Until Dawn
Ballistic Moon
PlayStation Studios
4 Oktober 2024
PS5, PC
Interactive Horror
Dewasa
Blu-ray, Digital
Rp 879.000
Dalam beberapa tahun terakhir, Sony cukup rajin untuk memporting IP-IP first-party mereka menuju PC yang sebelumnya hanya rilis di platform PlayStation. God of War, The Last of Us, Uncharted, Horizon, Ghost of Tsushima, Days Gone adalah contoh judul-judul yang kini sudah bisa Anda mainkan di luar platform PlayStation. Meskipun sudah cukup banyak, sebenarnya masih ada judul IP lainnya yang belum sempat mampir ke PC, salah satunya adalah Until Dawn, sebuah game horor interaktif yang pernah dirilis tahun 2015 lalu untuk PS4.
Untuk sebuah game yang belum cukup tua, Until Dawn rasanya memang belum pantas mendapatkan Remastered/Remake. Apalagi game originalnya dulu, menggunakan Decima Engine milik Guerrilla Games yang membuat tampilan visualnya masih relevan di tahun 2024 ini. Namun, karena Sony sudah berkomitmen untuk mendukung platform PC secara penuh, maka mereka ingin menyajikan IP first-party nya secara maksimal. Dengan pertimbangan itulah, akhirnya Until Dawn mendapatkan versi Remake yang dikembangkan oleh developer yang berbeda, yaitu Ballistic Moon.
Apa saja yang ditawarkan oleh Until Dawn versi Remake ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Game ini menceritakan tentang delapan orang sahabat, Samantha, Mike, Jessica, Matt, Ashley, Chris, Emily dan Josh, yang memutuskan untuk pergi ke pondok yang ada di tengah hutan, dalam rangka mengenang kembali dua sahabat mereka, Hannah dan Beth, yang hilang di tempat tersebut setahun yang lalu.
Kedelapan sahabat ini berkumpul atas undangan yang dikirimkan oleh Josh. Awalnya, semua terlihat baik-baik saja sampai akhirnya liburan ini berakhir menjadi mimpi buruk bagi kedelapan sahabat itu karena mereka diburu oleh seorang psikopat bertopeng badut yang selalu membawa senjata dan mengancam nyawa.
Apakah kedelapan orang sahabat ini berhasil bertahan hidup sampai fajar menyingsing?
Temukan jawabannya dengan memainkan Until Dawn!
Gameplay
Until Dawn adalah sebuah game horor interaktif yang melibatkan Anda dalam setiap pengambilan keputusan. Game ini bisa dibilang pelopor untuk game sejenisnya yang seperti The Quarry, The Dark Pictures Anthology hingga The Casting of Frank Stone.
Dalam game ini, Anda akan bermain sebagai delapan karakter berbeda sesuai dengan alur cerita yang sedang berlangsung. Mereka adalah Sam, Josh, Jessica, Mike, Ashley, Chris, Emily dan Matt, yang masing-masingnya punya kepribadian yang berbeda.
Total game ini terbagi atas 10 Chapter. Sepanjang cerita berjalan, akan ada sosok psikiater yang muncul di tengah-tengah transisi segmen cerita bernama Dr. Hill. Tugas beliau adalah menganalisis hasil pilihan-pilihan yang sudah Anda ambil dan menjelaskan konsekuensinya pada plot cerita. Meskipun sosoknya tidak terlibat langsung dalam cerita, namun kemunculannya menjadi hiburan tersendiri.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
The Characters
Karakter pertama yang menjadi sosok protagonis utama dalam game ini adalah Samantha atau biasa dipanggil Sam. Ia adalah sosok gadis yang punya sifat tekun, penuh pertimbangan dan pemberani. Si rambut pirang ini juga tidak menyukai kekerasan dan punya sifat yang hangat. Ia adalah tipe orang yang disukai banyak orang.
Selanjutnya ada Josh, saudara dari dua saudari kembar yang hilang setahun yang lalu, Beth & Hannah. Josh digambarkan sebagai sosok yang gigih, kreatif dan suka bersenang-senang. Walaupun sedikit usil dan jahil, Josh punya hubungan yang cukup dekat dengan Sam.
Selanjutnya ada Jessica, sosok gadis supel, mudah percaya, provokatif, sedikit binal dan bercita-cita ingin menjadi model. Ia tidak suka belajar dan lebih suka berpesta. Selain itu, ia juga sering memanfaatkan kecantikannya untuk keuntungan pribadi, hingga berhasil membuat pria idaman seperti Mike, rela mencampakkan Emily demi dirinya.
Mike adalah tipikal pemuda tampan khas Amerika yang punya rambut dan mata berwarna cokelat. Ia digambarkan sebagai orang yang cerdas, bersamangat, persuasif dan karismatik. Berkat segala kelebihannya itulah, Mike sangat populer di kalangan wanita. Dalam prolog, ia diceritakan masih berpacaran dengan Emily. Namun, setahun kemudian saat Chapter 1 dimulai, Mike justru sudah mencampakannya dan kini berkencan dengan Jessica.
Lalu, ada karakter bernama Ashley yang digambarkan sebagai sosok orang yang teoritis, punya rasa ingin tahu dan sedikit sensitif. Ia menyukai buku dan bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Diam-diam, Ashley menaruh hati pada Chris, tapi tidak berani mengungkapkannya duluan.
Karakter selanjutnya adalah Chris, sosok laki-laki geek yang punya sifat setia, protektif dan humoris. Dia sangat mencintai teknologi dan tidak suka jika berada di tempat yang di luar jangkauan koneksi internet. Chris juga menaruh perasaan terhadap Ashley, namun sayangnya ia belum pernah menyatakannya karena takut akan diejek oleh teman-temannya, terutama Josh.
Kemudian, ada Emily, mantan pacar Mike yang digambarkan sebagai sosok gadis yang cerdas, banyak akal dan punya IPK sempurna 4.0. Sayangnya, ia punya mulut tajam yang bisa dengan cepat mencibir seseorang. Ia juga tidak suka apabila keinginannya tidak terpenuhi. Sifatnya agak sombong dan terlihat menyebalkan.
Terakhir ada Matt yang digambarkan sebagai sosok yang menyenangkan dan ramah. Sifatnya yang ramah membuatnya tampak sebagai orang baik dalam sekelompok remaja ini. Meskipun begitu, di sisi lain ia juga sedikit penakut dan mudah menyerah. Sifat inilah yang sering dimanfaatkan oleh pacarnya, Emily, untuk menekan dirinya.
The Butterfly Effect
Berbeda dengan game horor macam Resident Evil, Silent Hill atau Alan Wake, di sini Anda tidak akan mencari sumber daya seperti peluru, amunisi, item pemulih atau harus menyelesaikan puzzle untuk memajukan cerita. Tugas Anda adalah memenuhi objektif yang ditampilkan layar sambil memilih berbagai keputusan yang nantinya menentukan nasib para karakternya dari pilihan yang tersedia.
Intinya adalah bagaimana caranya Anda bisa menyelamatkan ke delapan karakter ini sampai fajar menyingsing dari segala marabahaya yang mengancam nyawa. Bahkan, terkadang Anda perlu hanya diam saja tanpa memilih opsi yang muncul sampai waktu habis.
Until Dawn adalah game pertama yang menerapkan mekanik The Butterfly Effect pada tahun 2015 silam. Meskipun sudah sembilan tahun berlalu, mekanik ini terbilang masih tetap menarik karena ia dapat memberikan dampak pada peristiwa di masa depan dari pilihan sekecil apapun yang Anda tentukan, seperti hubungan antar karakter hingga hidup matinya para karakter.
Apa yang bisa membuat Anda merasa takut dan ngeri saat memainkan game ini bukan karena karakter Anda tidak bersenjata, minim sumber daya atau terjebak berada dalam kegelapan, tetapi karena ketidaktahuan Anda tentang apa yang sedang dihadapi para karakternya sampai terungkap di paruh akhir cerita. Oleh karena itulah, game ini sering kali menakuti-nakuti Anda lewat jumpscares yang jumlahnya cukup banyak di awal hingga pertengahan permainan.
New Controls
Berbeda dengan versi originalnya yang menggunakan kamera fixed, kini Anda diberi kebebasan untuk mengendalikan kamera di banyak tempat sehingga Anda bisa melihat lebih banyak tempat yang sebelumnya tidak terjangkau. Dengan begitu, pencarian totem pun bisa lebih mudah.
Sesi Quick Time Event (QTE) masih tetap dihadirkan pada saat karakter Anda sedang berlari menghindari bahaya atau sejenisnya. Lalu, tipe kontrol “Don’t Move” juga kembali diterapkan, di mana Anda tidak boleh menggerakkan kontroler terlalu banyak untuk mempertahankan posisi karakter yang sedang bersembunyi dan sejenisnya.
Dulu, ketika Anda harus memilih satu dari dua opsi jawaban, Anda harus memilihnya menggunakan arah kiri dan kanan. Namun versi Remake ini, mengubahnya dengan cara baru, yaitu dengan menekan tombol pelatuk, L2 dan R2. Hal ini dimaksudkan agar developer bisa mengimplementasikan fitur Adaptive Triggers saat memilih, sehingga ada beban getaran saat Anda menekan tombolnya, bisa menambah ketegangan Anda.
Presentation
Visual
Versi Remake ini mengganti Decima Engine yang digunakan pada versi originalnya, menjadi Unreal Engine 5. Secara visual, game ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari versi originalnya sembilan tahun lalu, terutama dari model karakter yang jauh lebih mendetail serta teknik pencahayaan yang kini lebih dapat kesan horornya. Sudut pandang baru yang lebih dekat, juga membuat kita mendapatkan perspektif yang berbeda dari versi originalnya.
Sayangnya, Ballistic Moon hanya sedikit melakukan motion-capture ulang untuk beberapa adegan baru yang tidak ada dalam versi originalnya. Selebihnya, mereka masih menggunakan animasi lama dari Supermassive Games dulu sehingga terlihat sekali pergerakan animasi karakternya masih agak kaku. Bahkan, ekspresi wajah karakternya agak terlihat aneh dari apa yang kami ingat sebelumnya.
Tapi, kabar yang lebih buruk dari daur ulang motion-capture lama adalah performanya yang justru menurun ke angka 30 fps saja. Bahkan, di angka tersebut pun, performanya masih tidak konsisten dan sering terjadi penurunan di beberapa tempat. Padahal, versi originalnya bisa berjalan di angka 60 fps jika Anda mainkan lewat Backward Compatiblity di PS5.
Audio
Desain suara dalam game ini mengalami beberapa perubahan positif dan negatif. Perubahan positifnya adalah efek suara yang kini terdengar lebih mencekam untuk mendukung atmosfer horor. Tapi di sisi lain, hilangnya banyak soundtrack dari versi original menjadi perubahan yang negatif, sehingga kami kehilangan rasa nostalgia yang dulu pernah kami rasakan sembilan tahun lalu. Sementara itu, sulih suara para karakternya masih terdengar sama dengan versi originalnya. Sepertinya, Ballistic Moon menggunakan aset suara lama milik Supermassive Games dulu dan tidak merekam ulang untuk versi remake ini.
Value
Jika posisi Anda adalah seorang gamer yang belum pernah menyentuh versi originalnya sama sekali, Until Dawn versi Remake ini mungkin akan terlihat sangat menarik bagi Anda karena ia masih menjadi salah satu game horor yang patut Anda cicipi. Terlepas dari tema ceritanya yang cukup umum dan sering Anda temukan pada film-film kelas B, namun warisan dari Supermassive Games ini memang masih sangat menarik dan sayang jika dilewatkan.
Namun, apabila Anda datang sebagai orang yang sudah pernah memainkan versi originalnya di PS4 dulu, sebenarnya tidak ada urgensi apapun untuk memainkan ulang game ini di PS5 atau PC. Selain plot ceritanya yang memang sama persis, fitur-fitur baru yang ditawarkan pun tidak sebegitu menjualnya untuk Anda bayarkan dengan harga penuh. Apalagi performanya yang lebih inferior dari versi original, kami sarankan Anda untuk menunggu sampai mendapatkan update terkini atau sampai harganya mendapatkan diskon.
Conclusions
Until Dawn versi remake sebenarnya bukanlah game yang buruk, hanya saja kita masih belum membutuhkannya saat ini, mengingat usianya sendiri belum genap satu dekade dan belum terhitung sebagai game retro. Anda bahkan masih bisa membeli versi PS4-nya yang harganya jauh lebih murah dengan performa yang sudah ditingkatkan apabila memainkannya di PS5. Menurut kami, harganya terlalu tinggi untuk sebuah game dengan perubahan yang tidak terlalu signifikan dan menawarkan pengalaman yang tidak jauh berbeda dengan versi originalnya.
+ Plot ceritanya masih sama dan tetap menarik
+ Warisan Supermassive Games masih terasa
+ Masih menjadi game horor yang harus Anda coba
+ Kebebasan pengendalian kamera
+ Peningkatan kualitas model karakter
+ Pembaharuan teknik pencahayaan
+ Sudut pandang kamera baru
+ Ada adegan baru yang tidak ada dari versi original
- Harganya masih terlalu mahal
- Menawarkan pengalaman yang hampir sama
- Motion-capture daur ulang
- Ekspresi wajah masih terlihat aneh
- Soundtrack aslinya banyak yang diubah
- Inkonsistensi framerate