A Space for the Unbound
Mojiken Studios
Chorus Worldwide
Toge Productions
19 Januari 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Adventure
Remaja
Digital
728 MB
Rp 279.000 (PS4/PS5)
US$ 19.99 (Xbox/Switch)
Mojiken Studios dan Toge Productions bukanlah nama baru di kancah industri video game tanah air. Karya-karya mereka sebelumnya seperti Coffee Talk, When the Past was Around, Rising Hell dan lainnya, terbukti berhasil memikat gamer dalam negeri maupun mancanegara sampai memenangkan banyak penghargaan bergengsi dari berbagai ajang.
Berbekal pengalaman sebelumnya, Mojiken Studios dan Toge Productions kembali berkolaborasi untuk meracik sebuah game baru yang berfokus pada cerita yang mengangkat isu sosial dan menggabungkannya dengan elemen fantasi supranatural. Setelah melewati berbagai polemik di balik layar yang membuat rilis game ini tertunda, akhirnya karya terbaru mereka yang berjudul A Space for the Unbound, secara resmi bisa dirilis ke pasaran dengan berada di bawah payung publisher baru mereka, Chorus Worldwide.
Apakah judul baru ini bisa melampaui kesuksesan karya Mojiken dan Toge terdahulu?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Pada suatu hari di sebuah kota fiktif yang terletak di negara Indonesia bernama Loka, hiduplah seorang pemuda yang bernama Atma. Ia bersekolah di SMA Loka dan sedang berada di akhir masa sekolahnya sebelum beranjak ke perguruan tinggi. Atma adalah seorang pemuda yang baik hati dan sangat menyukai kucing. Namun, karena sifatnya yang pemalas dan tukang tidur di kelas, membuat dirinya kerap kali dimarahi oleh guru-guru di sekolahnya. Untungnya, Atma punya seorang kekasih yang setia dan menerima ia apa adanya. Gadis cantik nan cerdas itu bernama Raya.
Atma dan Raya sama sekali belum punya rencana tentang masa depan mereka setelah masa SMA usai. Mereka tidak suka ketika orang dewasa ikut mencampuri urusan mereka dalam menentukan apa yang ingin mereka lakukan. Oleh karena itu, mereka membuat daftar keinginan mereka sendiri yang akan mereka wujudkan. Untuk segera mewujudkan keinginannya, Raya bahkan tidak segan-segan mengajak Atma untuk membolos Bimbingan Minat, Bakat dan Karier yang ada di sekolahnya.
Apakah Atma dan Raya berhasil mewujudkan seluruh daftar keinginan mereka?
Temukan jawabannya dengan memainkan A Space for the Unbound!
Gameplay
A Space for the Unbound adalah game petualangan naratif berbasis side-scrolling yang di sebuah kota fiktif bernama Loka yang berlokasi di negara Indonesia. Game ini mengambil latar waktu sekitar tahun 1990-an, oleh karena itu teknologi, budaya dan bentuk bangunan rumahnya masih sangat kental dengan tahun tersebut.
Tokoh utama dalam game ini adalah seorang siswa SMA bernama Atma. Hobinya yang suka tidur di kelas membuat dirinya kerap kali bermimpi hal-hal aneh yang tidak masuk akal. Di awal permainan, Atma bermimpi bertemu dengan seorang anak bernama Nirmala yang suka membuat komik.
Atma dan Nirmala yang sudah membuat komik bersama, hendak menyelesaikan ceritanya menjelang bab terakhir. Nirmala adalah anak perempuan yang kabur dari rumah karena tidak tahan dengan kondisi keluarganya yang carut marut. Ia bersembunyi di dalam kereta yang sudah tidak terpakai dan membuat komik di sana.
Pertemuan dengan Nirmala ini bisa dibilang sebagai prolog sekaligus tutorial yang mengajarkan mekanisme permainan seperti bergerak, berlari dan berinteraksi dengan subjek maupun objek sekitar. Namun, ada satu aksi khusus yang menjadi ciri khas game ini, yaitu Spacedive. Aksi ini mengizinkan Atma untuk masuk ke dunia alam bawah sadar seseorang saat muncul bunga di atas kepalanya. Selama melakukan Spacedive, nantinya Atma bisa melakukan suatu hal yang berimplikasi pada kehidupan nyata seperti mengubah pandangan, membuat target tertidur, menyelamatkan nyawa dan lain sebagainya.
Atma memang digambarkan sebagai anak remaja yang cuek dan pemalas. Namun, sebenarnya ia punya hati yang baik, banyak akal dan cerdik dalam bertindak. Selain itu, Atma juga seorang pecinta kucing yang tidak segan untuk mengelus mereka saat bertemu di pinggir jalan.
Gameplay-nya sendiri sebenarnya cukup sederhana dan linear. Anda hanya perlu berjalan ke kiri dan ke kanan, mengikuti misi objektif yang telah tertera dalam buku, berbicara dengan warga sekitar untuk mencari petunjuk hingga mencari item kunci yang dibutuhkan untuk menyelesaikan misi. Namun, yang membuat kami jatuh cinta dengan game ini adalah alur ceritanya yang benar-benar enak untuk diikuti. Kami benar-benar dibawa menyelami keseharian Atma dan Raya seakan-akan berada di tengah-tengah mereka.
Sepanjang permainan, Anda akan sering kali digoda oleh barang-barang yang sebelumnya mungkin tidak berguna, tetapi menjadi berguna untuk misi di kemudian hari. Hal inilah yang memaksa Anda untuk mengingat kembali apa yang sudah pernah Anda lewati atau temukan di area sebelumnya. Dan di momen-momen tertentu, terkadang Anda akan menemukan mini-game yang menambah variasi permainan.
Yang membuat game ini sangat menarik adalah adanya unsur-unsur khas Indonesia yang pastinya sering kita jumpai di wilayah tempat tinggal kita seperti pos hansip, toko kelontong, portal komplek dan tenda kawinan. Semuanya digambarkan secara mendetail sehingga membuat kita terasa lebih dekat dengannya. Pun demikian dengan plesetan nama produk yang cukup familiar di telinga kita seperti Teh Sotto, Koala Kola, Pigsy Cola, permen karet Yoman dan lain sebagainya. Sebagai generasi 90-an, jelas ini menjadi momen nostalgia tersendiri karena berhasil membuka memori indah dari masa lalu.
Tidak hanya itu saja, karakter NPC-nya juga digambarkan menggunakan steorotip warga lokal yang pastinya sering Anda temui seperti ibu-ibu penggosip, tukang bangunan, tukang cimol, penjual batu akik, anggota geng motor, preman sekolah, guru killer dan sejenisnya. Hal inilah yang sebelumnya tidak pernah kami temui pada game-game buatan Indonesia lainnya sehingga terasa begitu menyenangkan sekaligus menyegarkan.
Mengingat ini adalah game story-driven yang sangat kuat dalam penyampaian cerita, kami tidak bisa menceritakan terlalu jauh tentang apa yang dialami Atma dan Raya selanjutnya karena hal tersebut berpotensi menjadi spoiler yang bisa saja merusak pengalaman bermain Anda. Menurut kami, game ini bisa dimainkan oleh gamer kasual maupun veteran karena pada dasarnya, tingkat kesulitannya sendiri tidak terlalu susah.
Presentation
Visual
Dibangun di atas sebuah pondasi bernama Unity yang menjadi andalan para developer indie, game ini mengusung visual 2D bergaya Pixelated. Namun, ini bukan sembarang Pixelated karena Mojiken Studios berhasil meraciknya sedemikian rupa hingga menghasilkan visual yang cantik dan artistik. Tidak hanya enak dipandang, visualnya juga membangkitkan rasa nostalgia pemainnya, terutama jika Anda adalah generasi 90-an.
Setiap karakter, lingkungan maupun objeknya divisualisasikan sangat mendetail hingga tampak begitu hidup dan nyata, sebuah hal yang sangat jarang dilakukan oleh developer indie. Anda akan menemukan banyak detail menarik seperti mangkok ayam, poster film hits di depan bioskop, rumah ibadah seperti Masjid dan Gereja, dan masih banyak hal lainnya yang pantas untuk Anda eksplorasi.
Audio
Sebagai game naratif yang menitikberatkan pada cerita, sayangnya, seluruh percakapan dalam game ini belum disulihsuarakan oleh suara manusia, sehingga akan memaksa Anda untuk membaca semua teks yang muncul di layar permainan. Untungnya, aspek audionya sangat terbantu dengan alunan melodi yang menentramkan hati dan jiwa. Musik-musik indah nan syahdu ini adalah hasil gubahan komposer Masdito “Ittou” Bachtiar yang sebelumnya juga menangani musik dalam game When the Past Around. Penempatan setiap musik dan efek suara yang ada benar-benar terasa pas untuk menunjang atmosfer permainan, sehingga Anda tidak pernah merasa sepi pada momen apapun.
Value
Meskipun saat ini sudah banyak sekali game karya anak bangsa yang dirilis di platform modern seperti PlayStation, Xbox, Nintendo dan Steam, namun menurut kami A Space for the Unbound merupakan salah satu yang paling istimewa. Karena inilah game buatan Indonesia yang benar-benar mengangkat tema Indonesia, lengkap dengan berbagai kultur, budaya, karakter dan diterjemahkan secara penuh ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami berkali-kali dibuat tersenyum kecil oleh detail-detail yang tentu saja hanya bisa Anda temukan jika tinggal di Indonesia seperti tenda kawinan, ibu-ibu menyiram jalanan, penjual cilok, hansip yang sedang patroli, bapak-bapak yang baca koran di poskamling dan lain sebagainya. Dengan banyaknya referensi subjek maupun objek dari zaman tahun 1990-an, jelas para developer dari Mojiken Studios sudah melakukan riset secara mendalam atau bahkan pernah mengalaminya sendiri di zaman itu. Terlepas dari apakah Anda adalah gamer yang sempat merasakan era 90-an atau tidak, namun ini adalah game yang akan membuat hati Anda tersentuh oleh cerita maupun dunianya.
Conclusions
Jika Anda menyukai game seperti Coffee Talk dan When the Past was Around, A Space for the Unbound pasti akan dengan mudah memikat hati Anda. Memainkan game ini memberikan kami beragam pengalaman positif: menyenangkan, menenangkan, menyegarkan sekaligus mengharukan. Menyenangkan karena gameplay-nya bisa dinikmati dalam waktu santai dan tidak menuntut pemainnya untuk punya kemampuan khusus seperti memainkan game fighting atau Soulslike.
Menenangkan berkat alunan musik-musiknya yang begitu syahdu dalam menemani setiap perjalanan Anda bersama Atma dan Raya. Menyegarkan karena Mojiken Studios berani mengangkat tema Indonesia di era 90-an yang sangat relevan dengan kebanyakan gamer konsol/PC sekarang usianya sudah menginjak kepala 3. Dan terakhir adalah mengharukan karena ternyata game Indonesia pun bisa menyajikan alur cerita yang begitu dramatis sekelas film layar lebar.
Tidak berlebihan rasanya jika A Space for the Unbound menjadi karya anak bangsa yang patut kita banggakan. Kami ingin agar lebih banyak pemain yang merasakan petualangan Atma dan Raya secara langsung karena memang kualitasnya sebagus itu. Hanya dengan merogoh kocek seharga yang Rp 279.000, Anda akan mendapatkan sebuah game lokal dengan kualitas Internasional. Kami berharap game ini bisa masuk salah satu nominasi di ajang penghargaan The Game Awards 2023 akhir tahun nanti.
+ Mengangkat tema Indonesia
+ Karakter berstereotip khas Indonesia
+ Penuh dengan budaya, kultur dan adat Indonesia
+ Berlatarkan di Indonesia
+ Mendukung Bahasa Indonesia
+ Cerita yang sangat menyentuh
+ Alur yang enak diikuti
+ Gameplay sederhana tapi adiktif
+ Visual Pixelated yang cantik dan detail
+ Alunan musik syahdu
+ Harga relatif murah
- Sesi pertarungan menggunakan Mini-Game
- Tanpa sulih suara