Dragon Ball: The Breakers
Dimps
Bandai Namco
13 Oktober 2022
PS4, Xbox One, Switch, PC
Survival
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
6.4 GB
Rp 279.000 (Standard)
Rp 419.000 (Special Edition)
Sebagai salah salah satu serial anime paling populer, Dragon Ball sangat sering diadaptasi menjadi video game. Entah sudah puluh atau ratus judul game yang menampilkan Goku dan kawan-kawan sebagai tokoh sentralnya. Berbagai genre pun sudah pernah dicicipinya, mulai dari Fighting, Action, RPG, Strategy, Card Battle dan masih banyak lagi.
Untuk mengusir rasa kebosanan atas genre yang dihadirkan, Bandai Namco bekerja sama dengan developer Dimps untuk menciptakan sebuah game baru yang punya genre unik Assymetrical Action Game dengan elemen Online Multiplayer dengan judul Dragon Ball: The Breakers.
Apakah game ini bisa diterima oleh para fans berat Dragon Ball?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Gameplay
Dragon Ball: The Breakers adalah sebuah game Assymetrical Action PvP Online Multiplayer, di mana terdapat dua kubu bersebrangan, yaitu Raider dan Survivor. Tokoh utama dari game ini bukanlah Goku dan Z-Fighters, melainkan karakter-karakter lemah seperti Bulma, Oolong, Petani dan para Villain seperti Frieza, Cell dan Majin Buu. Goku, Vegeta, Gohan, Piccolo justru hanya akan tampil layaknya figuran saja untuk membantu para Survivor sebagai Summon.
Prologue
Sebelum terjun ke pertandingan yang sesungguhnya, di awal permainan Anda akan diminta untuk membuat karakter avatar terlebih dahulu. Anda bisa memilih jenis kelamin, gaya rambut, tipe mata, warna kulit dan lain sebagainya. Sayangnya, tidak ada opsi untuk memilih ras karakter seperti Saiyan, Namekian, Majin, Supreme Kai, layaknya yang diterapkan pada Dragon Ball Xenoverse 2. Anda dipaksa untuk menjadi penduduk bumi saja.
Setelah karakter avatar berhasil diciptakan, Anda akan dibawa menuju area terbuka dan bertemu dengan Trunks dari masa depan. Trunks akan mengajarkan Anda mekanisme dasar permainan sebagai Survivor seperti berlari, melompat, memanjat. Trunks juga akan mengajarkan bagaimana cara mengaktifkan mesin waktu menggunakan Power Key untuk memenangkan pertandingan.
Survivor
Kubu protagonis adalah Survivor, yang berjumlah tujuh orang. Ketujuh Survivor adalah karakter-karakter lemah seperti Bulma, Oolong dan karakter minor DBZ lainnya, yang diburu oleh seorang Raider. Ketujuh Survivor harus saling bekerjasama untuk memenangkan pertandingan. Jika ada survivor yang yang tumbang, rekannya bisa menghidupkannya kembali dengan menghampirinya.
Survivor punya tiga cara untuk menang dari Raider, yaitu mencari item Power Key, lalu memasangkannya di titik tertentu untuk mengaktifkan mesin waktu super, melarikan diri menggunakan mesin waktu atau mengalahkan Raider. Selain mendapatkan kunci, para Survivor juga bisa mengumpulkan item berbentuk kubus yang nantinya bisa ia gunakan untuk berubah menjadi salah satu dari karakter kuat DBZ seperti Goku, Vegeta, Piccolo, Gohan, Tien dan lainnya.
Saat berubah, Survivor bisa membela diri dan menyerang Raider secara frontal, namun ada batasan waktu sebelum akhirnya Survivor kembali ke bentuk semula. Tantangan utama yang akan dihadapi oleh para Survivor adalah bagaimana caranya untuk kabur dari kejaran atau serangan Raider. Jika Raider berhasil membunuh semua Survivor, maka Raider akan dinyatakan menang. Sebisa mungkin, manfaatkan berbagai objek yang ada di area untuk bersembunyi dan menghindari pertemuan langsung dengan Raider. Jika tertangkap, maka tamatlah riwayat sang survivor.
Selama proses pelarian dan pencarian, para Survivor juga bisa menemukan bola naga hingga tujuh buah untuk memanggil Dewa Naga Shenron. Nantinya, Shenron bisa menganugerahkan kekuatan level 4 kepada Survivor agar bisa bertarung setara dengan Raider.
Raider
Dari kubu antagonis, game ini menyebutnya dengan istilah Raider. Ia beraksi sendirian untuk memburu para Survivor dalam sebuah arena luas yang biasanya terdiri dari bukit dan bangunan yang bisa dihancurkan. Karakter Raider yang ada di game ini adalah musuh-musuh besar yang ada di Dragon Ball Z, yaitu Frieza, Cell dan Majin Buu.
Tugas Raider adalah membunuh semua Survivor yang ada dengan cara apapun sebelum mereka berhasil kabur dengan mesin waktu. Dengan daya tempur yang terlampau sangat jauh, membunuh para survivor jelas perkara mudah. Yang sulit adalah bagaimana mencari keberadaan mereka yang tersebar di arena. Apalagi jika ada salah satu Survivor yang berhasil berubah menjadi Z-Fighters, hal ini akan semakin menyulitkan Raider.
Setiap Raider punya beberapa bentuk transformasi yang membuatnya lebih kuat. Frieza punya empat fase transformasi yaitu First, Second, Third dan Final Form. Selain itu, ia juga punya bala bantuan dari kedua anak buahnya, Dodoria dan Zarbon. Cell juga punya empat fase transformasi, yaitu Larva, Imperfect, Semi-Perfect dan Perfect Form. Sayangnya, tidak ada Cell Jr. yang membantunya dalam perburuan.
Majin Buu sebenarnya hanya punya tiga fase transformasi, yaitu Majin Buu, Super Buu dan Kid Buu. Namun, sebelum menggunakan Majin Buu, Anda harus menggunakan Spopovitch terlebih dahulu untuk menghisap energi dari lawan. Setelah mengalahkan Survivor atau mengumpulkan item khusus, barulah Majin Buu akan terbangun dari tidur panjangnya.
Presentation
Visual
Dari semua game Dragon Ball yang pernah dirilis di konsol PS4, The Breakers punya tampilan paling buruk. Jangan membandingkannya dengan Kakarot atau FighterZ yang punya visualisasi luar biasa, ia bahkan berada satu level di bawah Xenoverse 2 yang rilis enam tahun lalu. Model karakter Survivor benar-benar tampak generik. Animasi pergerakannya pun terlihat kaku dan kikuk.
Begitu pun dengan lingkungan arena yang bertekstur rendah. Efek kehancuran lingkungannya sama sekali tidak menggambarkan apa yang seharusnya ditampilkan pada game Dragon Ball. Jika ada yang mengatakan ini adalah game PS3, kami pun bisa saja mempercayainya tanpa ragu.
Audio
Musik dalam game ini sebenarnya tidaklah buruk, namun absennya sentuhan khas Dragon Ball membuatnya terdengar seperti musik RPG generik tanpa meninggalkan kesan mendalam. Sulih suara karakternya mungkin masih bisa dimaklumi mengingat para karakter seperti Frieza, Cell dan Buu masih menggunakan seiyuu aslinya, akan tetapi sulih suara para Survivor-nya sama sekali tidak inspiratif dan kurang menjiwai perannya. Yang bisa menyelamatkan aspek ini mungkin hanyalah efek-efek suara khas Dragon Ball ketika karakter mengeluarkan bola sinar, menyembuhkan rekan dan sejenisnya.
Value
Awalnya memainkan game ini memang cukup menegangkan. Akan tetapi, ketika sudah hafal pola permainannya, ia akan cepat terasa repetitif. Untuk ukuran game baru, Dragon Ball: The Breakers memang dibanderol dengan harga yang cukup murah. Namun, karena game ini menekankan elemen Online Multiplayer, seharusnya ia bisa dibuat menjadi Free-to-Play layaknya Overwatch 2.
Conclusions
Sebagai fans berat serial Dragon Ball, kami sendiri cukup bingung dengan keputusan Bandai Namco meracik game kloning Dead by Daylight menggunakan semesta Dragon Ball. Sejak awal pengumumannya, kami memang sudah cukup skeptis bahwa Dragon Ball: The Breakers bisa berhasil di pasaran. Mekanik permainan yang dangkal tanpa dibumbui mode cerita, serta minimnya gamer yang antusias terhadap game ini, akan berimbas pada umur ekosistemnya yang tak panjang. Apalagi, jadwal rilisnya sangat dekat dengan game Online yang begitu booming di pasaran, membuat game ini terlewatkan begitu saja. Bagi kami, The Breakers adalah aib bagi franchise video game Dragon Ball.
+ Memburu para Survivor menyenangkan
+ Empat fase transformasi Raider
+ Efek suara khas Dragon Ball
- Aib bagi franchise Dragon Ball
- Kustomisasi karakter minimalis
- Seharusnya jadi game Free-to-Play
- Tanpa mode cerita
- Rentan repetitif
- Visualisasi buruk
- Musik tanpa sentuhan Dragon Ball
- Animasi karakter kaku dan kikuk