The Lord of the Rings: Gollum
Daedalic Entertainment
NACON SA
25 Mei 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Action-adventure, Stealth
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
19 GB
Rp 829.000 (Standard)
Rp 999.000 (Precious)
The Hobbit dan The Lord of the Rings (LOTR) merupakan salah satu seri novel bertemakan fantasi yang sangat digemari oleh para fansnya, hingga berkembang menjadi film bioskop trilogi. Selain itu terdapat juga film animasi, film seri, dan berbagai video game yang mengambil kisah atau lore berdasarkan dari kedua novel tersebut, karena dunia Middle-earth sangatlah luas penuh dengan berbagai lokasi, makhluk dengan berbagai ras dan bentuk, dan tentunya karakter-karakter yang menarik.
Daedalic Entertainment mengambil keputusan yang cukup berani untuk membuat sebuah video game LOTR dengan fokus utama salah satu karakter bernama Gollum, yang tidak pernah dibahas secara detil baik di novel maupun film-filmnya.
Apakah The Lord of the Rings: Gollum dapat menarik perhatian para gamer untuk menyelami kisah Gollum?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Untuk Anda yang cukup awam dengan kisah LOTR, kisah ‘Gollum’ bermula dari saat Bilbo Baggins berhasil kabur dengan One Ring, membuat Gollum menjadi emosi dan bertekad untuk merebutnya kembali. Namun di tengah perjalanan dia tertangkap oleh para Nazgûl (atau Ringwraiths) dan pasukan Goblin yang diutus oleh Sauron untuk menemukan kembali One Ring.
Alhasil Gollum dipenjara dan dijadikan budak bersama tawanan-tawanan Barad-dûr lainnya di Mordor. Namun Gollum tetap bertekad untuk menemukan kembali sang ‘Precious’, sehingga dia mencari tahu cara kabur dari penjara, dibantu oleh satu karakter manusia misterius yang telah menjadi tawanan lebih lama sebelum Gollum.
Jika Anda mengharapkan petualangan Gollum akan berpindah-pindah dari satu lokasi ikonik Middle-earth ke lokasi ikonik lainnya seperti saat sedang menonton The Fellowship of the Ring, maka siap-siaplah untuk kecewa. Hampir 1/2 game Gollum akan berada di penjara Barad-dûr karena rencana awal untuk kabur tidak sukses, membuat dia bertahun-tahun terperangkap di Mordor. Pada akhirnya dia berhasil kabur dan kita melihat lokasi ikonik lainnya, namun hal ini terasa terlalu lama dan menjadi tidak menarik.
Gameplay
LOTR: Gollum memiliki jenis permainan dengan campuran platformer dan stealth, mirip dengan seri awal game-game Assassin’s Creed. Anda harus selalu melakukan lompat ke pijakan, memanjat atau menuruni dinding, melakukan wall-run untuk menggapai area yang tidak dapat digapai dengan lompat. Namun sering terjadi saat menekan tombol-tombol yang sesuai, aksi platforming Anda akan menjadi gagal atau Gollum melompat ke arah yang tidak kita inginkan.
Belum lagi tombol toggle antara berjalan dan berlari yang tidak memiliki indikator yang jelas terhadap Gollum, sehingga seringkali kita bingung apakah Gollum sedang dalam statu berjalan atau berlari. Hal ini sering kali mengakibatkan gagalnya lompat atau aksi pada sesi platforming.
Untuk mekanisme stealth sendiri pun tidak menarik dan terasa kaku, seperti game-game era awal tahun 2000. Anda dapat melakukan stealth dengan merangkak di rumput atau bayangan, membuat Gollum tiba-tiba berubah menjadi sangat hitam entah kenapa. Untuk melewati rintangan para penjaga penjara Anda dapat melempar batu ke benda yang akan mengeluarkan suara, sehingga para penjaga akan berpindah lokasi untuk memeriksanya.
Gollum pun memiliki “sense” untuk melakukan semacam scan di area sekitar dia, untuk melihat para musuh, item-item, atau benda unik. Tidak ada penjelasan yang cukup detil mengapa dia memilikinya, dan bagaimana dia dapat menguasai keahlian tersebut. Tampaknya pihak developer ingin menggabungkan segala fitur dan mekanik dari berbagai macam game-game bergenre stealth, tapi jadinya terlihat tidak original.
Presentation
Visual
Berbicara mengenai visual, tampilan dalam game ini terlihat cukup buram dan teksturnya agak kasar, seperti dikerjakan secara terburu-buru untuk mengejar tanggal rilis. Detail para karakter kurang jelas, dan bahkan terkadang terlihat seperti karakter film kartun. Entah ini memang dari pilihan desain pihak developer, atau karena game ini rilis di berbagai platform, sehingga tampilannya terasa kurang optimal. Yang terlihat cukup bagus di sini hanyalah karakter Gollum sendiri. Dia terlihat hidup dan mirip seperti di film The Hobbit dan The Lord of the Rings, dengan mimik muka dan gerakan mata yang realistis.
Seperti game-game tema single-player biasanya, maka terdapat banyak cutscene di tengah permainan atau saat pergantian satu chapter ke chapter lainnya. Gollum memiliki transisi antara gameplay ke cutscene yang cukup kasar, dan sering kali kita harus masuk ke loading screen terdahulu sebelum suatu cutscene berjalan. Hal ini jelas sangat mengganggu pengalaman bermain kami, mengingat kami memainkannya di konsol PS5.
Audio
Suara Gollum di sini cukup berbeda dengan di film-filmnya, karena bukan diisi oleh Andy Serkis. Suara Gollum di sini terdengar lebih lembut dan tidak menakutkan. Hal ini mungkin dimaksudkan agar pemain tidak merasa ketakutan dan bisa sedikit simpatik terhadap nasib Gollum. Untuk soundtrack dan audio lainnya tidak ada yang ikonik seperti adegan-adegan di film The Hobbit dan LOTR, sehingga terdengar cukup biasa dan tidak berkesan.
Value
Dengan game berdurasi kurang lebih 20 jam, kisah Gollum serta elemen gameplay-nya sama sekali tidak menarik. Hampir setengah permainan kita hanya melihat suasana penjara Barad-dûr yang suram dan hambar. Kita juga sama-sama sudah tahu bahwa akhir perjalanan game ini akan berlanjut ke film The Two Towers, sehingga tidak ada adegan atau momen yang sangat penting untuk Anda perhatikan di sini.
Conclusions
The Lord of the Rings: Gollum membuat salah satu karakter ikonik dari serial filmnya, menjadi ahli parkour dan stealth dalam sekejap. Namun, desain game ini benar-benar terlihat membosankan, ditambah dengan skema tombol-tombol yang kurang nyaman membuat pengalaman bermain kami sangat menyebalkan. Tidak heran jika di novel-novel LOTR kisah Gollum tidak pernah dijelaskan secara detail, karena saat Anda memainkan pun, Anda akan merasa baha ia memang tidak perlu diceritakan sama sekali.
+ Berfungsi sebagai jembatan antara The Hobbit dan The Fellowship of the Ring dari sisi Gollum
- Visual yang kasar dan kurang tajam
- Transisi antara cutscene dari/ke gameplay kurang mulus
- Mekanisme platforming dan stealth yang banyak bug
- Skema kontrol yang menyebalkan
- Input tombol tidak responsif