New Tales from the Borderlands
Gearbox Studio Québec
2K
21 Oktober 2022
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Interactive Graphic Adventure
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
Rp 579.000 (Standard)
Rp 719.000 (Deluxe)
Ada cerita menarik di balik game Tales from the Borderlands yang dirilis delapan tahun lalu. Game tersebut dikembangkan oleh salah satu studio game terbaik di genre Interactive Graphic Adventure, yaitu Telltale Games. Sayangnya, mereka sempat diterpa berbagai macam masalah hingga sempat ditutup pada tahun 2018 lalu.
Untungnya, serial Tales from the Borderlands masih mendapatkan kesempatan untuk bangkit di tangan 2K. Seri terbarunya yang berjudul New Tales from the Borderlands kini diserahkan kepada Gearbox Software, studio yang menangani seri utama Borderlands. Apakah Gearbox Software mampu menangkap menyajikan keseruan yang sama dengan pendahulunya?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Di game ini, terdapat tiga karakter utama yang akan kita perankan. Anu, seorang ilmuwan pacifist yang anehnya bekerja untuk salah satu manufaktur persenjataan perang, lalu ada Octavio, adik laki-laki Anu yang bisa dibilang seorang hipster dengan impian besar serta Fran, sang pemilik toko Frozen Yogurt yang bermasalah dengan pengelolaan emosi. Berlokasi di Planet Promethea, ketiga karakter utama ini akan mencoba untuk bekerjasama menghadapi invasi planet sambil berhadapan dengan monster Vault yang berbahaya, serta campur tangan kapitalis korup.
Game ini masih mengadopsi format episodik seperti pendahulunya, hanya saja, ia langsung dirilis secara penuh dan bukan berkala. Bagi saya pribadi, salah satu kekuatan genre dengan format episodik adalah adanya tensi dan rasa penasaran di akhir tiap episode untuk menantikan kelanjutan ceritanya. Akan tetapi, dengan dirilis langsung secara keseluruhan, artinya efek yang saya sebutkan diatas mulai berkurang.
Di balik itu semua, tentu saja ada efek positifnya karena kita bisa bermain dengan ritme yang kita inginkan. Tanpa membocorkan plot yang disajikan, salah satu poin negatif yang saya temukan dari ceritanya adalah di mana pada beberapa episode pertengahan game, saya merasa ceritanya agak sedikit dragging, mengingat sebagian besar konten game ini didominasi oleh cutscenes, ini bisa jadi cukup membosankan untuk beberapa orang.
Jadi, bagaimana kelanjutan cerita Anu, Octavio, dan Fran?
Temukan jawabannya dengan memainkan New Tales from the Borderlands!
Gameplay
Tidak banyak yang bisa dibahas berkaitan dengan gameplay game ini karena mekanisme game petualangan interaktif seperti ini lebih berfokus kepada pengambilan keputusan yang memiliki konsekuensi. Hal ini akan berimplikasi pada pengembangan cerita dan karakter untuk menuju konklusi cerita. Elemen-elemen seperti Quick Time Event (QTE), eksplorasi area skala kecil untuk berinteraksi dengan NPC masih ada, karena itu merupakan beberapa dari elemen gameplay yang sudah sering kita jumpai di game serupa.
Jadi apa saja yang baru dari New Tales from the Borderlands ini? Tidak banyak. Hanya ada beberapa elemen gameplay baru seperti mini-games, di mana Vaultlander Battle adalah salah satu contohnya. Game ini juga menyertakan collectibles dalam bentuk action figure yang bisa kita kumpulkan dan kita gunakan untuk melakukan duel dengan NPC di sepanjang game, tentunya ini memberikan additional layer untuk gameplay sehingga porsi interaksi player dengan gamenya bertambah dan tidak terkesan didominasi oleh cutscenes. Sayangnya, karena terlalu sederhananya penambahan-penambahan elemen ini, membuatnya terasa tidak menantang dan membosankan.
Presentation
Visual
Sebagai orang yang berkecimpung di dunia desain visual, art style game Borderlands selalu menjadi salah satu favorit saya. Art style Borderlands sangatlah ikonik sehingga sangat sulit membayangkan jika sebuah game Borderlands menggunakan style yang berbeda, karena franchise ini sudah menggunakannya sejak tahun 2009.
Untungnya, teknik ini kembali digunakan oleh Gearbox Software. Meskipun memang art style ini tidak mengejar fotorealisme, namun saya menangkap ada beberapa peningkatan visual di dalamnya. Salah satu yang paling jelas terlihat adalah peningkatan di facial animation.
Hal ini terbilang wajar karena selain dirilis di tahun yang lebih baru, New Tales from the Borderlands juga merupakan genre game yang akan sangat diuntungkan dengan adanya peningkatan di facial animation karena nature gamenya sendiri yang mengandalkan banyak cutscenes dengan close-up shots sebagai elemen utama untuk menangkap ekspresi serta emosi dari tiap karakter.
Dibandingkan dengan pendahulunya yang juga menggunakan teknik visual yang sama, seri terbaru ini mendapatkan peningkatan yang lumayan signifikan dalam hal ini. Selain itu terdapat juga peningkatan-peningkatan yang saya tangkap seperti animasi secara menyeluruh serta efek partikel yang lebih baik. Oh iya, mengingat kita berada pada era yang cukup “unik”, mungkin saya juga perlu menyebutkan ini. Performa game ini berjalan di angka 60 fps, sehingga tidak akan merusak mata Anda yang sudah terbiasa dengannya.
Audio
Audio secara menyeluruh game ini termasuk biasa saja. Tidak jelek tapi tidak bagus juga. Tidak banyak yang bisa dibahas, namun jika ada sesuatu yang menangkap perhatian saya terkait audio di game ini, menurut saya adalah pemilihan soundtrack yang digunakan yang menurut saya cukup catchy dan unik.
Value
New Tales from the Borderlands tentu saja ditujukan bagi para penggemar Borderlands secara khusus karena ia punya banyak referensi dari game utama Borderlands. Tanpa pengetahuan yang cukup akan semesta Borderlands, sedikit banyak Anda akan dibuat kebingungan oleh konteks cerita yang dibawakan. Untuk menikmati game ini secara penuh, Anda butuh meluangkan waktu sekitar 10 jam.
Conclusions
Sebagai game bergenre Interactive Graphic Adventure, New Tales from the Borderlands memberikan pengalaman yang cukup solid. Terlepas dari ceritanya yang agak sedikit dragging di beberapa episode, namun ia menyajikan konklusi cerita yang cukup oke dan bisa diterima. Didukung oleh peningkatan visual dari seri sebelumnya, fans dari seri Borderlands pastinya akan termanjakan olehnya. Sayangnya elemen gameplay game ini terlalu sederhana sehingga terkesan membosankan.
+ Humor serta referensi khas Borderlands
+ Visual ikonik ala Borderlands
+ Peningkatan pergerakan animasi dan efek visual
+ Soundtrack catchy
- Tidak lagi dirilis secara episodik, sehingga rasa penasaran antar tiap episode berkurang
- Cerita agak dragging di pertengahan
- Mini-games terlalu sederhana