Resident Evil Village
Capcom
Capcom
7 Mei 2021
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC, Stadia
Survival Horror
Dewasa
Blu-ray, Digital
25.875 GB
Rp 852.000 (Standard)
Rp 988.000 (Deluxe)
Di usianya yang telah menginjak 25 tahun, franchise Resident Evil telah berkembang pesat lebih dari sekedar sebuah video game. Berkat popularitas yang diraihnya, Capcom terus mempertahankan eksistensi Resident Evil untuk menggali segala potensi yang dimilikinya.
Pertama kali diumumkan pada program State of Play tahun lalu, RESIDENT EVIL VILLAGE membawa segudang harapan dan pertanyaan bagi penggemarnya. Dengan menunjuk kembali Ethan Winters sebagai protagonis utama, apakah seri ke-8 ini mampu mengukuhkan Resident Evil sebagai pionir genre horor?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Beberapa tahun setelah peristiwa tragis di Resident Evil 7, Ethan Winters memulai kembali kehidupannya yang damai bersama sang istri tercinta, Mia Winters. Ethan yang sudah melupakan masa lalunya yang kelam, tiba-tiba harus kembali bertemu dengan Chris Redfield, sang pahlawan dari seri Resident Evil sebelumnya.
Naas bagi Ethan, karena kehadiran Chris justru membawa mimpi buruk baru dalam kehidupannya. Ethan pun harus rela kehilangan istrinya yang ditembak mati di hadapannya. Tidak hanya itu saja, Chris juga menculik anaknya, Rose Winters. Ethan yang tidak terima dengan perlakuan Chris terhadap keluarganya, akhirnya beranjak menuju sebuah daerah pegunungan terpencil untuk mencari jawaban.
Misteri apa yang sebenarnya menyelimuti kehidupan Ethan Winters?
Mampukah ia mendapatkan penjelasan atas peristiwa yang dialaminya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Resident Evil Village!
Gameplay
Resident Evil Village merupakan sekuel langsung dari Resident Evil 7: Biohazard. Dengan hadirnya kembali Ethan Winters sebagai protagonis, maka Capcom juga kembali menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai perspektif gameplay-nya. Mode permainan dalam game ini terbagi menjadi dua, yaitu Story Mode yang menceritakan kisah Ethan lebih mendalam dan The Mercenaries yang mengizinkan Anda untuk menghabisi banyak musuh di berbagai area dalam batas waktu.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Story Mode
Sebelum memulai permainan, Anda akan diminta untuk memilih satu dari tiga tingkat kesulitan yang ada, yaitu Casual, Standard dan Hardcore. Untuk playthrough pertama, kami menyarankan Anda untuk memilih Casual atau Standard saja, karena Hardcore akan membuat Anda frustasi atas keterbatasan sumber daya dan musuh yang terlalu kuat. Tingkat kesulitan terakhir, Village of Shadows, baru akan terbuka setelah Anda menamatkan game ini minimal sekali.
Permainan dimulai dengan indah ketika Ethan membawa putrinya, Rose, yang tertidur setelah dibacakan buku cerita oleh istrinya, Mia. Setelah menaruh putrinya di tempat tidur, Ethan pun kembali menemui Mia untuk menghabiskan malam bersama. Sayangnya, kedamaian itu hanya berlangsung sementara karena tiba-tiba saja Chris datang mengusik kehidupan Ethan. Mia tertembak dan Rose pun dibawa pergi oleh Chris bersama pasukannya setelah membuat Ethan pingsan. Setelah siuman, Ethan terdampar di sebuah desa misterius di Eropa yang berisikan makhluk-makhluk mengerikan seperti Lycans, Vampire dan lain-lain. Misi utamanya adalah menemukan dan menyelamatkan putrinya, lalu kabur dari desa itu segera.
Seperti yang sudah kami jelaskan di atas, game ini kembali menggunakan perspektif First-person sebagai mekanisme permainannya. Dengan latar tempat yang baru, Anda akan dibawa untuk berpetualang di wilayah yang jauh lebih luas dari seri-seri sebelumnya.
Desa misterius ini berperan sebagai penghubung antara keempat markas dari para antagonis yang sudah diperkenalkan oleh Capcom sebelumnya, yaitu Lady Dimitrescu, Donna Beneviento, Salvatore Moreau dan Karl Heisenberg. Masing-masing markas mereka punya tema berbeda yang juga mempengaruhi jenis musuh yang akan Anda hadapi.
Capcom menyuntikkan satu kemampuan baru pada Ethan, yaitu bertahan. Dengan menahan tombol L1, Ethan akan menutupi wajahnya dengan tangan untuk meminimalisir kerusakan yang diterimanya. Selain menangkis, Anda juga bisa memukul mundur musuh dengan tombol L1 jika dirasa posisinya sudah terlalu dekat. Dengan begitu, Anda jadi punya waktu untuk Reload, mengganti senjata atau kabur.
Elemen puzzle juga masih menjadi daya tarik utama dalam game ini, di mana Anda akan dituntut untuk mencari solusi dari sebuah teka-teki, baik untuk membuka jalan demi melanjutkan cerita atau sekedar menemukan harta karun yang berharga. Bagi Anda yang punya sifat perfeksionis atau mengejar platinum trophy, akan ada banyak sekali collectible items yang bisa saja terlewat di tengah perjalanan. Maka dari itu, peta yang ada di dalam game ini memberikan indikator warna merah apabila dalam sebuah ruangan, masih tersisa item yang belum diambil. Jika sudah terambil semua, maka peta ruangan akan berubah warna menjadi biru.
Lupakan soal zombie yang berjalan lambat dan berintelejensi rendah dari seri RE di masa lalu, karena musuh-musuh dalam game ini jauh lebih cerdas, agresif dan mengerikan. Musuh kroco sekelas Lycans pun dapat bergerak dengan lincah untuk menghindari bidikan pistol. Sebagian besar dari monster yang ada, bisa melakukan aksi spesifik seperti berlari, memegang senjata hingga terbang di udara. Maka dari itu, sangat penting untuk menguasai fitur Guard agar Anda tahu kapan harus menyerang dan bertahan.
Tema desa yang dihadirkan dalam game ini, turut mengingatkan kami pada Resident Evil 4 yang fenomenal itu. Dan beberapa elemen dari RE 4 pun turut kembali hadir dalam game ini, dua di antaranya adalah Item Management dan Merchant yang kini disebut The Duke.
Anda bisa menyusun item yang dibawa Ethan dalam posisi horizontal atau vertikal agar bisa memuat barang lebih banyak. Untungnya, Item Management ini hanya berlaku untuk barang-barang konsumsi seperti senjata, amunisi dan obat-obatan saja. Sementara, item kunci akan berada dalam ruang yang berbeda sehingga Anda tidak perlu membuang item kunci seperti pada RE 2 Remake.
Selama permainan berlangsung, Anda akan kerap kali menemukan The Duke di berbagai tempat. Melalui dirinya, Anda bisa membeli amunisi, meng-upgrade senjata, menjual barang hingga memasak makanan untuk mendapatkan buff permanen bagi Ethan.
Posisi The Duke dalam game ini sebenarnya jauh lebih signifikan dari The Merchant di RE 4. Ia tidak hanya datang sebagai pedagang, namun juga mengambil berperan penting dalam cerita. Selain itu, keberadaannya yang begitu misterius, akan menyisakan banyak pertanyaan bagi para pemainnya.
Menikmatinya di PS5 mungkin akan menjadi pengalaman terbaik Anda dalam memainkan Resident Evil Village karena Capcom berhasil memanfaatkan fitur Adaptive Triggers dari kontroler DualSense yang membuat tombol pelatuk terasa kian imersif. Anda akan merasakan perbedaan berat senjata saat membidik musuh dan menarik pelatuk. Tombol L2 akan sangat ringan ketika Anda menggunakan pisau atau handgun, akan tetapi akan terasa agak berat ketika Anda menggunakan Shotgun, Rifle atau Grenade Launcher. Fitur ini sebenarnya bisa dinon-aktifkan apabila Anda tidak menyukainya, namun pengalaman terbaik justru akan Anda dapatkan jika mengaktifkan fitur Adaptive Triggers.
Sebagai game dengan sudut pandang First-person, Capcom juga telah menerima masukan dari para gamer untuk memperbaiki pergerakan kameranya karena pada Resident Evil 7 lalu, banyak gamer yang terkena motion-sickness saat memainkannya. Akhirnya, permintaan para gamer pun terwujud karena pergerakan kamera di game ini terasa jauh lebih baik dan sama sekali tidak membuat kami pusing.
The Mercenaries
Capcom kembali menghadirkan mode dari RE lawas yang menjadi favorit para gamer, yaitu The Mercenaries. Mode ini baru bisa Anda buka setelah menamatkan cerita Ethan minimal sekali. Seperti pada game-game sebelumnya, Anda akan dituntut untuk membunuh monster sebanyak-banyaknya dalam batas waktu tertentu demi meraih skor tertinggi. Setelah waktu habis, performa Anda akan dinilai menggunakan Ranking.
Total ada 8 Stage di mode Mercenaries yang harus Anda taklukkan. Selama permainan berlangsung, Anda bisa mendapatkan berbagai buff/upgrade yang bisa memperkuat karakter. Sayangnya, tidak seperti game sebelumnya yang mengizinkan Anda untuk memainkan berbagai varian karakter, di sini Anda hanya bisa menggunakan Ethan saja. Padahal akan lebih mengasyikkan apabila Anda bisa memainkan karakter lain seperti Chris Redfield, Mia Winters atau bahkan Lady Dimitrescu.
Presentation
Visual
Tahun 2017, Capcom memperkenalkan engine baru mereka yang bernama RE Engine pada game Resident Evil 7: Biohazard. Engine tersebut terbukti ringan dan berhasil menyajikan kualitas yang sangat hebat, baik dari sisi visual maupun performa. Dan setelah disempurnakan oleh beberapa game Capcom lainnya seperti Devil May Cry dan Monster Hunter, kini RE Engine telah berada dalam bentuk terbaiknya.
Kualitas visual Resident Evil Village benar-benar memukau. Keseriusan Capcom menggarap Resident Evil Village langsung terlihat dari desain dunia yang mereka bangun. Hampir seluruh sudut desa berikut markas para villain benar-benar tampak mewah, elegan sekaligus mencekam. Penataan cahaya yang begitu brilian berhasil membangun atmosfer yang mencekam dan misterius.
Audio
Salah satu aspek yang paling penting dari sebuah game horor adalah audio. Capcom begitu cerdas mengimplementasikan fitur 3D Audio yang akhirnya meningkatkan sensasi menegangkan selama permainan. Suara yang dihasilkan dari setiap sudut ruangan akan memberikan dampak yang signifikan dan memacu adrenalin Anda sampai batas maksimal. Suara langkah Dimitrescu, suara tertawa boneka Beneviento, raungan Moreau hingga gesekan mesin Heisenberg, berhasil membuat kami gelisah dan tidak tenang.
Value
Setiap gamer mungkin punya ekspektasi dan pandangan yang berbeda dalam menilai franchise Resident Evil. Ada yang penasaran dengan ceritanya tanpa peduli kualitas gameplay-nya, namun tidak jarang pula yang mengejar sensasi Survival Horror nya tanpa memahami konteks ceritanya secara utuh.
Resident Evil sejatinya bukanlah game berdurasi panjang untuk ditaklukkan. Akan tetapi, ia memang sengaja dirancang untuk bisa dimainkan berulang kali, agar pemain bisa mendapatkan sensasi yang berbeda pada petualangan kedua dan seterusnya.
Andai kata Resident Evil Village tidak datang dengan bundle Re:Verse pun, kami rasa semua gamer tetap rela membelinya dengan harga penuh karena kerja keras Capcom selama lima tahun terakhir ini selalu memuaskan dari segi kualitas.
Conclusions
Secara keseluruhan, kami sangat puas atas kinerja Capcom terhadap Resident Evil Village. Promosi dan trailer yang mereka gaungkan sejak tahun lalu, ternyata bukan isapan jempol belaka. Village menjadi salah satu game Resident Evil terbaik yang pernah kami mainkan. Ia memberikan pengalaman yang lengkap dengan porsi yang seimbang antara Drama, Action, Puzzle, Survival dan Horror. Tanpa Anda sadari, Capcom secara cerdas menyuntikkan beragam elemen dari RE 1-7 ke dalam game ini dan disajikan dengan cara yang elegan.
Bagi saya pribadi, kisah petualangan Ethan di game ini meninggalkan kesan yang cukup mendalam. Hal ini dikarenakan posisi saya di dunia nyata sangat mirip dengan Ethan, di mana saya juga mempunyai seorang istri dan anak yang masih bayi. Semua perasaan dan emosi Ethan di sepanjang permainan tersampaikan dengan sangat baik hingga saya turut bersimpati padanya.
Dengan kualitasnya yang luar biasa ini, kami berharap Resident Evil Village minimal bisa memenangkan satu kategori pada The Game Awards 2021 di akhir tahun nanti.
Beli Resident Evil Village di sini
+ Porsi yang seimbang antara Action, Puzzle, Survival dan Horror
+ Petualangan yang intens
+ Atmosfer desa yang mencekam
+ Kisah perjuangan seorang Ayah
+ Visualisasi yang megah
+ Performa yang stabil
+ Desain audio yang imersif
+ Pergerakan kamera yang jauh lebih baik
+ Antagonis luar biasa
+ Lady Dimitrescu dan anak-anaknya
+ Replay Value yang tinggi
- Durasi tiap antagonis tidak berimbang