Tiny Tina's Wonderlands
Gearbox Software
2K
25 Maret 2022
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC
First-person Shooter
Dewasa
Blu-ray, Digital
29 GB
Rp 829.000 (Standard)
Rp 1.050.000 (Next Level)
Rp 1.300.000 (Chaotic Great)
Di tahun 2022 ini, kita tentu saja sudah familiar dengan istilah looter shooter atau loot-based shooter, sebuah genre yang memadukan antara loot-based dan character building khas Action RPG seperti Diablo, dan shooter games mechanic. Buat kalian yang merupakan fans genre ini, tentu saja tidak asing lagi dengan Borderlands, yang bisa dibilang salah satu game paling ikonik dan sukses di genre ini.
Tiny Tina’s Wonderlands merupakan spin-off dari Borderlands yang mengangkat tema fantasy, dimana hal ini bukan sebuah hal yang baru karena Gearbox sendiri sudah pernah merilis kombinasi serupa di DLC Borderlands 2: Tiny Tina’s Assault on Dragon Keep. 9 tahun kemudian mereka kembali lagi dengan formula yang sama, tetapi berbeda dengan pendahulunya, kali ini sebagai sebuah full game.
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Cerita game ini bisa dibilang cukup sederhana, dimana game ini berfokus kepada Tiny Tina dan Bunkers & Badasses, sebuah table top RPG bertemakan fantasy layaknya Dungeon’s & Dragons di dunia Borderlands. Tiny Tina sebagai “Bunker Master” atau Dungeon Master, merupakan pencipta dunia Wonderlands yang bertugas mengontrol semua aspek dari game sekaligus sebagai narrator sepanjang perjalanan petualangan kita di dunia Bunkers & Badasses.
Kita dan kedua teman kita, Valentine dan Frette, bermain sebagai Fatemaker, tipikal Hero di dunia fantasi dengan tugas yang terbilang sangat klise, menyelamatkan dunia Wonderlands dari kebangkitan dan rencana jahat Dragon Lord yang diperankan dengan luar biasa oleh Will Arnett.
Terlepas dari plotnya yang sederhana dan klise, saya sangat terkesan dengan seberapa berisi side story dan writing pada game ini. Para fans Borderlands mungkin sudah tau kalau Borderlands merupakan game yang penuh dengan jokes, parodi dan referensi dari berbagai materi pop culture yang populer. Dan Tiny Tina’s Wonderlands bukan sebuah pengecualian.
Game ini merupakan surga untuk kalian yang senang dengan genre fantasy RPG dan genre fantasi secara umum. Selama playthrough saya, saya sering sekali menemukan referensi dari material-material fantasi seperti The Lord of The Rings, Game of Thrones, hingga The Witcher. Dan itu hanya sebagian kecil dari referensi-referensi yang saya temukan.
Bukan hanya sekedar referensi, tetapi cara mereka mengemas referensi itu dengan kemasan khas Borderlands benar-benar membuat saya terhibur. Ini menurut saya merupakan salah satu elemen terkuat dari game ini, writing serta side story pada game ini benar-benar memanjakan para fantasy fans seperti saya. Namun tentu saja referensi-referensi seperti diatas tidak terbatas di genre fantasy saja, masih banyak lagi referensi yang menyentuh pop culture secara umum di game ini yang tidak akan saya spoil disini karena menurut saya finding it out for yourself is part of the fun.
Namun semua hal baik yang saya sebut diatas bukan tanpa kekurangan. Untuk saya sendiri, kadang ada saat dimana parodi terlebih jokes yang disajikan itu berlangsung secara terus menerus dan terkesan overwhelming. Orang lain mungkin akan melihat ini sebagai sesuatu yang positif, tetapi untuk saya pribadi hal ini bisa dibilang seperti sebuah double-edged sword.
Untungnya hal tersebut jarang terjadi, dan overall story serta writing dari game ini, didukung dengan karakter seperti Tiny Tina dan Dragon Lord yang diperankan dengan luar biasa oleh Ashly Burch dan Will Arnett, merupakan sebuah peningkatan dari seri sebelumnya di universe Borderlands yaitu Borderlands 3 yang menurut saya bland dan forgettable.
Gameplay
Tiny Tina’s Wonderlands memiliki core gameplay yang kurang lebih sama dengan Borderlands. Dimana game ini masih mempertahankan sebagian besar elemen gameplay khas Borderlands. Namun tentu saja ada beberapa hal baru yang diperkenalkan di game ini, berikut kita bahas aspek-aspek dari gameplaynya.
Wonderlands
Mengambil tema fantasy dengan setting dunia layaknya saat kita sedang bermain Table Top RPG benar-benar di capture secara sempurna di Tiny Tina’s Wonderlands. Konsep Table Top RPG ini pun dibawa hingga ke eksplorasi World Mapnya yang dinamakan Wonderlands Overworld, dimana kalian akan mengontrol versi miniatur karakter kalian diatas papan permainan seakan-akan kalian sedang memainkan board game.
Lingkungan sekitar Wonderlands Overworld ini juga sangat membantu terciptanya suasana tersebut, dimana kalian akan melihat barang-barang seperti kaleng soda yang tumpahan sodanya menjadi sungai, tutup botol yang dijadikan jembatan, atau bahkan remah snack yang dijadikan rintangan antara kalian dan akses ke area selanjutnya. Hal-hal kecil ini memberikan kesan unik karena kita benar-benar merasakan bahwa kita sedang berada diatas papan permainan dan juga friendly yang kembali mengingatkan kita bahwa at the end of the day, game ini bercerita tentang kita yang sedang bermain board game bersama teman-teman kita.
Konsep Table Top RPG juga bisa terlihat di beberapa lokasi, dimana Tiny Tina sebagai Bunker Master yang memiliki kontrol penuh pada dunia Wonderlands ini, seringkali melakukan hal-hal kecil seperti badai pasir yang memberikan akses cepat antar area ataupun sekedar merubah atmosfir lingkungan sekitar hanya karena dia bisa, konsep Table Top RPG ini memberi dinamika yang cukup unik untuk game ini. Wonderlands Overworld juga memiliki fitur random encounter layaknya game RPG klasik dimana kalian bisa menemukan random encounter ketika sedang bereksplorasi di world map.
Fatemaker, Senjata, dan Mantra
Gunplay yang responsif dan memberikan perasaan yang memuaskan saat dimainkan merupakan elemen yang terpenting untuk game seperti ini. Kenapa? Karena ini adalah game dimana kalian menghabiskan hampir semua waktu kalian menembak musuh, khususnya untuk jangka panjang, mengingat ini merupakan sebuah game looter shooter yang berfokus kepada grind pencarian gear terbaik untuk build kalian. Sehingga elemen ini sudah seharusnya mendapatkan perhatian ekstra agar supaya tidak membosankan dan tetap menarik.
Untungnya Tiny Tina’s Wonderlands tidak mengecewakan, gunplay game ini sangat solid. Sensasi yang kalian dapatkan dari menggunakan senjata-senjata yang ada pada game ini sangat memuaskan. Dan jika kalian kenal Borderlands, maka kalian tidak perlu khawatir berapa banyak variasi senjata atau gear yang bisa kalian kejar untuk build kalian di game ini.
Ngomong-ngomong soal Build, saatnya kita bahas tentang karakter kita. Tapi sebelumnya mari kita mulai dari Character Creation. Ya, berbeda dengan seri-seri Borderlands sebelumnya, di Tiny Tina’s Wonderlands kalian akan membuat karakter kalian sendiri. Character Creation nya sendiri memiliki fitur yang cukup banyak mengingat ini merupakan game FPS dimana kalian akan sangat jarang melihat model karakter kalian. Disini juga kalian akan memilih satu dari 6 tipe class yang merepresentasikan roles yang biasanya kalian temukan di game-game RPG fantasy seperti Stabbomancer yang merepresntasikan assassin type class, ataupun Graveborn sebagai Necromancer atau spesialis Dark Magic.
Pada playthrough saya, saya memilih class Spellshot. Class ini merupakan class tipe Mage yang berfokus kepada penggunaan spell dan magic. Spell adalah salah satu elemen baru di game ini dan seperti halnya senjata, variasi spells di game ini terbilang cukup banyak.
Namun dari pengalaman saya sejauh ini, menurut saya spells ini sedikit broken dan build yang berfokus kepada spells akan lebih favorable dibanding build class lain, terutama untuk boss fight sebelum endgame. Salah satu contohnya adalah dimana kalian sangat mungkin untuk membuat build yang benar-benar bisa membunuh boss di normal play hanya dengan satu hit spell saja. Semoga ke depannya ada balancing yang bisa dilakukan oleh Gearbox agar supaya player bisa tertarik menggunakan class lain dan tidak hanya berfokus di 1-2 class saja.
Salah satu fitur menarik dari game ini adalah Multiclass System. Dimana kalian bisa menggabungkan dua class ke dalam satu karakter. Ini memungkinkan kalian untuk mendapatkan akses ke dua macam skill tree sekaligus, yang artinya kalian bisa menerima benefit dari keduanya. Fitur ini sangat menarik terutama untuk kalian yang senang bereksperimen mencari build terbaik. And yes, kalian akan butuh build terbaik kalian, karena section berikutnya kita akan bahas alasannya.
Endgame
Mengutip kata-kata dari Dr. Strange, saya ucapkan selamat datang di The Chaos Chamber. Endgame activities dari Tiny Tina’s Wonderlands. Secara konsep, The Chaos Chamber merupakan dungeon activities berbasis encounter yang memberikan tantangan yang lebih besar semakin tinggi Chaos Rank level activities tersebut tentunya dengan rewards atau loot yang semakin bagus.
Konsep yang cukup sederhana dan bukan merupakan konsep yang baru untuk game serupa, setidaknya dari apa yang terlihat di permukaan, dimana kalian akan  progress dari encounter ke encounter lain dengan berbagai macam pilihan modifier yang bisa kalian pilih ataupun yang bersifat randomized, baik yang bersifat menguntungkan ataupun merugikan untuk memberikan pengalam bermain yang tetap menarik, sampai akhirnya di akhir encounter kalian akan berhadapan dengan boss-boss yang kalian sudah temui sebelumnya sepanjang story. Konsep endgame seperti ini tergolong sudah common di game-game looter shooter.
Sebelumnya saya sempat bilang kalo dari apa yang terlihat di permukaan, konsep ini bukan merupakan konsep yang baru dan sudah common. Nah yang menarik dari The Chaos Chambers ini adalah apa yang ada dibalik permukaan tersebut, dimana activities ini menyimpan beberapa secrets, dan salah satunya adalah Secret Raid Bosses. Boss-boss rahasia ini hanya akan bisa kalian temukan kalo kalian melakukan beberapa action yang specific di encounter yang kalian jalankan. Jika berhasil, ini akan membuka portal baru di akhir Chaos Chamber run kalian dimana disini kalian menemukan twist yang cukup keren yang tidak akan saya spoil disini sebelum akhirnya kalian akan berhadapan dengan secret raid boss yang saya sebutkan sebelumnya.
Menurut saya ini adalah salah satu konsep menarik karena meskipun ini juga bukan konsep yang original, namun sekali lagi cara mereka mengemas konsep ini dengan ciri khas Borderlands yang membuat ini bersinar. Serta dari pengalaman saya melawan 3 secret raid boss, semua bossnya cukup brutal terlebih di Chaos Rank yang semakin tinggi, karena untuk mengalahkan tiap boss tidak hanya membutuhkan build yang solid tetapi juga tiap boss encounter memiliki mekanik yang berbeda-beda. Rewards yang diberikan juga cukup fair dimana rewards yang kalian dapat most of the time itu sangat sebanding dengan effort kalian.
With that out of the way, saatnya kita bahas beberapa kekurangan dari game ini. Saya mulai dengan salah satu complaint terbesar saya, Inventory Management. Ini merupakan masalah klasik dari game-game Borderlands yang menurut saya sudah sampai di tahap lucu dan menjengkelkan. Inventory management di game ini sangat buruk, terlebih karena ini adalah sebuah game yang berfokus kepada loot dan mengumpulkan berbagai macam senjata atau gear.
Dan lucunya ini merupakan masalah yang sama yang saya hadapi di hampir setiap game Borderlands. Seakan-akan orang yang mendesain inventory dari game di tahun 2022 ini masih orang yang sama yang mendesain inventory di game Borderlands sekitar 13 tahun yang lalu. Navigasi antar item dan kategori item, serta sorting item, hal-hal seperti ini benar-benar menjengkelkan yang membuat saya terkadang malas membuka inventory ataupun bisa menghabiskan waktu yang cukup lama hanya untuk mencoba berbagai macam kombinasi gear.
Map viewer yang buruk dan susah dilihat terutama untuk beberapa area dengan tingkat elevasi yang berbeda. Serta networking dan synchronization issues yang bervariasi, bukan hanya di level coop saja seperti lost connection atau kadang tidak bisa join session teman, tetapi juga kadang bisa berpengaruh di stat serta inventory kita, seperti inventory dan money tiba-tiba kosong, stat luck kita yang berubah-rubah, dll. Walaupun hanya visual bug tetapi cukup menjengkelkan.
Presentation
Visual
Borderlands merupakan game yang secara visual tetap konsisten dengan art style mereka sejak rilis di tahun 2009, dan Tiny Tina’s Wonderlands bukanlah pengecualian. Art style “cel shading” yang mereka gunakan adalah salah satu bukti kalo sebuah game tidak harus berubah ke arah yang photorealistic untuk tetap menarik. Buktinya bahkan 13 tahun kemudian, visual ini tetap digunakan dan bahkan menguntungkan secara performance dimana game ini menawarkan graphic mode Resolution yang tetap mempertahankan frame ratenya di angka 60 fps.
Hal yang jarang ditemukan karena umumnya mode Resolution di beberapa game di generasi konsol saat ini mengutamakan resolusi tetapi mengorbankan frame rate di angka 30 fps. Selain mode Resolution, game ini juga menawarkan mode Frame Rate dimana frame ratenya mencapai up to 120 fps dengan mengorbankan detail visual dan resolusi.
Audio
Tidak banyak yang bisa dibahas dari sound ini selain sound effects dari game ini yang bagus. Dialog NPC ataupun musuh sangat menarik dan lucu khas Borderlands, begitu pula one-liner yang dikeluarkan karakter kita, sangat menghibur walaupun terkadang suka berulang-ulang mengeluarkan one-liner yang sama.
Salah satu issue yang saya temukan di sound adalah terkadang suara game secara keseluruhan terdengar seperti teredam sedangkan dialog character terdengar jelas. Reset game pun terkadang masalahnya tetap ada. Semoga saja ini bisa di fix ke depannya.
Value
Sebagai sebuah game looter shooter, kekuatan dari game seperti ini adalah berada di endgame serta gameplay loopnya. Endgame yang solid , fondasi gameplay loop yang menarik, serta berbagai konten baru yang akan mereka rilis via Season Pass kedepannya, Tiny Tina’s Wonderlands punya semua yang dibutuhkan untuk tetap menghibur para pemain dan fans setianya untuk jangka waktu yang relatif panjang.
Conclusions
Tiny Tina’s Wonderlands meneruskan formula fantasi yang sukses dilakukan Gearbox dalam bentuk DLC untuk Borderlands 2, dan sembilan tahun kemudian mereka kembali dengan formula yang sama kali ini sebagai sebuah full-game. Dan bisa dibilang mereka sukses dalam hal ini. Tiny Tina’s Wonderlands adalah semua hal baik yang kita temukan di Tiny Tina’s Assault on Dragon Keep dan lebih lagi. Dengan gameplay mekanik yang lebih modern memberikan pengalaman bermain yang lebih menyenangkan.
Sayangnya, pengalaman bermain dari game ini dibarengi dengan kekurangan-kekurangan seperti masalah konektivitas serta inventory management yang buruk. Dan untuk sebuah game yang berfokus kepada loot dan co-op, ini merupakan salah satu masalah yang cukup mengganggu pengalaman bermain.
+ Cerita dan penulisan yang menarik
+ Konsep Table Top RPG yang memberi dinamika unik pada pengalaman bermain kita
+ Penuh dengan referensi fantasi serta budaya pop dengan kemasan khas Borderlands
+ Aksi tembak menembak yang solid
+ Siklus gameplay dan End-game yang menarik
- Inventory Management dan System yang buruk.
- Bermasalah dengan konektivitas, terutama untuk Online Play.
- Sound bug yang membuat suara game terdengar seperti teredam.