Walaupun update terbaru serta trailer keduanya tak kunjung datang hingga saat ini, namun baru-baru ini jurnalis sekaligus informan kenamaan di industri game – Jason Schreier membagikan informasi menarik perihal GTA VI melalui artikelnya di Bloomberg.
Berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari orang dalam, dikatakan bahwa pengembangan GTA VI sendiri sudah dimulai satu dekade lalu, namun baru memasuki tahap full produksi setelah perilisan Red Dead Redemption 2 pada tahun 2018.
Proyek ini mengharuskan tim developer untuk bekerja lembur, dan menciptakan budaya crunch atau kerja melebihi waktu yang seharusnya. Rockstar sudah memecat beberapa eksekutif dalam rangka memperbaiki hal tersebut serta menjanjikan jadwal rilis yang lebih masuk akal.
Peretasan besar-besaran yang terjadi pada tahun 2022 lalu, menyebabkan Rockstar untuk membatasi kerja jarak jauh dan mengaharuskan tim developer untuk bekerja di kantor 5 hari seminggu, yang membuat para staf begitu kesal atas kejadian ini.
Perilisan GTA VI juga kabarnya sudah mengalami beberapa kali penundaan dari yang direncanakan Rockstar, dimana hal tersebut memang umum terjadi pada game-game garapan mereka, meskipun di depan publik Take-Two selaku induk perusahaan selalu menyangkalnya dan berdalih bahwa perilisannya sudah sesuai dengan rencana.
GTA VI akan memiliki mode Online dan menjual beberapa konten in-game untuk menghasilkan pendapatan dalam beberapa tahun kedepan.
Terakhir, Rockstar kabarnya telah meminta writer atau tim penulis cerita GTA VI untuk lebih “friendly” terhadap humornya yang mengarah pada kaum Transgender dan minoritas. Hal ini kemungkinan akan membuat kecewa para fans yang menyukai keberanian Rockstar dalam menyentil hal-hal berbau sensitif dalam bentuk humor di karya-karya mereka sebelumnya.
Meskipun demikian, informasi ini masih sebatas rumor yang kebenarannya belum tentu terjadi. Untuk kepastiannya kita nantikan saja kabar resminya dari Rockstar yang semoga saja segera mereka bagikan dalam waktu dekat ini.