AEW: Fight Forever
Yuke's
THQ Nordic
29 Juni 2023
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Sports, Wrestling
Dewasa
Blu-ray, Cartridge, Digital
17 GB
Rp 829.000 (Standard)
Rp 1.129.000 (Elite)
All Elite Wrestling atau biasa disingkat dengan nama AEW, adalah sebuah promotor gulat profesional yang baru didirikan pada tahun 2019 dan berbasis di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat. Nama ini mungkin masih terdengar asing, khususnya untuk orang-orang Indonesia. Namun, dengan dana tak terbatas yang dimiliki oleh sang pemilik, Tony Khan, banyak pegulat-pegulat dari promotor tetangga yang tergiur untuk bergabung ke AEW.
Dalam waktu singkat, AEW berhasil merekrut nama-nama besar yang mungkin sudah Anda kenal sebelumnya seperti Kenny Omega, Chris Jericho, Matt Hardy, Jeff Hardy, Christian hingga CM Punk. Namun, di sisi lain, mereka juga tidak lupa untuk menciptakan bintang binaan mereka sendiri contohnya seperti MJF, Darby Allin dan Jade Cargill.
Sebagai salah satu pecinta video game, Kenny Omega punya ambisi untuk menciptakan game AEW sesuai idealismenya. Dengan menggandeng developer Yuke’s dan publisher THQ Nordic yang punya sejarah panjang dengan game gulat, akhirnya ambisi tersebut terwujud. Setelah sempat mengalami penundaan satu tahun, kini video game gulat yang diadaptasi dari AEW akhirnya tiba.
Apakah AEW: Fight Forever bisa menjadi rival yang seimbang untuk WWE 2K?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Gameplay
Selama hampir 15 tahun terakhir, kita hanya disuguhi oleh satu franchise game gulat yang dirilis tahunan, yaitu WWE. Monopoli semacam ini jelas memiliki dampak buruk pada perkembangan game yang menjadikannya minim inovasi. Seingat kami, terakhir kali ada game gulat yang bisa menjadi rival WWE adalah TNA Impact! (2008) yang dirilis di era PS3 dan Xbox 360.
Setelah pisah jalan dengan 2K, akhirnya Yuke’s kembali lagi ke pelukan THQ Nordic yang dulu membesarkan namanya di era 2000-an. Mereka akhirnya menggarap video game pertama untuk AEW yang diberi judul Fight Forever. Sejak awal THQ Nordic dan Yuke’s mengatakan bahwa gameplay AEW: Fight Forever tidak akan berfokus pada sisi simulasi seperti game WWE, melainkan lebih ke sisi Arcade agar lebih mudah dimainkan oleh gamer awam sekalipun. Mereka terinspirasi oleh judul yang pernah mereka kembangkan di masa lalu dan sukses mencuri perhatian gamer, yaitu WWF No Mercy (2000) dan WWE SmackDown: Here Comes The Pain! (2003).
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Modes
Seperti game gulat virtual pada umumnya, AEW: Fight Forever menyediakan beberapa pilihan mode permainan yang terbagi atas enam kategori, yaitu Exhibition, Online, Custom, Road to Elite, Challenges dan Shop. Pilihan Match untuk menu Exhibition sendiri tidak terlalu banyak. Ada 1-on-1 Match dengan beberapa peraturan berbeda seperti Normal, Lights Out, Falls Count Anywhere, kemudian 2-on-2 atau Tag Team Match, 3-Way dan 4-Way.
Selain tipe match normal, ada juga tiga tipe match lainnya yang menggunakan gimmick berbeda seperti Casino Battle Royale yang serupa dengan Royal Rumble, lalu Ladder Match yang menyediakan tangga sebagai senjata dan terakhir yang paling unik adalah Exploding Barbed Wire Death Match. Mengapa tipe match terakhir kami katakan paling unik? Karena dalam match tersebut, selain tali ring yang diubah menjadi kawat, ring tempat Anda bergulat juga bisa meledak dalam tempo waktu yang telah ditentukan.
Kemudian ada Online Match yang mengizinkan Anda untuk bergulat dengan pemain lain secara online. Dalam mode Custom, Anda bisa mengkustomisasi beberapa aspek seperti Wrestler, Arena, Move-set, Entrance hingga Team. Tersedia juga mode Challenge, di mana Anda bisa melihat daftar tantangan yang bisa Anda selesaikan secara harian, seperti mengalahkan lawan dengan karakter spesifik dan sejenisnya. Jika berhasil menyelesaikan tantangan, biasanya Anda akan mendapatkan hadiah berupa uang virtual, yang bisa digunakan untuk membeli berbagai item di menu Shop.
Tidak hanya mode bebas seperti Exhibition, game ini juga menyediakan sejenis mode cerita atau karir dalam game olahraga bernama Road to Elite. Jadi singkat, Anda akan memilih satu pegulat favorit Anda yang akan Anda mainkan dalam mode ini. Lalu, pegulat itu akan meniti karirnya menuju empat PPV terbesar AEW, yaitu Double or Nothing, Full Gear, Revolution dan All Out.
Untuk menuju PPV tersebut, Anda harus melewati empat pekan tayangan mingguan seperti AEW Dynamite dan Rampage. Dalam satu pekannya, Anda diberikan empat Turn yang sebagai batas aktivitas pegulat tersebut sebelum ia tampil bergulat di acara AEW. Anda sebenarnya bisa saja untuk langsung bergulat tanpa memikirkan Turn tersebut, namun alangkah baiknya jika Anda memanfaatkan Turn tersebut untuk melakukan aktivitas sampingan seperti olahraga, makan, jalan-jalan, konferensi pers, Talk Show di TV dan lain sebagainya untuk meningkatkan atribut karakter.
Di sela-sela pertandingan, terkadang ada selipan cerita yang biasanya memperlihatkan pegulat pilihan Anda dengan calon lawan atau teman. Menurut kami, penyajian ceritanya dalam mode ini terasa agak hambar karena tidak diperkuat dengan plot dan alur yang baik. Anda bisa tiba-tiba saja ditantang oleh lawan Anda tanpa alasan yang jelas. Lalu, karakter Anda tiba-tiba bisa saja mendapatkan Championship Match tanpa melewati kualifikasi atau turnamen terlebih dahulu. Hal inilah yang membuat kami cukup malas memperhatikan ceritanya dan langsung fokus saja ke pertandingan-pertandingan yang akan datang.
Roster
Daya tarik dari sebuah game gulat, tentu terlihat dari daftar pegulat yang hadir untuk bisa Anda mainkan. Anda tentu akan enggan memainkan gamenya jika karakter-karakter yang tersedia tidak familiar atau Anda kenal sebelumnya.
Untuk Anda yang sempat menonton tayangan gulat di era 1990an akhir hingga era 2000an, mungkin bisa sedikit bernafas lega karena masih ada nama-nama yang mungkin Anda kenal di sini seperti Chris Jericho, Matt Hardy, Jeff Hardy, Sting, Christian Cage, Kenny Omega dan CM Punk. Sementara, untuk Anda yang mengikuti tayangan AEW secara rutin, nama-nama bintang mereka seperti MJF, Jon Moxley, Adam Cole, Bryan Danielson, Hikaru Shida, Dr. Britt Baker, D.M.D. hingga Jade Cargill juga ikut memeriahkan roster game ini.
Mundur dari jadwal rilisnya selama hampir satu tahun terakhir, hal ini tentu sangat berimbas pada roster yang dihadirkan. Para penggemar AEW pastinya sangat paham bahwa hampir setiap minggunya Tony Khan memperkenalkan para pegulat elit baru yang bergabung ke AEW. Kami sempat mengecek situs resmi AEW di mana tercatat bahwa total roster AEW saat review game ini ditulis di bulan Juni 2023 sudah mencapai lebih dari 150 orang. Angka ini kami dapatkan dari akumulasi antara roster pria dan wanita.
Sayangnya, ketika kami melihat jumlah roster yang ada di game ini, jumlahnya cukup mengecewakan. THQ Nordic dan Yuke’s hanya bisa menghadirkan sepertiga dari total roster AEW saat ini. Nama-nama pegulat yang menurut kami cukup penting untuk dihadirkan justru malah absen dalam game ini. Sebut saja, Toni Storm yang merupakan AEW Women’s World Champion saat inu, lalu Samoa Joe, Claudio Castagnoli dan Saraya. Bahkan, AEW World Tag Team Champions Cash Wheeler dan Dax Harwood pun sampai harus dijadikan karakter DLC berbayar yang dirilis kemudian hari. Jadi, bisa dibilang, roster untuk game ini terasa sedikit outdated, imbas dari pemunduran jadwal rilisnya selama satu tahun terakhir.
Controls & Mechanics
Saat pertama kali mencicipinya, kami sempat kaget dengan skema kontrol yang ditawarkan karena kami sudah terbiasa dengan kontrol WWE 2K23, jadi kami butuh adaptasi terlebih dahulu untuk membiasakan diri dengan skema kontrolnya. Terdapat dua tombol serang yang dibagi atas pukulan dan tendangan. Dengan mengombinasikan dua tombol tersebut, Anda bisa menciptakan rangkaian kombo yang cukup variatif. Bahkan, Anda juga bisa mengombinasikannya dengan tombol arah untuk menghadirkan animasi serangan yang berbeda.
Untuk membanting lawan, Anda harus melakukan grapple terlebih dahulu dengan tombol X. Anda bisa menekannya sekali atau menahannya untuk variasi Strong Grapple. Setelah tercengkram, barulah Anda bisa melanjutkannya dengan tombol serangan atau grapple untuk membanting lawan. Untuk melempar lawan atau Irish Whip, Anda bisa langsung menekan tombol R2 atau menekan tombol lingkaran saat sedang melakukan Grapple.
Untuk gerakan-gerakan akrobatik seperti Springboard, menurut kami di sini agar merepotkan untuk dilakukan karena Anda harus menekan dua tombol secara bersamaan seperti kotak + X atau segitiga + O ketika posisinya sudah tepat. Tentu saja tidak semua pegulat bisa melakukan hal tersebut, hanya mereka yang bertipe High-Flyer saja yang bisa melakukannya.
Dari sisi menyerang, kami tidak terlalu mengalami kendala. Keluhan terbesar kami justru datang dari sistem Reversal yang menurut kami sudah kuno dan ketinggalan zaman. Ketika WWE 2K sudah menerapkan sistem Reversal satu tombol, baik untuk bantingan, pukulan, tendangan dan lain sebagainya, game ini justru masih membagi tombol Reversal / Counter menjadi dua tombol berbeda, yaitu L1 dan R1. Hal inilah yang membuat kami kerap kali salah menekan tombol saat ada serangan masuk yang akhirnya berakibat kekalahan.
Menurut kami, ini adalah pondasi yang fatal untuk sebuah game Arcade, karena pada dasarnya gaya Arcade seharusnya bisa menyederhanakan input tombol agar pemain lebih nyaman dalam bermain. Bahkan, game-game fighting terbaru seperti Street Fighter 6 dan The King of Fighters XV yang terkenal dengan kerumitannya saja, sudah menyediakan skema kontrol modern yang mempermudah pemain kasual.
Di luar skema kontrolnya yang sedikit aneh dan tidak biasa, mekanisme permainan game ini sebenarnya cukup solid. Di luar tipe match yang Anda pilih, karakter Anda punya satu parameter warna-warni bernama Momentum. Parameter ini bukanlah Health Bar yang akan terkuras ketika Anda terus menerus terkena serangan, melainkan parameter yang menentukan seberapa agresif Anda dalam pertandingan.
Ketika Anda berhasil menyerang terus menerus, maka Momentum akan terisi, kemudian muncullah tulisan Signature yang menandakan bahwa Anda bisa mengeluarkan Signature Move dari karakter tersebut. Dengan menggerakkan analog kanan pada situasi yang tepat, Anda bisa melancarkan Signature Move. Namun, untuk bisa melancarkan Special Move, Anda tidak harus melancarkan Signature Move terlebih dahulu, melainkan melakukan Taunt untuk mengubah tulisan Signature menjadi Special. Sayangnya, bar Special ini hanya berlangsung beberapa saat saja karena jika Anda tidak menggunakannya dalam batas waktu tertentu, maka bar Momentum akan kembali kosong.
Mini Games
Ketika mekanisme gulatnya terlihat biasa saja dan masih banyak yang harus diperbaiki, Mini Games justru menjadi penyelamat game ini dengan berbagai variasi permainannya yang menyenangkan. Ya, selain bergulat, Anda juga bisa memainkan beragam jenis Mini Game yang seru nan kocak, mulai dari berjoget, mengumpulkan chip, baseball, bermain kartu, menjawab kuis, mencari perbedaan hingga melempar bom. Dengan memainkan Mini Games, Anda juga bisa mendulang uang virtual dengan cepat daripada memainkan mode gulatnya yang memakan waktu.
Presentation
Visual
Bicara soal presentasi visual, ada banyak sekali yang harus kami kritik dalam game ini. Pertama, dari gaya visualnya yang menurut kami terasa kurang untuk ukuran game yang rilis di tahun 2023. Ketika game WWE berusaha keras menampilkan presentasi visual serealistis mungkin, AEW: Fight Forever justru berjalan sebaliknya dan punya haluannya sendiri. Gaya visual yang digunakan game ini cenderung ke arah kartun atau karikatur yang membuat bentuk tubuh karakternya tidak proporsional dengan pegulat aslinya.
Kedua, pada saat pemilihan karakter dan Versus Screen, game ini masih menggunakan render karakter 3D dan bukan potret karakter aslinya. Padahal render potret asli karakternya muncul saat layar loading bergulir. Sebagai game pertama dari AEW, seharusnya ini bisa menjadi media utama yang memperkenalkan para pegulat AEW agar gamer lebih familiar dan bisa tertarik untuk menonton tayangannya setelah memainkan gamenya.
Ketiga, animasi saat Entrance benar-benar seadanya. Anda hanya bisa melihat para pegulat keluar dari backstage, kemudian bergaya sebentar di Entrance Stage dan selesai. Ya, tidak ada animasi berjalan di ramp atau saat mereka masuk menuju ring, kemudian bergaya sambil mendengarkan hiruk pikuk dari penonton. Hal ini jelas mengurangi nilai presentasi sang pegulat karena Entrance adalah salah satu ciri khas yang sangat menarik dalam sebuah petunjukan gulat profesional.
Terakhir adalah animasi pergerakan karakter masih banyak yang terlihat kaku dan kikuk, salah satunya adalah animasi berlari. Karakter Anda hanya bisa berlari lurus ke satu arah tanpa bisa dibelokkan ke arah yang Anda inginkan. Jika game ini rilis di era PS2, mungkin kami bisa memakluminya namun mengingat game ini dirilis di era PS5 dan Xbox Series X, hal ini jelas cukup memalukan.
Audio
Untuk sebuah game gulat, AEW: Fight Forever sebenarnya sudah sangat baik menghadirkan aspek audionya. Entrance song para pegulat ditampilkan sebagaimana mestinya, efek-efek suara seperti pyro, riuh penonton maupun suara erangan para pegulat selama pertandingan sudah memberikan pengalaman yang imersif.
Sayangnya, ia punya satu kekurangan yang menurut kami sangat fatal, yaitu absennya suara komentator selama pertandingan berlangsung. Padahal AEW punya komentator legendaris Jim Ross dan Taz yang suaranya sudah sangat khas di telinga para penikmat gulat. Anda justru hanya bisa mendengarkan suara Jim Ross pada saat penjelasan tutorial saja.
Value
Sebagai promotor gulat baru, AEW jelas punya potensi untuk bersaing, tidak hanya dalam tayangan televisi, tetapi juga di industri video game. Tanpa adanya keterbatasan peraturan dan dana dari sang pemilik, seharusnya game AEW bisa lebih dahsyat dari yang kami duga. Bahkan, mereka punya kelebihan yang tidak dimiliki rivalnya, yaitu mempertemukan pegulat pria dan wanita di atas ring yang sama.
AEW juga membebaskan penggunaan senjata maupun ledakan sehingga bisa tercipta tipe-tipe match penuh kegilaan seperti halnya Exploding Barbed Wire Death Match. Sayangnya, segala potensi yang dimiliki AEW rasanya belum dimaksimalkan oleh THQ Nordic dan Yuke’s. Mereka harus puas menjadi game gulat nomor dua saat ini karena sepertinya mereka masih bereksperimen bagaimana menentukan formula dan arah yang tepat untuk game AEW.
Conclusions
Sebagai pecinta game gulat virtual sejak era PS1, kami cukup senang ketika ada nama-nama baru yang muncul sebagai pesaing WWE. Hal ini semata-mata demi persaingan sehat agar kualitas game gulat tidak stagnan di satu titik nyaman saja. Kami masih ingat, saat ada game-game gulat alternatif selain WWE seperti ECW, TNA. Bahkan, dulu sempat ada game Celebrity Deathmatch dan The Simpsons Wrestling yang cukup menghibur.
AEW: Fight Forever jelas tampil mengecewakan dan masih jauh dari harapan kami untuk sebuah game gulat yang ideal. Rasanya Yuke’s telah kehilangan sentuhannya sebagai developer spesialis game gulat. Pemunduran jadwal selama satu tahun ternyata tidak membuahkan hasil yang sepadan. Roster yang outdate, gameplay yang kaku, kontrol yang sulit, animasi yang kikuk, mode Road to Elite yang membosankan, tidak ada suara komentator hingga presentasi visual yang pas-pasan membuat game ini belum pantas menjadi rival game WWE 2K.
+ Pegulat pria dan wanita bisa saling bertarung
+ Nama-nama pegulat yang cukup familiar
+ Challenge menambah motivasi bermain
+ Tipe match yang unik penuh kegilaan
+ Mini Games yang variatif dan seru
+ Layar loading informatif
+ Efek suara ledakan keren
+ Riuh penonton cukup hidup
- Roster kadaluarsa
- Mode Road to Elite membosankan
- Model karakter tidak proporsional
- Maksimal hanya 4 pegulat dalam satu layar
- Kontrol yang sulit dikuasai
- Sistem Reversal masih dibagi atas dua tombol
- Entrance seadanya
- Animasi yang kikuk
- Penyajian cerita tidak menarik
- Tidak ada suara komentator
- Kustomisasi terbatas