Monark
Lancarse
FuRyu
NIS America
22 Februari 2022
PS4, PS5, Switch, PC
RPG
Dewasa
Blu-ray, Cartridge, Digital
8 GB
Rp 914.000
Kesuksesan serial Persona di industri video game turut menginspirasi para developer lainnya untuk menciptakan game bertema serupa. Setelah mendapat pengalaman yang cukup dari dua seri Caligula, kini FuRyu bekerjasama dengan developer Lancarse yang sempat menangani Persona Q2 dan Shin Megami Tensei: Strange Journey Redux untuk menggarap sebuah game JRPG bertema anak sekolah yang penuh misteri dengan judul MONARK. Dengan sokongan dana dari NIS America, apakah kali ini mereka bisa sukses menghasilkan game yang bisa menyaingi Persona?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Monark mengambil latar di sebuah sekolah bernama Akademi Shin Mikado dan berkutat pada kisah organisasi True Student Council (TSC) dalam upaya menguak misteri munculnya kabut aneh yang muncul di sekolah. Karena kabut tersebut, terjadi peristiwa abnormal yang membawa para siswa menuju dunia lain dan bertemu dengan hal-hal supranatural. Dunia lain yang dikenal dengan Kerajaan Penuh Dosa itu membagi dosa menjadi tujuh kategori, yaitu Kesombongan, Kecemburuan, Kemarahan, Kemalasan, Keserakahan, Kerakusan dan Hawa Nafsu.
Apakah sang protagonis dan TSC berhasil menguak misteri keabnormalan itu?
Temukan jawabannya dengan memainkan Monark!
Gameplay
Di dalam game ini, Anda berperan sebagai seorang siswa SMA yang mengalami amnesia. Di sekitar sekolah sang protagonis, muncullah kabut-kabut mistrius yang memicu kegilaan bagi siapapun yang terjebak di dalamnya. Kabut misterius ini mulai menyebar di area sekolah dan bermanifestasi di antara para siswa dan guru sekolah. Fenomena ini akhirnya mengarah pada kasus pembunuhan hingga membuat kekacauan. Lebih buruknya lagi, karakter Anda ditarik ke dunia lain tempat di mana para iblis Daemon tinggal.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Di awal permainan, Anda akan diberikan sekitar 15 pertanyaan yang nantinya akan menentukan atribut khusus pada karakter utama yang terbagi atas tujuh kategori, yaitu Pride, Wrath, Envy, Greed, Gluttony, Sloth dan Lust. Selama menjelajahi area sekolah, nantinya Anda akan bertemu banyak NPC yang memberikan tes psikologi untuk meningkatkan ketujuh atribut tersebut. Pertanyaan ini memiliki dua jawaban dan tidak ada jawaban benar atau salah. Kami sendiri menjawabnya berdasarkan nurani kami dan menemukan hasil yang relatif akurat tentang prinsip atau perasaan kami tentang baik dan buruk.
Awalnya, kami mengira bahwa proses investigasi misteri ini akan berlangsung dengan pacing yang baik dan mengundang rasa penasaran. Namun, ternyata proses ini berlangsung secara repetitif hingga rasa jenuh terus menghampiri kami. Dari awal permainan sampai dungeon terakhir, Anda akan dihadapkan pada pola seperti ini: Cari jalan menuju area X, bertarung melawan Daemon di area X, bertarung melawan boss, mengobrol dengan anggota tim, lalu ulangi terus sampai tamat.
Battle
Game ini mengadopsi gaya Turn-based yang dipadukan dengan gaya strategi, di mana posisi menentukan prestasi. Tim Anda dan musuh akan bergerak dan menyerang secara bergantian. Karakter Anda punya dua opsi menyerang, Arts sebagai serangan fisik yang mengonsumsi HP dan Authority sebagai skill yang meningkatkan MAD Gauge.
Ketika MAD Gauge telah mencapai angka 100%, karakter tersebut akan berubah menjadi kondisi mengamuk dan akan pingsan setelah tiga giliran. Di sisi lain ada Awakening Gauge yang jika terisi penuh akan meningkatkan serangan dan pertahanan karakter. Kedua gauge ini bisa Anda gabungkan agar bisa masuk ke kondisi Enlightenment, yang membuat karakter menjadi lebih kuat lagi.
Awalnya, ia tampak punya banyak kompleksitas dalam sistem pertarungannya yang bisa Anda manfaatkan untuk menjatuhkan lawan, namun seiring berjalannya petualangan, pertumbuhannya terasa lambat dan cenderung menjadi repetitif. Ketika berpindah ke area baru, sering terjadi lonjakan kesulitan yang membuat kami frustasi sehingga memaksa kami untuk mundur dan melakukan grinding agar menjadi lebih kuat.
Proses grinding inilah yang menurut kami sangat membosankan karena Anda akan berkali-kali bertemu dengan jenis musuh yang sama dan mengulang proses yang serupa hingga berjam-jam lamanya. Bagian paling menarik baru terjadi pada pertarungan boss yang sering kali terasa lebih epik karena diiringi oleh lagu yang berbeda dari pertarungan biasa.
Presentation
Visual
Terlepas dari animasi pembuka yang spektakuler, presentasi visual Monark jauh dari kata impresif. Terlihat jelas bahwa biaya pengembangan Monark sangat terbatas. Tekstur dan model karakter masih terlihat kasar serta animasi pergerakan karakternya masih terlihat kaku. Padahal art style yang digunakan untuk menggambarkan desain karakter 2D-nya sudah cukup keren.
Desain lingkungannya juga terlihat membosankan. Di awal, Anda akan merasa bahwa area sekolah memberikan aura yang menyeramkan dan misterius, namun perlahan-lahan, muncul rasa jenuh karena selama puluhan jam, Anda akan melihat lorong dan ruang kelas yang sama berulang kali.
Audio
Sebagian besar soundtrack dalam game ini terdengar cukup baik, namun sayangnya tidak terlalu meninggalkan kesan yang berarti. Satu-satunya lagu yang menurut kami keren hanyalah lagu yang mengiringi video animasi pembuka berjudul Nihil yang dinyanyikan oleh KAF. Dari sisi sulih suara, game ini menyediakan dua opsi bahasa, Inggris dan Jepang. Kualitas keduanya tidak bisa dibilang buruk, namun juga tidak superior seperti game-game keluaran NIS America lainnya.
Value
Monark sepertinya akan bernasib serupa dengan Caligula, di mana ia dibanderol dengan harga yang hampir menyentuh satu juta untuk Region 3 Indonesia, tetapi tidak menunjukkan kualitas yang sepadan dengan harga yang Anda bayarkan. Untuk Anda yang menyukai tema-tema serupa dengan Persona, mungkin masih bisa menerima game ini dengan tangan terbuka. Akan tetapi bagi penggemar JRPG secara umum, lebih baik Anda menjauhkannya atau menunggu seri selanjutnya yang seharusnya bisa lebih sempurna dari ini.
Conclusions
Secara keseluruhan, Monark tidak bisa dibilang game yang bagus, namun juga tidak buruk. Di beberapa sisi seperti cerita, pengembangan karakter, sistem pertarungan, lagu tema dan video pembuka, ia tampak superior. Namun, sisi inferiornya juga terlalu terlihat dan tak bisa Anda abaikan begitu saja seperti presentasi visual 3D yang agak kaku serta soundtrack yang terdengar biasa saja untuk ukuran game JRPG.
Sebelum Anda memutuskan untuk membelinya, kami sarankan untuk mencoba demonya terlebih dahulu yang bisa Anda unduh di PlayStation Store atau Nintendo eShop agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.
+ Cerita yang membuat penasaran
+ Karakter yang berkesan
+ Sistem pertarungan dirancang dengan baik
+ Pertarungan boss cukup epik
+ Artstyle 2D keren
+ Video pembuka sinematik
+ Lagu tema yang keren
- Tekstur karakter terlihat kasar
- Desain area repetitif
- Animasi tampak kaku
- Soundtrack biasa saja
- Terlalu grindy