[Review] FULL METAL SCHOOLGIRL

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Roguelike banyak diterapkan pada game-game indie karena dinilai lebih efisien untuk memperpanjang waktu permainan tanpa harus memperbanyak konten.

Baru-baru ini, D3 Publisher yang selama ini meracik game Earth Defense Force, mencoba peruntungannya dengan menciptakan game bergaya anime yang menerapkan konsep Roguelike dengan judul FULL METAL SCHOOLGIRL. 

Seperti apa gamenya?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

Pada tahun 2089, Federasi Serikat Jepang menjadi pusat kekuatan industri, sekaligus salah satu negara terdepan di dunia dalam hal lembur. Di masa depan yang memuakkan ini, ekonomi sedang berkembang pesat dan bekerja 24 jam sehari dianggap sebagai kebajikan. Inti dari industri, ekonomi, dan sistem sosial negara ini dikendalikan oleh satu perusahaan raksasa bernama “Meternal Jobz”.

Ryoko Arahabaki, siswi SMA kelas 2 yang ceria yang seluruh tubuhnya telah berubah menjadi cyborg. Dia pun membobol kantor perusahaan Meternal Jobz untuk membalas kematian ayahnya. Ini adalah kisah balas dendam seorang gadis mesin yang mengamuk di gedung pencakar langit.

Ditemani oleh sahabatnya Akemi, mampukah Ryoko memenuhi misi balas dendamnya?

Temukan jawabannya dengan memainkan FULL METAL SCHOOLGIRL!

Gameplay

FULL METAL SCHOOLGIRL adalah sebuah game Action Third-person Shooter yang dipadukan dengan konsep Roguelike. Dalam game ini, Anda bisa memilih untuk berperan sebagai Ryoko atau Akemi. Karakter yang tidak Anda pilih, diceritakan akan menghilang di menara dengan keberadaannya yang tidak diketahui.

Game ini punya premis dan tujuan yang cukup sederhana. Tujuan Anda adalah mencapai puncak tertinggi sebuah gedung pencakar langit yang berisi 100 lantai. Namun, di tiap lantainya terdapat musuh-musuh robot zombie yang siap menerkammu. Saat mengalahkan musuh, Anda akan mendapatkan sejumlah uang dan material yang bisa digunakan untuk meningkatkan dan memperkuat diri. Setiap petualangan juga akan mengubah tata letak menara dan penempatan musuh. Inilah aspek roguelike dari game ini.

Mekanik pertarungannya juga cukup sederhana dan mudah dipahami. Anda bisa berlari cepat, menggunakan senjata jarak dekat, senjata jarak jauh, dan melancarkan serangan pamungkas yang disebut Punishment Moves. Datang dari tim pengembang yang sama dari Oneechanbara dan Earth Defense Force, game ini punya banyak kemiripan dengan dua seri tersebut. Developer menyuntikkan berbagai elemen dari kedua game tersebut ke dalam pertarungan dan pergerakannya.

Ketika karakter Anda mati dan harus kembali ke lantai awal, mereka akan bertemu dengan Professor Hakase yang siap membongkar pasang anggota tubuh karakter untuk meningkatkan kemampuannya. Di sinilah letak elemen Roguelite-nya, di mana sumber daya yang Anda dapatkan dari petualangan sebelumnya, bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan karakter sehingga mereka bisa jauh lebih kuat dalam petualangan selanjutnya.

Roguelike memang erat kaitannya dengan kata “repetitif”, jadi jika Anda bukan orang yang tahan dengan unsur pengulangan, awalan game ini akan menjadi bagian paling berat untuk dilewati. Namun, ketika Anda sudah berhasil membuka kemampuan baru atau sudah punya kunci elevator untuk memulai petualangan dari lantai tertentu, permainan baru akan semakin menarik.

Di luar pertempuran, ada satu mekanik unik yang diterapkan dalam game ini, yaitu Streaming System. Mengikuti perkembangan zaman dunia digital, petualangan Ryoko dan Akemi diceritakan sedang direkam untuk disiarkan secara langsung kepada penonton di seluruh dunia.

Nantinya, penonton-penonton livestreaming ini akan memberikan permintaan untuk dipenuhi, seperti membunuh musuh dengan senjata api atau lainnya. Permintaan ini bersifat opsional, tapi jika Anda berhasil memenuhi permintaan tersebut, maka Anda akan mendapatkan lebih banyak uang dan jumlah penonton pun akan semakin meningkat.

Presentation

Visual

Meskipun temanya yang dibawakan cukup kelam, namun secara visual game ini punya tampilan yang berwarna dan penuh estetika. Desain karakter utamanya, Ryoko dan Akemi, punya pesona waifu yang unik dan menarik. Berdasarkan versi PS5 yang kami mainkan, game ini punya performa yang mulus dan stabil meskipun banyak objek dan partikel yang berterbangan di layar permainan.

Oh iya, ada animasi kocak ketika Anda menyelesaikan satu lantai, di mana karakter Anda akan menutupi sebagian roknya agar tidak diintip oleh Anda. Namun, ketika animasi ini diulang secara terus menerus, ia akan terlihat menyebalkan.

Audio

Dari sisi audio, game ini punya kualitas musik yang cukup bagus, tetapi tidak banyak variasinya. Untungnya, penampilan akting suaranya diperankan dengan sangat baik. Selain bahasa Jepang, game ini bahkan juga punya sulih suara Bahasa Inggris sehingga bisa menjadi nilai tambah untuk penggemar di wilayah barat.

Value

Premisnya sederhana, gameplay-nya mudah dipahami dan loop antar petualangannya lumayan adiktif. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah game seperti ini sangat identik dengan kata “repetitif” sehingga Anda harus tahan dengan unsur pengulangan selama permainannya. Harganya memang lebih mahal dari game indie kebanyakan, tetapi masih jauh lebih murah apabila membandingkannya dengan game AAA.

Conclusions

FULL METAL SCHOOLGIRL punya potensi dan pondasi yang cukup kuat untuk menjadi game Action-shooter yang solid. Meskipun perpaduan dua genre ini sudah cukup banyak tersedia di pasaran, namun ia tetap punya daya tariknya tersendiri yang mmebuatnya lebih menonjol dari game sejenisnya. Elemen Roguelike-nya dikembangkan dalam arah yang benar sehingga Anda akan terus terpacu untuk mengulang permainan menuju puncak tertinggi.