Shin chan: Shiro and the Coal Town
h.a.n.d.
Millenium Kitchen
Neos Corporation
2 Mei 2024
Switch
Adventure
Semua Umur
Cartridge, Digital
2.29 GB
US$ 47.99
Crayon Shinchan adalah salah satu judul anime yang sangat populer, khususnya di Indonesia. Popularitasnya yang meledak di era 2000an lalu, tak lepas dari peran serta salah satu stasiun TV swasta yang rutin menayangkannya setiap hari Minggu pagi. Anime yang ceritanya ringan untuk diikuti ini bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Shinnosuke Nohara atau yang sering dipanggil Shinchan. Berbeda dengan anak sebayanya, tingkah laku dan omongan Shinchan kerap kali seperti orang dewasa sehingga membuat repot orang-orang di sekitarnya.
Di tahun 2022 lalu, Crayon Shinchan mendapatkan adaptasi video game konsol dengan skala yang cukup besar dengan skala Internasional. Digarap oleh developer Millenium Kitchen di bawah payung publisher NEOS, tidak disangka game tersebut ternyata cukup sukses dan diterima di kalangan gamer. Hal inilah yang memotivasi NEOS untuk melanjutkan serial game tersebut dan menggandeng developer h.a.n.d. untuk membantu pengembangannya. Setelah kurang lebih dua tahun lamanya, game kedua Crayon Shinchan akhirnya rilis secara eksklusif untuk Nintendo Switch dengan judul Shin chan: Shiro and the Coal Town.
Apa saja yang menarik dari petualangan kedua Shinchan?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Pada suatu hari, Hiroshi Nohara (Papa Shinchan), tiba-tiba mendapat panggilan tugas dari kantornya untuk dinas ke Prefektur Akita, yang juga merupakan kampung halamannya. Hal inilah yang membuat keluarga Nohara untuk sementara waktu harus pindah ke prefektur Akita dan menyewa rumah di sana sebagai hunian sementara. Rumah sewaan itu terletak tak jauh dari rumah orang tua Hiroshi, sehingga Kakek Ginnosuke dan Nenek Tsuru sangat senang bisa bertemu cucunya setiap hari.
Shinnosuke Nohara atau Shinchan menikmati liburannya di Akita dengan bermain bersama Sang kakek dan anjing peliharaannya, Shiro. Kakek Gin mengajarkan Shinchan banyak hal baru seperti menangkap serangga dan memancing. Di Akita, Shinchan juga berkenalan dengan warga lokal, dari anak-anak hingga orang dewasa. Hari-hari Shinchan di Akita terasa begitu indah dan damai, sampai suatu hari Shiro datang dalam keadaan berlumuran jelaga.
Tak berapa lama kemudian, Shiro pun berlari menuju suatu tempat seolah mengajak Shinchan untuk mengikutinya. Keduanya akhirnya tiba di sebuah tempat terbengkalai yang berisikan rel kereta tua. Lalu, tiba-tiba saja sebuah kereta misterius datang dan menjemput keduanya untuk menuju kota aneh bernama Coal Town.
Mengapa Shinchan dan Shiro bisa tiba di kota misterius itu?
Apa yang sebenarnya terjadi di Coal Town?
Temukan jawabannya dengan memainkan Shin chan: Shiro and the Coal Town!
Gameplay
Dalam game ini, diceritakan bahwa Keluarga Nohara sedang berpindah sementara dari Kasukabe ke Prefektur Akita karena Papa Shinchan sedang mendapatkan tugas dinas dari kantornya. Oleh karena itu, mereka kini tinggal di sebuah rumah sewaan bergaya Jepang tradisional di mana lantainya masih beralaskan tatami, lalu ada kotatsu di ruang keluarga dan tidur menggunakan futon.
Serupa dengan game sebelumnya, Shin chan: Me and the Professor on Summer Vacation -The Endless Seven-Day Journey-, Anda akan berpetualang di sebuah desa yang pemandangannya sangat indah. Di dalam desa ini, Shinchan akan bertemu dan berinteraksi dengan warga lokal, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Prefektur Akita
Jika game pertamanya dulu, Shinchan berpetualang di Prefektur Kumamoto, kini dalam game keduanya Shinchan akan berpetualang di Prefektur Akita. Mengingat tempat ini merupakan kampung halaman Hiroshi Nohara (Papa), tentu saja Shinchan akan bertemu dengan kakek dan neneknya di sini.
Berbeda dengan prekuelnya di mana Shinchan dibekali sebuah kamera untuk mengabadikan momen liburannya, di sini fitur kamera telah dihilangkan karena Shinchan tak lagi dituntut menemukan suatu momen untuk dikirimkan ke surat kabar lokal. Namun, mekanisme permainan dari seri sebelumnya seperti menangkap serangga menggunakan jaring, memancing ikan, dan menanam tanaman masih dipertahankan di seri kedua ini. Serangga dan ikan hasil tangkapan bisa diabadikan ke dalam buku koleksi dengan berbicara kepada NPC.
Selama berkeliaran di dalam desa, waktu akan terus berjalan dari mulai pagi hingga malam. Biasanya, aktivitas Shinchan di pagi hari akan dimulai dengan sarapan bersama keluarga. Lalu, setelah Papa Hiroshi berangkat bekerja, baru lah Shinchan punya banyak waktu luang sampai matahari terbenam. Anda bisa mengatur jalannya aliran waktu menjadi tiga opsi: lambat, normal atau cepat. Kami sendiri memilih opsi lambat agar Shinchan bisa melakukan aktivitas lebih banyak dan tidak terburu-buru.
Menurut kami, petualangan Shinchan di seri kedua ini terasa jauh lebih terarah karena misi utama dan sampingannya terbagi dengan jelas. Untuk memajukan cerita, Anda harus menyelesaikan misi utama, sementara misi sampingan biasanya berfungsi untuk membuka jalan yang sebelumnya tertutup atau dihalangi oleh NPC. Dengan memenuhi misi-misi tersebut, nantinya akan lebih banyak area yang bisa dijelajahi oleh Shinchan seperti puncak gunung, danau, bukit, rumah tetangga dan lain sebagainya.
Saat matahari terbenam, biasanya Shinchan akan otomatis pulang ke rumah untuk makan malam bersama keluarganya. Setelah makan malam selesai, Anda diberi opsi apakah akan langsung tidur di futon atau tidak. Apabila tidur di futon, hari akan berganti dan petualangan lanjut keesokan harinya. Dan apabila masih ingin berkeliaran ke luar rumah, Shinchan tetap bisa melakukannya. Namun, area yang bisa dikunjungi malam hari akan jauh lebih sedikit dari siang hari, mengingat Shinchan tetaplah anak berusia 5 tahun yang harus mematuhi larangan orang tuanya.
Keuntungan berkeliaran di malam hari adalah Anda bisa saja menemukan serangga, ikan atau item yang tidak bisa Anda temukan di siang hari. Akan tetapi, tetap ada batasan waktu untuk eksplorasi di malam hari, karena jika Shinchan sudah merasa mengantuk, maka ia akan otomatis pulang dan tidur di rumahnya.
Coal Town
Sebagai seri kedua, developer jelas ingin memperluas skala dunianya menjadi lebih besar dari sebelumnya. Hal ini ditandai dengan hadirnya sebuah lokasi baru yang bisa Anda kunjungi. Di pertengahan cerita setelah menyelesaikan beberapa misi utama, nantinya Shinchan akan diajak oleh Shiro untuk menaiki kereta di sebuah tempat terbengkalai yang penuh dengan semak belukar dan sebuah rel kereta api.
Dengan naik kereta api misterius inilah, Shinchan dan Shiro kemudian tiba di sebuah kota yang sangat aneh dan punya aliran waktu yang berbeda dengan Prefektur Akita, seolah-olah ini adalah dunia fantasi yang terputus dari dunia nyata. Di kota ini, Shinchan akan bertemu dengan karakter-karakter baru seperti seorang kakak perempuan bernama Sumi dan ilmuwan cantik bernama Yuri.
Petualangan di Coal Town juga punya batasan waktu. Jadi jika sudah terlalu lama dan Shinchan merasa mengantuk, maka ia akan otomatis kembali ke desa Akita. Coal Town ini hanya bisa dikunjungi oleh Shinchan selama pagi dan siang hari saja. Apabila matahari sudah terbenam, Shinchan tidak bisa lagi mengakses tempat ini, implementasinya mirip dengan game Persona 4 yang mengizinkan karakternya pindah ke dunia lain di siang hari saja.
Selama berada di Coal Town, Anda akan melakukan aktivitas yang berbeda. Shinchan tidak akan menangkap serangga atau memancing ikan di sini, melainkan membantu Sumi dan Yuri untuk merakit sebuah alat ajaib dengan mengumpulkan barang tambang dan item-item tertentu dan memainkan sebuah mini-game baru yaitu balap kereta tambang yang cukup seru dan menantang. Alat-alat ajaib yang berhasil tercipta biasanya akan diletakkan di Coal Town agar bisa berguna untuk warga sekitar. Selain Sumi dan Yuri, Shinchan juga bisa berinteraksi dengan banyak NPC di Coal Town ini, sehingga akan ada banyak sekali interaksi yang terjadi.
Presentation
Visual
Ketika game-game adaptasi anime lainnya mengedepankan efek visual dan render karakter yang serealistis mungkin, lain halnya dengan game Shin chan yang justru tetap mempertahankan gaya visual ala animenya. Model karakter 3D nya tidak pernah terasa berlebihan dari segi desain sehingga membuat para penggemarnya dapat dengan mudah mengenalinya.
Performa game ini juga mengalami banyak peningkatan, salah satunya adalah ketika terjadi transisi area. Jika dalam game sebelumnya, layar seringkali terlihat seperti membeku saat berpindah area, kini hal tersebut tidak akan Anda temui lagi sehingga perpindahan area terasa sangat mulus.
Satu hal yang juga perlu kami soroti secara khusus justru bagaimana developer meracik pemandangan alamnya dengan sangat indah dan detail. Rumah tradisional, persawahan, sungai, danau, pegunungan, bukit hingga rimbunnya pepohonan membuat mata kami terasa segar kembali setelah memainkannya. Ini adalah game yang sangat cocok untuk Anda yang rindu dengan suasana kampung halaman yang asri dan teduh.
Pemandangan yang disajikan di Coal Town juga tidak kalah menarik. Kota fantasi yang dikunjungi Shinchan ini memang terlihat misterius di awal. Namun, lama-kelamaan keindahannya justru kian terasa saat semakin banyak area yang terbuka untuk dikunjungi. Dengan berbagai properti yang aneh di kota ini, kami merasa seperti sedang menonton film layar lebar Shinchan yang biasanya ditayangkan di bioskop.
Audio
Presentasi visual yang sangat indah tadi, tak akan lengkap rasanya apabila tidak didukung dengan kualitas audio yang mumpuni. Developer h.a.n.d. sepertinya sangat mencintai serial Crayon Shinchan itu sendiri karena mereka berhasil menyusun jajaran soundtrack yang tepat untuk membangun atmosfer pedesaan yang damai. Selama berpetualang di desa, Anda bisa mendengar musik-musik yang syahdu dan menenangkan hati, sambil sesekali mendengar efek suara kicauan burung, bel kereta api, suara serangga musim panas dan suasana teduh di pedesaan. Sementara, saat berada di Coal Town, Anda akan mendengar efek suara seperti mesin tambang dan riuh ramai warga kota yang beraktivitas. Anda benar-benar menemukan dua atmosfer yang berbeda di kedua lokasi tersebut.
Game ini menyediakan empat jenis bahasa untuk sulih suaranya, yaitu Jepang, Korea, Taiwan dan Mandarin. Bahasa Jepang jelas merupakan sulih suara yang kami pilih untuk memaksimalkan pengalaman bermain. Kami berharap suatu saat nanti, game Shinchan bisa memiliki sulih suara berbahasa Indonesia seperti game Spongebob Squarepants beberapa waktu lalu. Rasanya pasti akan sangat menyenangkan sekali apabila kita bisa kembali mendengar suara Ony Syahrial dalam mengekspresikan tingkah laku Shinchan.
Value
Shin chan: Shiro and the Coal Town menawarkan pengalaman yang familiar dan baru di saat yang bersamaan. Anda yang sudah pernah memainkan game pertamanya, akan bisa lebih mudah beradaptasi dengan kontrolnya. Namun, apabila Anda baru mulai bermain dari seri kedua ini, tidak perlu khawatir karena developer tetap memberikan sesi tutorial yang singkat dan mudah dimengerti. Dan satu hal yang cukup kami syukuri adalah adanya perbaikan kontrol yang kini terasa jauh lebih responsif dan presisi.
Anak-anak mungkin akan suka memainkan ini, tapi yang jelas mereka bukan target audiens utamanya karena ini bukanlah game sederhana yang bisa diselesaikan hanya dengan menekan-nekan tombol secara asal. Dibutuhkan pemahaman setidaknya selevel anak SMP dengan Bahasa Inggris yang cukup baik karena ada banyak teks yang harus dibaca selama permainan.
Anda akan seringkali diminta untuk menyelesaikan suatu objektif yang tidak bisa dibilang sederhana seperti mendapatkan serangga atau ikan jenis tertentu, memasak suatu menu spesifik, menuju titik objektif yang diminta dan lain sebagainya. Jenis misi yang meminta untuk mengumpulkan item terkadang terasa melelahkan karena item yang tersebar di area muncul secara acak dan tidak menentu.
Conclusions
Shin chan: Shiro and the Coal Town bukan hanya sekedar game yang ringan dan santai, tetapi juga sangat menyegarkan dan menghibur. Sebagai sebuah game yang diadaptasi serial anime, ini adalah game yang fantastis karena ia tetap setia dengan semua sumber materi yang ada dan tetap menjaga ciri khas humornya yang selalu mengundang tawa.
Seri kedua ini menawarkan banyak pengalaman baru dengan ruang lingkup yang lebih besar, baik dari sisi permainan, pemandangan dan cerita. Selain itu, gaya presentasi visualnya yang atraktif dan audionya yang menghangatkan jiwa membuat para penggemar Shinchan serasa kembali ke rumah.
+ Game adaptasi anime yang fantastis
+ Cerita yang membuat penasaran
+ Objektif yang lebih terarah
+ Transisi area terasa mulus
+ Mekanisme permainan yang solid
+ Perbaikan kontrol menjadi lebih responsif
+ Tidak ada batasan hari seperti prekuelnya
+ Ciri khas humor yang tetap terjaga
+ Dua lokasi sebagai taman bermain Shinchan
+ Hadirnya Kakek, Nenek dan Paman Shinchan
+ Suasana pedesaan Akita yang asri
+ Visualisasi yang mendekati anime
+ Pemandangan alam yang indah
+ Musik syahdu penenang hati
+ Sulih suara Jepang tidak perlu diragukan lagi
+ Tersedia subtitle berbahasa Inggris
- Bukan game yang mudah untuk anak-anak
- Durasi permainan kurang lebih sama dengan prekuelnya
- Mengumpulkan item acak terkadang melelahkan