Patriated atau No-Pats. No-Pats ini sendiri terbentuk dari berbagai macam kalangan, yang berarti No-Pats ini bukan hanya berisikan warga sipil, tenaga medis, atau tentara saja, tapi tentu ada juga kalangan dengan niat yang tidak baik seperti contohnya teroris.
Di tahun 2040, terjadi badai masif di luar angkasa yang menyebabkan jatuhnya 70% satelit serta blackout secara global, pesawat berjatuhan, dan komunikasi terganggu. US dan Rusia yang menjadi dua negara superpower yang tersisa saat itu pun saling menyalahkan satu sama lainnya, sementara yang lain menyalahkan No-Pats yang menjadi biang permasalahan.
Hal ini menyebabkan terjadinya perang antara kedua negara ini, dimana perang tersebut akhirnya memaksa No-Pats untuk memilih sisi mana yang akan mereka bela.
Seperti apa kelanjutan ceritanya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Battlefield 2042!
Gameplay
Gameplay. Hmm..dari mana saya harus mulai? Terlalu banyak yang bisa dibahas kalo bicara gameplay di Battlefield 2042 ini. Seperti yang saya sebutkan di awal review ini, Battlefield 2042 adalah upaya EA DICE untuk mengembalikan masa kejayaan Battlefield di era perang modern seperti pada seri Battlefield 3 dan 4, dan dalam beberapa hal, menurut saya mereka cukup sukses. Dari perang skala masif, persenjataan, kendaraan perang, game ini terlepas dari fitur-fitur baru yang mulai mengikuti perkembangan industri FPS modern saat ini seperti hero-based system, movement mechanic yang lebih fast-paced, dll.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Battlefield 2042 ini untuk saya pribadi tidak sepenuhnya membuat game ini kehilangan identitasnya. Selama saya memainkan game ini, feel Battlefield masih terasa, karena memang buat saya sendiri, sebuah game Battlefield itu bukan hanya sekedar soal sistem class, movement mechanic, dll tapi lebih kepada sandbox experience yang bisa menciptakan momen-momen epik dari perang skala besar.
Terutama di momen-momen besar seperti randomly generated Tornado ataupun dynamic weather dan player-triggered events seperti meledakan roket yang akan terbang ke luar angkasa di Orbital, meledakan kilang minyak di map Breakaway, dan masih banyak lagi. Dan hal-hal tersebut terjadi sementara ada 128 players dengan persenjataan dan kendaraan perangnya sedang bertempur dalam satu map.
Momen-momen seperti inilah yang menurut saya sendiri merupakan momen yang unik untuk franchise ini, momen yang sampai saat ini belum saya dapatkan di franchise game lain terlepas dari beberapa game yang memiliki format game yang hampir sama dengan Battlefield, tapi untuk saya sendiri belum ada yang bisa melakukannya sebaik Battlefield.
Pengalaman bermain saya selama 2 minggu terakhir ini bisa dibilang buggy, tapi masih enjoyable. Battlefield 2042 at it’s core merupakan game yang fun. Dari segi gunplay sendiri tetap bisa dinikmati. Terlepas dari beberapa masalah hit registration yang kadang tidak masuk ke player lawan, ataupun adanya bloom mechanic berlebih yang membuat gunfight kadang terasa tidak konsisten. ataupun poor balancing yang mengakibatkan beberapa senjata bahkan vehicle yang kesannya menjadi tidak balance. Contohnya PP-29 yang masuk kategori SMG yang harusnya lebih cocok untuk encounter jarak dekat sampai menengah, tetapi bisa outperform senjata di kategori assault rifle. Atau Hovercraft yang masuk di kategori light vehicle, tetapi memiliki armor setebal tank.
(Notes: Update #2 yang dirilis 25 November ini sudah fix beberapa masalah diatas, termasuk balancing untuk PP-29 dan Hovercraft)
Battlefield 2042 menjadi seri Battlefield pertama yang menggunakan sistem baru yang disebut Specialist. Seperti yang sudah saya jelaskan di artikel Preview Battlefield 2042 sebelumnya, sistem ini seperti halnya game hero-based lainnya dimana tiap specialist memiliki skill yang unik. Sistem specialist ini akan sangat berguna jika kalian mainkan bersama teman kalian dimana kalian bisa memanfaatkan sinergi antara beberapa specialist, and when it works, it’s amazing. Namun sistem baru ini tentu saja tidak sempurna. Diantaranya seperti beberapa specialist yang benar-benar berguna di 1-2 map, tapi terkesan tidak berguna di map yang lain.
MacKay yang benar-benar bersinar di map Manifest, terkesan tidak berguna di Hourglass yang bisa dibilang open desert. Sistem Specialist seperti ini juga menurut saya tidak selalu works di mode atau format All Out Warfare Battlefield 2042 dimana skala perang yang besar mengakibatkan impact dari specialist yang kita pilih tidak terlalu signifikan sehingga kesannya apapun specialist yang kita pilih, tidak terlalu berpengaruh, atau orang-orang akan cenderung memilih 1-2 specialist saja yang benar-benar berguna di semua situasi dan kondisi map.
Specialist System ini sendiri benar-benar bersinar di mode kedua dari Battlefield 2042 yaitu Hazard Zone. FYI, mode ini merupakan mode extraction royale yang konsepnya kurang lebih sama seperti game Escape From Tarkov atau Hunt: Showdown. Dimana di mode ini total 8 squad diterjunkan ke map dengan objektif untuk merebut data drive sebanyak-banyaknya dan keluar dari map dengan selamat. Pada mode ini, tiap squad tidak bisa memiliki lebih dari satu specialist yang sama. Hal ini membuat role dari tiap specialist benar-benar terlihat. Pemilihan specialist dan gadget sebelum kalian terjun ke Hazard Zone sangatlah penting karena inilah yang menentukan squad kalian bisa bertahan dan keluar dengan selamat atau tidak.
Sayangnya konsep yang menarik di mode Hazard Zone ini tidak dibarengi dengan pengalaman yang rewarding ataupun mendebarkan. Dimana setelah saya mencoba mode tersebut, tidak ada sama sekali rasa takut mati atau gagal, atau rasa takut kehilangan drive yang saya bawa. Karena menurut saya player tidak diberi cukup reward untuk kembali bermain di mode ini. There’s nothing to chase. Dan ini merupakan kelemahan terbesar Hazard Zone menurut saya.
Dan kita sampai ke Portal. Mode yang disebut-sebut sebagai “Love Letter to The Community” dimana pada mode ini memungkinkan kita untuk menciptakan pengalaman Battlefield yang kita inginkan. The possibilities are endless. Mode ketiga dari Battlefield 2042 ini setidaknya dari pengalaman saya, sayangnya belum bisa menunjukan potensinya yang sebenarnya untuk saat ini. Namun saya bisa melihat potensi dari Portal ini sangat besar dan bahkan mode ini sendiri berpotensi menjadi mode yang akan tetap hidup dan bertahan oleh bantuan komunitas untuk bertahun-tahun ke depan. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan mode ini untuk menciptakan berbagai macam pengalaman bermain FPS yang sangat bervariasi, bahkan menciptakan pengalaman bermain yang benar-benar baru di seri Battlefield sendiri.
Hingga artikel ini ditulis, sudah banyak member komunitas kreatif yang menciptakan mode-mode menarik dari Portal dengan disediakannya tools seperti rules dan logic editor yang bisa dibilang cukup powerful di tangan komunitas. Saking powerfulnya sampai bermunculan server-server farming XP yang mengakibatkan dibatasinya XP di mode ini. Sehingga mode ini terkesan tidak appealing untuk saat ini, karena tidak memberikan progression yang sebanding dengan dua mode sebelumnya.
Untuk saya sendiri yang tergabung dalam komunitas Battlefield Indonesia, saya bisa melihat ini sebagai media yang bisa dimanfaatkan untuk community event. Baik turnamen atau sekedar even komunitas.
Presentation
Visual
Battlefield 2042 kembali menggunakan engine andalan EA DICE yaitu Frostbite Engine. Untuk kualitas visual sendiri menurut saya sangat bagus. DICE hampir tidak pernah mengecewakan dalam hal visual atau kualitas grafik dari Battlefield series. Environment serta Atmosfir yang ada pada tiap map benar-benar meberikan kesan yang realistis. Realistis dalam hal ini lebih kepada feel dimana saya bisa merasakan kalo ini representasi yang cukup akurat akan kondisi dunia pada tahun 2042 nantinya dimana game-game lain dengan setting near future biasanya terkesan membuat dunianya terlalu futuristik.
Model senjata, karakter, serta efek-efek partikel ataupun ledakan yang dihasilkan juga cukup membuat saya kagum, terutama untuk momen-momen seperti tornado, ledakan kilang minyak, ataupun bahkan hal-hal kecil seperti ledakan grenade di lumpur.
yang menakjubkannya lagi, di versi PS4 grafiknya bisa dibilang jauh dari kata buruk. Tekstur mungkin tidak sebagus platform yang lain tapi overall baik. Saya cukup kagum mesin seperti PS4 masih bisa menjalankan game seperti ini dengan kualitas visual yang baik. Walopun kualitas visualnya tidak dibarengi dengan performance yang bagus di PS4.
Audio
Untuk audio sendiri menurut saya ini pertama kalinya saya merasa audio dari seri Battlefield yang tidak sebagus seri-seri sebelumnya. Bukan berarti buruk, hanya saja kualitasnya bisa lebih baik. Untuk saat ini preset yang saya pakai adalah 3D Headphones, sesuai deskripsinya preset sound ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi datangnya suara dalam ruang 3D sekitar kita, tetapi yang saya alami malah tidak seperti itu, terutama masalah sound separation.
Headset yang saya gunakan adalah Steelseries Arctis Pro yang benar-benar tidak pernah mengecewakan untuk kualitas suara selama saya bermain game sebelumnya. Namun terlepas dari masalah diatas, suara game yang dihasilkan sudah cukup bagus untuk menciptakan atmosfir perang selama saya bermain, hanya saja saya berharap bisa lebih baik lagi.
Value
Sebagai fans Battlefield, mungkin ini merupakan masalah terbesar saya dengan game ini. Bug? Bukan. Tetapi missing features yang sebelumnya sudah ada di seri-seri Battlefield sebelumnya. Jujur saja hal ini yang benar-benar membuat saya kesal dengan Battlefield 2042 ini. Dari Server browser, Social System, Platoon Support, Scoreboard, bahkan VOIP yang bisa dibilang adalah fitur basic dan sifatnya fundamental untuk game Multiplayer di tahun 2021 sama sekali tidak ada.
Hal seperti tidak adanya Server Browser dan hanya mengandalkan Matchmaking untuk game yang membutuhkan 128 players itu merupakan masalah yang besar. Makin besar karena fitur ini selalu ada di seri-seri Battlefield sebelumnya. Dampak buruk ini makin terlihat khususnya di region kita yaitu Asia Tenggara. Dimana kecilnya player pool non-crossplay berdampak ke minimnya server atau session yang aktif, terkadang hanya 1-2, dan ketika server tersebut penuh, kita tidak ada pilihan lain selain menunggu session tersebut berakhir, dan berharap kita bisa masuk ke antrian session berikutnya.
Untuk crossplay sendiri ini bukan masalah yang besar mengingat playerbase PC di region kita termasuk besar. Namun tentunya untuk yang mengharapkan bermain di server non-crossplay entah dengan alasan apapun, saya sama sekali tidak bisa memberikan rekomendasi lain selain sabar menunggu. Kabar baiknya, EA DICE di artikel mereka menyebutkan bahwa mereka sudah mempertimbangkan untuk memberikan fitur-fitur ini di update ke depannya.
Conclusions
Overall sebagai fans Battlefield, saya cukup puas dengan apa yang disajikan EA DICE di seri terbaru mereka ini. Terlebih karena setelah sekian lama terjebak di masa lalu di dua seri Battlefield sebelumnya yang mengambil tema perang dunia, kembali ke setting era modern merupakan sebuah momen yang ditunggu-tunggu, dan dengan adanya fitur-fitur baru seperti Specialist system memberikan pengalaman bermain yang fresh yang sebelumnya belum pernah saya rasakan di seri Battlefield.
Namun beberapa masalah fundamental yang saya paparkan diatas, setidaknya untuk saya adalah masalah yang cukup besar. Terlebih buat kalian yang biasanya bermain bersama teman, ataupun komunitas. Memberikan review terhadap Battlefield 2042 ini, bukanlah hal mudah. Dimana game seperti Battlefield yang sangat bergantung pada feedback komunitas ini biasanya bisa sangat bermasalah di awal rilis, dan bisa sangat bagus ke depannya. Dan buat saya pribadi, sebagian besar hal yang menjadi masalah yang saya alami dalam dua minggu terakhir playtime saya, sangat mungkin untuk diperbaiki dengan update ke depannya.
Hanya saja saya sangat menyayangkan akhir-akhir ini studio-studio game cenderung merilis game yang clearly belum siap rilis, dan menurut saya Battlefield 2042 ini adalah salah satu contohnya. Game sebesar ini (secara scope, kompleksitas fitur dan konten) jelas sekali butuh waktu lebih untuk dikembangkan tetapi dirilis juga meskipun belum siap.
Sebagai game Live Service sendiri, absennya roadmap yang jelas di awal rilis menjadi salah satu poin minus buat saya. Yang mengakibatkan ketidakjelasannya masa depan dari game ini serta pendekatan live service yang akan diterapkan oleh EA DICE.
So far, mereka sudah mengkonfirmasi bahwa mereka akan memberikan info lebih lanjut mengenai season pertama dari Battlefield 2042 ini di awal tahun 2022 mendatang.
Terlepas dari pro dan kontra yang diterima game ini, kalau kalian salah satu fans Battlefield series, entah buy it at full price ataupun on sale, saya merekomendasikan untuk memberikan kesempatan dan mencoba game ini.
SEE YOU ON THE BATTLEFIELD! HOOAH!
+ Gunplay yang fun.
+ "Only in Battlefield" momen yang epik dan menjadi ciri khas Battlefield.
+ Specialist system memberikan pengalaman baru yang fresh untuk seri Battlefield.
+ Visual yang keren memberikan atmosfir perang yang imersif.
+ Portal memiliki potensi yang sangat besar sebagai mode mampu menyajikan pengalaman bermain yang bervariasi untuk waktu yang lama.
- Masih memiliki cukup banyak bug walopun sebagian besar bersifat minor.
- Beberapa Specialist yang terkesan situational di mode All Out Warfare.
- Absennya fitur-fitur yang bersifat fundamental untuk sebuah game multiplayer dan Battlefield khususnya.
- Hazard Zone merupakan mode yang fun tetapi terasa tidak rewarding.
- Kualitas audio yang kurang.
- Belum adanya kejelasan mengenai live service dan roadmap.