Once Upon a Puppet
Flatter Than Earth
Daedalic Entertainment
23 April 2025
PS5, Xbox Series, PC
Puzzle-platformer
Remaja
Digital
Di tengah ramainya rilis game-game baru di akhir bulan April, developer Flatter Than Earth merilis game perdana mereka yang memiliki tema dunia teater fantasi dengan karakter-karakter boneka kayu berjudul Once Upon a Puppet. Dengan genre 2,5D platformer, kalian akan memasuki dunia yang memiliki tampilan visual yang indah di pandangan mata, namun terdapat faktor-faktor lain yang membuat game ini terasa kurang greget.
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Kisah Once Upon a Puppet berawal dengan karakter berbentuk tangan bernama Nieve (yang entah bagaimana memiliki gender perempuan), seorang penenun baju untuk sang Raja di dunia teater fantasi. Karena merasa tidak puas dengan hasil karya baju-bajunya, sang raja marah kepada Nieve dan membuang dia ke area pembuangan di bawah panggung teater, dimana Nieve bertemu dengan sebuah boneka bernama Drev. Terikat oleh sebuah benang sihir misterius, Nieve dan Drev menjadi satu kesatuan seperti boneka kayu yang dikendalikan oleh tangan bertali.

Dengan tujuan ingin melepas diri mereka masing-masing, Nieve dan Drev hendak mencari tahu hal apa yang menyebabkan raja mereka menjadi tamak dan menyebabkan banyak hal aneh yang terjadi di dunia bawah panggung, dan bertekad untuk menyelamatkan dunia panggung teater mereka.
Temukan keseruannya dengan memainkan Once Upon a Puppet!
Gameplay
Hal unik yang ditawarkan oleh Once Upon a Puppet adalah kalian mengendalikan Nieve dan Drev secara bersamaan saat bermain, dengan tombol L2 dan analog kiri digunakan untuk mengendalikan segala sesuatu yang memerlukan Drev, dan tombol R2 dan analog kanan berguna untuk mengendalikan Nieve. Untuk beberapa hal kalian akan diminta untuk menggerakkan sesuatu menggunakan kedua karakter secara bersamaan dalam memecahkan teka-teki atau saat melakukan platforming. Jika kalian pernah memainkan game Brothers – A Tale of Two Sons maka kalian akan cukup mengerti bagaimana cara kerja Nieve dan Drev, walau untuk game ini terasa lebih sederhana karena desain dunia game yang cukup linear seperti game genre platformer pada umumnya.
Seiring kisah game kalian akan mendapat berbagai macam kemampuan baru untuk membantu sang raja membetulkan kembali segala kesalahan yang telah dilakukannya, dan Drev juga akan memiliki berbagai macam pilihan kostum yang dapat dikenakan. Beberapa kostum tertentu terikat dengan kisah game karena Drev harus berperan sebagai beberapa karakter penting dalam game untuk menyelesaikan berbagai masalah, namun kostum lainnya hanya berfungsi sebagai item kosmetik yang harus kalian temukan sendiri.
Dunia Once Upon a Puppet dibagi menjadi 8 babak yang disebut sebagai panggung, dan tiap panggung akan memberikan kemampuan atau alat baru kepada Drev untuk dapat menyelesaikan berbagai macam rintangan, seperti double jump, slingshot, bow and arrow, mengikuti tema dan desain tiap panggung. Hal ini membuat permainan selalu terlihat baru setiap kalian memasuki panggung berikutnya. Namun karena tidak ada nya penanda atau informasi yang cukup jelas di dalam game, beberapa teka-teki terkadang terlihat membingungkan saat pertama kali menemukannya. Hal ini dikarenakan beberapa objek terlihat seperti 2 dimensi walau game ini dibuat dalam 3 dimensi, sehingga sering kali kalian akan salah arah saat sedang melompati rintangan, atau memindahkan objek tidak tepat karena sudut pandang kamera.
Beberapa kekurangan saat memainkan game ini adalah Nieve dan Drev tidak memiliki suara, hanya dialog berupa teks sepanjang permainan. Menurut saya jika mereka dan beberapa karakter utama lainnya memiliki voice over akan membuat nuansa game menjadi lebih menarik. Kekurangan lainnya adalah tiap panggung terasa terlalu panjang namun tidak memberikan kesan yang menarik setelah melewatinya. Kalian akan hanya ingin segera melewati tiap panggung dengan cepat-cepat untuk mengetahui progres kisah game.
Presentation
Visual
Desain dunia Once Upon a Puppet cukup unik dan indah jika kalian menyukai tema film-film animasi stop motion buatan Tim Burton, atau jika kalian pernah memainkan seri Little Nightmares sebelumnya. Latar belakang, area permainan tiap panggung beserta karakter-karakternya terlihat unik dengan bahan-bahan dari kayu, kain, tali benang, kaca mosaik dan lain-lain dengan tiap animasi gerakan yang disesuaikan.
Audio
Melengkapi tema dan desain game, musik latar belakang Once Upon a Puppet juga disesuaikan dengan nuansa seperti film-film dongeng dengan tema yang sedikit gelap, dikomposisi oleh Arkadiusz Reikowski yang karya-karya sebelumnya dapat kalian dengar di seri game Layers of Fear dan The Medium. Gerakan Drev saat berjalan atau melompat juga terdengar cukup khas dan disesuaikan dengan dunia game.
Value
Bagi para completionist, kalian dapat mengkoleksi berbagai macam kostum untuk Drev, beberapa alat panggung, dan melengkapi pecahan kaca-kaca lukisan mosaik yang tersebar secara rahasia di tiap panggung. Hal ini dapat kalian lakukan kapan saja dengan memilih panggung yang diinginkan di menu utama game.
Conclusions
Once Upon a Puppet memberikan petualangan indah bagi kalian yang ingin memainkan sebuah game platformer singkat dan sederhana dengan tema dunia dongeng di akhir pekan.
+ Desain dunia teater yang indah
+ Banyak item collectibles yang dapat dikumpulkan
+ Mekanisme kontrol 2 karakter secara langsung
- Tidak ada voice untuk Drev dan Nieve agar lebih immersive
- Story kurang menarik
- Kurang adanya guide atau penanda teka-teki