Gungrave G.O.R.E
Iggymob
Prime Matter
PLAION
22 November 2022
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC
Third-person Shooter
Dewasa
Blu-ray, Digital
32 GB
Rp 699.000
Gungrave merupakan serial game aksi Third-person Shooter yang diciptakan oleh Yasuhiro Nightow. Game ini pertama kali dirilis oleh Red Entertainment untuk platform PS2 pada tahun 2002. Sekuelnya Gungrave: Overdose juga sempat dirilis dua tahun kemudian dan masih untuk platform yang sama.
Setelah 18 tahun vakum dari kancah industri video game, serial ini dibangkitkan kembali oleh developer Iggymob dan publisher Prime Matter dalam tajuk Gungrave G.O.R.E. Apakah game ini masih memiliki tajinya untuk bersaing dengan game-game modern yang sudah punya banyak fans di masa kini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
SEED adalah obat yang menghancurkan jiwa. Obat yang dikira telah hilang untuk selamanya, justru kembali mewarnai dunia. Oleh karena itu, Mika Asagi membentuk sebuah organisasi pemburu SEED bernama El-Al Canhel. Organisasi ini mencoba membasmi SEED sepenuhnya, namun upaya mereka dihalangi oleh klan Raven, sebuah organisasi yang mendistribusikan SEED ke seluruh dunia.
Seorang pria bernama Grave, mendarat di Scumland untuk menghentikan perang atas keinginan seseorang. Klan Raven mencoba menghentikan Grave dan krunya, namun pertumpahan darah pun harus terjadi karenanya.
Apakah Grave dan kawan-kawan mampu menumpas SEED dari dunia ini?
Temukan jawabannya dengan memainkan Gungrave G.O.R.E!
Gameplay
Anda akan berperan sebagai Grave, seorang pria dibekali pistol dan sebongkah peti mati sebagai senjata. Ya benar, senjata melee yang dipakai Grave untuk serangan jarak dekat bukan pedang, kapak, tombak atau sejenisnya, melainkan peti mati. Tempo pertempuran yang disajikan game ini terasa sangat cepat, hingga terkadang kami sulit untuk menganalisis apa yang sedang terjadi.
Meskipun mengusung genre Third-person Shooter, Anda tidak harus membidik musuh secara akurat untuk bisa mengenainya. Cukup memberondong secara asal-asalan dengan menekan tombol R2 berkali-kali, maka mereka akan tertembak secara otomatis. Hal ini dikarenakan bidikan Anda terjadi secara otomatis sehingga peluru akan mengenai musuh secara membabi buta. Bahkan, tidak ada fitur Reload untuk mengisi kembali amunisi pistol Anda.
Selain menembak dengan pistol, Anda juga bisa menghajar musuh dengan peti mati atau mencekik lawan sekaligus menembaknya. Sayangnya, fitur ini seakan gimmick belaka dan tidak terlalu berguna. Grave juga bisa melakukan beberapa aksi lainnya seperti menghindar atau parry. Namun, pergerakan Grave terkadang sangat lambat sehingga tingkat keberhasilannya sangat kecil.
Menurut kami, mekanik gameplay yang dibawakan game ini sudah terasa uzur dan tidak relevan lagi di zaman sekarang. Jika game ini dirilis pada tahun 2000-an, mungkin ia masih bisa diterima oleh para gamer. Namun, untuk game keluaran tahun 2022, rasanya kita butuh lebih dari ini. Dengan konten dewasa seperti kebrutalan yang eksplisit, seharusnya developer juga bisa menghadirkan mekanisme yang lebih kompleks. Bahkan, pertarungan boss-nya pun sangat tidak menantang dan terlalu mudah untuk ditaklukkan tanpa membutuhkan strategi khusus.
Presentation
Visual
Harus kami akui bahwa presentasi visual game ini merupakan daya tarik utama yang menjadi nilai jualnya, terutama pada saat cutscene. Sayangnya, meskipun visualnya termasuk bagus, Anda tidak akan memiliki banyak waktu untuk mengaguminya karena temp pertempurannya berlangsung sangat cepat. Desain level yang disajikan dalam game ini sebagian besar mengambil latar tempat di wilayah Asia seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Kamboja dan Hong Kong. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk salah satunya.
Game ini menyediakan dua opsi visual, Quality Mode untuk 4K, Ray-Tracing dan 30 FPS, sementara Performance Mode untuk performa 60 fps. Karena kami sendiri tidak akan punya banyak waktu menikmati keindahan visualnya, maka Performance Mode adalah pilihan yang bijak untuk menunjang pengalaman bermain.
Audio
Terlepas dari presentasi visualnya yang digarap cukup baik, sayangnya aspek audio rasanya seperti terlantar tak terurus. Sulih suara karakternya sangat mengecewakan dan tidak memiliki jiwa sama sekali untuk karakternya. Untuk soundtrack-nya, game ini menyediakan banyak genre seperti jazz, heavy metal, techno dan lain-lain.
Value
Sejak awal pengumumannya, Gungrave G.O.R.E sudah digadang-gadang akan menjadi game AAA yang bombastis dan fantastis. Sayangnya, hal tersebut tidak terealisasi dengan baik. Satu-satunya aspek yang bisa dibanggakan dari game ini hanyalah sisi visualnya saja. Sementara untuk cerita, musik bahkan gameplay-nya sangat jauh dari harapan kami. Apabila Anda menginginkan game aksi yang lebih memuaskan, rasanya masih banyak judul lain yang lebih layak untuk Anda.
Conclusions
Sebagai gamer yang belum pernah mencicipi seri Gungrave sebelumnya, awalnya kami berpikir game ini minimal bisa menawarkan pengalaman serupa dengan seri Devil May Cry dengan bumbu gore di dalamnya. Sayangnya, ekspektasi kami terlalu tinggi karena pada dasarnya game inilah yang sangat cocok menyandang predikat sebagai game “Maju, Tembak, Tamat”, karena alurnya levelnya sangat linear tanpa memberi ruang eksplorasi sama sekali.
Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, seri ini mungkin bisa menjadi pelipur lara atas sebuah franchise yang sudah dianggap mati suri, terutama mereka yang sudah mengenalnya sejak era PS2. Akan tetapi, masih banyak hal yang harus dibenahi oleh Iggymob apabila mereka ingin melanjutkan seri ini ke depannya. Banyak aspek yang tampil mengecewakan, seperti mekanik gameplay yang dangkal, alur yang monoton, desain level yang repetitif, sulih suara yang tidak menjiwai dan cerita yang tidak menarik.
+ Maju, Tembak, Tamat
+ Cutscene sinematik yang memanjakan mata
+ Variasi genre soundtrack
+ Ada fitur DualSense
+ Quartz is waifu!
- Cerita klise
- Mekanik pertempuran dangkal
- Sulih suara tidak menjiwai
- Pertarungan boss tidak menantang
- Jajaran karakter hambar