[Review] Death or Treat

Roguelite adalah turunan dari genre Action yang masih terus berkembang seiring berjalannya zaman. Di tengah maraknya game Metroidvania yang datang dari developer indie, Saona Studios justru mencoba peruntungannya dalam genre Roguelite yang bertemakan Halloween. Dengan mengusung judul Death or Treat, apakah game ini bisa melampaui game-game Roguelite yang sudah tersedia di pasaran?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

Game ini berlatarkan di sebuah dunia yang menyeramkan, di mana terdapat seorang hantu bernama Scary. Ia adalah pemilik sebuah toko bernama Ghost Mart dan sedang menuju Hallow Town sebagai tempat berlabuh berikutnya. Sayangnya, sesampainya di Hallow Town, ia menemukan bahwa kota tersebut sangat sepi layaknya kota mati.

Potensi pendapatan yang seharusnya bisa ia dapatkan ternyata dicuri secara curang oleh perusahaan jahat bernama FaceBoo! yang juga memiliki anak perusahaan seperti DarkChat, Riptok dan Deviltube. Perusahaan ini dipimpin oleh seseorang yang licik bernama Clark Fackerberg. Untuk mengembalikan penduduk HallowTown yang hilang, Scary harus menjatuhkan Clark Fackerberg yang didukung oleh perusahaan jahatnya.

Mampukah Scary menumbangkan Clark Fackerberg seorang diri?

Temukan jawabannya dengan memainkan Death or Treat!

Gameplay

Roguelite adalah sebuah turunan dari genre Action, di mana setiap kali karakter Anda mati, Anda akan menemukan desain level yang berbeda untuk dilewati pada perjalanan selanjutnya. Ukuran level dalam game ini sebenarnya tidak terlalu besar dan tidak diproduksi secara prosedural sehingga menghasilkan desain level yang benar-benar acak. Setiap kali Anda mati, level hanya akan diacak dengan desain yang mungkin sudah pernah Anda lewati sebelumnya.

Setiap memulai satu perjalanan, Anda akan dibekali kemampuan secara acak yang bisa Anda gunakan sampai Scary mati, seperti labu jingga yang bisa menembak musuh, tameng yang melindungi Anda dari serangan pertama, Health ekstra atau peningkatan atribut kekuatan.

Scary dibekali kemampuan aksi sederhana layaknya protagonis pada umumnya, seperti Main Attack, Secondary Attack, Double Jump dan Dash. Serangan utama terasa lebih cepat, namun lemah. Sementara, serangan sekunder memang agak lambat, tapi lebih kuat. Dengan menggabungkan serangan utama dan sekunder, Scary bisa menghasilkan serangan Uppercut. Selain itu, ia juga bisa melakukan Slam apabila melakukan Secondary Attack saat berada di udara.

Selain serangan fisik, ada juga serangan spesial dari pilihan Anda di awal permainan, yaitu Ghost Explosion, Jumpscare dan Boo!merang. Setelah mencoba ketiganya, kami merasa Ghost Explosion adalah serangan spesial yang lebih baik dari yang lainnya. Boo!merang tidak bisa mengincar musuh apabila Anda berada dalam ketinggian yang berbeda dengan musuh, sementara Jumpscare hanyalah serangan berputar ala Tazmanian Devil dengan kerusakan yang tidak terlalu besar.

Variasi musuh dalam game ini secara mengejutkan menjadi elemen terbaik yang bisa kami apresiasi. Dalam empat dunia yang bisa Anda jelajahi, Anda akan menemukan ragam musuh yang berbeda satu sama lain. Pada dunia DarkChat, Anda akan menemukan banyak musuh berjenis kelelawar yang beterbangan di sepanjang area. Sementara, pada area kedua, musuh kelelawar akan digantikan oleh musuh penyihir yang bisa melemparkan proyektil berupa bola listrik yang bisa Anda pantulkan kembali.

Untuk musuh-musuh yang lebih kuat, biasanya terdapat indikator berupa titik merah di atas kepalanya. Jadi, Anda bisa memutuskan apakah akan melawan mereka atau melewatinya demi kebaikan bersama. Karena Scary adalah seorang hantu, Anda bisa menembus tubuh musuh saat bersentuhan dengannya tanpa terkena damage apapun. Hal ini sangat krusial, terutama jika Anda berhadapan dengan musuh yang punya fisik lebih besar. Dengan demikian, Anda tidak perlu mundur saat berhadapan dengan mereka dan cukup melewatinya saja.

Presentation

Visual

Death or Treat ditenagai oleh engine Unity yang sudah sangat sering digunakan pada game 2D yang datang dari developer indie. Ia menawarkan presentasi visual 2D dengan gaya gambaran tangan yang enak dilihat. Karakter-karakternya tampak ekspresif dan latar belakangnya juga kaya akan detail. Meskipun bertemakan Halloween, namun dunianya benar-benar terlihat indah.

Dari sisi performa pun, tidak ada kendala berarti karena game ini berjalan mulus meskipun banyak musuh yang muncul di layar. Satu-satunya yang mungkin harus diperbaiki penggunaan font yang membuat teks dalam game ini menjadi sulit terbaca jelas.

Audio

Audio dalam game ini sebenarnya bagus. Ia dilengkapi soundtrack yang menarik dan beberapa efek suara yang sangat enak untuk didengar telinga, apalagi jika Anda menggunakan headphone. Sayangnya, tidak ada sulih suara yang disertakan olehnya, sehingga tiap percakapan terasa sunyi dan memaksa Anda harus membaca teks yang font-nya sulit dibaca.

Value

Pada game berkonsep Roguelite, setiap kematian seharusnya bisa membuat kita menjadi lebih baik lagi pada perjalanan selanjutnya dengan bermodalkan progress dari perjalanan sebelumnya. Sayangnya, game ini justru menghapus semua progress yang Anda lakukan saat karakter mati, sehingga perjalanan sebelumnya terasa sia-sia.

Hal di atas lah yang membuat game ini kurang ramah bagi para pemula, apalagi jika Anda belum pernah memainkan game Roguelite sebelumnya. Peristiwa seperti ini bisa jadi membuat Anda stress berkepanjangan karena telah membuang-buang waktu untuk permainan yang tak ber-progress.

Conclusions

Death or Treat sebenarnya adalah game Rogulite yang menyenangkan untuk dimainkan. Namun, ia meninggalkan perasaan yang campur aduk bagi kami karena sistem progress-nya yang benar-benar menyebalkan. Ia tidak mewariskan sesuatu yang berguna setiap kali karakternya mati malah justru menghapus semua progress yang memaksa Anda memainkannya ulang dari nol. Hal ini jelas membuat waktu yang sudah dialokasikan pemain pada perjalanan sebelumnya terasa sia-sia dan kurang dihargai.