Supermassive Games kini kita kenal sebagai developer spesialis game horor interaktif yang dalam delapan tahun terakhir terus menghasilkan judul-judul baru. Tahun ini bisa dibilang tahun yang paling produktif bagi mereka karena mereka bisa merilis dua game dalam tahun yang sama. Menyusul The Quarry yang sudah dirilis bulan Juni kemarin, kini mereka tengah mempersiapkan game keempat dari The Dark Pictures Anthology yang sekaligus akan menjadi penutup musim pertamanya, yaitu The Devil in Me.
Beberapa waktu lalu, kami mendapat kesempatan dari Bandai Namco untuk mengikuti sesi presentasi khusus dari sang sutradara Tom Heaton, yang memperkenalkan game tersebut. Beliau mengatakan bahwa game terbarunya ini terinspirasi dari film horor terkenal SAW hingga Friday the 13th, sehingga Anda akan banyak menemukan unsur yang lebih brutal di sini.
Berikut impresi awal yang kami dapatkan!
Game apa ini?
The Dark Pictures Anthology: The Devil in Me adalah sebuah game horor interaktif hasil kolaborasi Bandai Namco dan Supermassive Games yang rencananya akan menjadi penutup musim pertama dari antologi tersebut. Ini adalah game keempat yang tergabung dalam antologi The Dark Pictures Anthology bersama Man of Medan, Little Hope dan House of Ashes.
Game ini akan menceritakan tentang kru film “Architects of Murder” yang mendapat undangan ke sebuah tempat bernama “Murder Castle” yang merupakan tiruan hotel yang pernah menjadi sarang pembunuh berantai H.H. Holmes. Tempat ini dipilih dengan harapan dapat menutup musim pertama film seri tersebut dengan megah sehingga mencuri perhatian masyarakat yang akhirnya bisa memberi kesempatan untuk membuat musim kedua. Sayangnya, harapan tersebut sirna karena perjalanan menuju Murder Castle ini malah menjadi mimpi buruk yang membuat para karakter yang terlibat di dalamnya harus bertarung melawan maut.
Seperti apa gameplay-nya?
Bagi Anda yang sudah pernah memainkan game-game garapan Supermassive Games, pastinya akan langsung merasa familiar dengan formula gameplay yang ditawarkan. Anda masih akan menekan rangkaian tombol yang muncul di layar untuk melewati berbagai rintangan dan cobaan yang dialami para karakter di dalamnya. Tak jarang momen-momen tersebut akan menentukan nasib hidup dan matinya sang karakter, sehingga dibutuhkan reaksi yang cukup baik untuk menyelamatkan mereka semua.
Namun, sang sutradara menegaskan bahwa The Devil in Me punya beberapa elemen gameplay baru, di mana Anda akan lebih dilibatkan dalam permainan seperti menyelesaikan teka-teki dan eksplorasi yang lebih dalam. Durasi permainannya juga diyakini akan jauh lebih panjang dari game-game pendahulunya, sehingga Anda bisa mendapatkan perspektif cerita yang lebih lengkap.
Impresi Pertama
Sejauh mata memandang, The Devil in Me terlihat sangat meyakinkan dan terasa mengalami peningkatan dari game-game pendahulunya. Terlihat cukup banyak perbaikan baik dari sisi teknis, cerita maupun gameplay sehingga membuatnya tampil lebih superior. Jessie Buckley, Suanne Braun, Mike Bodi, Nigel Barber dan Pip Torrens adalah nama-nama aktor dan aktris yang akan mengisi peran dalam game ini.
Cerita dalam The Devil in Me dapat berdiri sendiri sehingga Anda bisa menikmatinya tanpa ragu meskipun belum memainkan tiga seri antologi sebelumnya. Namun, apabila sudah memainkan Man of Medan, Little Hope dan House of Ashes, tentu saja Anda akan menemukan benang merah yang menghubungkan keempatnya, sehingga pengalaman yang Anda dapatkan akan terasa lebih imersif.
Kami benar-benar tidak sabar menantikan kehadiran game ini yang rencananya akan dirilis pada 18 November 2022 untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series dan PC.