[Review] Hirogami

Seperti yang kita ketahui bersama, negeri sakura punya seni melipat kertas yang dikenal dengan nama Origami. Melalui seni ini, Anda bisa memanfaatkan selembar kertas untuk dilipat hingga menjadi suatu bentuk, entah itu hewan, tumbuhan atau objek lainnya.

Sebagai salah satu publisher game raksasa, Bandai Namco tentu saja punya banyak cabang studio yang tersebar di seluruh penjuru dunia, salah satunya terletak di negara tetangga kita, Singapore. Bermodalkan budaya dari negeri asalnya, Bandai Namco menciptakan sebuah game yang menggunakan visual ala origami yang berjudul Hirogami.

Seperti apa game ciptaan studio dari negara tetangga kita ini?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

Cerita dalam game ini masih menggunakan formula klasik tentang “menyelamatkan dunia” yang terhitung klise. Protagonis dalam game ini adalah Hiro, seorang (atau sebuah) ahli seni melipat kertas origami yang berwujud seperti seorang manusia. Hiro sedang berada dalam upaya menyelamatkan dunia origami dari penjajah diital yang telah mencuri kekuatannya. Untuk mendapatkan kembali kemampuan berubah wujudnya, ia harus melawan musuh-musuh yang menghadang.

Mampukah Hiro mendapatkan kembali kekuatannya?

Temukan jawabannya dengan memainkan Hirogami!

Gameplay

Hirogami adalah game platformer 3D yang dikembangkan oleh Bandai Namco Studios yang berbasis di Singapura dan Malaysia. Awalnya, game ini hanya direncanakan untuk rilis di PC saja, namun akhirnya PS5 juga menjadi salah satu platform yang mendapatkannya.

Dalam game ini, Anda akan berperan sebagai Hiro, seorang (atau sebuah) ahli seni melipat kertas origami yang berwujud seperti seekor rubah. Hiro sedang berada dalam upaya menyelamatkan dunia origami dari penjajah diital yang telah mencuri kekuatannya. Untuk mendapatkan kembali kemampuan berubah wujudnya, ia harus melawan musuh-musuh yang menghadang.

Di awal mungkin Anda akan merasa bahwa Hirogami hanyalah game platformer biasa dengan aksi generik yang sudah biasa Anda temui di game sejenisnya. Hiro bisa berlari, melompat, memukul dan aksi standar lainnya. Namun, apa yang membuat Hirogami unik dan berbeda dari game-game platformer pada umumnya?

Jawabannya adalah kemampuan Hiro untuk berubah wujud yang tetap berpegang teguh pada bentuk aslinya, yaitu origami. Jadi seiring berjalannya permainan, nantinya Hiro akan memperoleh kemampuan baru untuk berubah wujud seperti menjadi armadillo, katak atau kera. Saat berubah wujud tersebut, ia punya kemampuan khusus yang bisa digunakan untuk menunjang petualangannya.

Sebagai contoh, ketika berubah menjadi seekor armadillo, Anda bisa menggulungkan tubuh untuk menghancurkan kotak kardus sambil menghajar musuh, sementara itu jika Anda berubah menjadi seekor katak, maka Hiro bisa melompat jauh lebih tinggi untuk menggapai pijakan yang tidak tergapai oleh wujud biasa. Selain wujud hewan, Hiro juga bisa berubah wujud menjadi selembar kertas origami biasa yang membuatnya bisa terbang terbawa angin atau melewati celah sempit.

Sebenarnya, perubahan wujud ini adalah ide yang cukup segar dan inovatif, namun sayangnya ide ini tidak diimplementasi dengan baik sehingga potensinya terasa kurang maksimal. Kami sering sekali menemukan momen kikuk seperti saat berubah wujud yang membutuhkan kombinasi tombol R2 + Kotak/Segitiga/X/O sehingga membuat jalannya permainan tidak terasa mengalir dan terhenti sejenak. Aksi platformingnya juga masih terasa kaku dan tidak semulus game platformer modern lainnya seperti ASTRO BOT atau Crash Bandicoot 4.

Selain platforming, aksi pertarungan juga menjadi salah satu bagian penting dalam permainan yang mana sesi ini adalah bagian yang paling kami benci. Saat berada dalam wujud manusianya, Hiro bisa menyerang musuh menggunakan kipas, namun sebagian besar jenis musuh justru tidak mempan terhadap serangan kipas ini. Hal inilah yang membuat Anda harus berubah wujud menjadi Armadillo atau bentuk lainnya untuk melukai musuh tertentu.

Menurut kami, porsi pertarungan dalam game ini juga terlalu banyak sehingga bisa merusak ritme petualangan. Bahkan, beberapa di antaranya harus Anda selesaikan agar bisa membuka jalan ke area berikutnya. Padahal dalam game platformer, biasanya sesi pertarungan adalah sesi opsional yang sah-sah saja untuk dilewatkan.

Presentation

Visual

Salah satu daya tarik utama dari game ini tentu saja terletak pada presentasi visualnya, di mana dunia dan karakternya disajikan dalam bentuk lipatan kertas origami, terutama kerutan kertas halus dan efek yang menghidupkan dunianya. Hal ini membuat kami termotivasi untuk menjelajahi tiap sudut dunianya. Tidak hanya itu saja, pergerakan animasinya pun tampak seperti origami yang digerakkan oleh tangan manusia sehingga terasa begitu artistik.

Audio

Tak hanya sekedar indah dipandang, game ini juga menawarkan musik yang indah untuk didengar karena menghadirkan soundtrack ala musik Jepang yang bisa meningkatkan imersivitas Anda saat bermain. Satu-satunya kekurangannya dari sisi audio adalah absennya sulih suara, bahkan sekedar seruan karakter saat menyerang pun tidak ada. Padahal jika ditambahkan fitur tersebut, seharusnya bisa meningkatkan imersivitas saat percakapan maupun pertarungan.

Value

Mengingat durasi permainannya yang tidak terlalu panjang, Hirogami masih dibanderol dengan harga yang wajar, yaitu Rp 429.000. Game ini memang sengaja dirancang agar Anda memainkan level berulang-ulang untuk mengumpulkan collectibles yang terlewat karena item-item ini seringkali diletakkan dalam posisi yang tersembunyi. Ada pun misi-misi sampingan yang juga bisa Anda selesaikan yang kiranya terlalu sulit dilakukan di awal seperti menyelesaikan level tanpa terkena damage dan sejenisnya.

Conclusions

Hirogami sebenarnya punya banyak ide segar di atas kertas, tapi eksekusinya yang masih terasa setengah matang sehingga membuat game ini masih jauh dari kata “bagus” untuk ukuran game platformer modern. Visual dan audionya memang menjadi daya tarik tersendiri, akan tetapi kontrolnya yang terlalu rumit dan perubahan wujud yang kikuk, terkadang membuat kami frustasi selama memainkannya. Hal ini semakin diperburuk oleh sesi pertarungan yang tidak bisa dilewatkan yang memaksa kami untuk melakukan apa yang sebenarnya tidak kami inginkan.