God of Rock
Modus Games
Maximum Games
17 April 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Rhythm
Remaja
Digital
Rp 429.000
Pernahkah kalian berpikir, apakah yang akan terjadi jika sebuah game ritmik dikombinasikan dengan game fighting? Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak seharusnya dipertanyakan, namun justru dijawab oleh Modus Games. God of Rock, sebuah game ritmik yang mencoba memadukan konsep game ritmik dengan game fighting. Sebuah perpaduan yang tentu saja sangat unik, namun sayangnya ada beberapa hal yang membuat game ini akan dengan mudah ditinggalkan.
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Game ini bercerita tentang sebuah Dewa Rock (God of Rock) yang membangkitkan jiwa para musisi-musisi legendaris yang kemudian dipertemukan dalam satu kompetisi dan bertarung satu sama lain sebagai hiburan untuk Dewa Rock itu sendiri.
Para musisi ini pun saling bertarung untuk merebut supremasi musik di panggung dunia. Dan seperti halnya game-game fighting, terdapat 12 karakter yang bisa kita mainkan di game ini. Tentunya dengan latar belakang ceritanya masing-masing.
Gameplay
Seperti yang sudah saya sebutkan di awal review, God of Rock mencoba melakukan perpaduan antara game Rhythm dan juga game fighting. Dimana pemain akan diadu dalam pertarungan 1v1 dengan karakter lain baik dikontrol oleh AI di mode Arcade, ataupun dikontrol oleh sesama pemain di Online mode ataupun Local mode. Terdapat 12 karakter dengan skill dan keunikannya masing-masing. Kita akan dibawa bertarung ke 8 arena serta tersedia sebanyak 40 lagu orisinal yang diciptakan spesifik untuk game ini.
Konsep dari game ini tentunya cukup unik. Dimana kita akan berada di sebuah arena, mengontrol karakter dengan health bar masing-masing layaknya game fighting, tetapi berbeda dengan game fighting biasanya, di game ini kita menyerang lawan kita dengan cara memasukan input tombol-tombol yang ada sesuai dengan ritme musik yang dimainkan. Serta adanya Special Bar yang memungkinkan karakter kita untuk mengeluarkan skill-skill tertentu dengan cara memasukkan kombinasi atau urutan tombol layaknya game fighting pada umumnya.
Jika setelah kalian membaca penjelasan ini kalian berpikir kalau game ini akan menantang dan memiliki skill-ceiling yang cukup tinggi, ya perkiraan kalian benar sekali. Apalagi di tingkat kesulitan yang lebih tinggi atau jika kalian dipertemukan dengan lawan (mode online) dengan skill yang lebih tinggi.
Dengan model alur gameplay yang progresif tiap match, di mana semakin lama sebuah match, semakin sulit kombinasi tombol yang muncul, inilah yang menurut saya akan menjadi titik penentuan untuk para pemain, apakah kalian mampu sampai di level tersebut dan bahkan melampauinya tak peduli seberapa keriting jari kalian nantinya, atau kalian akan menjadi pemain yang akhirnya menyerah dan membiarkan semua not MISS, menutup aplikasi, dan menghapus game ini.
Presentation
Visual
Secara visual, game ini hadir dengan cukup baik. Sangat terlihat bahwa developer Modus Games memberikan perhatian khusus untuk visual dari game ini. Setiap arena serta desain karakter yang ada di God of Rock terlihat sangat baik untuk gaya visual yang mereka targetkan. Presentasi visual seperti animasi skill dari karakter yang sedang bertarung, serta arena yang menjadi latar pertarungan, memberikan kesan “WAH”, terlebih disaat tiap karakter mengeluarkan skillnya masing-masing.
Audio
Audio merupakan faktor terpenting tentu saja untuk game God of Rock ini, di mana selain sebagai faktor untuk memacu semangat pemain dan menambah keseruan game ini, audio dan musik menjadi pusat dari gameplay. Namun sayangnya, disinilah saya akhirnya menemukan kelemahan terbesar dari game ini, dan itu adalah musiknya sendiri.
Untuk game seperti ini, musik merupakan daya tarik utama yang membuat pemain bertahan untuk memainkan game ini, inilah yang seharusnya menjadi salah satu faktor terpenting yang berdampak terhadap replayability. Namun sayangnya musik-musik yang ada menurut saya tidak cukup untuk membuat para pemain bertahan dengan alasan yang sederhana namun fatal, musiknya kurang menarik (catchy) dan berujung ke titik mudah dilupakan.
Di sinilah saya sadar kenapa game-game rhythm serupa ada yang bisa bertahan sampai bertahun-tahun dengan fanbase yang loyal, jawabannya ada di musik. Ketika game serupa membawa track musik-musik yang sudah populer dan disukai orang hingga membuat pemain tetap kembali bermain bahkan setelah bertahun-tahun, God of Rock mencoba membawa track musik orisinal yang tentu saja akan sulit mencapai level serupa. Dan ketika game rhythm seperti ini sampai ke level tersebut, di mana elemen utama gamenya tidak cukup kuat, tentu saja tidak akan banyak pemain yang akan bertahan.
Conclusions
God of Rock merupakan game dengan konsep yang unik yang tentu saja sangat saya hargai di era game-game big-budget saat ini, terlebih dengan mulai banyaknya game hybrid yang memadukan konsep rhythm games dengan konsep atau genre game lain. Namun sayangnya, di saat gameplay game ini terbilang cukup solid, God of Rock sayangnya jatuh di aspek audio yang seharusnya menjadi nyawa dari game ini.
+ Presentasi visual yang menarik
+ 12 karakter yang bisa dipilih
- Skill ceiling yang cukup tinggi membuat game ini akan cukup sulit menciptakan playerbase yang besar.
- Musiknya yang tidak menarik, berdampak terhadap replayability gamenya sendiri.