The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak II
Nihon Falcom
NIS America
14 Februari 2025
PS4, PS5, Switch, PC
Action & Turn-based RPG
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
17 GB
US$59.99
Tahun 2025 bisa dibilang adalah tahun yang ambisius untuk developer Nihon Falcom. Tahun ini, mereka sudah merencanakan untuk merilis banyak judul game baru, baik untuk wilayah Jepang maupun barat.
Masih lekat dalam ingatan kami bahwa mereka baru saja merilis The Legend of Heroes: Trails through Daybreak di bulan Juli kemarin. Hanya berselang tujuh bulan saja, kita langsung mendapatkan sekuelnya yang sudah dilokalisasi ke dalam Bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan besar dalam metode lokalisasi game-game mereka, sehingga Anda tidak perlu menunggu terlalu lama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Apa saja yang ditawarkan dalam petualangan terbaru Van Arkride dan kawan-kawan?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Game ini mengambil latar waktu sekitar dua bulan setelah prekuelnya, tepatnya di tahun 1209 dalam kalender Septian. Ancaman yang ditimbulkan oleh Almata telah berlalu dan Calvard pun kembali damai, yang sayangnya hanya untuk sementara waktu, sampai unit CID Special Ops dibantai oleh penyerang tak dikenal.
Dengan pihak berwenang yang berupaya untuk mengendalikan situasi, pasukan kriminal ini mengambil kesempatan untuk melakukan operasi mereka. Di sisi lain, sang tokoh utama kita, Van Arkride, memulai penyelidikannya sendiri setelah diminta oleh pengunjung yang tak terduga, yang tak lain adalah Elaine Auclair.
Siapakah yang bertanggungjawab atas pembantaian ini?
Apa tujuan mereka sebenarnya?
Ikuti kisah petualangan terbaru Van Arkride dengan memainkan The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak!
Gameplay
The Legend of Heroes adalah sebuah franchise JRPG yang sudah cukup tua di industri video game. Franchise ini memiliki satu seri turunan bernama Trails yang terkenal dengan semesta dan ceritanya yang sangat kompleks. Melanjutkan cerita yang dibawakan The Legend of Heroes: Trails Through Daybreak yang menjadi pembuka arc cerita baru, Trails Through Daybreak II adalah lanjutan dari game pertamanya yang rilis bulan Juli tahun lalu.
Di layar judul, Anda akan dihadapkan pada layar judul yang menyediakan berbagai menu untuk memulai permainan dan pengaturan. Jika Anda memutuskan untuk memulai permainan, akan ada lima tingkat kesulitan yang bisa Anda pilih, mulai dari yang termudah dan hanya fokus di cerita saja seperti Very Easy dan Easy, kemudian ada tingkat Normal yang seimbang hingga tingkat kesulitan Hard dan Nightmare yang akan menyiksa Anda dalam sesi pertarungannya.
Saat memulai permainan, akan ada sedikit kilas balik untuk menyegarkan kembali ingatan pemain. Berbeda dengan seri pertama yang hanya kilas balik dalam bentuk teks cerita saja, di sini ia ditampilkan lebih atraktif karena dipresentasikan dalam bentuk video pendek yang meringkas seluruh kejadian dari game pertamanya. Namun, jika Anda ingin mendalami seluruh cerita, karakter dan semestanya, ada baiknya Anda memainkan game pertamanya terlebih dahulu sebelum terjun ke sini.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Adventure
Dalam game kedua ini, Anda masih akan mengendalikan Van Arkride sebagai tokoh utama. Sementara itu, ada dua tokoh lama yang kembali dari game Trails into Reverie dan mereka akan menjadi pusat cerita, yaitu Swin dan Nadia. Elaine yang di game pertama hanya menjadi karakter tidak permanen dalam party, kini juga langsung menjadi karakter party Anda sejak chapter pertama.
Masih seperti game pertamanya, Anda akan menjalani misi utama yang telah ditentukan oleh sistem, lalu bisa berkeliling kota untuk mencari misi sampingan hingga akhirnya bertarung melawan monster di dalam dungeon. Misi-misi ini biasanya ditandai dengan ikon berwarna yang ditandai pada peta seperti merah (Main Quest), biru (Side Quest) dan hijau (Sub Quest).
Jika Anda adalah tipe pemain yang perfeksionis dan ingin menyapu bersih semua misi, misi sampingan adalah prioritas utama Anda dan harus diselesaikan sebelum berlanjut ke misi utama. Mengapa? Karena ketika Anda memutuskan untuk melanjutkan cerita, ada kemungkinan karakter Anda akan berpindah ke tempat lain dan misi sampingan jadi kadaluarsa.
Tidak seperti game pertamanya yang mana Van dan kawan-kawan akan sering melakukan perjalanan auh menuju enam area di luar kota Edith, di sini cerita dan petualangan akan lebih berfokus pada kota Edith dan Anda hanya mengunjungi dua daerah lain saja selain Edith, di mana salah satunya merupakan lokasi yang sudah pernah Anda kunjungi di game pertamanya. Kendati demikian, kota Edith tetap punya beberapa area baru yang bisa Anda kunjungi seperti pusat perbelanjaan dan menara besar yang sudah muncul dari game pertamanya, tetapi belum bisa dikunjungi saat itu.
Chapter Select
Secara garis besar, seri kedua ini masih menggunakan formula yang serupa dari prekuelnya. di mana Anda akan memajukan cerita lewat sistem Chapter. Namun, di sini Falcom membawa kembali sistem pemilihan chapter yang pernah mereka terapkan pada game Trails into Reverie.
Pemilihan chapter ini memang akan memberikan perspektif yang berbeda, namun urutan mana yang akan Anda mainkan terlebih dahulu, tidak akan mempengaruhi apapun soal plotnya, karena setelah Anda menyelesaikan salah satu chapter tersebut, chapter yang tersisa akan otomatis dijalankan setelahnya.
The Märchen Garten
Penambahan fitur yang ditawarkan dalam seri kedua ini adalah Marchen Garten, sebuah dunia virtual yang bisa Anda jelajahi untuk mencari tahu siapa yang meretasnya dan apa yang berubah di dunia virtual akibat peretasan tersebut. Fitur ini bisa Anda akses hampir di setiap saat selama Anda berpetualang.
Meskipun sifatnya opsional, namun Anda tidak boleh melewatkan fitur ini karena ditempat inilah Anda membangun party dari semua karakter playable tanpa batasan, meskipun karakter yang bersangkutan sedang berada di tempat yang berbeda satu sama lain. Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat yang paling tepat untuk melakukan grinding sekaligus mendapatkan item-item langka serta sumber daya Shards.
Battle System
Seri kedua ini masih mengadopsi sistem pertarungan dari seri pertamanya kemarin, yang menggabungkan antara yaitu Command Battle dan Field Battle. Command Battle adalah sistem pertarungan Turn-based konvensional seperti game-game Trails sebelumnya, di mana Anda dapat memberikan perintah kepada karakter party Anda saat gilirannya tiba seperti menyerang, bertahan, menggunakan skill fisik (Crafts) atau sihir (Arts) hingga menggunakan item.
Command Battle mendapatkan satu fitur baru bernama EX Chains, yang bisa diaktifkan apabila telah memenuhi kondisi tertentu. Jika kondisi ini terpenuhi, maka karakter yang bersangkutan akan otomatis mengaktifkan EX Chain saat mereka melancarkan serangan Normal atau Craft, kemudian serangan berantai akan terjadi di antara anggota party yang sedang aktif untuk memberikan kerusakan yang lebih besar pada musuh.
Sementara itu Field Battle adalah sesi pertarungan sejenis Action Hack and Slash yang bisa Anda lakukan ketika bertemu musuh di dungeon dan langsung menekan tombol serang (X), kurang lebih rasanya seperti Anda bermain game Ys atau Tokyo Xanadu.
Kelebihan Field Battle adalah Anda bisa langsung membunuh musuh-musuh kroco tanpa harus menunggu giliran karena sistem ini bertindak layaknya Hack-and-Slash. Tiap karakter juga punya jenis serangan yang berbeda-beda, misalnya Van yang bisa menyerang jarak dekat, sementara Agnes atau Feri bisa menyerang musuh dari jarak yang jauh.
Memperbaiki kekurangan dari seri pertamanya, kini Field Battle punya lebih banyak opsi serangan, di mana Anda kini bisa melakukan Quick Arts untuk melancarkan serangan sihir dari jarak jauh sekalipun. Kemudian, ada juga fitur baru lain bernama Cross Charge, sebuah serangan khusus yang bisa Anda lakukan dengan cara menghindari serangan mushu terlebih dahulu untuk mendapatkan Perfect Dodge, kemudian beralih ke karakter lain di tengah pertempuran. Fitur ini membuat pertarungan Field Battle jadi lebih dinamis dan luwes.
Mini Games
Selain eksplorasi dan pertarungan sebagai sajian utama, game ini juga menyajikan beberapa mini-game sebagai aktivitas sampingan yang bisa Anda jalani selama permainan. Mini-game memancing dari seri pertamanya masih kembali hadir sebagai pilihan aktivitas. Yang terbaru adalah adalah permainan kartu kompetitif bernama Seven Hearts, di mana empat pemain akan saling bersaing untuk menguras poin lawan untuk memenangkan permainan.
Kartu-kartu ini mencakup kartu serangan dari empat elemen dasar seperti api, air, tanah dan angin. Ada juga kartu-kartu dengan efek spesial di masing-masing elemen tersebut. Awalnya memang sulit untuk beradaptasi dan memahami aturan mainnya, namun jika Anda sudah tenggelam di dalamnya, mungkin Anda bisa lupa waktu justru bisa mengabaikan misi utamanya. Sebenarnya ada satu mini-game lain, di mana Anda harus mengumpulkan balon menggunakan drone, namun menurut kami mini-game ini terkesan biasa saja dan mekanismenya cukup sederhana.
Presentation
Visual
Mengingat ini adalah game berkelanjutan dan jaraknya tidak terlalu jauh dari seri pertamanya, tampilan visualnya sendiri kurang lebih masih serupa dengan prekuelnya tanpa ada peningkatan yang signifikan. Game ini masih menggunakan aset-aset yang sama dari prekuelnya mulai dari model karakter, objek, lingkungan hingga efek-efek visual lainnya.
Tampilan antarmuka seperti menu, HUD dan teks-teksnya juga mendapat pembaharuan jadi lebih stylish dan tidak kaku lagi. Sajian cutscene kini juga terasa lebih dinamis berkat animasi karakter yang lebih kaya dari seri-seri sebelumnya, sehingga meskipun durasinya panjang, namun tetap nyaman untuk disaksikan. Dari sisi performa pun, game ini patut diacungi jempol karena di versi PS5 yang kami mainkan, tidak ada kendala apapun yang berpotensi merusak pengalaman bermain.
Audio
Bicara soal aspek audio, Nihon Falcom hampir tidak pernah gagal menyajikan soundtrack dalam setiap game garapannya. Desain audionya pun masih sama mengesankan seperti seri pertamanya. Soundtrack dalam game ini juga digarap dengan sangat luar biasa, mulai dari musik pembuka, musik saat eksplorasi, musik saat pertarungan hingga musik yang mengiringi setiap momen dalam cutscene cerita.
Dari sisi sulih suara, NIS America dan Nihon Falcom juga selalu berkomitmen untuk menghadirkan sulih suara berbahasa Inggris pada setiap game versi lokalisasinya. Kualitas sulih suara Bahasa Inggrisnya di sini benar-benar bagus dan layak diperhitungkan. Tapi, game ini masih membawa masalah serupa dari seri pertamanya, yaitu sulih suara yang tidak lengkap dalam satu sesi percakapan. Kadang ada waktu di mana lawan bicaranya disulihsuarakan, sementara Van hanya berbicara tanpa suara.
Value
Trails adalah sebuah seri game JRPG yang punya cerita berkelanjutan tiap serinya. Dengan semesta yang begitu luas dan cerita yang sangat panjang, tentu saja Anda harus meluangkan waktu ratusan jam agar menikmati seluruh serinya. Hal itu tentu saja cukup berat untuk gamer-gamer yang punya waktu sangat sedikit, apalagi mengingat game-game Trails terdahulu sudah tergolong uzur dari sisi teknis, mungkin saja membuat Anda enggan memainkannya.
Untuk memainkan game ini, jelas Anda wajib memainkan seri pertamanya yang rilis tahun lalu. Karena jika Anda memaksakan diri untuk langsung terjun ke seri kedua ini, dijamin Anda akan kebingungan dan kesulitan untuk mengikuti ceritanya. Selain itu, banyak mekanik lama dari seri pertamanya yang tidak dijelaskan lagi di sini, karena Nihon Falcom menganggap semua pemain seri keduanya sudah memainkan seri pertamanya.
Conclusions
The Legend of Heroes: Trails through Daybreak II adalah kelanjutan arc Calvard dengan beberapa penambahan fitur dan perbaikan dari seri pertamanya. Meskipun secara fitur dan teknis, ia mengalami perbaikan, namun kami kurang menyukai elemen time travel dalam plot ceritanya yang pada akhirnya jadi membingungkan. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, satu hal yang patut kami apresiasi dari Nihon Falcom adalah proses lokalisasi yang kini jauh lebih cepat dari seri-seri sebelumnya, di mana kini versi Bahasa Inggrisnya hanya terpaut satu game saja dari versi Jepangnya.
+ Cerita yang semakin gelap
+ Jajaran karakter baru yang solid
+ Kembalinya pemilihan chapter
+ Sistem pertarungan yang disempurnakan
+ Marchen Garten sebagai tempat grinding
+ Mini-game kartu yang adiktif
+ Kualitas visual yang tetap tajam
+ Soundtrack yang tetap fantastis
- Lokasi eksplorasi lebih sedikit dari sebelumnya
- Elemen time travel yang membingungkan
- Mini-game drone membosankan
- Wajib main game sebelumnya untuk mengerti konteks