Dead or Alive 6
Team Ninja
Koei Tecmo
1 Maret 2019
PS4, Xbox One, PC
Fighting
Dewasa
Blu-ray, Digital
28.2 GB
Rp 670.000
Sepak terjang Dead or Alive di industri video game memang terhitung fenomenal dan kontroversial. Hanya dengan mendengar namanya saja, para gamer bisa menduga seperti apa konten yang ditawarkan oleh Koei Tecmo. Tak pelak banyak pihak yang memandangnya sebelah mata tanpa menelusurinya lebih dalam. Stigma tersebut tersemat akibat eksploitasi konten yang cukup berlebihan sejak seri pertamanya dilepas ke pasaran. Namun, Team Ninja dan Koei Tecmo tak bisa terus bertahan di zona nyamannya. Demi bisa terjun ke ranah e-Sports yang kini semakin berkembang, mereka rela menurunkan tingkat sensualitas kontennya dan memperbaiki elemen gameplay yang diusung dalam seri terbaru, Dead or Alive 6. Mampukah mereka membuktikan janji-janji manisnya?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Setelah insiden yang terjadi di turnamen Dead or Alive 5, Kasumi, pewaris klan ninja legendaris Mugen Tenshin, memutuskan untuk pensiun dan tinggal diam-diam di sebuah desa pegunungan. Sementara itu, presiden DOATEC yang baru, Helena Douglas, terlibat dalam sebuah insiden baru yang melibatkan seorang ilmuwan jenius bernama NiCO, yang tengah menyusun rencana jahat. Kasumi pun menulis surat pada ibunya dengan penuh keraguan. Ia menyatakan bahwa tugasnya sebagai seorang ninja masih belum selesai.
Insiden apa yang sebenarnya tengah terjadi?
Mampukah Kasumi menghentikannya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Dead or Alive 6!
Gameplay
Setelah enam tahun konsisten menyuntikkan konten pada seri kelimanya dan telah dirilis di berbagai platform, akhirnya Team Ninja benar-benar beralih menuju angka enam untuk game fighting andalan mereka, Dead or Alive. Sudah menjadi rahasia umum bahwa serial ini menjual kemolekan ragawi karakter wanita sebagai nilai jual utamanya. Bahkan, mereka sengaja menciptakan engine khusus untuk memaksimalkan animasi pergerakan (maaf) payudara karakter wanitanya. Namun, pada seri keenam ini, Team Ninja dan Koei Tecmo mengklaim bahwa mereka akan lebih fokus mengembangkan mekanisme pertarungannya dan menurunkan tingkat konten sensual yang ada dalam game ini. Hal ini mereka lakukan semata-mata demi mengejar standar game fighting yang dipertandingkan dalam e-Sports sekaligus menghindari adanya pemotongan/sensor konten, seperti yang telah terjadi pada Dead or Alive Xtreme 3: Scarlet maupun Senran Kagura Burst Re:Newal.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
4-Way Holds
Selama ini, Dead or Alive berpegang teguh pada formula pertarungannya yang dikenal sebagai 3-Way Holds atau Triangle System, dimana ia terdiri dari tiga komponen aksi utama, yaitu Strikes, Hold dan Throw. Ketiga komponen tersebut bekerja untuk saling mengalahkan satu sama lain, layaknya pilihan dalam suit Jankenpon. Namun demikian, sistem inilah yang sering kali dirasa menyulitkan para pemula hingga enggan mencoba serial ini.
Maka dari itu, Team Ninja memasukkan komponen keempat yang disimbolkan dalam huruf S yang merupakan kependekan dari kata Special. Aksi keempat ini dialokasikan pada tombol punggung R1 untuk mempermudah pemain melancarkan serangan. Hanya dengan menekan tombol Special berulang kali, Anda bisa melancarkan kombo mematikan yang disebut Fatal Rush, layaknya seorang pemain profesional. Serangan ini ditandai dengan munculnya efek darah pada layar dan hanya bisa ditangkis oleh gerakan Break Hold. Dengan kata lain, sistem pertarungannya pun kini berevolusi menjadi 4-Way Holds.
Kepuasan yang hakiki bisa Anda dapatkan ketika berhasil menebak serangan lawan dan membalikkannya dengan jenis Hold tertentu. Hal inilah yang memberikan sensasi mendebarkan dalam setiap pertarungan. Kesempatan untuk membalikkan keadaan bisa muncul begitu saja di momen-momen krusial. Kunci kemenangan Anda terletak pada ketenangan dan kesigapan membaca serangan lawan.
Seri keenam ini memperkenalkan satu bar baru bernama Break Gauge yang berfungsi untuk melancarkan serangan spesial seperti game fighting pada umumnya. Bar berwarna biru ini terbagi atas dua bagian, dimana ia akan terisi ketika karakter Anda melakukan atau menerima serangan. Pada saat bar terisi 50%, karakter Anda bisa melakukan sebuah gerakan counter bernama Break Hold. Berbeda dengan jenis Hold biasa yang mengharuskan Anda menebak dengan tepat serangan atas, tengah atau bawah, jenis ini memberi kepastian 100% untuk membalas semua jenis serangan yang masuk tanpa melihat arah dan tujuannya. Untuk mengaktifkannya, Anda hanya perlu menekan tombol belakang ditambah tombol R1 (S). Break Hold merupakan satu-satunya jalan untuk menangkis serangan Fatal Rush. Jika berhasil melakukannya, latar belakang stage akan menggelap sementara dan ada efek slow-motion sebelum kembali ke tempo pertarungan semula.
Seperti halnya Tekken atau Soulcalibur, kini para petarung Dead or Alive juga dapat melancarkan serangan spesial bernama Break Blow, yang diperlihatkan dalam animasi sinematik dan menghasilkan daya rusak yang signifikan. Dengan mengonsumsi 100% Break Gauge, gerakan ini bisa dieksekusi melalui kombo Fatal Rush atau dengan menekan tombol arah maju bersamaan dengan tombol Special. Jika serangan ini berhasil masuk, sudut pandang kamera akan mendekat menyoroti lawan guna memperlihatkan efek dari serangan secara slow-motion, seperti pipi atau mulut yang bergetar hingga memar. Namun, ada perlakuan yang sedikit berbeda terhadap tiga karakter ber-image loli dalam game ini, sebut saja Marie Rose, Honoka dan NiCO. Khusus ketiga karakter ini, Team Ninja melakukan sensor tak kasat mata, di mana jika ketiga karakter ini terkena serangan Break Blow, sudut pandang kamera tidak mendekat seperti yang diterima karakter lainnya.
Story Mode
Mode cerita yang diperkenalkan pada seri kelimanya, kembali hadir dalam game ini. Masih menggunakan konsep serupa, Anda akan mengendalikan karakter sesuai skenario cerita yang telah terbagi atas chapter-chapter. Presentasi ceritanya sendiri divisualisasikan dengan gaya sinematik ala Mortal Kombat atau Injustice, namun tanpa adanya Quick Time Event (QTE). Timeline ceritanya sendiri sudah disusun secara sistematis yang membuat Anda lebih mudah mengakses atau memahaminya. Sayangnya, masih terdapat banyak plot hole dan pembagian ceritanya sendiri tidak berimbang, di mana ada beberapa karakter yang mendapat porsi cerita lebih banyak, sementara karakter lainnya hanya satu atau dua potong cerita saja.
DOA Quest
Demi meningkatkan kualitas konten single-player-nya, Team Ninja menambahkan satu mode tantangan bernama DOA Quest. Mode ini menyediakan beragam misi dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jenis objektifnya pun terbilang variatif dan tidak hanya berfokus mengalahkan lawan saja, seperti harus menghasilkan damage sebesar angka yang tertera dalam satu rangkaian kombo, melakukan gerakan tertentu atau harus menumbangkan lawan dalam batasan waktu. Dan jika Anda mengalami kesulitan saat menyelesaikannya, tersedia opsi tutorial yang akan mengajarkan Anda cara menyelesaikannya. Jika berhasil menyelesaikan seluruh misinya, akan ada hadiah yang pantas, seperti kostum, aksesoris atau poin. Nantinya, poin-poin tersebut bisa Anda gunakan untuk membeli pakaian baru secara offline. Menurut kami, penambahan mode ini menjadi angin segar bagi serial Dead or Alive. Karena selain meningkatkan replayability, ia juga bisa menjadi sarana pembelajaran bagi para pemula maupun veteran. Membuka kostum baru dengan cara seperti ini memberikan rasa kepuasan pada pemain daripada hanya sekedar membelinya dengan uang sungguhan di PlayStation Store / Xbox Store.
DOA Central
Di era modern ini, mode kustomisasi sudah lazim diterapkan dalam video game, termasuk genre fighting sekalipun. Mode sejenis ini sudah diterapkan pada serial Soulcalibur sejak era PS2 yang kemudian diikuti beberapa judul lainnya seperti Tekken, Injustice dan Mortal Kombat. Menyadari hal tersebut, Team Ninja menyuntikkan mode serupa yang mengizinkan para pemain melakukan kustomisasi terhadap penampilan karakter. Mode DOA Central menyuntikkan lima mode ekstra, yaitu Wardrobe, Database, Theater, Music dan Library. Selain Wardrobe, keempat mode lainnya berperan seperti ensiklopedia yang memberikan informasi mengenai semesta Dead or Alive itu sendiri.
Sedangkan, pada Wardrobe, Anda bisa memadupadankan kostum-kostum yang telah Anda dapatkan dengan gaya rambut serta aksesoris idaman untuk mempercantik tampilan karakter. Tersedia 7 slot untuk masing-masing karakter sebagai wadah kustomisasi pemain. Beberapa kostum bisa Anda buka melalui mode permainan dalam game, namun ada pula jenis kostum berbayar yang membutuhkan uang sungguhan untuk bisa dibuka melalui PlayStation Store/Xbox Store. Sebelum membeli kostum-kostum dalam game, Anda harus membukanya terlebih dahulu dengan mengumpulkan sumber daya bernama Pattern yang bisa Anda dapatkan dengan memainkan beragam mode seperti DOA Quest, Arcade, Time Attack atau Survival.
Presentation
Visual
Dead or Alive merupakan salah satu game fighting yang sangat memperhatikan keindahan visualnya. Hal ini mereka lakukan demi kepuasan para penggemar setianya. Dengan jumlah karakter wanita yang lebih mendominasi dari prianya, wajar bila mereka sengaja menciptakan teknologi breast physics untuk memberikan fan-service ekstra pada penggemarnya. Dari model karakternya sendiri, beberapa karakter kini terlihat lebih natural dan tak lagi tampak seperti boneka barbie. Dengan bentuk mata, hidung, mulut dan wajah yang lebih proporsional, serta animasi gerak dada yang tak lagi berlebihan, Team Ninja membuktikan diri bahwa Dead or Alive nilai jual di luar keindahan visualnya. Efek visual baru yang diimplementasikan pada game ini adalah kehancuran pakaian dan memar pada wajah akibat serangan Break Blow. Walaupun kehancurannya tidak semasif serial Soulcalibur, setidaknya ia memberikan warna baru dalam presentasinya. Karakter-karakter yang menggunakan properti seperti topeng, topi atau kacamata sangat mudah terlihat perbedaannya. Sementara, karakter lainnya hanya akan mengalami kerusakan di bagian pakaian seperti pusar atau celana. Dari variasi stage-nya sendiri, empat belas stage default yang tersedia tampak sangat baik. Didukung dengan lingkungan interaktif yang destruktif, pertarungan Dead or Alive menjadi semakin bombastis.
Audio
Dalam game fighting, soundtrack bisa menjadi identitas dari sebuah stage atau bahkan karakter tertentu yang bahkan mampu melintas berbagai generasi. Sayangnya, Team Ninja dan Koei Tecmo kurang memperhatikan aspek ini. Di setiap pertarungan Dead or Alive, suara yang mendominasi telinga Anda justru datang dari bunyi pukulan, tendangan dan bantingan. Efek-efek suara ini begitu menggelegar hingga tidak memberikan kesempatan bagi musik latarnya untuk unjuk gigi. Akan tetapi, kami mengapresiasi soundtrack game ini saat Anda berada pada menu, pemilihan karakter dan saat menunggu pertarungan online. Setidaknya, ketiga soundtrack tersebut masih bisa dinikmati dalam jangka panjang. Selain itu, ada pula mode Music yang mengizinkan Anda untuk mengubah soundtrack per karakter. Dari sisi sulih suara, Dead or Alive menyediakan dua opsi bahasa, Jepang dan Inggris. Untuk kualitas seiyuu Jepangnya, Anda tak perlu ragu akan kualitas para aktor dan aktrisnya yang mengisi perannya dengan baik. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi oleh kualitas sulih suara bahasa Inggrisnya yang terkesan datar dengan intonasi dialog yang tak sesuai suasana.
Value
Angka enam menobatkan Dead or Alive sebagai salah satu game fighting yang disegani dan layak disebut legenda. Walaupun genre fighting sendiri mulai tergerus oleh genre-genre baru lainnya, hal ini tak menyurutkan Team Ninja dan Koei Tecmo untuk terus menjaga eksistensi DOA. Mereka percaya bahwa game fighting masih punya penggemar setia di industri ini. Bahkan, mereka rela meminimalisir konten sensual sekaligus memperbaiki elemen gameplay-nya, agar bisa terjun ke ranah e-Sports. Satu-satunya yang menjadi kekurangan dari game ini adalah absennya mode Tag Team yang selama ini sudah menjadi ciri khasnya sejak seri kedua. Padahal, mode ini memberikan warna tersendiri, dimana Anda dapat melihat interaksi unik antar karakter, baik pada intro, pose kemenangan maupun jurus kombinasi seperti Kasumi & Ayane, Hitomi & Lei Fang, Tina & Bass dan lainnya. Padahal dengan penambahan mode baru seperti DOA Quest dan DOA Central, seharusnya seri keenam ini bisa menjadi game yang lebih sempurna.
Tak lagi menjalin kerjasama dengan pihak SEGA, membuat total roster awal yang tersedia sedikit meramping karena absennya empat karakter tamu Akira Yuki, Pai, Jacky dan Sarah Bryant. Selain itu, absennya dua karakter dari Ninja Gaiden, Rachel dan Momiji, semakin memperkecil jumlah karakter yang dapat Anda mainkan. Akan tetapi, dua pekan sebelum resmi dirilis, Koei Tecmo sudah memastikan kerjasama dengan publisher SNK masih terus berjalan yang membuat mereka berhak menghadirkan kembali salah satu karakter ikonik dari serial The King of Fighters, Mai Shiranui, plus satu karakter lainnya yang masih belum diumumkan. Kami menduga karakter kedua adalah Athena Asamiya, karena selain popularitasnya, usia karakter yang masih belia itu, sangat cocok untuk dilebur ke dalam semesta Dead or Alive.
Conclusions
Di luar daya tarik sensualitas karakter wanitanya, sesungguhnya Dead or Alive 6 merupakan game pertarungan yang sangat seru dengan tempo cepat dan visual yang memanjakan mata hingga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Kehadiran tombol Special membawa angin segar bagi para pemula yang sejak dulu kesulitan dalam eksekusi kombo. Padatnya konten single-player serta mode online yang memiliki performa sangat baik, cukup membuat game ini menjadi zat adiksi baru pada pemainnya. Tak hanya indah dipandang, Dead or Alive 6 juga membuktikan diri bahwa ia adalah seri game fighting yang punya ciri khas pada gameplay-nya.
+ Pertarungan ramah pemula
+ Mode tutorial lengkap
+ Visual fantastis
+ Story Mode tertata rapi
+ Penambahan fitur Break Gauge
+ DOA Quest dan Central tingkatkan motivasi
+ Tanpa transaksi mikro
+ Mode Online lancar
+ Dua opsi sulih suara
- Minimalisir konten sensual
- Absennya mode Tag Team