Trinity Trigger
FuRyu
XSEED Games
Marvelous Europe
25 April 2023 (USA)
16 Mei 2023 (Europe)
PS4, PS5, Switch, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
3.1 GB (PS5)
2.9 GB (Switch)
US$ 49.99 (USA)
£44.99 (UK)
Di era tahun 1990-an, JRPG adalah salah satu genre game yang meraih puncak popularitasnya. Kala itu, lahirlah IP-IP baru yang akhirnya berhasil menorehkan tinta emas yang kini sudah dianggap melegenda. Salah satu seri yang cukup populer kala itu adalah serial Mana. Tidak seperti Final Fantasy, Dragon Quest atau Kingdom Hearts yang dianakemaskan, serial Mana memang kurang mendapat perhatian sehingga membuat eksistensinya perlahan mulai terlupakan.
Untungnya ada studio FuRyu yang datang sebagai pahlawan. Studio yang didirikan tahun 2007 itu ingin mewujudkan impian para penggemar Mana. Perusahaan yang bermarkas di Shibuya, Tokyo ini merekrut talenta berbakat dari masa lalu yang punya pengalaman pengalaman menangani game-game beken seperti Secret of Mana, Xenoblade Chronicles dan Octopath Traveler.
Berkat pendanaan dari publisher XSEED Games, mereka pun berhasil menciptakan penerus spiritual dari serial Mana yang diberi judul Trinity Trigger. Apakah game ini bisa melampaui kehebatan serial Mana atau hanya sekedar mengandalkan elemen nostalgia saja?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Di sebuah zaman yang terlupakan, God of Order dan God of Chaos menantang satu sama lain untuk mendominasi dalam bentrokan epik yang menyebar dari surga ke benua Trinitia. Bentrokan ini hampir menghancurkan dunia fana, meninggalkan senjata besar dan kuat yang tertanam di tanah bernama Arma. Para Dewa ini mengakhiri konflik mereka dengan kedua faksi memilih sebagai “Prajurit Dewa” untuk bertarung atas nama mereka.
Pada suatu hari, seorang pemuda bernama Cyan tengah hidup tenang bersama adiknya Firn. Namun, ia mendapati dirinya terpilih sebagai “Warrior of Chaos” dari seorang gadis bernama Elise. Ia ditakdirkan untuk mengakhiri perang antara God of Order dan God of Chaos. Takdir ini akhirnya memaksa Cyan untuk pergi berpetualang meninggalkan adiknya di kampung halaman.
Apakah Cyan dan kawan-kawan berhasil menaklukkan para dewa?
Temukan jawabannya dengan memainkan Trinity Trigger!
Gameplay
Trinity Trigger adalah sebuah IP JRPG baru yang menggunakan formula klasik Action RPG ala serial Mana yang pernah berjaya di era PS1. Game ini mengambil latar dunia fiktif bernama Trinitia, di mana tengah terjadi perseteruan antara God of Order dan God of Chaos.
Protagonis utama dalam game ini adalah seorang pemuda bernama Cyan yang punya keanehan pada matanya. Terkadang matanya akan berubah warna menjadi merah, namun tanpa ada penjelasan yang pasti. Cyan hidup damai di sebuah desa Woodroost bersama adiknya, Firn.
Serupa dengan game JRPG jadul, permainan dimulai saat Cyan terbangun dari tidurnya. Sehari-harinya Cyan bekerja mengumpulkan barang dari dungeon di dekat tempat tinggalnya. Suatu hari, muncullah sebuah gempa besar yang membuat dungeon tersebut dipenuhi oleh monster. Di dalam dungeon tersebut, Cyan ditakdirkan bertemu dengan makhluk aneh berwarna merah yang bentuknya mirip dengan kelinci. Makhluk bernama Flamme itu adalah seekor Trigger, sebuah makhluk ajaib yang bisa berubah menjadi senjata.
Selama perjalanannya, Cyan bertemu dengan dua rekan barunya yang bernama Elise dan Zantis yang ternyata juga didampingi oleh seekor Trigger sebagai partner. Bersama Elise dan Zantis, Cyan pun mengarungi petualangan untuk menghentikan pertempuran antara God of Order dan God of Chaos.
Exploration
Pola permainan game ini mengadopsi gaya klasik, yang mana secara linear menuntut Anda untuk berkelana dari satu kota ke kota lainnya lewat misi utama. Anda akan melakukan penjelajahan field, kemudian dilanjutkan dengan menelusuri dungeon berisikan monster dan ditutup dengan pertarungan melawan boss.
Di awal permainan, Anda hanya akan mengendalikan Cyan seorang. Seiring berjalannya permainan, Anda akan bertemu dengan Elise dan Zantis yang nantinya akan bergabung ke dalam tim dan menjadi karakter playable. Formasi tiga orang ini mengingkatkan kami pada game Secret of Mana.
Jika bermain secara single-player, Anda bisa berganti peran dengan Elise dan Zantis dengan menekan tombol L2 atau R2. Uniknya, game ini juga mendukung fitur Local Multiplayer hingga tiga pemain. Jika Anda memiliki dua kontroler ekstra, maka Anda bisa memainkannya bersama teman atau keluarga dalam satu layar yang sama.
Trinitia sendiri terdiri dari berbagai kota, field dan dungeon. Setiap kota seperti punya temanya masing-masing. Anda akan menemukan tempat-tempat bertemakan hutan, gunung es, gurun pasir dan lain sebagainya. Perbedaan tema area ini juga berdampak pada jenis musuh yang akan Anda hadapi nanti.
Ukuran peta pada setiap area sebenarnya tidak terlalu besar dan cenderung linear. Namun, yang membuatnya menarik untuk dijelajahi adalah terkadang ada area-area tersembunyi yang tidak tergambarkan dalam peta sehingga Anda harus rajin mengecek sudut tempat apakah ada jalan rahasia atau tidak. Karena di area-area tersembunyi itu biasanya ada peti harta karun yang berharga atau malah ada boss opsional yang bisa Anda hadapi.
Selain misi utama, Anda tentu saja bisa menjalankan misi sampingan yang menghadiahkan Anda berbagai sumber daya seperti item atau uang. Tidak seperti game RPG yang tidak memiliki indikator khusus, game ini sangat memudahkan Anda untuk melacak misi sampingan. Bahkan, Anda juga diberi tahu lokasi objektif agar tidak membuang banyak waktu dalam pencarian.
Tidak seperti game jadul yang mengharuskan Anda untuk menjelajahi dunianya secara manual dengan berjalan kaki, untungnya game ini menyediakan fitur Fast Travel lewat Save Point yang sudah Anda aktifkan sebelumnya. Jadi, jika ada sesuatu yang tertinggal di area sebelumnya seperti peti harta atau sidequest, Anda bisa kembali ke sana dalam sekejap mata.
Selain kota dan field, dungeon menjadi salah satu tempat yang akan sering Anda kunjungi. Menurut kami, desain dungeon dalam game ini cenderung repetitif karena terlihat mirip satu sama lain. Untungnya, ada gimmick-gimmick khusus yang membuat rintangannya agak menantang. Selain itu, ada juga titik-titik Fast Travel yang tersedia dalam dungeon, sehingga Anda tidak harus menelusurinya dari awal apabila ada sesuatu yang tertinggal.
Battle
Game ini menggunakan sistem pertarungan Realtime Action yang mana Anda bisa langsung bertarung saat bertemu monster di field maupun dungeon. Tidak hanya itu saja, Anda juga bahkan bisa bergonta-ganti karakter secara instan selama pertarungan berlangsung.
Kontrol pertarungannya sendiri terbilang sederhana. Anda punya satu tombol serangan yang hanya perlu ditekan berulang kali untuk menghasilkan kombo. Uniknya, serangan kombo normal tiap karakter bisa Anda kustomisasi antara dua variasi. Tiap tipe serangan ini bisa Anda perkuat dengan mengalokasikan sejumlah poin. Selain serangan normal, Anda juga bisa melancarkan skill khusus dari senjata yang digunakan dengan tombol segitiga saat senjata Anda telah bersinar terang.
Serangan normal karakter dibatasi oleh parameter stamina yang akan terkuras apabila melancarkan kombo. Bar ini memang akan pulih secara otomatis dan Anda bisa tetap melancarkan serangan, meskipun bar telah terkuras. Namun, efektivitasnya akan berkurang drastis apabila Anda memaksakan serangan dalam kondisi bar kosong. Selain menunggu, Anda juga bisa mengisi bar ini dengan cara menghindari serangan musuh sesaat sebelum terkena serangan. Ada juga efek Slowmotion pada musuh yang membuka ruang untuk melakukan serangan balasan saat itu juga.
Saat pertarungan berlangsung, Anda punya tiga parameter yang harus diperhatikan. Pertama, tentu saja Health Bar yang menjadi indikator kesehatan karakter. Apabila Health Bar terkuras, maka karakter akan tumbang. Namun, mereka bisa dibangkitkan kembali oleh rekannya yang masih hidup menggunakan item tertentu.
Lalu, ada parameter Aura yang jika terisi penuh, maka Anda bisa memperkuat karakter dengan menekan tombol kotak. Selama bar ini masih tersisa, karakter Anda akan menjadi kuat sementara. Terakhir adalah parameter Trinity, yang terletak di kanan bawah layar. Ia akan terisi apabila Anda melepaskan atau terkena serangan. Fungsinya adalah untuk melancarkan serangan kombinasi antara tiga karakter bernama Trinity Attack yang bisa dipicu dengan menahan tombol serangan.
Cyan, Elise dan Zantis akan didampingi oleh Trigger sebagai partner. Setiap Trigger bisa berubah menjadi senjata, sesuai dengan yang Anda pilih. Sepanjang permainan, nantinya para Trigger ini bisa mendapatkan bentuk baru untuk menjadi senjata lain.
Misalnya, Flamme yang mendampingi Cyan, awalnya hanya bisa menjadi pedang saja. Setelah menemukan altar api, nantinya ia juga bisa berubah menjadi bentuk lain seperti busur, tombak, kapak, tinju dan lainnya. Total ada delapan variasi senjata yang bisa Anda kumpulkan di sini, namun hanya ada empat Quick Slot untuk senjata yang bisa Anda alokasikan pada D-Pad.
Presentation
Visual
Trinity Trigger bukanlah JRPG yang punya visual yang mewah seperti game-game keluaran Square Enix. Namun, FuRyu justru dapat menerjemahkan menjadi lebih atraktif meskipun dalam balutan visual yang sederhana. Baik karakter maupun lingkungannya di-render dengan teknik cel-shading yang kental sehingga menumbuhkan kesan anime pada tampilannya.
Meskipun terlihat sederhana, lingkungannya terbilang variatif karena ia menampilkan beragam area seperti hutan, gunung es, padang pasir dan sebagainya. Yang agak sedikit mengecewakan mungkin hanyalah desain dungeonnya yang terlihat generik dan repetitif.
Presentasi HUD-nya sendiri dibuat sedemikian intuitif agar informasi yang dibutuhkan oleh pemain tersampaikan dengan baik. Namun, yang membuat kami terkesima adalah artwork karakternya yang tampak begitu indah menyertai setiap percakapan berlangsung. Goresan tinta pada artwork-nya mengingatkan kami pada game Xenoblade Chronicles karena memang ditangani oleh orang yang sama, yaitu Raita Kazama.
Audio
Menurut kami, salah satu aspek yang paling menonjol dari game ini adalah audionya. Soundtrack-nya benar-benar membawa kami bernostalgia pada game-game RPG lawas yang punya alunan melodi indah nan menghangatkan hati. Lagu-lagunya terdengar simpel, namun sangat enak didengar dalam waktu yang lama.
Pun demikian dengan sulih suaranya yang cukup solid dan dibawakan dengan baik. Baik bahasa Inggris maupun Jepang, keduanya punya diperankan secara optimal sehingga dialog yang dibawakan selalu nyaman untuk disimak.
Value
Sepanjang tahun 2023 ini, Trinity Trigger menjadi salah satu JRPG yang meninggalkan kesan cukup mendalam bagi kami. Ia menawarkan pengalaman petualangan yang lugas, intens dan menarik. Meskipun terkadang Anda pola permainannya terkesan repetitif, namun kekurangan tersebut bisa segera tertutupi dengan kelebihan lainnya yang membuatnya bersinar. Di balik kesederhanaannya dalam berbagai aspek, game ini terasa begitu menyegarkan sekaligus familiar, rasanya seperti disambut oleh keluarga saat pulang ke rumah setelah pergi sekian lama.
Conclusions
Di tengah ramainya game RPG modern yang didominasi oleh konsep Open-world, game seperti Trinity Trigger ini jelas menjadi sebuah perjalanan nostalgia tersendiri. Dan bagi Anda yang tidak terlalu menyukai genre Turn-based RPG, game ini bisa menjadi pilihan alternatif yang wajib Anda coba.
Sebagai penerus spiritual serial Mana, Trinity Trigger bagaikan surat cinta untuk para penggemarnya dari masa lalu. Kami yakin Anda akan langsung jatuh hati begitu terjun ke dalam dunia Trinitia. Kami berharap game-game seperti ini bisa kembali menjamur agar kita bisa punya lebih banyak pilihan dalam genre JRPG.
+ Elemen nostalgia yang kuat
+ Jajaran karakter yang menarik
+ Pertarungan sederhana dan menyenangkan
+ Dialog lugas dan tidak bertele-tele
+ Banyak area tersembunyi untuk dieksplorasi
+ Side Quest punya cerita sendiri
+ Lingkungan kota dan field atraktif
+ Mendukung Local Coop
+ Artwork karakter yang indah
+ HUD yang intuitif
+ Musik yang hangat
+ Sulih suara cukup oke di kedua bahasa
- Plot cerita terasa klise
- Tidak ada mekanisme yang revolusioner
- Desain dungeon terasa repetitif
- Pertarungan boss terlalu mudah