Horizon: Call of the Mountain
Guerrilla Games
Firesprite
PlayStation Studios
22 Februari 2023
PS5
Action-adventure
Remaja
Blu-ray, Digital
47 GB
Rp 879.000
Bersamaan dengan dirilisnya perangkat PlayStation®VR2, salah satu game yang menemani peluncurannya adalah Horizon: Call of the Mountain. Game yang juga menjadi bundle pada penjualan PSVR2 ini merupakan sebuah spin-off dari mahakarya Guerrilla Production, yakni Horizon Zero Dawn (2017) dan Horizon Forbidden West (2022).
Developer Firesprite nampaknya berhasil untuk memberikan pengalaman bermain aksi petualangan dari sudut pandang ketiga pada layar kaca menjadi sesuatu yang lebih immersive yang bisa disajikan dalam sebuah layar virtual. Dan dengan segala fitur dan teknologi yang disematkan pada PS VR2 ini, tak ayal jika Call of the Mountain menjadi technical showcase yang akan memberikanmu pengalaman bermain Virtual Reality di level yang berbeda.
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Berlatar belakang pada semesta game Horizon Forbidden West, Call of the Mountain mengambil karakter protagonis baru. Tidak lagi menceritakan Aloy -heroin pada seri utama Horizon Series- Call of the Mountain mengambil cerita tentang Ryas, seorang climbing and archery master warrior dari suku Carja, yang menjalani hukumannya atas pemberontakan yang dilakukan. Ryas harus menjalani sebuah ekspedisi untuk menginvestigasi suatu ancaman yang terjadi di kerajaan Sundom.
Dalam perjalanannya, Ryas mengetahui fakta bahwa saudara yang telah dicarinya selama ini, ikut terlibat dalam peliknya konflik perang saudara antar suku yang terjadi di Sundom. Bertemu dengan karakter baru dan juga karakter lama, salah satunya adalah cameo dari Aloy yang turut membantu perjalanannya, Ryas memulai petualangan untuk mencari kebenaran dan sekali lagi menyelamatkan nasib suku Carja dan yang lainnya.
Seperti apa keseruan petualangan Ryas di dunia virtual Horizon?
Temukan jawabannya dengan memainkan Horizon: Call of the Mountain!
Gameplay
Exploration
Jika selama ini Anda terpukau dengan indahnya dunia Horizon Forbidden West, maka sekali lagi Anda akan dibuat lebih terpukau dengan secara langsung merasakan berada di dunianya. Call of Mountain membawakan pengalaman bermain aksi petualangan yang berbeda, dengan menghadirkan keindahan dunia Horizon dalam skala virtual. Berperan sebagai Ryas sang protaganis utama, game single player ini akan memberikanmu sebuah pengalaman menjadi seorang master climbing dan archery.
Membahas dari sisi permainan, pada awal permainan Anda akan disuguhkan beberapa opsi Accessibility, diantaranya adalah pilihan untuk mengaktifkan Gaze Interaction, yakni memilih suatu objek atau opsi dalam game dengan menggunakan pandangan mata yang merupakan implementasi dari fitur Eye Tracking, serta memilih posisi bermain yang tersedia dalam pilihan Seated atau Standing. Untuk pengalaman terbaik, kami merekomendasikan untuk memilih Standing mode agar Anda dapat dengan leluasa melakukan manuver dan mengurangi potensi motion sickness.
Setelah selesai melakukan beberapa pengaturan, Anda akan menjalani misi awal berupa misi tutorial yang akan memberikan Anda instruksi-instruksi penting dalam game ini. Bagaimana cara untuk berjalan, melompat, memanjat, menghindar dan berinteraksi dengan benda-benda yang ada disekitarmu akan disajikan secara jelas dan praktis. Ketika mencoba tutorial tersebut, kami merasa sangat impresive dengan detail yang diberikan, baik secara gameplay maupun visual. Fitur Adaptive Trigger dan Haptic Feedback yang ada pada VR Sense dan Playstation VR2 itu sendiri benar-benar dioptimalkan sehingga dapat memberikan sensasi yang melebihi ekspektasi kami. Sensasi ketika berada dalam perahu menyusuri beningnya sungai dan lebatnya vegetasi di tengah hutan belantara, kemudian menyaksikan kedatangan segerombolan Watcher mengamati gerak-gerik kami. Sensasi ketika memanjat tebing dan bangunan lain yang juga terasa begitu nyata. Saking nyatanya hingga tangan kami pun ikut terasa pegal sebab gerakan memanjat itu memerlukan gesture tangan secara real-time.
Begitu pun ketika sampai di segmen tutorial untuk menggunakan busur dan anak panah. Kami menyukai bagaimana mekanisme combat dalam game ini dimainkan. Motion dan gesture sensor bekerja dengan sangat baik. Dengan senjata utama berupa busur dan anak panah, feeling ketika mengarahkan busur dan menarik anak panah, serta ketika melepas anak panah tersebut dan tepat mengenai sasaran, memberikan kepuasan tersendiri. Finger sensor yang ada pada VR Sense dapat mendeteksi pergerakan tangan dan jarimu, sehingga hal ini membuat Anda dapat berinteraksi dengan hampir seluruh benda yang ada, mulai dari bebatuan dan tali/tanaman merambat untuk memanjat, memegang dan menggunakan perkakas, membuka peti, membuka pintu, menarik tuas, memainkan alat musik, hingga sebuah mini game menyusun bebatuan. Kami pun sempat juga mewarnai sebuah tembok dengan cat dan kuas. Detail-detail kecil tersebut dapat terdeliver dengan baik.
Genre pada game ini termasuk linier per stage mission. Anda akan menjalani objektif misi yang biasanya tidak jauh dari berpindah dari titik satu ke titik yang lain. Fitur scanning juga dapat membantumu untuk meng-highlight waypoint atau permukaan yang dapat digunakan untuk memanjat. Namun dalam perjalanannya, Anda akan menemukan beberapa jalur yang dapat ditempuh. Misalnya, Anda dapat memilih jalur pintas yang singkat namun berbahaya, atau jalur aman namun berliku dan bertanjak. Satu hal yang kami sayangkan adalah tidak adanya penjelasan mengenai objective yang sedang Anda jalankan. Jadi, apabila Anda lupa dengan objective terakhir, maka Anda hanya dapat melakukan scanning dan mengikuti jejak untuk mencapai waypoint selanjutnya. Selain itu, game ini tidak menyediakan eksplorasi ala open world dan terbatas hanya pada satu area saja. Tidak ada map yang dapat Anda eksplore, dan fitur fast travel pun hanya terdapat untuk kembali ke markas semula. Kendati demikian, Anda tetap dapat menikmati scenery yang indah sejauh mata memandang.
Dengan jumlah misi utama lebih dari 10 misi, design level yang ada pada Call of Mountain sebagian besar berupa pegunungan ataupun bangunan yang mengharuskanmu untuk memanjat. Kadang kala Anda harus menggunakan alat bantu berupa berbagai jenis Climbing Tool untuk memudahkan aktivitas eksplorasimu. Bisa dibilang bahwa 70% dari konten game berupa eksplorasi sehingga dapat kami katakan juga Call of the mountain adalah sebuah game climbing simulator.
Selain eksplorasi, hal lain yang membuat kami takjub tak lain dan tak bukan adalah bagaimana developer mampu membuat para robot yang ada pada game ini terasa “hidup”. Sebagian besar jenis robot yang ada pada Horizon Series ditampilkan disini, seperti Watcher, Scrapper, Glinthawk, dan Bellowback. Trio legendari dino-bot yakni Tallneck, Thunderjaw dan Stormbird juga secara perkasa tampil dengan gagahnya. Namun sayangnya, meskipun latar game ini menyambung dari semesta HFW, -yang merupakan sekuel langsung dari HZD-, namun kami tidak melihat adanya robot-robot baru yang berasal dari HFW seperti Tremortusk ataupun Sunwing. Meskipun begitu, hal Itu tidak menjadi penghalang bagi kami untuk dapat menikmati pertempuran secara “langsung” dengan para robot tadi.
Pola serangan para robot memiliki pola serang yang sama di game utamanya. Sebelum menyerang, Anda dapat memindai part-part mana yang menjadi weakness dari tiap robot. Anda dapat menyerang dengan menggunakan busur dan anak panah serta ketapel bomb (akan didapatkan setelah progress misi tertentu), serta dapat membuat ammo khusus yang diantaranya terdiri dari Blaze, Shock, dan Precision Arrow. Crafting ammo pada game ini sendiri dibuat dengan animasi khusus seolah-olah Anda sedang merakit anak panah. Selain itu, Anda dapat melakukan beberapa aksi lain yang dapat dilakukan dengan gesture atau gerakan tubuh, seperti misalnya menghindari terjangan Scrapper dengan menggoyangkan tangan kanan dan kiri secara bersamaan dalam satu arah, menghilangkan efek freeze dengan mengayunkan telapak tangan ke depan VR, ataupun menghindari serangan laser dengan melakukan gerakan menunduk. Semua Itu membuat jalannya pertarungan terasa sangat Intens. Dalam pertarungan Anda memiliki Indikator Health yang berada diatas pergelangan tanganmu, berupa lembaran daun yang akan menyala hijau jika Health mu penuh, dan akan berkurang dan menyala merah jika Health mu sdalam keadaan sekarat. Anda dapat memulihkan Health dengan cara mengambil buah-buahan dan mendekatkannya ke area mulut, dan karaktermu akan memakannya. Selain itu, jika Anda sempat kalah atau mati oleh boss, misalnya Thunderjaw, maka akan ada animasi khusus dimana Thunderjaw akan menginjak atau hendak memakanmu! Sebuah pengalaman yang membuat kami berucap “WOW”!
Climbing Tools, Crafting and Upgrade Armor
Untuk mendukung eksplorasi dan combat dalam game ini, aspek Crafting merupakan hal yang penting. Armor pun tidak lupa juga dapat Anda upgrade atau ditingkatkan ketahananya. Dengan mengumpulkan armor parts yang biasanya dapat Anda peroleh setelah berhasil mengalahkan boss, atau menemukannya pada sebuah peti khusus, Armor yang Anda gunakan akan ter-upgrade secara otomatis.
Mekanisme untuk Crafting dalam game Call of Mountain ini terbilang cukup unik. Untuk menbuat special ammo, Anda membutuhkan beberapa material ataupun resource yang dapat Anda peroleh di sekitar lingkunganmu. Biasanya material-material ini dapat Anda temukan di sekitar camp atau di dalam peti. Proses craftingnya juga disajikan dengan animasi khusus yang tidak sekedar memencet tombol. Dengan posisi tangan memegang busur, Anda dapat membalikkan busurmu untuk melihat pilihan special ammo yang dapat Anda buat, kemudian setelah memilih, misalnya Anda ingin membuat Blaze Arrow, maka Anda akan secara langsung merakit part-part special ammo tersebut. Begitu pula untuk Climbing Tool. Dengan beberapa climbing tool yang akan ter-unlock seiring dengan progress story, cara membuatnya pun hampir mirip dengan membuat ammo. Anda harus membuat tool tersebut pada sebuah bench, kemudian diatas bench tersebut akan tersedia part-part dari climbing tool yang akan Anda buat lengkap dengan gambar petunjuk untuk ururan membuatnya. Sebenarnya animasi crafting ini cukup sederhana, namun dapat membuat kami merasa semakin mendalami peran sebagai seorang climber.
Game Modes
Konten yang ada pada Call of Mountain menurut kami sudah cukup untuk sebuah game single player yang menjadi technical showcase. Selain disajikan dengan story mission, Anda juga dapat memainkan Challenge Mode dimana Anda akan menjalani misi dengan konsep time attack. Disini Anda akan melakukan berbagai aktivitas eksplorasi dan berpacu dengan waktu untuk mencatatkan record terbaik. Selain itu, mode yang juga merupakan mode favorit kami, yaitu Machine Safari. Pada mode ini akan menampilkan visual showcase dari semua model robot yang ada dalam game, dengan sajian cutscene yang memukau. Dengan durasi selama kurang lebih 10 menit, Anda akan mengeksplorasi sebuah sungai dengan beragam jenis robot yang ada disana, hingga puncaknya Anda akan menyaksikan pertarungan sengit antara Thunderjaw melawan Stormbird.
Presentation
Visual
Dengan implementasi foveated rendering yang dioptimasi khusus, Call of Mountain mampu memberikan visual yang indah untuk ukuran game VR. Dengan field of view yang cukup luas, presentasi visual pemandangan ditampilkan dengan begitu menawan, meskipun untuk melihat objek dari kejauhan masih terlihat adanya sedikit blur. Ini memang merupakan ciri khas dari foveated rendering, dimana teknik visual gambarnya akan memfokuskan detail kepada objek yang kita tatap di jarak dekat. Dan berkat kemampuan Eye Tracing, PS VR2 mampu mempertahankan fokus gambar kemana pun mata kita melihat.
Meskipun sebagian besar porsi permainan merupakan eksplorasi, namun hal terserbut tidak membuat kami merasa bosan. Sesekali jika sudah mencapai suatu puncak tempat tertentu, kami berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan alam, yang mungkin saja di dunia nyata tidak akan pernah kami rasakan.
Hal lain yang kami apresiasi adalah bagaimana performance pada Call of Mountain ini terasa begitu halus. HaliIni berkat kemampuan PS VR2 yang dapat menampilkan gambar dengan resolusi hingga 4K dan frame rate yang stabil di 60 FPS. Sehingga, kami tidak lagi mengalami gejala motion sickness yang signifikan. Meskipun begitu kami tetap menyarankan anda untuk dapat membatasi waktu bermain dan selalu memberikan jeda Istirahat yang cukup di sela sesi permainan.
Audio
Kualitas suara yang dihasilkan juga patut diacungi jempol. Efek suara 3D Audio dalam game ini semakin menambah suasana realisme. Suara air terjun di kejauhan, suara para NPC yang berdialog hingga suara robot-robot yang khas terdeliver dengan sangat baik dan detail.
Conclusions
Horizon: Call of the Mountain mampu melebihi ekspektasi kami dan ia lebih dari sekedar memamerkan teknologi PSVR2. Mengoptimalkan segala fitur dan kecanggihan PSVR2, game ini memberikan pengalaman bermain yang berbeda dari semesta Horizon. Eksekusi dan implementasi gameplay yang apik dipadu dengan eksplorasi yang menyenangkan dan seru, ditambah dengan presentasi visual yang memukau serta performa yang optimal, membuat Horizon: Call of Mountain menjadi game yang wajib bagi para pemilik PSVR2.
+ Mekanisme gameplay yang solid
+ Eksplorasi Climbing simulator yang fun
+ Visual yang sangat hidup dan performa yang optimal
+ Kualitas 3D Audio yang bagus
+ Mode Machine Safari yang menarik
- Tidak adanya penunjuk objektif pada misi
- Ruang gerak untuk eksplorasi yang terbatas