Dragon Ball Z: Kakarot
Andika Tri Saputra Noor
CyberConnect2
Bandai Namco
12 Janauri 2023 (PS5, Xbox Series)
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
42 GB
Rp 599.000 (Standard)
Rp 799.000 (Deluxe)
Rp 999.000 (Legendary)
Free Upgrade from PS4/Xbox One
Tiga tahun yang lalu, kami serasa dibawa kembali ke masa kecil saat memainkan Dragon Ball Z: Kakarot di PS4. Game ini benar-benar luar biasa di mata kami. Saking menikmatinya, kami bahkan tidak sadar telah mendapatkan Platinum Trophy dari progress permainan yang sedang berjalan. Meskipun setelahnya ada konten DLC berbayar yang menghadirkan sedikit cerita tentang Beerus, Whis dan Future Trunks, namun kami merasa seharusnya masih banyak potensi cerita keren yang bisa diadaptasi ke dalam game tersebut.
Menjawab permintaan para fans DBZ, Bandai Namco dan CyberConnect2 akhirnya merilis ulang salah satu game DBZ terbaik itu di konsol generasi terkini seperti PS5 dan Xbox Series X|S dengan beberapa peningkatan dari sisi teknis dan tentu saja konten cerita baru. Mereka menjanjikan setidaknya ada tiga arc cerita baru yang dirilis secara berkala dan dimulai dengan cerita dari ayah Goku, Bardock.
Apa saja perbedaan yang ditawarkan oleh Dragon Ball Z: Kakarot versi Next-Gen?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Kisah Dragon Ball Z (DBZ) mungkin sudah berulang kali diadaptasi ke dalam video game, tak terkecuali game ini. Namun, kami akan menyegarkan ingatan Anda kembali mengenai petualangan Goku dan kawan-kawannya untuk menyelamatkan dunia. Cerita dalam DBZ sendiri terbagi atas empat arc besar, yaitu Saiyan Saga, Frieza Saga, Cell Saga dan Buu Saga.
Cerita dalam game ini dimulai saat sang tokoh utama Goku, telah menikah dengan Chichi dan memiliki seorang putra bernama Gohan. Saat itu, planet bumi tengah hidup damai setelah turnamen Tenkaichi Budokai selesai. Akan tetapi, tiba-tiba pesawat luar angkasa misterius yang berisikan seorang manusia berambut panjang bernama Raditz, tiba di bumi. Ia mengaku sebagai kakak kandung dari Goku dan untuk memastikan apakah adiknya telah memusnahkan orang-orang bumi, sesuai dengan misi bangsa Saiya. Namun, ternyata Goku justru tumbuh sebagai pendekar yang menumpas kejahatan. Raditz akhirnya menculik Gohan agar Goku mau bergabung bersamanya. Goku yang tak berdaya menghadapi Raditz sendirian, terpaksa harus bergabung dengan rivalnya, Piccolo, untuk merebut kembali putranya.
Bagaimana nasib Goku dan planet bumi selanjutnya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Dragon Ball Z: Kakarot!
Gameplay
Dragon Ball Z: Kakarot yang terbagi atas empat saga besar, yaitu Saiyan Saga, Frieza Saga, Cell Saga dan Buu Saga. Meskipun judul game ini mengandung nama “Kakarot”, akan tetapi Goku bukanlah satu-satunya karakter yang bisa Anda kendalikan. Selain Goku, Anda juga dapat mengendalikan karakter penting lain seperti Gohan, Vegeta, Piccolo dan Trunks. Bahkan, di beberapa titik cerita, Anda diizinkan menggunakan karakter fusion seperti Vegito dan Gotenks. Di samping itu, ada juga beberapa karakter lainnya yang hadir sebagai karakter pendukung, seperti Krillin, Yamcha, Tenshinhan, Chiaotzu, Goten, Kid Trunks dan Android 18.
Setelah memilih mode New Game, setelah perkenalan karakter, Anda akan langsung dibawa menuju adegan pertarungan dalam pikiran antara Goku melawan Piccolo. Sesi ini berperan sebagai tutorial yang memperkenalkan mekanisme pertarungan dalam game ini. Setelah pertarungan selesai, Anda juga akan dibimbing pada sesi tutorial eksplorasi seperti berlari, melompat, mengumpulkan item, memancing hingga memasak.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Mengusung elemen RPG, game ini menawarkan sesi eksplorasi selama permainan berlangsung. Pada sesi ini, Anda dapat menjelajahi seluk beluk dunia DBZ seperti rumah Goku, Kame House, Capsule Corporation, Menara Karin, Kami’s Lookout dengan cara berjalan kaki, terbang atau menaiki kendaraan seperti awan kintoun. Tidak hanya planet bumi saja, Anda juga dapat mengakses Planet Namek, King Kai Planet dan dunia Kaioshin seiring progress permainan.
Saat berpetualang, Anda akan sering menemukan bola-bola warna warni bernama Z-Orb yang bisa Anda kumpulkan untuk progress perkembangan karakter. Z-Orb ini terbagi atas beberapa warna yang terletak di medan tertentu. Sebagai contoh, orb hijau akan tersebar di wilayah yang didominasi warna hijau seperti hutan, sementara orb biru akan lebih banyak Anda dapatkan di area berair seperti sungai, danau atau laut.
Seperti game Open World pada umumnya, peta dalam game ini juga dipenuhi beragam ikon-ikon yang menunjukkan suatu tempat atau objektif. Misi utama akan ditandai oleh tanda seru merah, sedangkan misi sampingan akan dipresentasikan dengan tanda seru biru. Anda juga bisa menentukan titik tujuan pada peta yang akan diberi warna kuning. Ketika Anda menghampiri titik objektif, maka akan terlihat cahaya vertikal sebagai indikator yang memudahkan.
Alih-alih menawarkan dunia terbuka yang saling terhubung, dunia dalam game ini justru dipisahkan berdasarkan regional yang bisa Anda pilih melalui menu World Map. Jadi, jika ingin berpindah tempat dari Capsule Corporation menuju Kame House, Anda tidak bisa terbang begitu saja dan dipaksa untuk mengakses World Map. Hal yang cukup menyebalkan dari perpindahan Region ini adalah waktu loading yang tidak sebentar dan cukup sering terjadi.
Selama bereksplorasi, Anda dapat bertemu musuh-musuh minor di luar cerita seperti robot Red Ribbon, tentara pasukan Frieza, Saibamen dan sejenisnya. Ketika menjalani cerita utama, karakter yang Anda kendalikan akan dikunci menyesuaikan cerita yang sedang berlangsung. Anda baru diizinkan berganti karakter saat berada dalam masa Intermission yang terjadi setelah satu Saga cerita berakhir dan sebelum melanjutkannya Saga cerita baru. Sayangnya, saat berada di dunia terbuka, Anda tidak dapat mengeluarkan jurus-jurus pamungkas seperti Kamehameha, Masenko atau Big Bang Attack, dan hanya diganti dengan Ki Blast standar yang bisa Anda lancarkan dalam mode First-person sambil menahan tombol L2.
Saat berada di dunia terbuka, ada beberapa aktivitas sampingan yang bisa Anda lakukan seperti mengumpulkan Dragon Ball, memancing, latihan atau menyelesaikan misi sampingan. Fitur memancingnya sendiri dibuat sangat sederhana dan mudah. Anda hanya perlu menggoyangkan analog kiri untuk menarik perhatian ikan, lalu diikuti penekanan tombol aksi yang muncul pada layar. Ikan-ikan ini bisa Anda makan di api unggun maupun menjadi hidangan untuk buff sementara pada karakter.
Setelah melewati Frieza Saga, Anda juga bisa mengumpulkan tujuh buah Dragon Ball yang nantinya bisa Anda gunakan untuk mengabulkan permintaan seperti menghidupkan kembali musuh-musuh yang telah tewas, meminta uang atau item langka dan lainnya. Setelah mengabulkan permintaan, bola-bola tersebut akan menjadi batu selama sekitar 20 menit, sebelum kembali sebagai Dragon Ball.
Battle
CC2 mengadaptasi sistem pertarungan 3D Battle Arena seperti yang mereka terapkan pada serial Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm. Bagi Anda yang pernah memainkan Dragon Ball Xenoverse atau Budokai Tenkaichi di masa lalu, mekanismenya sangat mirip dengan kedua game tersebut. Hanya saja, CC2 membuat kontrolnya jauh lebih sederhana agar mudah diakses.
Anda bisa melancarkan serangan fisik dan kombo hanya dengan menekan tombol O berulang kali dan menutupnya satu tombol lainnya, antara kotak, segitiga dan X. Tombol kotak sendiri dialokasikan untuk melontarkan serangan Ki Blast, mirip dsngan kunai pada Naruto. Tombol X digunakan untuk menghindar dan tombol segitiga untuk mengisi Ki. Untuk mengeluarkan jurus seperti Kamehameha, Anda perlu menekan tombol L1 bersamaan dengan satu tombol aksi. Setiap jurus yang Anda keluarkan akan mengonsumsi sejumlah Ki Meter. Jika Anda memiliki karakter pendukung, Anda juga dapat memerintahkan mereka melancarkan jurus dengan menekan tombol R1 ditambah tombol aksi.
Karakter Anda dibekali tiga bar utama yang terletak di sisi kanan bawah, yaitu Health, Ki dan Tension. Bar Tension akan terisi saat Anda melancarkan atau terkena serangan. Setelah ia terisi penuh, Anda hanya perlu mengisi Ki sampai penuh dan menahan tombol segitiga sampai muncul animasi untuk memasuki kondisi Surge.
Pada kondisi ini, atribut karakter akan meningkat sementara dan membuat mereka menjadi lebih kuat. Selain Surge, ada juga transformasi karakter seperti Kaioken atau Super Saiyan yang juga bertujuan memperkuat karakter. Sayangnya, transformasi ini cukup berisiko karena dapat menyedot Health bar karakter secara berkala.
Lain halnya dengan musuh yang hanya memiliki dua bar saja, yaitu Health dan Stun. Jika Anda berhasil menguras bar Stun ini, musuh akan berhenti sejenak seperti kelelahan dan bisa Anda jadikan sasaran empuk untuk serangan. Pun demikian, karakter Anda juga bisa berada dalam kondisi Stun, walau tidak ada bar yang menunjukkan kondisi tersebut.
Bagian paling menarik dari sesi pertarungan adalah Boss Battle, di mana biasanya mereka punya pola serangan khusus yang membuat sudut pandang kamera berubah sementara. Agar tidak kalah dalam pertarungan, Anda harus rajin menghindar saat animasi serangan mereka muncul. Namun, kami tidak suka saat animasi serangan musuh berlangsung, karena tak jarang hal tersebut justru membatalkan serangan karakter kita tanpa ada lanjutannya.
Bardock: Alone Against Fate
Setelah hanya disuguhi DLC besar lewat Trunks: The Warrior of Hope pada musim pertamanya, Dragon Ball Z: Kakarot akhirnya mendapatkan DLC besar keduanya, yaitu Bardock: Alone Against Fate. Bardock adalah Ayah kandung dari Goku. Entah kenapa, meskipun kemunculan Bardock relatif singkat dan tidak banyak, baik dalam manga, anime maupun movie, namun popularitas dari Ayah Goku ini terbilang cukup tinggi sehingga kerap kali menjadi karakter yang muncul dalam game-game Dragon Ball Z.
Sama seperti Goku, Bardock adalah keturunan suku Saiyan yang hidup di Planet Vegeta. Berbeda dengan keluarga Vegeta yang berasal dari golongan elit dan keluarga Kerajaan, Bardock hanyalah prajurit kelas rendah. Sebagai bangsa petarung, Bardock punya sebuah pasukan berisikan lima orang termasuk dirinya yang bertugas untuk memusnahkan para makhluk hidup di suatu planet untuk kemudian menjual planet tersebut kepada Frieza. DLC ini akan menceritakan kisah Bardock bersama keempat temannya Tora, Fasha, Shugesh dan Borgos dalam menaklukkan planet Kanassa dan Meat untuk Frieza.
Jika Anda hendak memainkan DLC ini, kami menyarankan Anda minimal untuk menyelesaikan cerita utama Kakarot terlebih dahulu karena ada fitur-fitur yang terkunci seperti Community Board, jika Anda belum memainkan cerita Kakarot. Bardock memang akan berpetualang di tempat baru selain Planet Bumi, namun tempat-tempatnya sendiri tidak begitu luas dan tidak banyak pilihan.
Di awal permainan, Bardock tidak akan bertualang dan bertarung sendirian karena ada teman-temannya yang siap membantu. Secara gameplay, sebenarnya tidak banyak yang berubah pada DLC ini. Fitur baru yang diperkenalkan adalah Horde Battle, sebuah jenis pertarungan yang memaksa Anda untuk bertarung melawan puluhan bahkan ratusan musuh sekaligus dalam satu sesi pertarungan.
Walaupun musuh-musuh yang Anda lawan terhitung kroco, namun karena jumlahnya sangat banyak, hal inilah yang memakan waktu cukup banyak. Untungnya, ada opsi serangan bernama Z-Blast yang bisa menghabisi banyak musuh sekaligus (sekitar 20-40 musuh) sehingga Anda bisa memangkas waktu untuk menyelesaikan jenis pertarungan ini.
Sebagai sebuah cerita DLC yang dibanderol dengan harga satuan Rp 199.000, cerita Bardock jelas terasa sangat singkat dibandingkan Trunks. Secara durasi, mungkin hanya setengah dari cerita Trunks. Di luar misi sampingan dan eksplorasi, cerita utamanya bisa Anda selesaikan sekitar dua jam saja. Untungnya setelah menyelesaikan cerita Bardock, Anda akan membuka beberapa fitur baru yang sebelumnya terkunci seperti cerita Prince Vegeta, Advanced Training Ground dan Story Replay.
Prince Vegeta adalah Vegeta yang sama dengan yang Anda kenal saat ini, namun saat itu ia masih berstatus sebagai Pangeran karena ia adalah anak dari Raja Vegeta. Meskipun singkat, cerita Prince Vegeta ini setidaknya sedikit menambahkan waktu bermain Anda di DLC Bardock.
Presentation
Visual
Versi PS5 dari game ini tidak hanya sekedar port, namun lebih ke arah Remastered. Dari sisi performa, versi PS5 menawarkan dua opsi, yaitu Performance dan Quality Mode. Dengan Performance Mode, game akan berjalan dalam performa 60 fps sehingga terasa lebih luwes dan cepat saat pertempuran. Sementara, Quality Mode akan memberikan Anda model karakter, detail lingkungan, efek kilat dan tekstur yang lebih baik.
Audio
Aspek yang menurut kami sangat sempurna dari game ini adalah audio. Sang developer memanfaatkan aset yang dimiliki DBZ seperti musik dan efek suara untuk memberikan kesan nostalgia serta memanjakan para penggemarnya. Lagu pembuka CHA-LA HEAD CHA-LA dan lagu penutup Boku-tachi wa Tenshi datta yang dinyanyikan oleh Hironobu Kageyama kembali digunakan dalam game ini. Efek-efek suara khas ledakan, terbang, lontaran Ki Blast dan lainnya, masih sama seperti apa yang Anda kenal dari animenya.
Bandai Namco tidak pernah main-main setiap kali menggarap game adaptasi Dragon Ball, maka dari itu kualitas sulih suaranya sendiri tidak perlu diragukan lagi. Game ini menyediakan dua bahasa yang bisa Anda pilih, yaitu Jepang dan Inggris. yang diisi oleh para voice actor asli dari versi animenya. Namun, tidak semua percakapan disulihsuarakan secara penuh. Maka, jangan heran jika Anda hanya mendengar sepatah dua patah kata saja saat menjalani cerita sampingan.
Value
Bandai Namco cukup berbaik hati dengan memberikan Free Upgrade untuk game ini. Jadi, bagi Anda yang sudah memiliki Dragon Ball Z: Kakarot versi PS4/Xbox One, baik fisik maupun digital, Anda bisa langsung men-download versi PS5/Xbox Series X|S nya tanpa dipungut biaya ekstra. Hal ini berlaku untuk Base Game dan seluruh DLC-nya. Tidak hanya itu saja, Save Data dari versi Last-Gen juga bisa di-transfer menuju versi Next-Gen. Namun, sebelum itu, Anda harus meng-update game versi PS4-nya ke versi terbaru, kemudian melakukan Save Data dari dalam game PS4, baru kemudian Save Data tersebut bisa terdeteksi di DBZ Kakarot (PS5). Apabila Anda pernah mendapatkan Platinum Trophy pada versi PS4-nya terdahulu, Anda bisa langsung mendapatkan Instant Platinum setelah melakukan hal ini.
Bardock bukanlah satu-satunya DLC untuk Season Pass 2 karena Bandai Namco telah memastikan bahwa setidaknya masih ada dua arc cerita lagi yang akan ditambahkan ke dalam game ini. DLC cerita selanjutnya sepertinya akan mengangkat kisah Goku dan kawan-kawan saat melawan Piccolo di turnamen Tenkaichi Budokai ke-23, lima tahun sebelum Gohan lahir. Sayangnya, cerita ketiga masih belum diumumkan hingga review ini ditulis.
Conclusions
Terlepas dari apakah Anda sudah pernah memainkan di PS4/Xbox One dulu, Dragon Ball Z: Kakarot versi Remastered ini sangat layak untuk kembali Anda mainkan, apalagi ia menawarkan DLC cerita baru yang memberi Anda kesempatan mendalami kisah Ayah Goku dari perspektif cerita yang tidak pernah diceritakan dalam manga, anime maupun movie-nya. Dengan bermain sebagai Bardock, Anda berkesempatan menjelajahi Planet Vegeta sebelum dihancurkan oleh Frieza.
+ Free Upgrade dari PS4/Xbox One
+ Peningkatan visual di versi Next-Gen
+ DLC Bardock menggali cerita lebih dalam
+ Elemen RPG yang adiktif
+ Mini-game yang menyenangkan
+ Adanya opsi Performance dan Quality Mode
- DLC Bardock relatif singkat
- Terlalu banyak fetch quest
- Beberapa tekstur masih terlihat kasar
Dragon Ball Z: Kakarot versi Remastered ini sangat layak untuk kembali Anda mainkan, apalagi ia menawarkan DLC cerita baru yang memberi Anda kesempatan mendalami kisah Ayah Goku dari perspektif cerita yang tidak pernah diceritakan dalam manga, anime maupun movie-nya.